PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatanutama di negara-
negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggapsebagai gangguan yang
menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan
ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidak tepatan individu dalam berprilaku
yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat
pembangunan karena merekatidak produktif. (Hawari, 2001)Prevalensi gangguan waham
menetap di dunia sangat bervariasi, berdasarkan beberapa literatur, prevalensi gangguan
waham menetap pada pasienyang dirawat inap dilaporkan sebesar 0,5-0,9% dan pada
pasien yang dirawat jalan, berkisar antara 0,83-1,2%. Sementara, pada populasi dunia,
angka prevalensi dari gangguan ini mencapai 24-30 kasus dari 100.000 orang
(Ariawandkk, 2014). Sedangkan di Jawa Tengah sendiri menurut direktur RSJD
AminoGondohutomo Semarang dr. Sri Widyayati, Sppk, M.Kes mengatakan di
tahun2009 angka kejadian penderita gangguan jiwa di jawa tengah berkisar antara3300
orang sampai 9300 orang, angka kejadian ini merupakan penderita yangsudah
terdiagnosa. Pasien rawat inap yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid dan
gangguan psikotik dengan gejala curiga berlebihan, sikap eksentrik,ketakutan, murung,
bicara sendiri, galak dan bersikap bermusuhan. Gejala inimerupakan tanda dari
skizofrenia dengan perilaku waham sesuai dengan jeniswaham yang diyakininya (medical
record, 2010)Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa,
penghukuman diri, rasa tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta dambaan-
dambaan atau harapan yang tidak kunjung sampai, merupakan sumber dariwaham.
Waham dapat berkembang jika terjadi nafsu kemurkaan yang hebat,hinaan dan sakit hati
yang mendalam (Kartono, 1981)
1
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui :
a. Konsep teori pada waham.
b. Konsep asuhan keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian relitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkatintelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulusinternal dan eksternal melalui proses interaksi/informasi
secara akurat.Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankansecara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Lilik Makrifatul dkk, 2016). Keyakinan yang
salah yang secara kokoh dipertahankanwalaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan realitanormal.Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai
dengankenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis olehorang lain,
keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudahkehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan
bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau iamerasa sangat kuat dan sangat terkenal. hal
ini sesudah dengan penjelasanVarcarolis dalam fundamental of pshyatric mental health
nursing (2006 :39) : grandeur: think he or she powers and talents that are not possed or
issomeone fowerful or famous.
B. Klasifikasi Waham
3
agama secara berlebihan, menguasai dan
diucapkan berulang-ulang mengendalikan semua
teapi tidak sesuai dengan makhluk”
kenyataan.
Wahan curiga Keyakinan seseorang atau “saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang mau menghancurkan saya, karena
merugikan atau mencederai iri dengan kesuksesan saya”
dirinya, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa “saya menderita kanker”.
tubuh atau sebagian Padahal hasil pemeriksaan
tubuhnya terserang penyakit, lab tidak ada sel kanker pada
diucapkan berulang-ulang tubuhnya.
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa “ini saya berada di dalam
dirinya sudah meninggal kubur ya, semua yang ada
dunia. Diucapkan berulang- disini adalah roh-rohnya”.
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak yaitu :
4
a. Fase Lack of Huma need
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiapwaktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema wahamyang muncul sering berkaitan dengan
5
traumatik masa lalu atau kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang
hilang). Waham bersifatmenetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham yang dapat
menimbulkanancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinanreligiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar sertaada konsekuensi sosial
E. Manifestasi Klinis
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan primitif,
perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme,
sirkumtansial).
c. Fungsi emosi Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar,afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
e. Fungsi sosial kesepian. Isolasi sosial, menarik diri, dan harga dirirendah.
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak
ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedihdan ketakutan, gerakan tidak
terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan
bukan kenyataan,menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar,menjalankan keagmaan secara berlebihan.
6
a. Waham kebesaran
Contohnya : “saya ini tiitsan bung karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di
berbagai negara bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
b. Waham curiga
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
syurga”.
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu,diucapkan berulang kali
tetapi tidak sessuai kenyataan,menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
Contohnya : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh
saya banyak kotoran, tubuh saya telahmembusuk, tubuh saya menghilang.
e.Waham nihlistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal,diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada
didunia ini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia”
7
F. Pohon Masalah
Mengasingkan diri
Hygine kurang, muka
Resiko tinggi menciderai diri pucat,BB menurun
sendiri, orang lain,
lingkungan
ISOS
Defisit perawatan
G. Penatalaksanaan diri
8
Penanganan pasien dengan gangguan jiwa waham antara lain :
a. Psikofarmalogi
b. Litium Karbonat
a) Indikasi : Mengatasi episode waham dari gangguan bipolar. Gejala hilang dalam
jangka waktu 1-3 minggu setelah minum obat litium juga digunakan untuk
mencegah atau mengurangi intensitas seranganulang pasien bipolar dengan riwayat
mania.
b) Dosis : Untuk tablet atau kapsul immendiate rease biasanya diberikan 3 dan 4 kali
sehari, sedangkan tablet controlled release diberikan 2 kali sehari interval 12 jam.
Pemberian dosis litium harus dilakukanhati-hati dan individual, yakni berdasarkan
kadar dalam serum danrespon klinis. Untuk menukar bentuk tablet dari immediate
releasemaka diusahakan agar dosis total harian keduanya tetap sama.
c) Control jangka panjang : kadar serum litium yang diinginkan adalah0,6-1,2
mEq/L. dosis bervariasi per individu,tapi biasanya berkisar900mg-1200mg per hari
dalam dosis berbagi. Monitor dilakukansetiap bulan, pasien yang supersensitive
biasanya memperlihatkantanda toksik pada kadar serum dibawah 10mEq/Ld)
d) Efek Samping : Insiden dan keparahan efek samping tergantung padakadar litium
dalam serum. Adapun efek yang mungkin dijumpai pada awal terapi. Misalnya
tremor ringan pada tangan, poliuria nausea, danrasa haus. Efek ini mungkin saja
menetap selama pengobatan.
c. Haloperidola
a) Indikasi : Haloperidol efektif untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat pada
anak-anak yang sering membangkang an eksplosif.Haloperidol juga efektif untuk
pengobatan jangka pendek, pada anakyang hiperaktif juga melibatkan aktivitas
motorik berlebih disertaikelainan tingkah laku seperti : impulsive, sulit
memusatkan perhatian,agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.
b) DosisUntuk dewasa dosis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Gejala sedang : 0,5-2mg, 2 atau 3 kali sehari
2. Gejala berat : 3-5mg, 2 atau 3 kali seharic)
c) Efek samping :
9
1. Pada sistem saraf pusat akan menimbulkan gejala ekstrapiramidal, diskinesia
Tardif, distonia tardif, gelisah, cemas, perubahan pengaturan temperature tubuh,
agitasi, pusing.Depresi, lelah, sakit kepala, mengantuk, bingung, vertigo, kejang.
2. Pada kardiovaskular akan menyebabkan timbulnya
takikardi,hipertensi/hipotensi, kelainan EKG (gelombang T abnormaldengan
perpanjangan repolarisasi ventrikel), aritmia. Sedangkan pada hematologik :
Timbul leucopenia dan leukositosis ringan.Pada hati dapat menimbulkan
gangguan fungsi hati.
3. Pada kulit memungkinkan timbulnya makulopapular danakneiform, dermatitis
kontak, hiperpigmentasi alopesia. Padaendokrin dan metabolic antara lain
laktasi, pembesaran payudara,martalgia, gangguan haid, amenore, gangguan
seksual, nyeri payudara, hiponatremia. Pada saluran cerna :
Anoreksia,konstipasi, diare dan mual muntah. Mata : Penglihatan
kabur.Pernapasan : Spasme laring dan bronkus. Saluran genitourinaria :Retensi
urine
d. Penarikan Diri High Potensial
Selama seseorang mengalami waham. Dia cenderung menarikdiri dari pergaulan
dengan orang lain dan cenderung asyik dengan dunianya sendiri (khayalan dan
pikirannya sendiri). Oleh karena itu, salah satu penatalaksanaan pasien waham adalah
penarikan diri high potensial.Hal ini berarti penatalaksanaannya ditekankan pada gejala
dari waham itu sendiri, yaitu gejala penarikan diri yang berkaitan dengan kecanduan
morfin biasanya dialami sesaat sebelum waktu yang dijadwalkan berikutnya, penarikan
diri dari lingkungan sosial.
e. ECT Tipe Katatonik
Electro Convulsive Terapi (ECT) adalah sebuah prosedur dimana arus listrik melewati
otak untuk memicu kejang singkat. Hal ini tampaknya menyebabkan perubahan dalam
kimiawi otak yang dapat mengurangi gejala penyakit mental tertentu, seperti
skizofrenia katatonik. ECT bisamenjadi pilihan jika gejala yang parah atau jika obat-
obatan tidak membantu meredakan katatonik episode.
f. Psikoterapi
Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien waham,namun psikoterapi juga
penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk semua orang, terutama jika gejala
terlalu berat untuk terlibat dalam prosesterapi yang memerlukan komunikasi dua arah.
10
Yang termasuk dalam psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok, terapi
keluarga, terapi supportif.
I. Pengkajian
b. Alasan MasukTanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan kliendan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukankeluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yangdicapai.
Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernahmengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan,mengalami, penganiayaan fisik, seksual,
penolakan darilingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
d. Aspek Fisik
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur
tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kajifungsi organ kalau ada keluhan.
e. Aspek Psikososial
f. Konsep Diri.
a) Citra tubuh. Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif terhadap diri
sendiri.
d) Ideal diri
11
Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan sudah lama di RSJ.
e).Harga diri
Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan negatif terhadap
diri sendiri,hilangnya rasa percayadiri dan merasa gagal mencapai tujuan.
a. Hubungan Sosial
Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial yang tidak haramonis.
b. Spiritual. Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham agama
meyakini agamanya secara berlebihan.
a) Kegiatan Ibadah
Biasanya pada pasien dengan waham agama melakukan ibadah secara berlebihan.
i. Status Mental.
j. Penampilan Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan waham
yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang ustadz.
k. Pembicaraan
l. Aktivitas MotorikPada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang
berlebihan.
m. Alam Perasaan
Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orangakan melukai dan
mengancam membunuhnya.Pada wahamnihilistik merasa sedih karena meyakini
kalau dirinya sudah meninggal.
12
o. Isi Pikir
p. Proses Pikir
q. Tingkat Kesadaran
2. Diagnosa keperawatan
NOC:
Setelah dilakukan interaksi selama 1x24 jam, klien mengenal waham nya dengan
indicator/kriteria hasil :
NIC:
13
a. BHSP (prinsip komunikasi terapeutik dan pertahankan konsistensi).
d. Fokuskan diskusi pada perasaan klien (takut, marah, terganggu, dsb), bukan isi
wahamnya.
j. Dukung klien untuk menvalidasi keyakinan terhadap wahamnya dengan orang yang
dipercaya/petugas/perawat.
l. Berikan aktivitas rekreasi atau aktivitas yang membutuhkan perhatian dan keterampilan
diwaktu luang klien.
NOC:
Social Involvement
14
a. Klien mampu memperkenalkan dirinya dengan orang lain, berjabat tangan, memjawab
salam, ada kontak mata, dan meluangkan waktu untuk duduk berdampingan dengan orang
lain /perawat.
NIC:
a. BHSP (prinsip komunikasi teraputik, pertahankan sikap konsisten, terbuka, tepati janji, dan
hindari kesan negative.
e. Berikan kesempatan kepada klien untuk menceritakan perasaannya terkait dengan isolasi
dirinya
g. Dukung klien untuk jujur dan menunjukan identitas dirinya dengan orang lain
2. Manajemen Kestabilan Mood serta Perasaan Aman dan Nyaman (Mood Management)
c. Bantu klien mengidentifikasi perasaan yang mendasari keinginan klien untuk tidak
melakukan interaksi dengan orang lain.
d. Dorong klien untuk mengungkapkan hambatan dan kesulitan dalam berinteraksi dengan
orang lain.
15
e. Diskusikan dengan klien manfaat berinteraksi dengan orang lain.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian relitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi/informasi secara akurat.Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia
memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia
merasa sangat kuat dan sangat terkenal.
e.Fase Comforting
f.Fase Improving
3.2 Saran
17
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan asuhan yang lebih baik
sesuai dengan standar asuhan keperawatan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Abdul., & Abdul Muhit. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: pengantar
dan teori. Jakarta:Salemba Medika.
Azizah, Makrifatul, Lilik, Imam zainuri dan Amar Akbar. (2016). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa , Teori Dan Aplikasi Praktik Klinik.
Yogyakarta: Indomedia Pustaka
18