Anda di halaman 1dari 69

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN “S” DENGAN ANGGOTA


KELUARGA NY “R” YANG MENGALAMI MASALAH HIPERTENSI
DI TANRUSSAMPE BARAT KEL. PABIRINGNGA
KEC. BINAMU KAB. JENEPONTO

NAMA MAHASISWA : ASMI ISMAYA


NIM : 2I8048
TINGKAT/KELAS : III/ AKPER A

AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA KESDAM VII/WRB


JL. GARUDA NO. 3 AD MAKASSAR
TAHUN 2020
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan
tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang
lain. ( Mubarak, 2011)
Keluarga adalah unit tekecil dari masyrakat yang tediri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang tekumpul dan tinggal
di suatu tempat dibawah atap dalam keluarga salinng
ketergantungan ( setiadi, 2012) sedangkan menurut (harmorko,
2012) Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih inidvidu
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-
tiap anggota keluarga selau berinteraksi satu sama lain.
2. Fungsi keluarga
Menurut Friedman dalam kholifa & widagdo (2016)
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan dengan fungsi
intelnal keluargayang merupakan basis kekuatan keluarga.
Fungsi efektif bergunauntuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tabmapak pada
kebahgian dan kegembiraan dai seleuruh anggota kelurga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah ( friedman, M.M et al.,
2010)
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih,
kehangatan, saling menerima, saling mendkung antar
anggota keluarga
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afaktif akan tecapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak
pasangan sepakat memulai hidup baru
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu
dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini
keluarga dapat membina hubungansosial pada anak,
membentuk norma-norma tingakh laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan menaruh nilai-nilai budaya
keluarga
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan
suatu perkawinan sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk memebentuk keluarga
adalah menuruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, makan pakaian dan tempat
tinggal
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan merupakan keluarga
beperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-tahap perkembangan keluarga
Berdasarkan konsep duval dan miller, tahapan
perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga baru ( berganning family)
Pasangan baru nikah belum mempunya anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam hidup ini antara lain yaitu
membina hubungan intim yang merumuskan, menetapkan
tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memilki anak atau KB, persiapan
menjadi orangtua dan memahami prenatal care ( pergantian
kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bln ( child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang
akan menimbulkan krisis. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi anggota keluarga,
mempertahakan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan
orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,
serta konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dala tahap ini adalah
menyusuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai
dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya
d. Keluarga dengan anak sekelah ( 6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas
perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk
mencapai perkembangan daya intelektual, dan menyediakan
aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja ( 13-20 tahun )
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
perkembangan tehadap remaja, memelihara komunikasi
tebuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memeuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan ana
untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya,
menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan ( middle age family )
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu
mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengeolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa
tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki
tugasseperti penyusaian tahap masa pensiun dengan cara
merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa
lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah
a. Keluarga mapu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mapu mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
c. Keluarga mampu mlakukan perawatan tehadap anggota
keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan sekitar
5. Struktur peran keluarga
Menurut Harmoko (2012), struktur keluarga terdiri atas
bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrineal
Patril merupakan keluarga sedarah yang terdiri atas
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, diman
hubungan itu disusun melalui jlur garis ibu.
b. Matrilineal
Matrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri atas
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimanahbungan itu disusun jalur garis ibu
c. Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama
kaluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga bersama sedarah suami
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah keluarga suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
B. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan diastolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg. (Padila, 2013)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg. (Padila, 2013)
Kodisi abnormal dari hemodinamik, diman menurt WHO
tekanan sistolik ≥ 140mmHg dan atau tekanan diastolic >90
mmHg (untuk diastolic usia < 60 tahun) dan tekanan sistolik ≥
160 mmHg dan atau tekanan > 95 mmHg (untuk usai > 60
tahun). (Nugroho, 2011)
Hipsertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah
suatu keadaan kronis yang ditandai meningkatnya tekanan
darah pada dinding pembuluh darah darah arteri. Keadaan
tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
(Sari, 2017)
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
abnirmal yang dapar menjadi penyebab utama timbulnya
penyakit kardiovaskuler. ( Ansar, J, dkk, 2019 ).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu :
genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renin. Angiotensin dan peninkatan Na + Ca intraseluler.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas,
merokok, alkohol dan polistemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar
dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih
90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih
besar 160 mmHg dan tekNanan diastolik lebih rendah dari
90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi
karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. (Nurarif &
Kusuma, 2015)
3. Patofisiologi
Kepastian mengenai patofisiologi hipertensi masih
dipenuhi ketidak pastian. Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan
5%) memiliki dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada
penyebab tunggal yang dapat didentifikasi dan kondisi inilah
yang disebut sebagai “hipertensi esensial”.
Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga
turut serta menyebabkan peningkatan tekanan darah pada
pasien hipertensif, dan peran mereka berbeda pada setiap
individ. Di antara faktor-faktor yang telah dipelajari secara
intensif adalah asupan garam, obesitas resistensi insulin,
sistem renin-angiotensin, dan sistem saraf simpatis. Pada
beberapa tahun belakangan, faktor lainnya telah dievaluasi,
termasuk genetik, disfungsi endotel
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di
otak. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepas
asetilkolin, yang akan merangsan serabut saraf paska ganglion
ke pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulu darah
terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap neropinefrin, meskipun tidak
diketahui jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Perubahan structural dan fungsional pada sistem
pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurnkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan
arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang di pompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan
tahan perifer. (Wijaya & putri, 2013)
4. Klasifikasi
Tabel 2.1 klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

Kategori Sistol Diastol


(mmHg) (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal <130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi 140-159 90-99


ringan)

Sub grup: perbatasan 140-149 90-94


Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)

Tingkat 3 (hipertensi ≥ 180 ≥ 110


berat)

Hipertensi sistol ≥ 140 > 90


terisolasi

Sub grup: perbatasan 140-149 < 90

Tabel 2.2 klasifikai Hipertensi Menurut The Joint National Commite (JNC)
VIII

Kategori Sistol Diastol


(mmHg) (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal <130 < 85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi deraja l 140-159 90-99

Hipertensi derajat ll 160-179 100-109

Hipertensi lll ≥ 180 ≥ 100

Tabel 2.3 Klasifikasi Hipertensi Menurut Perhimpunan Hipertensi


Indonesia

Sistol Diastol
Kategori (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tahap 1 140149 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥160 ≥ 100


Hipertensi sistol ≥140 ≥90
tersolalsi

Sumber : (Hanum & dkk, 2018)

5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan
muntah akibat peningkatan tekanan darah interaknium.
b. Penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina
sebagai dampak dari hipertensi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi
kerusakan susunan saraf pusat.
d. Nokturia (sering berkemih dimalam hari) karena adanya
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler. (Ardiansyah, 2012)
6. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Terapi obat pada penderita hipertensi di mulai dengan
salah satu obat berikut:
1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 – 25 mg per hari dengan
dosis tunggal pada pagi hari
2) Reserpin 0,1 – 0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal
3) Propranolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang
dapat dinaikkan 20 mg dua kali sehari
4) Kaptopril 12,5 – 25 mg sebanyak dua sampai tiga
kali sehari (kontrak indikasi pada ibu hamil dan
penyakit asma)
5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa
dinaikan 10 mg dua kali sehari
b. Langka awal biasanya adalah dengan mengubah pola
hidup penderita, yakni dengan cara:
1) Menentukan berat badan sampai batas ideal
2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes,
kegemukan, atau kadar kolesterol darah tinggi.
3) Mengurangi pemakain garam sampai kurang dari 2,3
gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap
harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium, dan kalium yang cukup)
4) Mengurangi konsumsi alkohol
5) Berhenti merokok
6) Olaraga aerobic yang tidak terlalu berat (penderita
hipertensi esensial tidak perluh membatasi
aktivitasnya selama tekanan daranya terkendali).
(Ardiansyah, 2012)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboraterium untuk mengetahui kerusakan
organ seperti ginjal atau jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventirikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah,
glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena
arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan
penentuan kadar urin
g. Foto dada dan CT scan. (Padila, 2013)

8. Penyimpangan KDM

Faktot predisposisi: usia, jenis kelamin, merokok,


Stres, kurang olaraga, genetik,alkohol,
kosentrasi garam obisitas
kerusakan vaskuler Hipertensi tekanan sistemik
pembulu darah darah

perubahan struktur perubahan situasi beban kerja


jantung

penyumbatan struktur krisis informasi aliran darah makin


pembuluh darah situasional yang minim cepat keseluruh tubuh

metode koping kelebihan volume


vasokontraksi tidak efektif Defisit cairan
pengetahuan

gangguan Koping tidak efektif Hiperpolemia


sirkulasi

otak suplai O2 ke otak

retensin pembuluh
dara otak Resiko perfusi serebral tidak
efektif
nyeri kepala

Nyeri akut

C. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi : Nama, alamat, umur, tanggal MRS,
diagnose medis, penanggun jawab, catatan kedatangan
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Biasanya pasien datang ke RS
dengan keluhan kepela terasa pusing dan bagian
kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
2) Riwayat kesehatan sekarang: biasanya pada saat
dilakukan pengkajian pasien masih mengeluh kepala
terasa sakit dan berat, penglihatan berkunang-
kunang, tidak bisa tidur.
3) Riwayat kesehatan dahulu: biasanya penyakit
hipertensi ini adalah penyakit yang menahun yang
sudah lama di alami oleh pasien, dan biasanya
pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captopril.
4) Riwayat kesehatan keluarga: biasanya penyakit
hipertensi ini adalah penyakit keturunan.
c. Data dasar pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Gejala: kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup
menoton
Tanda: frekuensi jantung, meningkat, perubahan
irama jantung, takipnea
2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung kroner, penyakit sererovaskuler
Tanda : kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi,
perubahan warna kulit, suhu dingin
3) Integritas ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
depresi, euphoria, faktor stres multiple
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan
continue perhatian, tangisan yang meledak, otot
muka tegang, pernapasan manghela, peningkatan
pola bicara
4) Eliminasi
Gejala: gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5) Makan / cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang dapat
mencankup makanan yang tinggi garam, lemak dan
kolestrol
Tanda: BB normal atau obisitas, adanya edema
6) Neurosensory
Gejala: Keluhan pusing / pening, sakit kepala,
berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan
penglihatan, episode, epistaksis
Tanda: Perubahan orientasi, penurunan kekuatan
genggaman, perubahan retinal opic
7) Nyeri / ketidaknyamnan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai,
sakit kepala oksipital berat,nyeri abdomen
8) Pernapasan
Gejala: dispnea yang berkaitan dengan aktivitas,
takipnea, ortopnea, dispneanocturnal proksimal,
batuk dengan atau tampa sputum, riwayat merokok
Tanda: distress respirasi / penggunaan otot
aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan,
sianosis
9) Keamanan
Gejala: Gangguan kordinasi, cara jalan
Tanda: episode parestesia unilateral, transien,
hipotensi postural
10) Pembelajaran / penyuluhan
Gejala: faktor resiko keluarga; hipertensi,
aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit ginjal,
faktor resik etrik, penggunaan pil KB atau hormone.
(Wijaya & putri, 2013)
2. Diagnosa keperawatan (PPNI, 2016)
a. Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan..
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis
b) Agen pencedera kimiawi
c) Agen pencedera fisik
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berfikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
b. Koping tidak efektif
1) Definisi
Ketidak mampuan menilai dan merespons stressor
dan / atau ketidak mampuan menggunakan sumber-
sumber yang ada untuk mengatasi masalah.
2) Penyebab
a) Ketidak percayaan terhadap kemampuan diri
mengatasi masalah
b) Ketidak adekuatan system pendukung
c) Ketidak adekuatan strategi koping
d) Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
e) Ketidak cukupan persiapan untuk menghadapi
stressor
f) Disfungsi system keluarga
g) Krisis situasional
h) Krisis maturasional
i) Keretanan personalitas
j) Ketidak pastian
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengunkapkan tidak mampu mengatasi masalah

Objektif
a) Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan
(sesuai usia)
b) Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
2. Kekhawatiran kronis
Objektif
1. Penyalaggunaan zat
2. Memanipulasi orang lain untuk memenuhi
keinginannya sendiri
3. Perilaku tidak asertif
4. Partisipasi social kurang
c. Defisit pengetahuan
1) Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi konitif yang
berkaitan dengan topik tertentu
2) Penyebab
a) Keteratasan kognitif
b) Gangguan fungsi kognitif
c) Kekeliruan mengikuti anjuran
d) Kurang terpapar informasi
e) Kurang minat dalam belajar
f) Kurang mampu mengingat
g) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif
a) Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
b) Menunjukkan presepsi yang keliru terhadap
masalah
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
b) Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif
c) Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
d) Menunjukkan presepsi yang keliru terhadap
masalah
d. Hipervolemia
1) Definisi
Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisiel,
dan/atau intraseluler.
2) Penyebab
a) Gangguan mekanisme regulasi
b) Kelebihan asupan cairan
c) Kelebihan asupan natrium
d) Gangguan aliran balik vena
e) Efek agen farmakologis
3) Gejala Tanda Mayor dan Minor
Subjektif
a) Ortepnea
b) Dyspnea
c) Paroxysmal nocturnal disypnea (PND)
Objektif
a) Edema anaska dan/atau edema perifer
b) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
c) Jugular venous pressure (JVP)
d) Reflex hepatojugular positif
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Distensi vena jugularis
b) Terdengar suara napas tambahan
c) Hepatomegali
d) Kadar Hb/ Ht turun
e) Oliguria
f) Intake lebih banyat dari output (balans cairan
positif)
g) Kongesti paru
e. Resiko serebral tidak efektif
1) Definisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi penurunan
darah
2) Faktor resiko
a) Keabnormalan masa protrobin dan atau/atau masa
tromboplastin parsial
b) Penurunan kinerja ventrikel kiri
c) Aterosklerosis aorta
d) Diseksi arteri
e) Fiblirasi atrium
f) Stenosis karotis
g) Aneurisma serebri
h) Koagulupati
i) Dilatasi kardiomiopati
j) Koagulasi intravaskuler diseminata
k) Embolisme
l) Cedera kepala
m) Hipertensi
n) Endocarditis
o) Neoplasma otak
p) Infark miokard akut
q) Penyalahgunaan zat
r) Terapi tembolitik
s) Efek samping tindakan
3. Rencana keperawatan
a. Nyeri akut
1) Tujuan
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Sikap protektif menurun
d) Kesulitan tidur menuru
e) Berfokus pada diri sendiri menurun
f) Diaphoresis menurun
g) Perasaan depresi menurun (tertekan) menurun
h) Anoreksia menurun ketegangan otot menuru
i) Frekuensi nadi membaik
j) Pola napas membaik
k) Tekanan darah membaik
l) Pola tidur membaik
2) Intervensi
a) Identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah di berikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik
j) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
k) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
l) Fasilitasi istirahat tidur
m) Jelaskan strategi meredahkan nyeri
n) Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
o) Anjurkan menggunakkan analgetik secara tepat
p) ajarkan tehnik nofarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
q) Kolaborasi pemberian analgetik
b. Kopinng tidak efekti
1) Tujuan
a) Kemampuan memenuhi peran sesuai usia
meningkat
b) Pririlaku koping adaftif meningkat
c) Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah
meningkat
d) Verbalisasi kelemahan diri perilaku asertif
meningkat
e) Verbalisasi menyalahkan orang lain menurun
f) Verbalisasi rasionalisasi kegagalan menurun
g) Hipersensitif terhadap kritik menurun
2) Intervensi
a) Identifikasi presepsi mengalami masalah dan
informasi yang memicu konflik
b) Fasilitasi mengklasifikasi nilai dan harapan yang
membantu membuat pilihan
c) Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap
solusi
d) Fasilitasi melihat situasi secara realistic
e) Motivasi mengunkapkan tujuan perawatan yang
diharapkan
f) Fasilitasi pengambilan keputusan secara kaloboratif
g) Informasikan alternatif solusi secara jelas
h) Berikan informasi yang diminta pasien
i) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan keputusan
c. Deficit pengetahuan
1) Tujuan
a) Perilaku sesuai anjuran meningkat
b) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
suatu topik meningkat
d) Kemampuan menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat
e) Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
f) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
menurun
g) Presepsi yang keliru terhadap masalah menuru
2) Intervensi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersi dan
sehat
c) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
d) Berikan kesempatan untuk bertanya
e) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
f) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
g) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
d. Hipovelemia
1) Tujuan
a) Asupan cairan meningkat
b) Haluaran urin meningkat
c) Kelembaban membrane mukosa meninkat
d) Edema menurun
e) Tekanan darah membaik
f) Denyut nadi radial membaik
g) Tekanan arteri rata-rata membaik
h) Membran mukosa membaik
i) Berat badan membaik
2) Intervensi
a) Periksa tanda dan gejalah hypervolemia
b) Identifikasi penyebab hipervolemia
c) Monitor status hemodinamik
d) Monitor intake dan output cairan
e) Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
f) Monitor kecepatan infus secara ketak
g) Monitor efek samping diuretic
h) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
i) Batasi asupan cairan dan garam
j) Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
k) Ajarkan melaporkan jika haluaran urin <0,5
ml/kg/jam dalam 6 jam
l) Anjurkan melaporkan jika BB bertambah >1kg
dalam sehari
m) Ajarkan cara membatasi cairan
n) Kolaborasi pemberian diuretic
o) Kolaborasi kehilangan kalium akibat diuretic
e. Resiko infeksi
1) Tujuan
a) Tingkat kesadaran meningkat
b) Tekanan intra kranial menurun
c) Sakit kepala menurun
d) Gelisah menurun
e) Kecemasan menuru
f) Nilai rata-rata tekanan darah membaik
g) Kesadaran membaik
2) Intervensi
a) Identifikasi penyebab peningkatan TIK
b) Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
c) Monitor MAP (mean arteria pressure)
d) Monitor CVP (central venous pressure)
e) Monitor PAWP
f) Monitor PAP
g) Monitor ICP
h) Monitor CPP
i) Monitor intake dan output cairan
j) Monitor cairan serebro-spinalis
k) Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan tenang
l) Berikan posisi semi fowler
m) Hindari maneuver valsava
n) Hindari penggunaan PEEP
o) Hindari penberian cairan IV hipotonik
p) Atur ventilator agar PaCO2 optimal
q) Pertahankan suhu tubuh
r) Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan
s) Kolaborasi pemberian diuretic osmosis
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan perawa. Tindakan keperawatan mencankup
tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi.
(Tarwoto & Wartonah, 2015)
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan
keperawatan oleh perawat dan klien. Hal yang harus
diperhatiakan ketika melakukan implementasi keperawatan
adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan falidasi, penguasan, keteranfilan, intelektual dan
tehnik (Bararah & Jauhar, 2013)
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematik dan rencana antara
hasil yang termasuk atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perkembangan (Asmadi, 2012)

S (subjektif) : informasi merupakan unkapan yang di dapat


kan berupa hasil

O (objektif) : informasi yang didapatkan berupa hasil


pengamatn, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh
perawat setelah dilakukan tindakan.
A (analisis) : suatu kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasisebagian atau tidak teratasi
P (plaining) : rencana lanjut yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Jogjakarta: Diva Press.

Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Awaluddin, & dkk. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Hipertensi di Wilaya Kerja Puskesmas Madalle Kecematan Madalle
Kabupaten Pangkep. Jurnal Ilmia Kesehatan , Vol. 12, No. 6, Hal
583.

Bararah, & Jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap


Menjadi Perawat Profesional. Jakarta: prestasi Pustakajaya.

Hanum, P., & dkk. (2018). Hubungan Krakteristik dan Dukungan Keluarga
Lansia dengan Kejadian Stroke pada Lansia Hipertensi di Rumah
Sakit Umun Haji Adam Malik Medan. Jumatik, Vol. 3, No. 1, Hal 77.

Hartutik, S., & Noorratri, E. D. (2019). Senam Jantung Efektif Menurunkan


Hipertensi pada Lansia. Gaster, Vol. 17, No. 1, Hal 87.

Ibrahim. (2016). Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Hiperternsi.


Idea Nursing journal, Vol. II, No. 1, Hal 61.

Kemenkes RI. (2013). RisetKesehatanDasar (RIKESDES) 2013. Jakarta

: kementriankesehatan RI.

Majid, A. (2015). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan


sistem kardiovaskuler. Yogyakarta : pustaka baru press
Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: CV Andi Offset.

Nasrullah, D., & Ismail, T. (2016). buku ajaran keperawatan gerontik jilik
dengan pendekatan asuhan keperawatan NANDA, NIC, dan NOC.
jakarta: CV. Trans Info Media.

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,


Penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC - NOC. Jogjakarta:
Mediaction.

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha


Medikal.

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Idikator Diagnostik, Edisi 1. jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Sari, Y. N. (2017). Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta: Bumi Medikah.

Tarigan, A. R., & dkk. (2018). Pengaru Pengetahuan, Sikap dan


Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi Didesa Hulu
Kecamatan Pancur Batu. Jurnal Kesehatan, Vol. 11, No. 1, Hal 10.

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes No. Register


Nama Perawat Asmi ismaya Tanggal 16 September 2020
yang mengkaji Pengkajian
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Tn “S” Bahasa sehari Indonesia
Keluarga – hari
Alamat Rumah & Monro-monro Jarak yankes -
Telp utara terdekat
Agama & Suku Islam & Alat -
Makassar Transportasi
2. DATA ANGGOTA KELUARGA
Nam Hub Um J Suku Pendi Pekerj Statu TTV Statu Alat
a dgn kel ur K dikan aan s gizi (Td,N s bant
No terak saat ini ,S,P) imuni u/
hir sasi prot
dasar esa
1. Tn “s” Suami 39 L mksr SMA Petani 165 120/9 - -
thn cm/ 0
60 kg mmh
g,
84x/
m,37,
p, 24
x/m
2. Ny “r” Istri 34 P Mksr SD I.R.T 145 140/8 - -
thn4 cm/ 0
52 mmh
g,
80x/
m,37,
p, 20
x/m
3. Ny mertua 53 P Mksr SD I.R.T 155 110/8 - -
“s” thn cm / 0
52 kg mmh
g,
82x/
m,37,
p, 22
x/m
4. An “r” Anak 8 L Mksr PLJR PLJR - 90 / Leng -
thn 80 kap
mmh
g, 88
x/m,
370c,
20
x/m
5. An “f” Anak 4 L Mksr TK PLJR - 90 / Leng -
thn 80 kap
mmh
g, 88
x/m,
370c,
20
x/m

LANJUTAN
Analisis
Status
Penampilan Riwayat Masalah
No Nama Kesehatan
Umum Penyakit/Alergi Kesehatan
Saat Ini
Individu
1. Tn ‘ S’ Baik Baik Kedelai -
Klien
mengatakan
tegang pada
daerah
tengkuk dan
sering merasa
pusing
2. Ny ‘R’ Kurang
Baik Tidak ada sehingga
Baik
merasa tidak
nyaman dan
mudah lelah,
yang
menyevavkan
klien jatuh
tiba-tiba
Ny ‘S’ -
Baik Baik Daging merah
3.
4. An ‘R’ Baik Baik Tidak ada -
5. An ‘F’ Baik Baik Tidak ada -

3. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)

4. DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS
 Kondisi Rumah : bersih  Jika ada Bunifas, Persalinan
 Ventilasi : ada ditolong oleh tenaga
 Pencahayaan Rumah : Baik kesehatan :
 Saluran Buang Limbah : Baik Ya/Tidak
Baik/Cukup/Kurang  Jika ada Bayi, Memberi ASI
 Sumber Air Bersih : Sehat Ekslusif :
Sehat/Tidak Sehat Ya/Tidak
 Jamban Memenuhi Syarat :  Jika ada Balita, Menimbang
ya/tidak Balita Tiap Bulan :
 Tempat Sampah : Ada/Tidak ada Ya/Tidak
 Rasio Luas Bangunan Rumah  Menggunakan air bersih
dengan Jumlah Anggota Keluarga : untuk makan & minum :
10 X 16 cm2 Ya/Tidak
 Menggunakan Air Minum
3 Untuk Kebersihan
Diri :Ya/Tidak
 Mencuci Tangan dengan Air
Bersih & Sabun :
Ya/Tidak
1  Melakukan Pembuangan
sampah Pada Tempatnya :
Ya/Tidak
3  Menjaga Lingkungan Rumah
4
2 Tampak Bersih :
Ya/Tidak
 Mengkomsumsi Lauk dan
Pauk Tiap Hari :
Ya/Tidak
 Menggunakan Jamban
Sehat :
Ya/Tidak
1 1  Memberantas Jentik di
Rumah Sekali Seminggu :
Ya/Tidak
 Makan Buah & Sayur Setiap
Ket : Hari : Ya/Tidak
1. : Kamar T  Melakukan Aktivitas Fisik
Setiap Hari : Ya/Tidak
2. : Ruang tamu U S  Tidak Merokok di Dalam
Rumah : Ya/Tidak
3. : Wc B

4. : Dapur

5. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita
sakit : Ada Tidak,
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya : Ya / Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya : Ya / Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan
yang dialami anggota dalam keluarganya :
Ya / Tidak
5) Apakah keluarga yang mengetahui akibat masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat: Ya
/ Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya :
Keluarga/ Tetangga/ Kader/ Tenaga Kesehatan
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya: Tidak perlu ditangani karena akan
sembuh sendiri biasanya / Perlu berobat ke fasilitas Yankes /
Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang
dialami anggota keluarganya secara aktif: Ya Tidak, Jelaskan
: Keluarga tidak mengetahui upaya peningkatan kesehatan yang
mengalami sakit
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya / Tidak,
Jelaskan : Keluarga mengatakan klo sakit harus berobat.
10)Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga
dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya/ Tidak Jelaskan :keluarga mengatakan tidak
melakukan pengobatan apapun
11)Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya/
Tidak, Jelaskan : Klien mengatakan tidak mampu melakukan
pencegahan masalah kesehatan yang dialaminya
12)Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan: Ya/ Tidak, Jelaskan : Keluarga tidak
melakukan pengobatan secara herbal atau alami
13)Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber
daya dimasyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya: Ya/ Tidak.
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
1. Menerima petugas puskesmas
2. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
3. Menerima yankes sesuai rencana
4. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
5. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
6. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
7. Memamfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran
KESIMPULAN
1. Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1 - 2
2. Kemandirian II : Jika memenuhi kriteria 1 - 5
3. Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 - 6
4. Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 – 7

LAMPIRAN
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama individu yang sakit : Diagnosa Medik :
Sumber dana kesehatan : Rujukan Dokter / Rumah Sakit :
Keadaan Sirkulasi / Cairan Perkemihan Pernafasan
Umum Edema Pola BAK Sianosis
Kesadaran : Bunyi Jantung…. 3x/hr, Vol 1500 Sekret / Slym
komposmentis Asites Akral ml/hr Irama Reguler
GCS : E4V5M6 dingin Hematuria Wheezing
TD : 140/80 Tanda Poliuria Ronki………
MMhg Perdarahan: Oliguria ………….
P : 20X/m Purpura/ Disuria Otot bantu
S : 370c Hematoma/Pet Inkontinensia nafas……….
N : 80X/m ekie/Melena Retensi Alat bantu
Takikardia Hematemesis/E Nyeri saat BAK nafas……….
Bradikardia pistaksis Kemampuan Dispnea
Tubuh Tanda Anemia: BAK: Mandiri/ Sesak
teraba hangat Pucat/ Bantu Stridor
Menggigil Kongjungtiva sebagian/Tergant Krepirasi
Pucat/Lidah ung Nyeri dada
Pucat/Akral Pucat Alat Bantu: saat batuk
Tanda Tidak/Ya P:
Dehidrasi: Mata Gunakan Obat: Q :
Cekung/Turgo Tidak/Ya R:
r kulit Kemampuan S :
Berkurang/Bib BAB: Mandiri/ T:
ir Kering Bantu
Pusing sebagian/Tergant
Kesemutan ung
Berkeringat Alat Batu:
Rasa Haus Tidak/Ya
Pengisian
Kapiler >3 detik
Percernaan Muskuloskletal Neurosensori Kulit
Mual Tonus otot Fungsi Jaringan parut
Muntah Kontraktur Penglihatan: Memar
Kembung Fraktur Buram Laserasi
Nafsu makan: Nyeri otot/tulang Tak bias Ulserasi
Berkurang/Ti Drop foot, melihat Pus……………
dak lokasi………… Alat .
Sulit menelan Tremor, bantu………… Bulae/lepuh
Disphagia jenis………… ….. Perdarahan
Bau nafas Malaise/fatique Visus………… bawa
Kerusakan Atropi ……….. Krustae
gigi/gusi/lidah Kekuatan otot Luka bakar
/ 5 5 Fungsi kulit……
Geraham/rah Pendengaran Derajat………
ang/palatum 5 5 Kurang jelas ……..
Distensi Tuli Perubahan
abdomen Postur tidak Alat bantu warna….
Bising normal……… Tinnitus Decubitus:Gra
usus…… RPS Atas: de……
Konstipasi bebas/terbatas/ Fungsi Perasa Lokasi…………
Diare……x/hr Kelemahan/kelu Mampu ……
Hemoroid, mpuhan(Ka/Ki) Terganggu
grade…… RPS Bawah: Tidur dan
Teraba masa bebas/terbatas/ Fungsi Perabaan Istirahat
abdomen Kelemahan/kelu Kesemutan Susah tidur jika
Stomatitis mpuhan(Ka/Ki) pada………… batuk
Warna Berdiri: Kebas Waktu
Riwayat obat Mandiri/Bantu pada………… tidur…………
pencahar Sebagian/Terga …….. …
Maag ntung Disorientasi Bantuan obat
Konsistensi… Berjalan: Parese tidak ada
… Mandiri/Bantu Halusinasi
Diet khusus : Sebagian/Terga Disartria
Ya/Tidak ntung Amnesia
Kebiasaan Alat bantu: Paralisis
makan- Tidak/Ya Reflex
minum: Nyeri: Tidak/Ya patologis
Mandiri/Bantu Kejang:
sebagian/ sifat………
Tergantung lama……..
Alergi Frekwensi……
makanan/min ………………..
uman:
Tidak/Ya Fungsi
Alat bantu: Penciuman
Ya/Tidak Mampu
terganggu
Mental Komunikasi dan Kebersihan Diri Perawatan Diri
Cemas budaya Gigi-mulut Sehari-hari
Denial Interaksi kotor Mandi:
Marah dengan Mata kotor Mandiri/Bantu
Takut keluarga: Kulit kotor Sebagian/Terg
Putus Asa Baik/terhambat Perineal/genital antung
Depresi : baik kotor Berpakaian:
Rendah diri Berkomunikasi: Hidung kotor Mandiri /
Menarik diri Lancar/Terham Kuku kotor Bantu/Sebagia
Agresif bat Telinga kotor n/Tergantung
Perilaku Kegiatan social Rambut kepala Menyisir
kekerasan sehari-hari: kotor rambut:
Respon Mandiri /
pasca Bantu/Sebagia
trauma……… n/Tergantung
Tidak mau
melihat
bagian tubuh
yang rusak
Keterangan Tambahan Terkait Individu
Klien mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara menangani
penyakitnya. Keluarga klien Ny” S” mengatakan ingin meningkatkan pola
hidup sehat , keluarga klien Ny” S” mengatakan ingin meningkatkan
kesehatannya.

DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT : tidak ada

DENAH RUMAH
GENOGRAM

5
3

2 26 37 35 30
2 33 2 2
8
4 8 5
39
34

8 4

Ket :

: Laki-laki : Garis keturunan

: Perempuan : Garis perkawinan

: Meninggal : Sakit

G1 : Orang tua pasien sudah meninggal karena faktor usia. Ibu istri
klien masih hidup dan ayah dari istri klien sudah meninggal
karena faktor usia.

G2 : Pasien anak pertama dari enam bersaudara, pasien menderita


hipertensi dan istri pasien anak pertama dari empat
bersaudara.
G3 : Pasien memiliki dua anak laki-laki.
KLASIFIKASI DATA
Data subjektif Data objektif
1. Klien mengatakan merasa 1. Klien Tampak Gelisah
tidak nyaman dengan gejala 2. Keluarga klien nampak tidak
penyakit yang dialaminya mengetahui cara mengatasi
2. Klien mengatakan tegang masalah kesehatannya
pada daerah leher 3. Keluarga klien mengatakan
3. Klien mengatakan sering Tampak ingin meningkatkan
merasa pusing kesehatannya
4. Klien mengatakan mudah 4. TTV
lelah TD : I40/80 MMHg
5. Klien mengatakan bingung N : 80 x/m
dan tida tau cara menangani P : 20 x/m
penyakitnya S : 370c
6. Klien mengatakan sering
jatuh tiba-tiba
7. Kluarga klien mengatakan
ingin meningkatkan pola
hidup sehat
8. Keluarga klien mengatakan
ingin meningkatkan
kesehatannya
9. Keluarga klien mengatakan
tidak mengetahui masalah
kesehatan yang dialaminya
10. Keluarga klien mengatakan
tidak mengetahui upaya yang
dapat meningkatkan
kesehatan
ANALISA DATA
No Data Masalah
Ds : Gangguan rasa
1. Klien mengatakan merasa tidak nyaman
nyaman dengan gejala penyakit
yang dialaminya.
2. Klien mengatakan tegang pada
lehernya
3. Klien mengatakan sering merasa
pusing
4. Klien mengtakan mudah lelah
Do :
1. Klien tampak Gelisah

Ds : Manajemen
1. Keluarga klien mengatakan tidak kesehatan keluarga
mengetahui masalah kesehatan tidak efektif
yang dialaminya
2. Keluarga klien mengatakan tida
mengetahui upaya yang dapat
meningkatkan kesehatan
Do :
1. Keluarga klien tampak tidak
mengetahui cara mengetahui
masalahnya

Ds : Ansietas
1. Klien mengatakan bingung dan
tidak mengetahui cara mengatasi
penyakitnya
2. Klien mengatakan khawatir dan
takut dengan penyakit yang
dialaminya
Do :
1. Klien tampa gelisah

Faktor resiko Resiko jatuh


1. Klien mengatakan menatakan
sering merasa psuing
2. Klien mengtakan sering jatuh tiba-
tiba

Faktor resiko Resiko perfusi


1. Klien mengatakan tegang pada serebral tidak efektif
daerah leher
2. TTV :
TD : I40/80 MMhg
N : 80x/m
P : 20x/m
S : 370c

Ds : Kesiapan
1. Keluarga klien mengatakan ingin peningkatan koping
meningkatkan pola hidup sehat keluarga
2. Keluarga klien mengatkan ingin
meningkatkan kesehatannya
Do :
1. Keluarga tampak ingin
meningkatkan kesehatannya

PRIORITAS MASALAH
Penapisan masalah
Masalah 1 : Gangguan Rasa Nyaman
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 Nilai x Bobot 3 x 1 Masalah besifat aktual
a.    Aktual (3) Nilai Tertinggi 1 karena sudah terjadi dan
b.    Resiko (2) = 1 klien mengatakan
c.    Potensial merasa tidak nyaman
(1)
Kemungkinan 2 Nilai x Bobot 2 x 2 Kemungkinan masalah
masalah dapat Nilai Tertinggi 2 dapat diubah dengan
diubah mudah dengan
a. Mudah (2) =2 menurunkan tekanan
b. Sebagian darah
(1)
c. Tidak dapat
diubah (0)
Potensi 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Potensi masalah untuk
Masalah untuk Nilai Tertinggi 2 dicegah sedang karena
Dicegah sudah terjadi pada klien
a. Tinggi (3) = 2/3
b. Sedang (2)
c. Rendah (1)
Menonjolnya 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Masalah harus segera
masalah Nilai Tertinggi 2 ditangani karena klien
a. Masalah merasa tidak nyaman
Berat harus =1 dengan gejala
segera penyakitnya
ditangani
(2)
b. Ada
masalah
tetapi tidak
perlu
ditangani
(1)
c. Masalah
Tidak
dirasakan
(0)
4 2/3

PRIORITAS MASALAH
Penapisan masalah
Masalah II : Manjemen Kesehatan Tidak Efektif
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 Nilai x Bobot 3 x 1 Masalah besifat aktual
a.    Aktual (3) Nilai Tertinggi 3 karena klien sudah
b.    Resiko (2) = 1 mengalami masalah
c.    Potensial yang dialami anggota
(1) keluarganya
Kemungkinan 2 Nilai x Bobot 1 x 2 Masalah hanya dapat
masalah dapat Nilai Tertinggi 2 sebaian diubah karna
diubah sudah tejadi
a. Mudah (2) =1
b. Sebagian
(1)
c. Tidak
dapat
diubah (0)
Potensi 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Potensi masalah untuk
Masalah untuk Nilai Tertinggi 3 dicegah sedang karena
Dicegah manajemen keluarganya
a. Tinggi (3) = 2/3 kurang baik
b. Sedang (2)
c. Rendah (1)
Menonjolnya 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Masalah harus segera
masalah Nilai Tertinggi 2 ditangani karena
a. Masalah keluarga tidak
Berat harus =1 mengetahui cara
segera menangani
ditangani (2) kesehatannya.
b. Ada masalah
tetapi tidak
perlu
ditangani (1)
c. Masalah
Tidak
dirasakan (0)
3 2/3

PRIORITAS MASALAH
Penapisan masalah
Masalah III : Ansietas
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 Nilai x Bobot 3 x 1 Masalah bersifat akurat
a.    Aktual (3) Nilai Tertinggi 1 karena klien mengatakan
b.    Resiko (2) = 1 khawatir dan takut
c.    Potensial dengan penyakit yang
(1) dialaminya
Kemungkinan 2 Nilai x Bobot 1 x 2 Kemungkinan masalah
masalah dapat Nilai Tertinggi 2 diubah sebagian karena
diubah klien tidak mampu
a. Mudah (2) =1 mengontrol stres yang
b. Sebagian dialami
(1)
c. Tidak
dapat
diubah (0)
Potensi 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Potensi masalah untuk
Masalah untuk Nilai Tertinggi 3 dicegaj sedang karena
Dicegah sudah tejadi
a. Tinggi (3) = 2/3
b. Sedang (2)
c. Rendah (1)
Menonjolnya 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Masalah berat harus
masalah Nilai Tertinggi 2 ditangani karena sudah
a. Masalah tejadi pada klien
Berat harus =1
segera
ditangani
(2)
b. Ada
masalah
tetapi tidak
perlu
ditangani
(1)
c. Masalah
Tidak
dirasakan
(0)
Jumlah 3 2/3

PRIORITAS MASALAH
Penapisan masalah
Masalah IV : Resiko Jatuh
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Sifat masalah bersifat
a.   Aktual (3) Nilai Tertinggi 3 resiko karena masalah
b.   Resiko (2) = 2/3 belum terjadi
c.   Potensial
(1)
Kemungkinan 2 Nilai x Bobot 1 x 2 Masalah dapat diubah
masalah dapat Nilai Tertinggi 2 sebagian karena klien
diubah mengalami gangguan
a. Mudah (2) =1 keseimbangan saat
b. Sebagian penyakitnya muncul
(1)
c. Tidak
dapat
diubah (0)
Potensi 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Masalah dapat dicegah
Masalah untuk Nilai Tertinggi 3 sedand karna klien ingin
Dicegah meningkatkan
a. Tinggi (3) = 2/3 kesehatannya
b. Sedang
(2)
c. Rendah
(1)
Menonjolnya 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Masalah tidak dirasakan
masalah Nilai Tertinggi 2 karena belum terjadi
a. Masalah
Berat =1
harus
segera
ditangani
(2)
b. Ada
masalah
tetapi tidak
perlu
ditangani
(1)
c. Masalah
Tidak
dirasakan
(0)
2 4/3

PRIORITAS MASALAH
Penapisan masalah
Masalah V : Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 Nilai x Bobot 2 x 1 Masalah besifat resiko
a.    Aktual (3) Nilai Tertinggi 1 karena belum tejadi pada
b.    Resiko (2) = 1 klien
c.    Potensial
(1)
Kemungkinan 2 Nilai x Bobot 1 x 2 Masalah dapat diubah
masalah dapat Nilai Tertinggi 2 sebaian karena klien
diubah kadang mengalami
d. Mudah (2) =2 meningkatan tekanan
e. Sebagian darah
(1)
f. Tidak dapat
diubah (0)
Potensi 1 Nilai x Bobot 3 x 1 Masalah dapat dicegah
Masalah untuk Nilai Tertinggi 3 karena menerapkan
Dicegah penanganan untuk
d. Tinggi (3) = 1 menangani penyakitnya
e. Sedang (2)
f. Rendah (1)
Menonjolnya 1 Nilai x Bobot 0 x 1 Masalah harus segera
masalah Nilai Tertinggi 2 ditangani agar tidak
d. Masalah mengalami penurunan
Berat harus =0 sirkulais darah keotak
segera
ditangani (2)
e. Ada
masalah
tetapi tidak
perlu
ditangani (1)
f. Masalah
Tidak
dirasakan
(0)
2 2/3
PRIORITAS MASALAH
Penapisan masalah
Masalah VI : kesiapan peningkatan koping keluarga
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 Nilai x Bobot 1 x 1 Masalah besifat potensial
a.    Aktual (3) Nilai Tertinggi 3 karena klien dan
1
b.    Resiko (2) = /3 keluarganya ining
c.    Potensial meningkatkan koping
(1) keluarga
Kemungkinan 2 Nilai x Bobot 0 x 2 Masalah bersifat tidak
masalah dapat Nilai Tertinggi 2 dapat diubah karena
diubah klien ingin menunjukkan
g. Mudah (2) =2 kemapuan meningkatkan
h. Sebagian koping keluarga
(1)
i. Tidak dapat
diubah (0)
Potensi 1 Nilai x Bobot 1 x 3 Masalah bersifat dapat
Masalah untuk Nilai Tertinggi 3 dicegah karena kkoping
Dicegah keluarga membaik
g. Tinggi (3) = 1/3
h. Sedang (2)
i. Rendah (1)
Menonjolnya 1 Nilai x Bobot 0 x 1 Masalah keluarga tidak di
masalah Nilai Tertinggi 2 rasakan koping keluarga
g. Masalah ingin ditngkatkan
Berat harus =0
segera
ditangani (2)
h. Ada
masalah
tetapi tidak
perlu
ditangani (1)
i. Masalah
Tidak
dirasakan
(0)
2
/3
RENCANA KEPERAWATAN
NO DATA DIAGNISOSI TUJUA TUJUAN INTEVENSI
KEPERAWATAN N (SLKI)
(KELUA
RGA)
1. DS: Gangguan Rasa Setelah 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Klien mengatakan Nyaman dilakukan kemampuan menerima
merasa tidak nyaman berhubungan tindakan informasi
dengan gejala penyakit dengan gejala keperawatan 3 2. Sediakan materi dan media
yang dialaminya. penyakit x 24 ja pendidikan kesehatan
2. Klien mengatakan masalah 3. Berikan kesempatan untuk
tegang pada lehernya teratadi bertanyak
3. Klien mengatakan dengan kriteria 4. Periksa ketegangan otot,
sering merasa pusing hasil: frekuensi nadi, tekanan
4. Klien mengtakan mudah 1. Keluhan darah dan suh sebelum dan
lelah tidak sesudah latihan
Do : nyaman 5. Anjurkan mengambil posisi
1. Klien tampak Gelisah menurun (5) nyaman
2. Gelisah 6. Anjurkan rileks dan
menurun (5) merasakan sensasi
relaksasi
7. Demonstrasikan dan latih
tehnik relaksasi nafas dalam
2. Ds : Manajemen Setelah 1. Identifikais kesiapan dan
1. Keluarga klien kesehatan dilakukan kemapuan menerima
mengatakan tidak keluarga tidak tinakan informasi
mengetahui masalah efektif keperawatan 3 2. Identifikasi faktor-faktor
kesehatan yang berhubungan x 24 jam yang dapat meningkatkan
dialaminya dengan masalah dan menurunkan motivasi
2. Keluarga klien kmpleksitas teratasi perilaku hidup bersih dan
mengatakan tida program dengan kriteria sehat
mengetahui upaya yang perawatan/ hasil : 3. Sediakan materi dan media
dapat meningkatkan pengobatan 1. Aktivitas pendidikan kesehatan
kesehatan keluarga 4. Jadwalkan pendidikan
Do : magatasi kesehatan sesua
1. Keluarga klien tampak masalah kesepakatan
tidak mengetahui cara kesehatan 5. Jelaskan faktor resiko yang
mengetahui tepat dapat mempebgaruhi
masalahnya meningkat kesehatan
2. Tindakan 6. Ajarkan perilaku hidup
untuk bersih dan sehat
mengurang 7. Ajarkan strategi yang dapat
ngi faktor digunakan untuk
resiko meningkatkan perilaku
meningkat hidup bersih dan sehat
3. Ds : Ansietas Setelah 1. Identifikasi saat tingkat
1. Klien mengatakan berhubungan dilaukan ansietas
bingung dan tidak dengan kurang tindakan 2. Monitor tanda-tanda
mengetahui cara tepapar informasi keperawatan 3 ansietas
mengatasi penyakitnya x 24 jam 3. Ciptakan susasana
2. Klien mengatakan masalah terapiutuk untuk
khawatir dan takut teratasi menumbuhkan
dengan penyakit yang dengan kriteria kepercayaan
dialaminya hasil : 4. Pahami situasi yang
Do : 1. Verbilisasi membuat ansietas
1. Klien tampa gelisah kebingunan 5. Dengan dengan penuh
menurun perhatian
2. Verbalisasi 6. Motivasi mengidentifikasi
khawatir situasi yang memicu cemas
akibat 7. Latihtehnik relaksasi
kondisi
yang
dihadapi
menurun
3. Perilau
gelisah
menurun
4. Faktor resiko Resiko jatuh di Setelah 1. Identifikasi faktor resiko
1. Klien mengatakan tandai dengan dilauka jatuh
menatakan sering merasa gangguan tindakan 2. Orientasikan ruangan pada
psuing keseimbangan keperawatan 3 klien dan keluarga
2. Klien mengtakan sering riwayat jatuh x 24 ja 3. Anjurkan menggunakan
jatuh tiba-tiba masalah alas kaki yang tidak licin
teratasi 4. Anjurkan berkonsentrasi
dnegan kriteria untuk menjaga
hasil : keseimbangan tubuh
1. Pusing 5. Anjurkan melebarkan kedua
menerun kaki untuk meningkatkan
2. Jatuh tiba- keseimbangan tubuh
tiba
menerun
5. Faktor resiko Resiko perfusi Setelah 1. Monitor tanda/gejala
1. Klien mengatakan tegang selebral tidak dilakukan peningkatan TIK (tekanan
pada daerah leher efektif, di tanda tindakan darah)
2. TTV : dengan hipertensi keperawatan 3 2. Monitor peningkatan
TD : I40/80 MMhg x 24 jam tekanan darah
N : 80x/m masalah 3. Monitor tekanan perfusi
P : 20x/m teratasi selebral
S : 370c dengan kriteria 4. Pertahankan posisi kepala
hasil : dan leher netral
1. Nilai rata- 5. Jelaskan tujuan dan
rata prosedur pemantauan
tekanan 6. Informasikan hasil
darah pemantauan
membaik
6. Ds : Kesiapan setelah 1. Identifikasi pemahaman
1. Keluarga klien peningkapan dilakukan proses penyakit
mengatakan ingin koping keluarga tindakan 2. Anjurkan keluarga terlibat
meningkatkan pola keperawatan 3 3. Ajarkan cara memecahkan
hidup sehat x 24 jam masalah secara kontruksi
2. Keluarga klien keluarga 4. Latih penggunaan tehnil
mengatkan ingin mampu relaksasi
meningkatkan memodifikasi
kesehatannya lingkungan
Do : yang dapat
1. Keluarga tampak ingin membantu
meningkatkan meningkatkan
kesehatannya koping
keluarga

CATATAN PERKEMBANGAN I
NDX HARI /TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM
1. Selasa, 28 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S :
Septemeber 2020 kemampuan menerima informasi 1. klien mengatakan merasa
15 : 01 Hasil : maish tidak nyaman setelah
Klien mengatakan bersedia relaksasi
menerima informasi 2. klien mengatakan otot leher
masih tegang
15 : 02 2. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan O:
Hasil : 1. klien tampak gelisah
Perawat menyediakan materi
sebelum melakukan pendidikan A : masalah belum teratasi
kesehatan tentang hipertensi
P : Lanjutkan intervensi
15 : 03 3. Memberikan kesempatan untuk 2. Sediakan materi dan media
bertanyak pendidikan kesehatan
Hasil : 3. Berikan kesempatan untuk
Perawat memberikan kesempatan bertanya
kepada klien untuk bertanya tentang 4. Periksa ketegangan otot,
pendidikan kesehatan yang akan frekuensi nadi, tekanan darah
dilaukan sebelum dan sesudah latihan
7. Demonstrasikan dan latih
15 : 04 4. Memeriksa ketegangan otot, tehnik relaksasi
frekuensi nadi, tekanan darah dan
suh sebelum dan sesudah latihan
Hasil :
Klien mengatakan otot leher tegang,
Ttd : 140/80 mmhg, N : 80 x/m, S :
370c

15 : 09 5. Menganjurkan mengambil posisi


nyaman
Hasil :
Klien mengambil posisi yang nyaman

15 : 11 6. Menganjurkan rileks dan merasakan


sensasi relaksasi
Hasil :
Klien merasa rileks dan masih tidak
nyaman tetapi masih gelisah

15 : 14 7. Mendemonstrasikan dan latih tehnik


relaksasi nafas dalam
Hasil :
Klien melakukan relaksasi

2. Selasa 16 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S :


september 2020 kemapuan menerima informasi 1. Klien mengatakan belum
15 : 15 Hasil : mampu mengatasi masalah
Klien mengatakan bersedia informasi dan mengurangngi faktor
resiko

15 : 17 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang O :


dapat meningkatkan dan 1. Klien tampak belum mampu
menurunkan motivasi perilaku hidup mengatasi masalahnya
bersih dan sehat
Hasil : A : Masalah belum teratasi
Klien mengatakan yang dapat
menurunkan motivasi saat diberikan P : Lanjutkan intevensi
motivasi dan arahan tentang perilau 5. Jelaskan faktor resiko yang
hidup bersih. Dan faktor menurunkan dapat mempengaruhi
ketika klien kondisinya kurang baik kesehatan
6. Ajarkan perilau hidup bersih
dan sehat
15 : 20 3. Menyediakan materi dan media 7. Ajarkan strategi yang dapat
pendidikan kesehatan digunakan untuk
Hasil : mningkatkan perilau hidup
Perawat menyediakan materi sehat dan bersih
sebelum melakukan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi

15 : 22 4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan


sesuai kesepakatan
Hasil :
Memberikan kontrak waktu
pendidikan kesehatan
15 : 25 5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Hasil :
Menjelaskan kepada keluarga faktor
resiko yang mempengaruhi
kesehatannya yang disebabkan
karena stres, klien belum mengerti

15 : 33 6. Mengajarkan perilaku hidup bersih


dan sehat
Hasil :
Klien diajarkan untuk mengerti
masalah hipertensi yang di alami dan
mengajarkan untuk mengurangngi
stres dan asupan garam. Dan klien
belum mengerti

15 : 37 7. Mengajarkan strategi yang dapat


digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Hasil :
Klien melakukan relaksasi untuk
mengurangngi stres dan untuk
meningkatkan kesehatannya.

3. 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas S:


Hasil : 1. Klien mengatakan merasa
Klien mengatakan merasa khawatir bingung atas penyakitnya
dan takut sehingga gelisah karena 2. Klien mengatakan khawatir
merasa bingung dengan yang atas kondisinya
dialaminya
O:
2. Memonitor tanda-tanda ansietas 1. Klien nampak gelisah
Hasil :
Klien tampak gelisah, klien tampak A : Masalah belum teratasi
bingung
P : Lanjutkan Intevensi
3. Menciptakan susasana terapiutuk 2. Moitor tanda-tanda anisietas
untuk menumbuhkan kepercayaan 7. Melatih tehnik relaksasi
Hasil :
Menciptakan kepercayaan kepada
klien dan keluarganya untuk
menumbuhkan kepercayan

4. Memahami situasi yang membuat


ansietas
Hasil :
Klien mengalai anisietas karena
stress

5. Mendengarkan dengan penuh


perhatian
Hasil :
Perawat mendengarkan apa yang di
sampaikan klien

6. Memotivasi mengidentifikasi situasi


yang memicu cemas
Hasil :
Klien mengatakan selalu merasa
stress
7. Melatih tehnik relaksasi
Hasil :
Klien dalam keluarga yang sakit
melakukan tehnik relaksasi

1. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh S:


Hasil : 1. Klien mengatakan merasa
Klien mengatakan merasa pusing pusing
dan sering jatuh tiba-tiba O:
1. Klien nampak mengeluh
2. Mengorientasikan ruangan pada pusing
klien dan keluarga
Hasil : A : Masalah belum teratasi
Orientasikan keadaan ruangan pada
pasien dan keluarga P : Lanjutkan intevensi
1. Identifikasi faktor resiko jatuh
3. Menganjurkan menggunakan alas 4. Anjurkan berkonsntrasi untuk
kaki yang tidak licin menjaga keseimbangan
Hasil : tubuh
Klien menggunakan alas kaki yang
tidak licin ( swallow)

4. Menganjurkan berkonsentrasi untuk


menjaga keseimbangan tubuh
Hasil :
Klien menjaga keseimbangan

5. Menganjurkan melebarkan kedua


kaki untuk meningkatkan
keseimbangan tubuh
Hasil :
Klien melebarkan kedua kaki untuk
menjaga keseimbangan tubuh.

1. Memonitor tanda/gejala peningkatan S:


TIK (tekanan darah) 1. Klien mengatakan otot leher
Hasil : terasa kaku dan tegang
TD : 140/80 mmhg tekanan darah O:
tampak meningkat 1. Tekanan darah TD : 140/80
mmhg
2. Memonitor peningkatan tekanan A : masalah belum teratasi
darah
Hasil : P : Lanjutkan intevensi
TD : 140/80 mmhg 2. Monitor peningkatan tekanan
darah
3. Memonitor tekanan perfusi selebral 3. Monitor tekanan perfusi
Hasil : serebral
Klien tampak resiko tekanan persepsi
seebral

4. Mempertahankan posisi kepala dan


leher netral
Hasil :
Posisi kepala pasien dipertahankan
dengan netral
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Hasil :
Klien memahami tentang tujuan dan
prosedur yang di lakukan

6. Menginformasikan hasil pemantauan


Hasil :
Klien mengetahui hasil pemantauan

1. Mengidentifikasi pemahaman proses S:


penyakit 1. Klien dan keluarganya
Hasil : mengatakan belum mampu
Klien menjelaskan tidak paham mengatasi masalah unutuk
tentang penyakitnya untuk membantu meningkatkan
meningkatkan koping keluarga koping keluarga
O:
2. Menganjurkan keluarga terlibat 1. Klien nampak belum mampu
Hasil : memecahkan masalahnya
Keluarga telibat unutuk memodifikasi A : Masalah belum teratasi
lingkungan untuk meningkatkan P : lanjutkan intevensi
koping keluarga 3. Ajarkan pemecahan masalah
secara konstruksi
3. Mengajarkan cara memecahkan 4. Latih penggunaan tehnik
masalah secara kontruksi relaksasi
Hasil :
Klien tidak mapu untuk memecahkan
masalah sehingga dapat
meningkatkan perilau sehat

4. Melatih penggunaan tehnil relaksasi


Hasil :
Klien melakukan relaksasi untuk
mengatasi masalah yang terjadi
CATATAN PERKEMBANGAN II

NDX HARI /TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM
1. Selasa, 28 2. Menyediakan materi dan media S :
Septemeber 2020 pendidikan kesehatan 1. Klien mengatakan masih
Hasil : merasa tidak nyaman pada
Klien mengatakan menerima materi otot leher dan tegang
dan media sudah dijelaskan kepada
klien. O:
1. Klien tampak gelisah
3. Memberikan kesempatan untuk
bertanyak A : masalah belum teratasi
Hasil :
Klien bertanya saat melakukan tanya P : Lanjutkan intervensi
jawab 4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah
4. Memeriksa ketegangan otot, sebelum dan sesudah latihan
frekuensi nadi, tekanan darah dan 7. Demonstrasikan dan latih
suh sebelum dan sesudah latihan tehnik relaksasi
Hasil :
Klien mengatakan tegang masih di
rasakan pada otot leher, tekanan
darah 140/80 mmhg, N : 80 x/m, S :
370c

7. Mendemonstrasikan dan latih tehnik


relaksasi nafas dalam
Hasil :
Klien melakukan tehnik relaksasi

2. Selasa 16 5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat S :


september 2020 mempengaruhi kesehatan 1. Klien mengatakan mampu
Hasil : mengatasi masalahnya dan
Klien dan keluarga mengatakan akan mengurangngi faktor
sudah mengatahui faktor resiko
penyebabnya dan akan menghindari
yang menjadi faktor risiko. O:
1. Klien tampak sudah mampu
6. Mengajarkan perilaku hidup bersih mengatasi masalah
dan sehat kesehatannya dan
Hasil : menghindari faktor resiko
Klien dan keluarga memhami dalam
mengatasi masalahnya dan klien A : Masalah teratasi
mengatasinya sesuai yang di ajarkan
P : Pertahankan intevensi
7. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Hasil :
Klien dan keluarga mengulangngi
strategi relaksasi

3. 2. Memonitor tanda-tanda ansietas S:


Hasil : 1. Klien mengatakan
1. Klien dan keluarga bingung mengatakan sudah tidak
dan tidak khawatir lagi dan merasa bingung lagi
sudah mulai mengetahui 2. Klien mengatakan sudah
masalahnya tidak merasa khawatir lagi
2. Klien tampak masih gelisah
O:
7. Melatih tehnik relaksasi 1. Klien nampak masih gelish
Hasil :
Klien melakukan terapi relaksasi A : Masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan Intevensi
7. Melatih tehnik relaksasi
4. 1. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh S:
Hasil : 1. Klien mengatakan sudah
 Klien mengatakan sudah tidak merasa bingung lagi
tidak merasa bingung 2. Klien mengatakan sudah
 Klien mengatakan sudah tidak tidak jatuh lagi
tidak jatuh O:
1. Klien tampak sudah mempu
4. Menganjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan
menjaga keseimbangan tubuh A : Masalah Tidak Terjadi
Hasil : P : pertahakan intevensi
Klien mengatakan akan menjaga
keseimbangan

5. 2. Memonitor peningkatan tekanan S:


darah 1. Klien mengatakan leher
Hasil : masing tegang
TD : 140/80 mmhg O:
1. Tekanan darah TD : 140/80
3. Memonitor tekanan perfusi selebral mmhg
Hasil : A : masalah belum teratasi
Klien nampak risiko tejadi perfusi
takanan serebral P : Lanjutkan intevensi
2. Monitor peningkatan tekanan
darah
3. Monitor tekanan perfusi
serebral
6. 3. Mengajarkan cara memecahkan S:
masalah secara kontruksi 1. Klien mengatakan sudah
Hasil : mampu memecahkan
Klien dan keluarga mengatakan masalahnya
sudah mampu memecahkan atau
mengtasi masalanya O:
1. Perilaku sehat tampak
4. Melatih penggunaan tehnik relaksasi membaik
Hasil : A : Masalah teratasi
Klien melakukan tehnik relaksasi P : Pertahankan intevensi
CATATAN PERKEMBANGAN III

NDX HARI /TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM
1. Selasa, 28 4. Memeriksa ketegangan otot, S :
Septemeber 2020 frekuensi nadi, tekanan darah dan 1. Klien mengatakan sudah
suh sebelum dan sesudah latihan merasa nyaman, dan leher
Hasil : sudah tidak tegang
Klien mengatakan tegang masih di
rasakan pada otot leher, tekanan O :
darah 140/90 mmhg 1. Klien nampak sudah tidak
gelisah
7. Mendemonstrasikan dan latih tehnik
relaksasi nafas dalam A : masalah teratasi
Hasil :
Klien melakukan tehnik relaksasi P : Pertahankan intervensi

4. 3. Memonitor tanda-tanda ansietas S:


Hasil : 1. Klien nampak sudah tidak
Klien tampak sudah tidak gelisah measa khawatir lagi

7. Melatih tehnik relaksasi O:


Hasil : 1. Klien nampak sudah tidak
Klien melakukan terapi relaksasi gelisah

A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intevensi
5. 2. Memonitor peningkatan tekanan S:
darah 1. Klien mengatakan lehernya
Hasil : sudah tidak tegang
TD : 120/90 mmhg O:
2. Tekanan darah menurun TD :
3. Memonitor tekanan perfusi selebral 120/90 mmhg
Hasil : A : masalah teratasi
Tidak terjadi tekanan perfusi serebral
P : Petahankan intervensi

Dokumentasi
SURAT PERNYATAAN KELUARGA BINAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama KK : Tn.”S”
Jumlah anggota keluarga : 5 orang
Alamat : Tanrussampe barat,Kel. Pabiringnga
Kec. Binamu Kab. Jeneponto

Menyatakan bahwa :
Saya setuju menjadi keluarga binaan dan perawat yang
menjadi perawat saya akan memberikan perawatan selama
3 hari dengan 1-2 kali kunjungan tiap harinya dan saya
bersedia diberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kondisi masalah kesehatan yang saya alami

Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa paksaan atau


tekanan dari pihak manapun.

Jeneponto, 2020

Keluarga Binaan

( )

Anda mungkin juga menyukai