Anda di halaman 1dari 21

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah

Fakultas Keperawatan UNAND 2021

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG TUMOR GINJAL

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Medikal


Bedah”

OLEH:

Ernisah, S.Kep
NIM : 2041312070
Kelompok N

Dosen Pembimbing

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021

Ernisah, S.Kep
2041312070
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

1. KONSEP PENYAKIT
1.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ
berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu
untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke
kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.  Tumor Ginja
terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan
diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak
kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.

1.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor
resiko lainnya antara lain :
         Kegemukan
         Tekanan darah tinggi (hipertensi)
         Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga
pekerja yang terpapar oleh asbes)
         Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
         Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor
genetik.
         Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara
sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan
sel-sel di ginjal.

1.3 Patofisiologi

2
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini
pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.

Pathway:

3
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
1.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
a.       Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b.       Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c.        Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d.       Anemia
e.       Penurunan berat badan
f.         Infeksi saluran kencing
g.       Demam
h.       Malaise
i.        Anoreksia
j.        Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.

 Penyebaran
      Setelah melewati kapsul ginjal,tumon akan mengadakan invasi ke organ di
sekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe para aorta.penyebaran secara
hematogen melalui vena renalis ke vena kava,kemudian mengadakan metastasis keparu
(85%),hepar (10%),dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.(Basuki,
2011)

 The National Wilms Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5 stadium tumor Wilms,
yaitu :
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat di reseksi dengan lengkap.

4
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe
para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum dan lain-lain.
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak dan
tulang.
e.    Stadium V
Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada saat diagnosis.

 Gambaran klinis
Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah hematuria (80%),kadang-kadang
disertai dengan nyeri pinggang,dan terasa massa pada pinggang keadaan tersebut disebabkan
oleh massa tumor atau akibat obtruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis.Pada
pemeriksaan PIV terdapat filling defect yang nampak seolah-olah seperti batu
radiolusen,tuberkuloma,atau hemangioma pada pielum ginjal. Untuk itu bantuan
ultrasonografi atau Ctscan dapat membedakanya.Pemeriksaan sitologi urine dengan
mengambil contoh urine langsung ke dalam pielum melalui kateter ureter.Melalui alat
ureteronoskopi dapat dilihat langsung ke dalama pielum.jika ada massa pada pielum diambil
contoh jaringan untuk pemeriksaan histopatologi

1.5 Klasifikasi
1.5.1 Tumor Jinak
A.        Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas
komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati,
tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong
dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan (Basuki, 2003).

5
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
B.        Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel
interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel
spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.
C.        Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning
kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal.
D.        Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda
terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan.
E.        Tumor Jinak Lainnya
Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa
menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan predisposisi kehilangan darah
yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel
jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi
(Underwood, 2000). Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De
Jong, 2000).

1.5.2 Tumor Ganas (kanker)


A.        Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus
proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada orang
dewasa.Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma,
Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).
B.        Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari
10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor
urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini
menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1-
4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms
merupakan 10% dari semua keganasan pada anak.

6
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan
anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).
C.        Tumor Pelvis Renalis
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya tumor
ini dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. karsinoma sel transitional.
b. karsinoma sel skuamosa.
Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal,
pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi
karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis, dimana sisanya
yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang berasal dari urotelium pelvis
renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi (Underwood, 2000) 
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis (Underwood,
2000)

1.6 Komplikasi Tumor Ginjal


a.       Tumor Bilateral
b.      Ekstensi Intracaval dan atrium
c.       Tumor lokal yang lanjut
d.      Obstruksi usus halus
e.       Tumor maligna sekunder

1.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.

7
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

2. Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai
tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan
area yang echotekstur heterogenus.
3. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma;
deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah
besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal
kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
4.   Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam
batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan
anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien
dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
5. Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi
tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.

1.8 Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan


komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang
memuaskan.Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah
kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.

A. Pembedahan
Nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum

8
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneall total tidak perlu
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada
pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral
cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus
diangkat.

B. Radioterapi
Tumor Wilms di kenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.Karena
itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan
patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di
berikan radioterapi.Radioterapi dapat juga di gunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar
serta tulang.

C. Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar
kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi
terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang
normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4
– 8 minggu. Jadi, tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture
intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms,
yaitu : Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme
kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak
terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan
sel-sel kanker tidak terjadi.

 Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari berturut-
turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500
mikrogram.Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi
prabedah.

 Vinkristin

9
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5
mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat
menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada
waktu pemberian secara intravena.Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena
jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal
dapat menyebab relaps.

 Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan secara


intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250
mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak, dapat menimbulkan toksisitas pada miokard
bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.

 Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima hari
berturut-turut.

 Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara intravena
dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.

1.9. Pencegahaan
Pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.

10
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS TUMOR INTRA ABDOMEN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien meliputi nama, nomor MR, umur, jeniss kelamin, suku, agama,
pendidikan, alamat. Diagnosis, medis, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian.
2. Keluhan utama: biasanya nyeri di pinggang, setelah berkemih, hematoma
3. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang: biasanya klien mengeluh nyeri
- Riwayat kesehatan dahulu : pernah mengalami yang sama
- Riwayat kesehatan keluarga: biasanya ada keluarga yang menderita
penyakit tumor lainnya.

A. Pengkajian 11 fungsional Gordon


1. Pola persepsi – manajemen kesehatan
Biasanya pasien datang setelah merasakan nyeri pada perut, pola ini
menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penanganan kesehatan – persepsi
terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan
menyebutkan tujuan, pengetahuan kesehatan.
2. Pola nutrisi
Masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, diet, pola makan,
frekuensi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual/ muntah.
3. Pola eliminasi
Pada penderita Tu mor ginjal pasien mengeluh BAB tidak bermasalah
4. Pola latihan dan aktivitas
Pada umumnya pasien mengalami kesulitan beraktivitas karena nyeri yang
dirasakan di pinggang.
5. Pola kognitif perseptual
Pasien Tumor ginjal tidak memikul masalah pendengaran, penglihatan, dan
pembauan
6. Pola istirahat tidur

11
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
Pola tidur menggambarkan, istirahat dan persepsi tentang energi, jumlah jam
tidur, masalah selama tidur, penggunaan obat, mengeluh letih.

7. Pola konsep dan persepsi diri


Pola ini menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi tentang
kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran dari harga diri,
peran, identitas dan ide diri sendiri. Pasien merasa cemas dan takut jika
ditinggal pasangannya.
8. Pola peran dan hubungan
Pola ini menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran pasien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat, tempat tinggal pasien, pekerjaan dll.
9. Pola reproduksi / Seksual
Pola ini menggambarkan masalah aktual yang dirasakan.
10. Pola pertahanan diri
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan penggunaan sistem
pendukung, penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang
terdekat, menangis, efek penyakit dan tingkat stress.
11. Pola keyakinan dan nilai
Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai keyakinan termasuk spiritual,
menerangkan sikap dan keyakinan pasien dalam melaksanakan agama yang
dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan budaya, berbagi
dengan orang lain, bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Mengukur tingkat kesadaran pasien dengan menilai GCS dan melihat keadaan
umum pasien
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah, pernafasan dan nadi
3. Pemeriksaan fisik
Pemriksaan fisik pada pasien tumor intra abdomen tetap dilakukan secara head
to toe

12
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
- Kepala : in: kepala normochepal, kulit kepala bersih, rambut hitam
Pal: rambut tidak mudah rontok tida ada lecet teraba hangat
- Mata : in : ukuran pupil 2mm/2mm, reflek +/+. Isokor, konjungtiva
tidak anemis
Pal: tidak edema palpebra
- Telinga : inspeksi simetri kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Hidung : in: tidak ada penyumbatan, septum nasal berada di tengah
Pal: pembengkakan tidak ada, tidak ada nyeri tekan
- Leher: in: tidak tampak adanya pembesaran kelenjer limfe
Pal: tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening
- Mulut dan gigi : in: mulut tampak bersih, tidak terdapat lesi, jumlah
gigi tidak lengkap, terdapat karier.
- Dada dan paru : i: simetris kiri dan kanan, tidak ada penggunaan otot
bantu nafas
Pa: fremitus kiri dan kanan
A: vesikuler kiri kanan, rondhi (-), wheezing (-)
Pe: sonor kiri kanan
- Jantung : i: iktus tidak terlihat
A: reguler, murmur (-), bising (+)
- Abdomen : i: tampak pembengkakan aah ke ke kiri atau ke kanan arah
ke pinggang, asites (-), tampak kemerahan di sekitar kulit, pus (-),
udem (+)
Pal: nyeri tekan (+), hepar dan limfa tidak teraba
Pe: tympani
A: bising usus (+), frek 7x/i ( menurun )
- Genitalia : in: tidak ada pembengkakan
Pa: tidak ada nyeri tekan
- Ektremitas: atas : kulit tampak kemerahan, kulit teraba hangat, akral
teraba hangat
Bawah : kulit teraba hangat CRT < 2 detik
Kekuatan otot 5555 5555
5555 5555

13
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

C. Diagnosa keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

2). Nyeri akut berhubungan dengan agn cidera fisik


3).Risiko infeksi

14
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

SDKI SLKI SIKI


Ansietas Tingkat ansietas (L.09093) Reduksi ansietas (I.
nberhubungan Kriteria hasil : 09314)
dengan kurang Tindakan :
- Verbalisasi kebingungan
terpapar Observasi :
menurun
informasi
- Verbalisasi khawatir akibat - Identifikasi
( d.0080)
kondisi yang dihadapi tingkat ansietas
Definisi :
menurun - Identifikasi
Kondisi emosi
- Prilaku gelisah menurun kemampuan
dan
- Prilaku tegang menurun mengambil
pengalaman
- Konsentrasi meningkat keputusan
subyektif
- Pola tidur membaik - Monitor tanda-
individu
tanda ansietas
terhadap objek
Terapeutik :
yang tidak
- Ciptakan
jelas dan
suasana
spesifik akibat
terapeutik
antisipasi
untuk
bahaya yang
menumbuhkan
memungkinka
kepecayaan
n individu
- Temani pasien
melakukan
untuk
tindakan untuk
mengurangi
menghadapi
kecemasan
ancaman
- Pahami situasi
yang membuat
ansietas
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
- Gunakan

15
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
pendekatan
yang tenang
dan
meyakinkan
motivasi
mengidetifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
- Diskusikan
perencanaan
realisitis
tentang
peristiwa yang
akan datang
Edukasi :
- Jelaskan
prosedur,
termasuk
sensasi yang
mungkin
dialami
- Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersaam
pasien
- Anjurka
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif
- Anjurkan
mengungkapka
n perasaan dan

16
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan
untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih
penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jka
pelu
Nyeri akut a. Tingkat nyeri (L08066) Manajemen nyeri (I.
berhubungan Kriteria hasil: 08238)
dengan agen - Keluhan nyeri berkurang Tindakan :
pencedera - Meringis berkurang Observasi:
fisiologis - Kesulitan tidur berkurang - Identifikasi
(D.0077) - Ekspresi wajah saat nyeri lokasi,
Definisi : - Melindungi bagian tubuh karakteristik,
pengalaman yang nyeri durasi,
sensori dan b. Kontrol nyeri (L. 08063) frekuensi,
emosional - Melaporkan nyeri terkontrol kualitas,
yang berkaitan - Kemampuan mengenali penyebab intensitas nyeri
dengan nyeri - Identifikasi
kerusakan - Kemampuan menggunakan teknik skala nyeri
jaringan aktual non famakologi
Terapeutik :
fungsional - Dukungan orang terdekat
- Berikan teknik
dengan onset - Penggunaan analgesik
non
mendadak atau

17
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
lambat da farmakologi
berintensitas untuk
ringan hingga mengurangi
berat yang nyeri
berlangsung - Fasilitasi
kurang dari 3 istirahat dan
bulan. tidur

Edukasi :
- Anjurkan
teknik non
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri

- Kolaborasi
pemberian
analgesik jika
perlu

Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.

Risiko infeksi Tingkat infeksi ( L. 14137) Pencegahan infeksi (I.


berhubungan Kriteria hasil : 14539)
dengan efek - Kebersihan tangan meningkat Observasi :
prosedur - Nafsu makan meningkat - Monitor tanda
invasif (D. - Nyeri berkurang dan gejala
0142): risiko - Demam menurun infeksi lokal
mengalami dan sistemik
Gangguan kognitif menurun
peningkatan - Batasi jumlah
terserang pengunjung
orgnisme - Berikan

18
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
patogen perawatan
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
- Ajarkan etika
batuk dan
bersin secara
benar

Ajarkan cara cuci


tangan yang benar

19
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
Impelementasi keperawatan
Implementasi adalah suatu bentuk pengobatan dan perwujudan dari setiap intervensi atau
rencana keperawatan yang telah dirancang sebelumnya. Implementasi merupakan tahap
proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi terhadap klien.(potter 7 Perry:
2009)

Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan, yang
telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi masalah. Pada pasien dapat menurunkan /
mengembalikan kondisi lebih sehat.

20
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Naiggolan, Efriwita (2017): Asuhan Keperawatan Tuan C dengan Prioritas Masalah


Kebutuhan Aman dan Nyaman ; Nyeri Hipertensis di RSUmum H.Adam Malik
Medan

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2015

Syvia A.Price Marylin : Patofisiologi.Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6.Penerbit


buku kedokteran –Jakarta :EGC,2000

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan ndonesia. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I). Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wilkinson, Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil Noc, EGC, Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai