Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN NY.

“R”
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN AKIBAT PATOLOGIS
SISTEM PERKEMIHAN : TUMOR GINJAL SINISTRA
DI RUANG LONTARA 2 BAWAH DEPAN K.2 B.1
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
TANGGAL 17-22 FEBRUARI 2020

NAMA : YEYEN ELSYA AFRIDELINSARI


NIM : 218042
KELAS/TK : AKPER 2A/ II

CI LAHAN CI INSTITUSI

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
MAKASSAR 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR GINJAL

A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Tumor ginjal adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dari sel
jaringan ginjal. Tumor lunak atau sistem pada umumnya tidak ganas
dan yang padat ganas atau kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel
yang tidak normal sangat cepat dan mendesak sel-sel disekitarnya
[CITATION Dit13 \l 1033 ].
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitali anomertigater banyak
setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih. Klasifikasinya
meliputi limfangioma, lipoma, fibroma medular, ademo, leiomyoma
danonkositoma. Ketika tumor besar jinak terjadi secara keseluruhan
tidak mungkin membedakan dengan tumor ganas melalui
pemeriksaan rontgen, paling tidak 85% dari seluruh tumor ginjal
adalah ganas, dan sekitar 12.890 orang meninggal karena kanker
ginjal setiap tahunnya. Tumorpaling umum terjadi pada orang usia
50-70 tahun. Tumor ini lebih sering mengenai laki-laki pada
perempuan sekitar 51.190 kasus kanker ginjal baru di perkirakan di
diagnose di Amerika serikat pada tahun 2007. [ CITATION Bla14 \l 1033 ]
2. Etiologi
Mengenai etiologinya hanya sedikit yang diketahui merokok
mungkin mempunyai peran. Pada 40%  penderita telah ditemukan
metastasis pada waktu tumor primer ditemukan. Lama hidup rata-rata
penderita ini 6-12bulan,tanpa penangannan proses lokal ini meluas
dengan bertumbuh terus kedalam jaringan sekelilingnya dan
bermetastasis menyebabkan kematian. Progesititasnya berbeda
beda karena itu periode sakit total bervariasi anatara beberapa bulan
dan beberapa tahun. Gambaran histologiknya heterogen, di samping
sel-sel(clear cell) dan eosinofil glandular(granular cell) terdapat lebih
bannyak  sel polifrom,fusifrom dan sel-sel raksasa. Bagian karsinoma
sering terdapat disamping bagian – bagian pseudosarkomatosa
diselingi dengan nekrosis dan pendarahan.Penyebab pasti dari
kanker ginjal belum diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor
resiko diketahui  mampu memicu kejadian kanker ginjal yaitu.
a. Merokok
Perilaku merokok aktif/pasif meningkatkan resiko terkena
kanker ginjal  (40%). Anak yang sering menjadi perokok pasif
(status paparan) meningkatkan resiko terkena Tumor Wilms.
b. Obesitas pada wanita
Mungkin juga obesitas pada wanita disebabkan karena
pengaruh faktor endokrin, karena kondisi ini muncul pada saat-
sat adanya perubahan hormonal tersebut.
c. Hormonal
Peningkatan kadar diethylstibestrol(berdasarkan uji eksperimen
pada hamster) mempengaruhi timbulnya adenoharsinoma pada
ginjal. Dan biasanya kanker ginjal dimulai setelah usia 40 tahun
dan akan memuncak pada usia antara 50 tahun sampai 60
tahun[ CITATION Pra14 \l 1033 ].
3. Patofisiologi
Tumor  ginjal meskipun memiliki angka yang tidak signifikan
dibandingkan kanker yang lain namun memiliki  tingkat prognosa
yang buruk jika tidak tertangani dengan baik. Tumor ini berasal dari
tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam kortex,
dan kemudian menembus kapsul ginjal. Beberapa jenis tumor ini
disertai dengan pseudokapsul yang terdiri atas perenkim ginjal yang
tertekan oleh jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak jarang
ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami
nekrosis dan diresorbsi. Fasia gerota merupakan barier yang
menahan penyebaran tumor ke organ sekitarnya.Pada irisan tampak
berwarna kuning sampai oranye sedangkan pada gambaran
histopologik terdapat berbagai jenis clear cell, granular, sarkomatoid,
papiler dan berbentuk campuran.[ CITATION Pra14 \l 1033 ]
Merokok, obesitas pada wanita, diet lemak tinggi dan kolesterol
mengakibatkan toksik pada vaskular yang mengakibatkan elastisitas
vaskuler turun yang menyebabkan hiposirkulasi. Hiperlipidemia pada
wanita obesitas mengakibatkan kompresi vaskuler juga
mengakibatkan laju sirkulasi menurun. Diet tinggi lemak dan
kolesterol mengakibatkan pasien memiliki resiko atherosklerosis.
Hiposirkulasi dan atherosklerosis menyebabkan hipoksia pada organ
ginjal yang menyebabkan inflamasi sel sehingga sel akan mengalami
metaplasia/hiperplasia sel yang berpotensi menjadi kanker ginjal. Ca
ginjal mengakibatkan hipervaskularisasi sel ganas yang
meningkatkan tekanan intravaskuler yang mengakibatkan urine yang
keluar bercampur darah (hematuria) yang mengakibatakan nyeri
akut.[ CITATION Nur15 \l 1033 ]

Sumber :
www.kanpururologycentre.com
4. Manifestasi Klinis
Menurut [ CITATION Pra14 \l 1033 ] tanda gejala pada penderita
tumor ginjal antara lain:
a. Hematuria
Pemeriksaan mikroskopis untuk melihat komponen pada
urine(urinalisis) sering didapatkan adanya gross hematuria pada
kanker ginjal. Tanda ini tanda pertama yang memberikan sinyal
pada dugaan adanya keganasan pada ginjal.
b. Nyeri
Merupakan alarm (sinyal) alamiah bagi tubuh akan adanya
gangguan fisiologis. Pada klien dengan kanker ginjal sering
terjadi nyeri yang konstan pada abdomen terlebih ketika kanker
mengalami pendarahan.
c. Adanya massa
Pada palpasi akan teraba massa dengan jaringan yang
halus,berkumpul,dan adanya nyeri tekan (karena ada kompresi
pada jaringan abnormal)
d. Demam
Biasanya terjadi karena adanya perdarahan, sehingga volume
intravaskuler menurun atau karena adanya jaringan tumor yang
nekrosis.
e. Anoreksia
Anoreksia suatu masalah kesehatan jiwa yang mana
pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat
takut jika terlihat gemuk.
f. Penurunan berat badan drastic
g. Edema lengan
h. Nausea
i. Vorniting
j. Hipertensi
k. Jika terjadi tekanan pada arteri renalis dengan iskemia pada
jaringan parenkim ginjal.
l. Hiperkalsemia
Karena dorongan sekresi hormon parathyroid oleh rangsangan
tumor.
m. Retensi urine
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang akan membantu menegakkan diagnosa
medis tumor ginjal antara lain: [ CITATION Nur15 \l 1033 ]
a. Ultrason abdominan : terdapat masa pada perut (retrperitoneal)
sebelah atas.
b. CT scan : dapat memberikan gambaran pembesaran ginjal dan
sekaligus menunjukan pembesaran kelenjar regional atau
infiltrasi tumor ke jaringan sekitarnya.
c. Foto toraks : karena tingginya insiden metastase tumor ke paru-
paru, maka setiap pasien dengan Tumor Wilms harus di lakukan
pemeriksaan foto toraks.
d. Pemeriksaan darah dan urine : untuk menilai fungsi ginjal dan
hati
e. Biopsi : dilakukan untuk mengambil contoh jaringan dan
pemeriksaan mikroskopik. Biospi tumor ini intuk mengevaluasi
sel dan diagnosis.
f. MRI Perut
g. CBC,BUN,dan Kreatinin
h. PIV dan nefroktom
i. Urinalis : untuk mengetahui kandungan sedimentasi dan partikel
pada urine(darah,gula,protein dan bakteri)
j. Darah lengkap : pemeriksaan dasar untuk melakukan status
hemodinamik dalam darah
k. Angiography : menggunakan zat kontras akan menggambarkan
secara jelas imaging dari kanker sampai pada vaskuler di ginjal.
l. X-Ray Thoraks : pemeriksaan ini untuk mengetahui metastase
tumor ke paru-paru.klien dengan tumor ginjal sangat rentan
untuk ke paru karena sirkulasi yang bersifat sistemik.
6. Penatalaksanaan Medis
Penanganan pada beberapa jenis tumor ginjal antara lain
[ CITATION Nur15 \l 1033 ]:
a. Hermatoma ginjal
Tumor kecil dan tanoa menimbulkan keluhan tidak perlu diobati,
hanya saja memerlukan evaluasi berkala yang teratur untuk
mengetahui perkembangan besarnya massa tumor. Jika tumor
menjadi semakin besar dan sangat  mengganggu perlu
dieprtimbangkan untuk tindakan nefrektomi.
b. Adenokarsinoma Ginjal
1) Nefrektomi : tumor yang masih dalam stadium dini
dilakukan nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal
beserta kapsula gerota.
2) Hormonal : penggunaa terapi hormonal belum banyak
diketahui hasilnya.
3) Imuno terapi : harganya sangat mahal dan hasil terapi
dengan obat-obatan ini masih belum jelas.
4) Radial eksterna : radiasi eksterna tidak banyak memberi
manfaat pada adenokarsinoma ginjal karena tumor ini
adalah tumor yang radioresisten.
c. Sitotastika : demikian pula pemakaian sitotastika tidak banyak
memberikan manfaat pada tumor ginjal.
d. Nefroblastoma
1) Sitotastika : pemberian ini diberikan sebelum pembedahan
dan dilanjutkan beberapa seri setelah pembedahan
dengan memberikan hasil yang cukup memuaskan.
2) Radiasi eksterna : tumor wilms memeberikan respon yang
cukup baik terhadap radio terapi.
3) Nefrektomi radikal merupakan terpai terpilih apabila tumor
belum melewati garis tengah dan belum menginflitrasi
jaringan lain.
e. Tumor wilm dikenal sebagai tumor yang radiosensitif. Akan
tetapi radio terapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan
menimbulkan penyulit jantung, paru dan hati.
f. Tumor pelvis renalis
Tumor ini kurang memberikan respon pada pemberian
sitostatika maupun radiasi ekaterna. Terapi yang paling baik
untuk tumor ini pada stadium awal.
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Tumor ginjal dapat terjadi pada pria maupun wanita. Biasanya
tumor paling umum terjadi pada usia 50-70 tahun. Dan tumor ini
lebih sering mengenai laki-laki dari pada perempuan. [ CITATION
Bla14 \l 1033 ]
b. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama
Biasanya hanya benjolan di perut, perut membuncit,
hermaturi karena  invasi tumor yang menembus sistem
pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi
anafilaksis tubuh terhadap protein tumor. Gejala lain yang
bisa muncul adalah [ CITATION Pra14 \l 1033 ] : 
a) Malaise (merasa tidak enak badan)
b) Anorexia
c) Anemia
d) Lethargi
e) Hemihypertorfi
f) Nafas pendek,dyspnea,batuk,nyeri dada (karena ada
metastase)
c. Alasan masuk rumah sakit
Adanya keluhan berupa kencing berwarna merah, oedema
sekitar daerah mata atau seluruh tubuh (anasarka), anoreksia,
mual,muntah dan diare [ CITATION Pra14 \l 1033 ].
d. Riwayat penyakit sekarang
Pasien demam karena reaksi analaksis tubuh terhadap protein.
Di perut terdapat benjolan, hermaturi karena  invasi tumor yang
menembus sistem pelveokalises [ CITATION Pra14 \l 1033 ].
e. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien yang mempunyai penyakit tumor ginjal kebanyakan
mempunyai beberapa keterkaitan dengan keluhan hipertensi
dan obesitas. (Black & Hwaks, 2014)
f. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya pasien yang menderita penyakit tumor ginjal
keluarganya mempunyai riwayat penyakit yang sama karena
sebuah inaktivasi gen kritis pada lengan pendek kromosom 3
diduga terkait dengan perkembangan kanker. (Black & Hwaks,
2014)
g. Riwayat pengobatan
Adanya riwayat pengobatan antibiotik, antihipertensi,serta
penggunaan vitamin. (Black & Hwaks, 2014)
h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran
Terjadi malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus
akibat hiperklemia, adanya tekanan darah yang
tinggi.Gangguan tidur karena adanya sesak nafas
dan pruritus(gatal) karena uremia. (Prabowo &
Pranata, 2014)
b) Tanda-tanda vital
Pemeriksaantanda vital yang terkait dengan tekanan
darah, nadi, suhu, turgor kulit, dan frekuensi
pernafasan.
2) Body system
a) Sistem pernafasan
Pada pasien tumur ginjal biasanya ditemukan nafas
pendek, dyspnea, nyeri dada diakibatkan karena
adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)
b) Sistem kardiovaskuler
Pada pasien tumor ginjal sering ditemukan adanya
tekanan darah tinggi karena perkembangan sel
kanker (Prabowo & Pranata, 2014)
c) Sistem persyarafan
Pada fase yang berat pasien tumor ginjal ditemukan
adanya neuropati perifer (Black & Hwaks, 2014)
d) Sistem perkemihan
Gangguan pada eliminasi urine karena gangguan
fungsi filtrasi dan reabsorsi, sehingga terjadi oliguria,
proteinuria dan hematuria (Prabowo & Pranata, 2014)
e) Sistem pencernaan
Dari pemeriksaan palpasi pada abdomen secara
bimanual (dalam) ditemukan massa (pembesaran
ginjal), dan nyeri tekan pada ginjal (Prabowo &
Pranata, 2014)
f) Sistem integument
Terjadi edeme pada lengan (Prabowo & Pranata,
2014)
g) Sistem musculoskeletal
Pasien mengalami penurunan aktivitas . (Prabowo &
Pranata, 2014)
h) Sistem endokrin
Ditemukan adanya peningkatan kadar
diethylstilbestrol yang mempengaruhi timbulnya
adenokarsinoma pada ginjal.
i) Sistem reproduksi
Gangguan pada testis untuk pria mengalami
pembesaran pada skrotum  dan gangguan pada labia
mayora pada perempuan mengalami nyeri tekan.
j) Sistem penginderaan
Pada sistem pengindraan tidak terjadi gangguan.
k) Sistem imun
Stimulun sistem imun telah membuahkan hasil positif
selama tumor tidak terlalu besar [ CITATION Bla14 \l 1033
].
2. Diagnosa Keperawatan [ CITATION PPN161 \l 1033 ]
a. Nyeri Akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, inskemia,
neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kima
iritan)
c) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi,
terbakar, terpotong, mengangkat berta, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap proktektif (mis. Waspada, posisi
menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola nafas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom koroner akut
e) Glaukoma
b. Intoleransi Aktivitas
1) Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-
hari.
2) Penyebab
a) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
b) Tirah baring
c) Kelemahan
d) Imobilitas
e) Gaya hidup monoton
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
a) Mengeluh lelah
Objektif
a) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a) Dispneu saat/setelah beraktivitas
b) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
c) Merasa lemah
Objektif
a) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
b) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah
beraktivitas
c) Gambaran EKG menunjukkan iskemia
d) Sianosis
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Anemia
b) Gagal jantung kongestif
c) Penyakit jantung koroner
d) Penyakit katup jantung
e) Aritmia
f) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
g) Gangguan metabolik
h) Gangguan musculoskeletal
c. Ansietas
1) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakam untuk
menghadapi ancaman.
2) Penyebab
a) Krisis situsional
b) Kebutuhan tidak terpenuhi
c) Krisis maturasional
d) Ancaman terhadap konsep diri
e) Kekhawatiran mengalami kegagalan
f) Disfungsi sistem keluarga
g) Hubungan orang tua anak memuaskan
h) Faktor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak
lahir)
i) Penyalahgunaan zat
j) Terpapar bahaya lingkungan
k) Kurang terpapar informasi
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
a) Merasa bingung
b) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi
c) Sulit berkonsentrasi
Objektif
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a) Mengeluh pusing
b) Anoreksia
c) Palpitasi
d) Merasa tidak berdaya
Objektif
a) Frekuensi nafas meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Tekanan darah meningkat
d) Diaforesif
e) Tremor
f) Muka tampak pucat
g) Suara bergetar
h) Kontak mata buruk
i) Sering berkemih
j) Berorientasi pada masa lalu
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit kronis progresif
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana operasi
e) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
f) Penyakit neurologis
g) Tahap tumbuh kembang
d. Hipervolemia
1) Definisi
Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan
atau intraseluler
2) Penyebab
a) Gangguan mekanisme regulasi
b) Kelebihan asupan cairan
c) Kelebihan asupan natrium
d) Gangguan aliran balik vena
e) Efek agen farmakologis (mis. Kortikosteroid,
chlorpropamide, tolbutamide, vincristine,
tryptilinescarbamazepine)
3) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
a) Ortopnea
b) Dispnea
c) Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Objektif
a) Edema anasarka dan atau edema perifer
b) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
c) Jugular venous pressure (JVP) dan atau Central
Venous Pressure (CVP) meningkat
d) Refleks hepatojugular positif
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a) Tidak Tersedia
Objektif
a) Distensi vena jugularis
b) Terdengar suara napas tambahan
c) Hepatomegali
d) Hadar Hb/Ht menurun
e) Oliguria
f) Intake lebih banyak dari output (balance cairan
positif)
g) Kongesti paru
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit ginjal: gagal ginjal akut/kronis, sindrom
nefrotik
b) Hipoalbuminemia
c) Gagal jantung kongestif
d) Kelainan hormon
e) Penyakit hati (mis. Sirosis, asites, kanker hati)
f) Penyakit vena perifer (mis. Varises vena, trombus
vena, plebitis)
g) Imobilitas
e. Gangguan Pola Tidur
1. Definisi
Gangguan kulaitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor
eksternal
2. Penyebab
a) Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan
sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan,
bau tidak sedap, jadwal
pemantaun/pemeriksaan/tindakan)
b) Kurangnya control tidur
c) Kurangnya privasi
d) Restraint fisik
e) Ketiadaan tean tidur
f) Tidak familiar dengan peralatan
3. Gejala Dan Tanda Mayor
Subyektif
a) Mengeluh sulit tidur
b) Mengeluh sering terjaga
c) Mengeluh tidak puas tidur
d) Mengeluh pola tidur berubah
e) Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif
a) Tidak tersedia
4. Gejala Dan Tanda Minor
Subyektif
a) Mengeluh kemampuanaktivitasmenurun
Objektif
a) Tidak tersedia
5. KondisiKlinisTerkait
a) Nyeri/kolik
b) Hipertiroidisme
c) Kecemasan
d) Penyakitparuobstruktifkronis
e) Kehamilan
f) Periodepasca partum
g) Kondisipascaoperasi
3. Intervensi Keperawatan [CITATION Placeholder1 \l 1033 ]
a. Nyeri Akut
1) Definisi (Manajemen Nyeri)
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
2) Tujuan
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Sikap protektif menurun
d) Gelisah menurun
e) Kesulitan tidur menurun
3) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rsa
nyeri
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredahkan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyaman
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Intoleransi Aktivitas
1) Definisi (Manajemen Energi)
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energy untuk
mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan
proses pemulihan.
2) Tujuan
a) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat
b) Keluhan lelah menurun
c) Perasaan lemah menurun
d) Warna kulit membaik
e) Tekanan darah membaik
3) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b) Monitor kelelahan fisik dan emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
b) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
c) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
d) Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
a) Anjurkan tirah baring
b) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejalah
kelelahan tidak berkurang
d) Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi tntang cara meningkatkan
asupan makanan.
c. Ansietas
1) Definisi (Reduksi Ansietas)
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subjektif
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
2) Tujuan
a) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
menurun
b) Perilaku gelisah menurun
c) Keluhan pusing menurun
d) Pucat menurun
e) Konsentrasi membaik
f) Pola tidur membaik
g) Perasaan keberdayaan membaik
h) Pola berkemih membaik
3) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stressor)
b) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c) Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
c) Pahami situasi yang membuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan dating
Edukasi
a) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
b) Informasikan secara factual mengenai diagnosa,
pengobatan, dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
h) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
d. Hipervolemia
1) Definisi (Manajemen Hipervolemia)
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan volume cairan
intravaskuler dan ekstraseluler serta mencegah terjadinya
komplikasi.
2) Tujuan
a) Asupan cairan menurun
b) Haluaran Urin menurun
c) Asupan makanan meningkat
d) Edema menurun
e) Tekanan darah membaik
f) Membran mukosa membaik
g) Berat Badan membaik
3) Tindakan
Observasi
a) Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. Ortopnea,
dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, suara napas tambahan)
b) Identifikasi penyebab hipervolemia
c) Monitor intake dan output cairan
d) Monitor kecepatan infus secara ketat
Terapeutik
a) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
b) Batasi asupan cairan dan garam
c) Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
Edukasi
a) Anjurkan melapor jika haluaran urine <0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
b) Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam
sehari
c) Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
d) Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian diuretik
b) Kolaborasi penggatian kehilangan kalium akibat
diuretik
e. Gangguan Pola Tidur
1) Definisi (Dukungan Tidur)
Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur
2) Tujuan
a) Keluhan sulit tidur menurun
b) Keluhan sering terjaga menurun
c) Keluhan tidak puas tidur menurun
d) Keluhan pola tidur menurun
e) Keluhan istirahat tidak cukup menurun
f) Kemampuan beraktivitas meningkat
3) Tindakan
Observasi
a) Identivikasi pola aktivitas dan tidur
b) Identivikasi faktor pengaggu tidur (fisik dan /atau
psikologis)
c) Identivikasi makan dan minuman yang mengaggu tidur
(mis. Kopi ,teh ,alkohol, makan mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum tidur)
d) Identivikasi obat tidur yang dikonsumsi
Teraupetik
a) Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat tidur)
b) Batasi waktu tidur siang, jika perlu
c) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
d) Tetapkan jadwal tidur rutin
e) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamann
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur)
f) Sesuaikan jadwal pemberian obat dan / atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
a) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c) Anjurkan menghindari makan /minuman yang
mengaggu tidur
d) Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
e) Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis. Psikologis gaya hidup,
sering berubah shif bekerja)
f) Ajarkan relaksasi otot autogenetik atau cara
nonfarmakologi lainnya.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncakan dalam
rencana perawat. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi. [CITATION Placeholder2 \t \l 1033 ]
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan
keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi.
5. Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah recana jika tidak berhasil.
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan terapi
dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan dan hasil
yang diinginkan dan rencana asuhan keperawatan. (Perry, 2010)
Evaluasi di susun menggunakan SOAP dimana:
S (Subjek ) : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan
secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O (Objektif) : Keadaan objektif yang dapat didentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A (Assesment) : Analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif.
P (Planing) : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Febriani, D. (2013). Asuhan Keperawatan Klien dengan Tumor Ginjal.

Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.

Perry, P. &. (2010). Fundenmental Of Nursing. Jakarta: EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Tim Pokja SIKI DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia .Jakarta: DPP PPNI.

Prabowo, E. &. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto, W. d. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan


Edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Wartonah, T. d. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan


Edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai