Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK TN.

U DENGAN
HIPERTENSI DI DESA LAKOMEA
KECAMATAN MORAMO
(Dosen pengampuh : Diah Indriastuti S.Kep.,Ns.,M.Kep)

Oleh:

NAMA : KASIMAN SYA


NIM : S.0020.P2.030
KELAS : NONREG KENDARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA KESEHATAN KENDARI
PRODI S1 KEPERAWATAN
KENDARI
2022
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.Dalam masyarakat, hubungan
yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga
sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan),
hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta
saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial.Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
2. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina
hubungan 7 sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik
asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit.
3. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan
perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :
Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru nikah yang belum mempunyai
anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan
dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan
menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orangtua).
a. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing) Masa ini merupakan transisi
menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan
tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,
serta konseling KB post partum 6 minggu.
b. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah
menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, 9
proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
c. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun) Keluarga dengan anak sekolah
mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan
daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
d. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka,
mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak dewasa Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak
untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada dalam keluarganya.
f. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
g. Keluarga lanjut usia Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa
lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
Dilingkungan setempat.

B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih.Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis.Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.
Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke,
dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian
Patica)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
(WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti
apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga
para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan.Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan
factor penyebab.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.Wanita diketahui
mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30
tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, 13
sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan
dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto,
2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-
40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,
semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi
seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah
menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam 14 menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia
H, Amirudin R., 2007).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga
akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk
kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang
lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah.Hal ini dikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang 15 direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena
dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana
dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan
frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini
akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan
tekanan darah sebesar 30 mmHg.

4. Etiologi
Penyebab hipertensi belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor risiko
yang dapat menjadi pemicu terjadinya hipertensi mulai dari faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah (9).
1. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah
a. Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap polenik dan multifaktorial yaitu, pada seseorang dengan
riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteraksi dengan yang
lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari
waktu kewaktu. Kecenderungan genentis yang membuat keluarga tertentu lebih
rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar
natrium intraselular dan penurunan rasio kalsium-natrium, yang lebih sering
ditemukan pada orang berkulit hitam. klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda.
b. Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi
meningkat dengan usia 50-60% klien yang berumur lebih dari 60 tahun memiliki
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Penelitian epidimologi, bagaimanapun
juga, telah menunjukan prognosis yang lebih buruk pada klien yang hipertensinya
mulai pada usia muda. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya terjadi pada orang
yang berusia 50 tahun, dengan hampir 24% dari semua orang terkena pada usia
80 tahun.
c. Jenis kelamin
Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Risiko pada pria dan wanita hampir sama
antara usia 55 sampai 74 tahun; kemudian, setelah usia 74 tahun, wanita brisiko
lebih besar.
d.Etnis
Statistik moralitas mengindikasikan bahwa angka kematian pada wanita berkulit
putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka 4,7%; pria berkulit putih
pada tingkat pada tingkat terendah berikutnya yaitu 6,3% dan pria berkulit hitam
pada tingkat terendah berikutnya yaitu 22,5%; angka kematian tertinggi pada
wanita berkulit hitam pada angka 29,3%. Alasan peningkatan prevalensi
hipertensi di antara orang berkulit hitam tidaklah jelas, akan tetapi penignkatanya
dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar
terhadap vasoprenin, tinggianya asupan garam, dan tingginya stres lingkungan.
2. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah
a. Diabetes
hipertensi telah terbukti terjadi lebih dari dua kali lipat pada klien diabetes
menurut beberapa studi penelitian terkini, diabetes mempercepat aterosklerosis
dan menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.
Oleh karena itu hipertensi akan menjadi diagnosis yang lazim pada diabetes,
meskipun dibetesnya didiagnosis dengan hipertensi, keputusan pengobatan
dan perawatan tindak lanjut harus benar-benar individual dan agresif.
b. Stres
Stres meningkatkan resistansi vaskular perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Dari waktu ke waktu hipertensi
dapat berkembang. Stresor bisa banyak hal, mulai dari suara, infeksi,
peradangan, nyeri, berkurangnya suplai oksigen, panas, dingin, trauma,
pengerahan tenaga berkepanjangan, respons pada peristiwa kehidupan,
obesitas usia tua, obat-obatan, penyakit pembedahan dan pengobatan medis
dapat memicu respons stres.
c. Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas (tubuh berbentuk “apel”), dengan
meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma, pinggang, dan perut,
dihubungkan dengan pengembangan hipertensi. Orang dengan kelebihan berat
badan tetapi mempunyai kelebihan paling banyak dipantat, pinggul, dan paha
(tubuh berbentuk “pear”) berada pada risiko jauh lebih sedikit untuk
pengembangan hipetensi sekunder dari pada peningkatan berat badan saja.
Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai dengan sindrom
metabolis, yang juga meningkatkan risiko hipertensi.
d. Nutrisi
Konsumsi natrium bisa menjadi faktor penting dalam perkembangan
hipertensi esensial. Paling tidak 40% dari klien yang terkena hipertensi akan
sensitif terhadap garam dan kelebihan garam mungkin menjadi penyebab
pencetus hipertensi pada individu ini. Diet tinggi garam mungkin
menyebabkan pelepasan hormon natriuetik yang berlebihan, yang mungkin
secara tidak langsung meningkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga
menstimulasi mekanisme vasopresor di dalam sistem saraf (SSP). Penelitian
juga menunjukan bahwa asupan diet rendah kalsium dan magnesium dapat
berkontribusi dakam pengembangan hipertensi.
e. Penyalahgunaan obat
Merokok iogaret, menkonsumsi banyak alkohol dan beberapa pengguaan obat
terlarang merupakan faktor-faktor risiko hipertensi. Pada dosis tertentu
nikoton dalam rokok sigaret serta obat serta obat seperti kokain dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung. Namun bagaimanapun
juga, kebiasaan memakai zat ini telah turut meningkatkan kejadian hipertensi
dari waktu ke waktu. Kejadian hipertensi juga tinggi di antara orang yang
minum 3 ons etanol perhari. Pengaruh dari kafein yang kontroversional.
Kafein meningkatkan tekanan darah akut tidak mnghasilkan efek
berkelanjutan.

5. Patofisiologi
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer kemungkinan besar terjadi karena kerusakan atau malfungsi
pada beberapa atau semua sistem ini; sistem baroreseptor dan kemoreseptor
arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiostensin,autoregulasi
vaskular, agaknya bukan kerusakan tunggal yang menyebabkan hipertensi
esensial pada semua orang yang terkena.
Baroreseptor dan kemoresptor arteri bekerja secara refleks untuk mengontrol
tekanan darah. Baroreseptor, reseptro pemegang utama, ditemukan pada sinus
karotis, aorta, dan dinding bilik jantung kiri. Mereka memonitor tingkat
tekanan darah dan mengatasi melalui vasodilastasi dan memperlambat denyut
jantung melalui saraf vagus. Kemoreseptor, berada di medula dan tubuh
konsentrasi oksigen, karbon dioksida, dan ion hidrogen (pH) dalam darah.
Penurunan konsetrasi oksigen arteri atau pH menyebabkan kenaikan refleksif
pada tekanan, sementara kenaikan konsentrasi karbon dioksida menyebabkan
penurunan tekanan darah. Perubahan-perubahan pada volume cairan
memperngaruhi tekanan arteri sistemik. Dengan demikian kelainan dalam
transpor natrium dalam tubulus ginjal mungkin menyebabkan hipertensi
esensial. Ketika kadar natrium dan air berlebih, volume total darah meningkat
dengan demikian meningkatkan tekanan darah. Perubahan-perubahan
patologis yang mengubah ambang tekanan darah sistemik. Selain itu, produksi
hormon penahan natrium yang berlebihan menyebabkan hipetensi. Renin dan
angiostensin memainkan peran dalam pengaturan tekanan darah. Renin adalah
enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mengatasi substratprotein plasma
untuk memisahkan angiostensin I yang dihilangkan eolh enzim pengubah ke
paru-paru untuk membentuk angiostensin II dan kemudian angiostensin III.
Angiostensin II dan III bertindak sebagai vasokonstriktor dan juga merangsang
pelepasan aldosteron. Dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik,
angiostensin II dan III tampaknya juga menghambat ekskresi natrium, yang
menghasilkan naiknya tekanan darah. Sekresi renin yang bertambah telh
diteliti sebagai penyebab meningkatnya resisten vaskular periferal pada
hipertensi primer(9). Sel endotel vaskular terbukti penting dalam hipertensi.
Sel endotel memproduksi nitrat oksida yang mendilatasi arteriol dan
endotelium yang mengontriksikannya. Disfungsi endotelium telah berimplikasi
pada hipertensi esensial manusia(9).
2. Hipertensi sekunder
Banyak masalah ginjal, vaskular, neurologis, dan obat dan makanan yang
secara langsung atau tidak langsung berpengaruh negatif terhadaf ginjal dapat
mengakibatkan gangguan serius pada organ-organ ini yang mengganggu
ekskresi natrium, perfusi renal, atau mekanisme renin-angiostensin-aldosteron,
yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dari waktu ke waktu(9).
Glomerulonefritis dan stenosis arteri renal kronis adalah penyebab yang
paling umum dari hipertensi sekunder. Juga, kelenjar adrenal dapat
mengakibatkan hipertensi sekunder jika ia memproduksi aldosteron, kortisol,
dan katekolamin berlebih. Kelebihan aldosteron mengakibatkan renal
menyimpan natrium dan air, memperbanyak volume darah, dan menaikkan
tekanan darah. Feokromositoma, tumor kecil di medula adrenal, dapat
mengakibatkan hipertensi dramatis karena pelepasan jumpa epinefrin dan
norepinofrin (disebut-katekolamin) yang berlebihan. Permasalahan
adrenokorsikal lainya dapat mengakibatkan produksi kortisol yang
berlebihan( sindrom chusing). Klien dengan sindrom chusing memiliki 80%
risiko pengembangan hipertensi. Kortisol meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatnya simpanan natrium renal, kadar angiotensin II, dan reaktivitas
vaskular terhadap norepinefrin. Stres kronis meningkatkan kadar katekolamin,
aldosteron, dan kortisol dalam darah(9).
3. Perubahan pembuluh
Pada awal perjalanan perkembaangan hipertensi, tidak ada perubahan
patologis nyata pada pembukuh darah dan organ darah yang dapat dilihat selain
dari elevasi intermiten tekanan darah(hipertensi labil). Dengan perlahan,
penyebaran perubahan patologis terjadi baik dalam pembuluh darah kecil dan
kecil dan di jantung, ginjal, dan otak(9).
Pembuluh besar, seperti aorta, arteri koroner, arteri basilaris ke otak, dan
pembuluh darah perifer pada organ tubuh, menjadi sklerosis, berkelok, dan
lemah. Luminanya sempit, dengan hasil menurunnya aliran darah ke jantung,
otak, dan ekstremitas bawah. Oleh karena kerusakan berlanjut,pembuluh besar
mungkin menjadi tersumbat dan mungkin menjadi perdarahan, yang
menyebabkan infark jaringan yang disuplai oleh pembuluh yang dengan tiba-
tiba tekah diambil suplay darahnya(9).
Kerusakan pembuluh kecil, sama berbahayanya, mengakibatkan perubahan
struktur jantung, ginjal, dan otak. Elevasi TDD merusak lapisan intima
pembuluh kecil. Oleh karena kerusakan intima, fibrin terakumulasi dipembuluh,
edema lokal berkembang, dan menggumpalan intravasular mungkin terjadi.
Hasil akhir dari perubahan ini adalah:
a. penuruan suplai darah ke jaringan jantung, otak, ginjal, dan retina.
b. gangguan fungsional progresif organ-organ ini.
c. dan akhirnya, sebagai konsekuensi iskemia kronis, infrak jaringan yang
disuplai oleh pembuluh ini, berasal dari banyak cara yang sama seperti
oklusi pembuluh besar.

6. Kriteria

Tabel 1. Kriteria hipertensi(10).


7. Pathway hipertensi
8. Manifestasi klinik

Pada tahap awal perkembangan hipertensi, tidak ada manifestasi yang dicatat
oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekanan darah akan naik, jika dan
jika keadaan ini tidak “terdeteksi” selama pemeriksaan rutin, klien akan tetap tidak
sadar bahwa tekanan darahnya naik. jika keadaan ini dibiarkan tidak terdiagnosis,
tekanan darah akan terus naik, manifestasi klinik akan menjadi jelas, dan klien
akhirnyaakan datang ke rumah sakit dan mengeluhkan sakit kepala terus menerus,
kelelahan, pusing, berdebar-debar, sesak, pandangan kabur atau penglihatan ganda,
atau mimisan(9).

9. Komplikasi

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang potensial. Bila dibiarkan tidak


diobati, keadaan ini akan menimbulkan berbagai macam komplikasi(3),
Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner, infark (kerusakan jaringan) jantung, stroke, dan gagal
ginjal (Calhoun et al., 2008)(5), yang tidak jarang berujung pada kematian(3).

10. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium; Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia. BUN/ kreatinin: memberikan informasi
tentang perfusi/fungsi ginjal. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus
hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. Urinalisa:
darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
2. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, di mana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IU: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan
ginjal.
5. Poto dada: menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung(11).
11. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari terapi farmakologis dan non farmakologis


(8) Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis, efisien dan dapat menekan
pengeluaran. Beberapa jenis terapi non farmakologis diantaranya akupresure,
terapi jus, pijat, yoga, pengobatan herbal, pernafasan dan relaksasi, relaksasi otot
progresif merupakan salah satu teknik relaksasi (Bulecheck, dkk 2013 dalam
Erwanto, dkk 2017)(7).
I. FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
A Data Umum & Kondisi Kesehatan Keluarga

Puskesmas : Moramo Alamat : Lakomea Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 5 Februari 2022


Nama KK : Tn. U Usia : 48 tahun
Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani

1. Komposisi Keluarga

Riwayat penyakit &


Alat bantu, ptotesa
Anggota Keluarga

(sehat/tidak sehat)
Imunisasi (L/TL)

Keadaan umum
Hub. Keluarga

Pendidikan
Umur (th)

Pekerjaan
Agama
Nama

alergi
Suku
L/P

KB
No

1. Ny . A Istri P 44 Tamat SD Islam Tolaki IRT Lengkap Tidak ada Tidak ada Sehat Tidak ada

2. Tn. B Anak L 23 Tamat SMA Islam Tolaki Wiraswasta Lengkap Tidak ada Tidak ada Sehat Tidak ada

2. Jarak Untuk Mencapai Pelayanan Kesehatan Terdekat


Fasilitas Kesehatan Jarak Cara tempuh
1. Puskesmas : 500 m 1. Motor roda 2
2. Posyandu : 300 m 2. Motor roda 2
3. Genogram (3 generasi)

48
44

23

Keterangan :
: Laki-laki : Menikah : Pasien

: Perempuan : keturunan : Tinggal Serumah


4. TipeKeluarga
Keluarga inti
B. Pengkajian Individu

No Data Tn. U Ny. A Tn. B


1. Keadaan umum : Compos mentis Compos mentis Compos mentis

Penampilan Baik Baik Baik

BB 64 Kg 58 Kg 60 Kg
TB 165 cm 156 cm 169 cm
Baik (Berat badan ideal Baik (Berat badan ideal
Status Gizi baik (Berat badan kurang berdasarkan IMT)
berdasarkan IMT) berdasarkan IMT)
Diagnosa medis Hipertensi Tidak ada Tidak ada
Masalah kesehatan
Hipertensi Tidak ada Tidak ada
sekarang
Masalah kesehatan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
yang lalu
Masalah kesehatan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluarga ( turunan )
2. TTV :
Tekanan darah 180 MmHg 100 MmHg 110 MmHg
Nadi 100 X/menit 78X/menit 84X/Menit
Respirasi 22X/menit 18 X/menit 20X/Menit
Suhu 36,60C 36,50C 36,00C

CRT < 2 detik < 2 detik < 2 detik

3. Mata :
Sclera Putih Putih Putih
Konjungtiva Pink Pink Pink
Palpebra Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4.
Fungsi Baik Baik Baik
5. Telinga :
Bentuk Normal Normal Normal
Keadaan Bersih Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik Baik
6. Hidung :
Bentuk Normal Normal Normal
Keadaan Bersih Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik Baik
7. Mulut :

Gigi Baik Baik Baik

Fungsi menelan Baik Baik Baik


Kelembaban Baik Baik Baik

8. Leher :
Pembengkakan Tidak terdapat
Tidak terdapat pembengkakan Tidak terdapat pembengkakan
kelenjar tiroid pembengkakan
9. Dada :
Bentuk Normal Normal Normal
Suara paru Resonan Resonan Resonan
Respirasi 22X/menit 18 X/menit 20X/Menit

Bunyi jantung S1, S2 S1, S2 S1, S2

10. Abdomen :
Bentuk Normal Normal Normal
Nyeri tekan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
11. Ekstremitas :

Oedema Tidak ada oedema Tidak ada oedema Tidak ada oedema

Kontraktur Tidak ada Tidak ada Tidak ada

12. Istirahat dan tidur Baik Baik Baik

13. Status mental Baik Baik Baik


14. Kebersihan diri Bersih Bersih Bersih

15. Sistem respirasi Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

Sistem Tidak ada masalah Tidak ada masalah


16. Tidak ada masalah
kardiovaskuler

17. Sistem pencernaan Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

18. Sistem urinaria Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

19. Sistem integument Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

20. Sistem persyarafan Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

Sistem Tidak ada masalah Tidak ada Tidak ada masalah


21.
muskulosketal
Pemeriksaan
penunjang bagi yang Tidak ada pemeriksaan Tidak ada pemeriksaan
22. Tidak ada pemeriksaan
sakit (lab, radiologi,
EKG, USG)
C. Kesehatan Lingkungan

1. Karakteristik rumah
Denah Rumah :

6 8

2 3

Keterangan :

1. Teras
2. Ruang tamu
3. Kamar Tn. B
4. Kamar Tn. U dan Ny. A
5. Kamar Tidur
6. Kamar mandi
7. Ruang Keluarga
8. Dapur
a. Tipe Tempat Tinggal : Pribadi
b. Gambaran kondisi rumah
1) Jenis bangunan : Semi permanen

2) Luas bangunan : 10x7 m²

3) Luas pekarangan : 10 m²

4) Jumlah jendela : 8

5) Kondisi ventilasi rumah : Baik

6) Kondisi pencahayaan rumah : Baik

7) Jenis lantai : Semen


8) Kebersihan rumah secara : Baik
keseluruhan
9) Pengelolaan sampah keluarga : Di bakar

10) Kondisi jamban keluarga : Leher angsa


11) Sumber air bersih dalam : PDAM
keluarga
12) Jarak sumber air minum : 10 m
dengan septic tank
13) Sumber air minum yang : Galon
digunakan
14) Keadaan dapur : Bersih

15) Pembuangan limbah : Got

16) Keamanan lingkungan rumah : Baik


17) Perasaan subyektif keluarga : Baik
terhadap rumah
18) Pengaturan pengaturan : Baik
rumah dan privaci

2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang lebih luas.


a. Karakteristik fisik dari lingkungan
Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn. U merupakan rumah Kepemilikan
pribadi jenis bangunannya adalah semi permanen, dengan Luas rumah 10 x 7
m2. pekarangan 10m2 Lantai tempat tinggalnya menggunakan semen, rumah
memiliki sirkulasi udara yang baik dan pencahayaan yang menyeluruh.
Penerangan menggunakan listrik hanya digunakan pada malam hari saja karena
pada siang hari seluruh ruangan diterangi oleh cahaya melalui jendela.
b. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas
Di wilayah keluarga Tn. U jarak antara satu rumah dengan yang lainnya agak
berjarak.
c. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas karena mudah di
akses dan dijangkau dari tempat tinggalnya.
d. Tersedianya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam
mengakses fasilitas yang ada.
Keluarga menggunakan kendaraan pribadi untuk berpergian dan melakukan
aktivitas di luar rumah, seperti ketempat pelayanaan kesehatan ataupun sarana
umum lainnya.
e. Insiden kejahatan disekitar lingkungan masyarakat
Keamanan lingkungan rumah keluarga Tn. U sangat aman, tidak pernah terjadi
pencurian, pembegalan dan kejahatan-kejahatan lain. Oleh sebab itu keluarga
Tn. U sangat senang dan nyaman dengan kediamannya yang sekarang ini.
f. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Tn. U mereka sudah tinggal di Desa Lakomea sudah sejak lama dan
tidak pernah berpindah tempat.
g. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. U dan keluarga sering mengunjungi sanak keluarga jika ada pesta dan
kegiatan keluarga lainnya.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. U berkomunikasi dengan bahasa Tolaki dan Indonesia. Tetapi bahasa
Tolaki lebih sering digunakan didalam rumah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. U sudah tidak bekerja lagi dan sekarang yang mencari nafkah adalah anaknya,
sedangkan istrinya tidak bekerja.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Dalam struktur peran keluarga, Tn. U sebagai kepala keluarga berperan sebagai
sumber kekuatan keluarga digantikan oleh anaknya yaitu Tn. B, Ny. A hanya
menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga yang berperan dalam mengurus
rumah.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dianut adalah dari dua sisi yaitu berdasarkan budaya suku
Tolaki serta dari agama islam. Nilai dan norma yang dimaksut seperti, saling
menghargai, menjaga kerukunan masyarakat serta gotong royong.

E. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: aging family member
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. U mengeluh pusing, tegang pada leher, dan nyeri pada kepala
4. Keluarga Tn U Berlatar belakang suku Tolaki, nilai-nilai dalam keluarga pun
berdasarkan budaya suku Tolaki. Wilayah tempat tinggal keluarga Tn. U mayoritas
bersuku Tolaki.

F. Status Social Ekonomi Keluarga


Penghasil keluarga Tn. U adalah sebesar ± 2.000.000 Perbulan

G. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
1) Pola kebutuhan keluarga
Pola kebutuhan keluarga cukup terpenuhi
2) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
keluarga sangat akrab satu sama lainnya
3) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Keluarga masih tinggal dalam satu rumah
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. U aktif dalam kegiatan social yang berada dimasyarakat, keluarga
tersebut juga aktif berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Pengenalan keluarga terhadap masalah kesehatan pada keluarganya.
Jika salah satu dalam keluarga Tn. U, sakit mereka saling merawat dalam
anggota keluarga. Biasanya mereka meminum obat-obatan terlebih dahulu
sebagai tindakan pertama. Namun jika keadaan tidak membaik maka mereka
akan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
Keluarga selalu mendiskusikan jika ada masalah yang belum teratasi dalam
keluarga bersama istri dan kadang juga melibatkan anaknya.
3) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat anggota
keluarga yang sakit.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
Keluarga memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam bunga dan
tumbuhan lainnya.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas karena lebih
dekat dengan rumah.
d. Fungsi reproduksi
Istri Tn. U pernah menggunakan KB suntik, dan kini sudah tidak menggunakan
lagi (monopause).
e. Fungsi ekonomi
Penghasil keluarga Tn. U adalah sebesar ± 2.000.000 Perbulan.

H. Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Terdapat beberapa stressor jangka pendek dalam keluarga Tn. U, bagi Tn. U sering
mengeluh pusing, tegang pada leher, dan nyeri pada kepala.
2. Kemampuan keluarganya berespon terhadap situasi/ stressor
Tn. U biasanya berolahraga pagi dan sore hari seperti berjalan. Dan biasanya
memilih lingkungan yang baik serta menjalin hubungan yang baik dengan orang
sekitar.
3. Strategi koping yang digunakan
Untuk mengatasi stres yang dialami, keluarga Tn. U biasanya refresing,
mendekatkan diri kepada tuhan dan berisitirahat yang cukup.

I. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga Tn. U biasa melakukan liburan dengan anggota keluarga seperti
menonton bersama, minum kopi bersama dll.
J. Harapan Keluarga
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya menurutnya
mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan yang dapat
membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah
tangga.

K. Tingkat Kemandirian Keluarga


Tingkat kemandirian keluarga terdiri dari tujuh kriteria kemampuan keluarga
yang telah dicapai.
Kriteria 1 : keluarga menerima perawat
Kriteria 2 : keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
rencana keperawatan keluarga
Kriteria 3 : keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar
Kriteria 4 : keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan
kesehatan sesuai anjuran
Kriteria 5 : keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana yang
sesuai anjuran
Kriteria 6 : keluarga melakukan tidakan pencegahan secara aktif

Kriteria 7 : keluarga melakukan tidakan promotif secara aktif

Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria


Kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat I V V - - - - -
Tingkat II V V v V - - -
Tingkat III V V v V v - -
Tingkat IV V V v V v V V
L. Tipe Keluarga Sejahtera
II. ANALISA DATA
Analisis Data Kode Etiologi Masalah
DS D.0116 ketidakefektifan Manajemen
- Keluarga mengatakan tidak pola perawatan kesehatan
memahami masalah kesehatan
keluarga keluarga tidak
yang di alami
- Keluarga mengatakan kesulitan efektif
menjalankan perawatan dirumah
yang sudah di tetapkan.
DO
- Keluarga tampak bingung dengan
penyakit yang diderita Tn. U .
- TTV
TD : 180/100 mmHg
N : 100x/mnt
RR : 22 x/mnt
S : 36,6ºC
Ds : D.0077 Agen cedera Nyeri Akut
- Tn. U. mengatakan pusing, fisiologis
tegang pada leher, dan nyeri
pada kepala
DO :
 Klien nampak meringis
 P : Tekanan darah tinggi
 Q : Tertusuk-tusuk
 R : Kepala
 S : 4 (sedang)
- T : Hilang timbul

III. Diagnosa Keperawatan


1. Manajemen kesehatan tidak efektif b.d ketidakefektifan pola perawatan
kesehatan keluaga.
2. Nyeri Akut b.d agen cedera fisiologis
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan SLKI (minimal 3 kode) SIKI (minimal 3 kode)
Data Tujuan
Kode Diagnosis Kode Hasil Skala Kode Intervensi Aktivitas
DS D.0116 Manajemen Mening L.121 Setelah dilakukan 1. Dimana nilai I.1238 Edukasi 1. Mengidentifikasi
- Keluarga mengatakan kesehatan tidak kat 04 kunjungan 1 kali indikatornya 3 kesehatan : kesiapan dan
tidak memahami efektif sehari Selama 2 1 (menurun) Observasi : kemampuan
masalah kesehatan berhubungan diharapkan ditingkatkan - Identifikasi menerima
yang di alami Tn. U dengan manajemen ke 5 kesiapan dan informasi.
- Keluarga mengatakan ketidakefektifan kesehatan efektif (meningkat) kemampuan 2. Menyediakan
kesulitan menjalankan pola perawatan dapat Meningkat 2. Dimana nilai menerima materi dan media
perawatan dirumah keluarga dengan Kriteria indikatornya informasi pendidikan
yang sudah di Hasil : 1 (menurun) Terapeutik : kesehatan.
tetapkan. 1. Menerapkan ditingkatkan - Sediakan materi 3. Memberikan
DO program ke 5 dan media kesempatan
-Keluarga tampak keperawatan. (meningkat) pendidikan untuk bertanya
bingung dengan 2. Aktivitas 3. Dimana nilai kesehatan 4. Menjelaskan
penyakit yang diderita hidup sehari- indikatornya - Berikan faktor resiko
Tn. U . hari efektif 1 (menurun) kesempatan yang
- TTV memenuhi ditingkatkan untuk bertanya mempengaruhi
TD : 180/100 mmHg tujuan ke 5 Edukasi : kesehatan
N : 100x/mnt kesehatan. (meningkat) - Jelaskan faktor
RR : 22 x/mnt 3. Melakukan resiko yang
S : 36,6ºC tindakan mempengaruhi
untuk kesehatan
mengurangi - Ajarkan strategi
faktor resiko yang dapat
digunkan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
I.1239
DS : D.0077 Nyeri Akut b.d Menuru L.080 Setelah dilakukan 1. Dimana nilai 1 Edukasi 1 Mengdentifikasi
- Tn. U Mengatakan Agens Cidera n 63 kunjungan 1 kali indikatornya Manajemen Nyeri kesiapan dan
pusing tegang pada Fisiologis sehari selama 2 1 (Menurun) Observasi : kemampuan
leher, dan nyeri hari, ditingkatkan menerima
- Identifikasi
pada kepala diharapkan :Tingk menjadi 5 informasi
kesiapan dan
at Nyeri (Meningkat) 2 Memberikan
DO : kemampuan
Menurun. dengan 2. Dimana nilai kesempatan
menerima
kriteria Hasil : indikatornya untuk bertanya
 Klien nampak informasi
1. Melaporkan 1 (Menurun) 3 Menjelaskan
meringis Terapeutik
Nyeri ditingkatkan penyebab,
P: Tekanan darah
Terkontrol menjadi 5 - Berikan periode, dan
tinggi 2. Kemampuan (Meningkat) strategi
Q : Tertusuk-tusuk kesempatan
menggunakan 3. Dimana nilai untuk bertanya meredakan nyeri
S : 4 (sedang) teknik indikatornya 4 Menjelaskan
T: Hilang timbul nonfarmakolo 1 (Menurun) Edukasi : penyebab,
gi ditingkatkan periode, dan
3. Keluhan nyeri menjadi 5 - Jelaskan penyebab, strategi
berkurang (Meningkat) periode, dan meredakan nyeri
strategi 5 Mengjarkan
meredakan nyeri teknik
- Ajarkan teknik nonfarmakologi u
nonfarmakologi u ntuk mengurangi
ntuk mengurangi rasa nyeri
rasa nyeri.

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal / Implementasi Respon Tanda
keperawatan Jam Tangan
1. Manajemen kesehatan 06-02- - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S : Keluarga mengatakan
tidak efektif b.d 2022/10.00 informasi. sudah bisa memahami
ketidakefektifan pola wita Hasil : klien nampak mengerti apa yang disampaikan masalah kesehatan yang
perawatan keluarga perawat di alami Tn. U . Namun
- Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan. belum mengetahui cara
Hasil: Leaflet dan penyuluhan pada keluarga merawat anggota keluarga
- Memberikan kesempatan untuk bertanya yang sakit
Hasil : keluarga bertanya cara merawat anggota
keluarga yang sakit O : Keluarga nampak
- Menjelaskan faktor resiko yang mempengaruhi mengerti dengan
kesehatan penjelasan perawat dan
Hasil : keluarga nampak mengerti mengenai faktor ingin mengtahui
risiko yang mempengaruhi kesehatan. bagaimana cara merawat
anggota keluarga yang
sakit.
2. Kode :0077 28-01- - Mengdentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S:
Diagnosa : 2022/10.00 informasi - Tn. U Mengatakan pusing
Nyeri akut b.d Agens WITA Hasil : klien nampak mengerti apa yang disampaikan tegang pada leher, dan
Cidera Fisiologis perawat nyeri pada kepala sudah
- Memberikan kesempatan untuk bertanya mulai berkurang
Hasil: klien bertanya bagaimana cara penanganan
nyeri O : klien nampak meringis
- Menjelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan
nyeri
Hasil : memberikan penjelasan manajemen nyeri
- mengjarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil : - Tehnik relaksasi napas dalam
- senam Terapi hipertensi
VI . FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal/ Diagnosa Ttd
keperawatan Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
06-02-2022 Kode : 0116 S : Keluarga mengatakan Sudah
bisa memahami masalah
11.00 wita Manajemen
kesehatan yang di alami Tn. U,
kesehatan tidak efektif Namun belum mengetahui cara
merawat anggota keluarga yang
b.d ketidakefektifan
sakit
pola perawatan
O: Keluarga nampak mengerti
keluarga
dengan penjelasan perawat dan
ingin mengtahui bagaimana
cara merawat anggota keluarga
yang sakit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

06-02-2022 Kode :0077 S : Tn. U Mengatakan pusing


11.10 Wita Diagnosa : tegang pada leher, dan nyeri
pada kepala sudah mulai
Nyeri akut b.d Agens
berkurang
Cidera Fisiologis O : Klien masih nampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : Intevensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai