U DENGAN
HIPERTENSI DI DESA LAKOMEA
KECAMATAN MORAMO
(Dosen pengampuh : Diah Indriastuti S.Kep.,Ns.,M.Kep)
Oleh:
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih.Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis.Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.
Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke,
dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian
Patica)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
(WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti
apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga
para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan.Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan
factor penyebab.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.Wanita diketahui
mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30
tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, 13
sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan
dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto,
2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-
40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,
semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi
seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah
menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam 14 menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia
H, Amirudin R., 2007).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga
akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk
kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang
lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah.Hal ini dikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang 15 direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena
dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana
dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan
frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini
akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan
tekanan darah sebesar 30 mmHg.
4. Etiologi
Penyebab hipertensi belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor risiko
yang dapat menjadi pemicu terjadinya hipertensi mulai dari faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah (9).
1. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah
a. Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap polenik dan multifaktorial yaitu, pada seseorang dengan
riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteraksi dengan yang
lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari
waktu kewaktu. Kecenderungan genentis yang membuat keluarga tertentu lebih
rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar
natrium intraselular dan penurunan rasio kalsium-natrium, yang lebih sering
ditemukan pada orang berkulit hitam. klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda.
b. Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi
meningkat dengan usia 50-60% klien yang berumur lebih dari 60 tahun memiliki
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Penelitian epidimologi, bagaimanapun
juga, telah menunjukan prognosis yang lebih buruk pada klien yang hipertensinya
mulai pada usia muda. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya terjadi pada orang
yang berusia 50 tahun, dengan hampir 24% dari semua orang terkena pada usia
80 tahun.
c. Jenis kelamin
Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Risiko pada pria dan wanita hampir sama
antara usia 55 sampai 74 tahun; kemudian, setelah usia 74 tahun, wanita brisiko
lebih besar.
d.Etnis
Statistik moralitas mengindikasikan bahwa angka kematian pada wanita berkulit
putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka 4,7%; pria berkulit putih
pada tingkat pada tingkat terendah berikutnya yaitu 6,3% dan pria berkulit hitam
pada tingkat terendah berikutnya yaitu 22,5%; angka kematian tertinggi pada
wanita berkulit hitam pada angka 29,3%. Alasan peningkatan prevalensi
hipertensi di antara orang berkulit hitam tidaklah jelas, akan tetapi penignkatanya
dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar
terhadap vasoprenin, tinggianya asupan garam, dan tingginya stres lingkungan.
2. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah
a. Diabetes
hipertensi telah terbukti terjadi lebih dari dua kali lipat pada klien diabetes
menurut beberapa studi penelitian terkini, diabetes mempercepat aterosklerosis
dan menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.
Oleh karena itu hipertensi akan menjadi diagnosis yang lazim pada diabetes,
meskipun dibetesnya didiagnosis dengan hipertensi, keputusan pengobatan
dan perawatan tindak lanjut harus benar-benar individual dan agresif.
b. Stres
Stres meningkatkan resistansi vaskular perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Dari waktu ke waktu hipertensi
dapat berkembang. Stresor bisa banyak hal, mulai dari suara, infeksi,
peradangan, nyeri, berkurangnya suplai oksigen, panas, dingin, trauma,
pengerahan tenaga berkepanjangan, respons pada peristiwa kehidupan,
obesitas usia tua, obat-obatan, penyakit pembedahan dan pengobatan medis
dapat memicu respons stres.
c. Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas (tubuh berbentuk “apel”), dengan
meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma, pinggang, dan perut,
dihubungkan dengan pengembangan hipertensi. Orang dengan kelebihan berat
badan tetapi mempunyai kelebihan paling banyak dipantat, pinggul, dan paha
(tubuh berbentuk “pear”) berada pada risiko jauh lebih sedikit untuk
pengembangan hipetensi sekunder dari pada peningkatan berat badan saja.
Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai dengan sindrom
metabolis, yang juga meningkatkan risiko hipertensi.
d. Nutrisi
Konsumsi natrium bisa menjadi faktor penting dalam perkembangan
hipertensi esensial. Paling tidak 40% dari klien yang terkena hipertensi akan
sensitif terhadap garam dan kelebihan garam mungkin menjadi penyebab
pencetus hipertensi pada individu ini. Diet tinggi garam mungkin
menyebabkan pelepasan hormon natriuetik yang berlebihan, yang mungkin
secara tidak langsung meningkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga
menstimulasi mekanisme vasopresor di dalam sistem saraf (SSP). Penelitian
juga menunjukan bahwa asupan diet rendah kalsium dan magnesium dapat
berkontribusi dakam pengembangan hipertensi.
e. Penyalahgunaan obat
Merokok iogaret, menkonsumsi banyak alkohol dan beberapa pengguaan obat
terlarang merupakan faktor-faktor risiko hipertensi. Pada dosis tertentu
nikoton dalam rokok sigaret serta obat serta obat seperti kokain dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung. Namun bagaimanapun
juga, kebiasaan memakai zat ini telah turut meningkatkan kejadian hipertensi
dari waktu ke waktu. Kejadian hipertensi juga tinggi di antara orang yang
minum 3 ons etanol perhari. Pengaruh dari kafein yang kontroversional.
Kafein meningkatkan tekanan darah akut tidak mnghasilkan efek
berkelanjutan.
5. Patofisiologi
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer kemungkinan besar terjadi karena kerusakan atau malfungsi
pada beberapa atau semua sistem ini; sistem baroreseptor dan kemoreseptor
arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiostensin,autoregulasi
vaskular, agaknya bukan kerusakan tunggal yang menyebabkan hipertensi
esensial pada semua orang yang terkena.
Baroreseptor dan kemoresptor arteri bekerja secara refleks untuk mengontrol
tekanan darah. Baroreseptor, reseptro pemegang utama, ditemukan pada sinus
karotis, aorta, dan dinding bilik jantung kiri. Mereka memonitor tingkat
tekanan darah dan mengatasi melalui vasodilastasi dan memperlambat denyut
jantung melalui saraf vagus. Kemoreseptor, berada di medula dan tubuh
konsentrasi oksigen, karbon dioksida, dan ion hidrogen (pH) dalam darah.
Penurunan konsetrasi oksigen arteri atau pH menyebabkan kenaikan refleksif
pada tekanan, sementara kenaikan konsentrasi karbon dioksida menyebabkan
penurunan tekanan darah. Perubahan-perubahan pada volume cairan
memperngaruhi tekanan arteri sistemik. Dengan demikian kelainan dalam
transpor natrium dalam tubulus ginjal mungkin menyebabkan hipertensi
esensial. Ketika kadar natrium dan air berlebih, volume total darah meningkat
dengan demikian meningkatkan tekanan darah. Perubahan-perubahan
patologis yang mengubah ambang tekanan darah sistemik. Selain itu, produksi
hormon penahan natrium yang berlebihan menyebabkan hipetensi. Renin dan
angiostensin memainkan peran dalam pengaturan tekanan darah. Renin adalah
enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mengatasi substratprotein plasma
untuk memisahkan angiostensin I yang dihilangkan eolh enzim pengubah ke
paru-paru untuk membentuk angiostensin II dan kemudian angiostensin III.
Angiostensin II dan III bertindak sebagai vasokonstriktor dan juga merangsang
pelepasan aldosteron. Dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik,
angiostensin II dan III tampaknya juga menghambat ekskresi natrium, yang
menghasilkan naiknya tekanan darah. Sekresi renin yang bertambah telh
diteliti sebagai penyebab meningkatnya resisten vaskular periferal pada
hipertensi primer(9). Sel endotel vaskular terbukti penting dalam hipertensi.
Sel endotel memproduksi nitrat oksida yang mendilatasi arteriol dan
endotelium yang mengontriksikannya. Disfungsi endotelium telah berimplikasi
pada hipertensi esensial manusia(9).
2. Hipertensi sekunder
Banyak masalah ginjal, vaskular, neurologis, dan obat dan makanan yang
secara langsung atau tidak langsung berpengaruh negatif terhadaf ginjal dapat
mengakibatkan gangguan serius pada organ-organ ini yang mengganggu
ekskresi natrium, perfusi renal, atau mekanisme renin-angiostensin-aldosteron,
yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dari waktu ke waktu(9).
Glomerulonefritis dan stenosis arteri renal kronis adalah penyebab yang
paling umum dari hipertensi sekunder. Juga, kelenjar adrenal dapat
mengakibatkan hipertensi sekunder jika ia memproduksi aldosteron, kortisol,
dan katekolamin berlebih. Kelebihan aldosteron mengakibatkan renal
menyimpan natrium dan air, memperbanyak volume darah, dan menaikkan
tekanan darah. Feokromositoma, tumor kecil di medula adrenal, dapat
mengakibatkan hipertensi dramatis karena pelepasan jumpa epinefrin dan
norepinofrin (disebut-katekolamin) yang berlebihan. Permasalahan
adrenokorsikal lainya dapat mengakibatkan produksi kortisol yang
berlebihan( sindrom chusing). Klien dengan sindrom chusing memiliki 80%
risiko pengembangan hipertensi. Kortisol meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatnya simpanan natrium renal, kadar angiotensin II, dan reaktivitas
vaskular terhadap norepinefrin. Stres kronis meningkatkan kadar katekolamin,
aldosteron, dan kortisol dalam darah(9).
3. Perubahan pembuluh
Pada awal perjalanan perkembaangan hipertensi, tidak ada perubahan
patologis nyata pada pembukuh darah dan organ darah yang dapat dilihat selain
dari elevasi intermiten tekanan darah(hipertensi labil). Dengan perlahan,
penyebaran perubahan patologis terjadi baik dalam pembuluh darah kecil dan
kecil dan di jantung, ginjal, dan otak(9).
Pembuluh besar, seperti aorta, arteri koroner, arteri basilaris ke otak, dan
pembuluh darah perifer pada organ tubuh, menjadi sklerosis, berkelok, dan
lemah. Luminanya sempit, dengan hasil menurunnya aliran darah ke jantung,
otak, dan ekstremitas bawah. Oleh karena kerusakan berlanjut,pembuluh besar
mungkin menjadi tersumbat dan mungkin menjadi perdarahan, yang
menyebabkan infark jaringan yang disuplai oleh pembuluh yang dengan tiba-
tiba tekah diambil suplay darahnya(9).
Kerusakan pembuluh kecil, sama berbahayanya, mengakibatkan perubahan
struktur jantung, ginjal, dan otak. Elevasi TDD merusak lapisan intima
pembuluh kecil. Oleh karena kerusakan intima, fibrin terakumulasi dipembuluh,
edema lokal berkembang, dan menggumpalan intravasular mungkin terjadi.
Hasil akhir dari perubahan ini adalah:
a. penuruan suplai darah ke jaringan jantung, otak, ginjal, dan retina.
b. gangguan fungsional progresif organ-organ ini.
c. dan akhirnya, sebagai konsekuensi iskemia kronis, infrak jaringan yang
disuplai oleh pembuluh ini, berasal dari banyak cara yang sama seperti
oklusi pembuluh besar.
6. Kriteria
Pada tahap awal perkembangan hipertensi, tidak ada manifestasi yang dicatat
oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekanan darah akan naik, jika dan
jika keadaan ini tidak “terdeteksi” selama pemeriksaan rutin, klien akan tetap tidak
sadar bahwa tekanan darahnya naik. jika keadaan ini dibiarkan tidak terdiagnosis,
tekanan darah akan terus naik, manifestasi klinik akan menjadi jelas, dan klien
akhirnyaakan datang ke rumah sakit dan mengeluhkan sakit kepala terus menerus,
kelelahan, pusing, berdebar-debar, sesak, pandangan kabur atau penglihatan ganda,
atau mimisan(9).
9. Komplikasi
1. Komposisi Keluarga
(sehat/tidak sehat)
Imunisasi (L/TL)
Keadaan umum
Hub. Keluarga
Pendidikan
Umur (th)
Pekerjaan
Agama
Nama
alergi
Suku
L/P
KB
No
1. Ny . A Istri P 44 Tamat SD Islam Tolaki IRT Lengkap Tidak ada Tidak ada Sehat Tidak ada
2. Tn. B Anak L 23 Tamat SMA Islam Tolaki Wiraswasta Lengkap Tidak ada Tidak ada Sehat Tidak ada
48
44
23
Keterangan :
: Laki-laki : Menikah : Pasien
BB 64 Kg 58 Kg 60 Kg
TB 165 cm 156 cm 169 cm
Baik (Berat badan ideal Baik (Berat badan ideal
Status Gizi baik (Berat badan kurang berdasarkan IMT)
berdasarkan IMT) berdasarkan IMT)
Diagnosa medis Hipertensi Tidak ada Tidak ada
Masalah kesehatan
Hipertensi Tidak ada Tidak ada
sekarang
Masalah kesehatan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
yang lalu
Masalah kesehatan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluarga ( turunan )
2. TTV :
Tekanan darah 180 MmHg 100 MmHg 110 MmHg
Nadi 100 X/menit 78X/menit 84X/Menit
Respirasi 22X/menit 18 X/menit 20X/Menit
Suhu 36,60C 36,50C 36,00C
3. Mata :
Sclera Putih Putih Putih
Konjungtiva Pink Pink Pink
Palpebra Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4.
Fungsi Baik Baik Baik
5. Telinga :
Bentuk Normal Normal Normal
Keadaan Bersih Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik Baik
6. Hidung :
Bentuk Normal Normal Normal
Keadaan Bersih Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik Baik
7. Mulut :
8. Leher :
Pembengkakan Tidak terdapat
Tidak terdapat pembengkakan Tidak terdapat pembengkakan
kelenjar tiroid pembengkakan
9. Dada :
Bentuk Normal Normal Normal
Suara paru Resonan Resonan Resonan
Respirasi 22X/menit 18 X/menit 20X/Menit
10. Abdomen :
Bentuk Normal Normal Normal
Nyeri tekan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
11. Ekstremitas :
Oedema Tidak ada oedema Tidak ada oedema Tidak ada oedema
15. Sistem respirasi Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
17. Sistem pencernaan Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
18. Sistem urinaria Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
19. Sistem integument Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
20. Sistem persyarafan Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
1. Karakteristik rumah
Denah Rumah :
6 8
2 3
Keterangan :
1. Teras
2. Ruang tamu
3. Kamar Tn. B
4. Kamar Tn. U dan Ny. A
5. Kamar Tidur
6. Kamar mandi
7. Ruang Keluarga
8. Dapur
a. Tipe Tempat Tinggal : Pribadi
b. Gambaran kondisi rumah
1) Jenis bangunan : Semi permanen
3) Luas pekarangan : 10 m²
4) Jumlah jendela : 8
G. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
1) Pola kebutuhan keluarga
Pola kebutuhan keluarga cukup terpenuhi
2) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
keluarga sangat akrab satu sama lainnya
3) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Keluarga masih tinggal dalam satu rumah
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. U aktif dalam kegiatan social yang berada dimasyarakat, keluarga
tersebut juga aktif berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Pengenalan keluarga terhadap masalah kesehatan pada keluarganya.
Jika salah satu dalam keluarga Tn. U, sakit mereka saling merawat dalam
anggota keluarga. Biasanya mereka meminum obat-obatan terlebih dahulu
sebagai tindakan pertama. Namun jika keadaan tidak membaik maka mereka
akan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
Keluarga selalu mendiskusikan jika ada masalah yang belum teratasi dalam
keluarga bersama istri dan kadang juga melibatkan anaknya.
3) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat anggota
keluarga yang sakit.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
Keluarga memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam bunga dan
tumbuhan lainnya.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas karena lebih
dekat dengan rumah.
d. Fungsi reproduksi
Istri Tn. U pernah menggunakan KB suntik, dan kini sudah tidak menggunakan
lagi (monopause).
e. Fungsi ekonomi
Penghasil keluarga Tn. U adalah sebesar ± 2.000.000 Perbulan.
H. Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Terdapat beberapa stressor jangka pendek dalam keluarga Tn. U, bagi Tn. U sering
mengeluh pusing, tegang pada leher, dan nyeri pada kepala.
2. Kemampuan keluarganya berespon terhadap situasi/ stressor
Tn. U biasanya berolahraga pagi dan sore hari seperti berjalan. Dan biasanya
memilih lingkungan yang baik serta menjalin hubungan yang baik dengan orang
sekitar.
3. Strategi koping yang digunakan
Untuk mengatasi stres yang dialami, keluarga Tn. U biasanya refresing,
mendekatkan diri kepada tuhan dan berisitirahat yang cukup.
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal / Implementasi Respon Tanda
keperawatan Jam Tangan
1. Manajemen kesehatan 06-02- - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S : Keluarga mengatakan
tidak efektif b.d 2022/10.00 informasi. sudah bisa memahami
ketidakefektifan pola wita Hasil : klien nampak mengerti apa yang disampaikan masalah kesehatan yang
perawatan keluarga perawat di alami Tn. U . Namun
- Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan. belum mengetahui cara
Hasil: Leaflet dan penyuluhan pada keluarga merawat anggota keluarga
- Memberikan kesempatan untuk bertanya yang sakit
Hasil : keluarga bertanya cara merawat anggota
keluarga yang sakit O : Keluarga nampak
- Menjelaskan faktor resiko yang mempengaruhi mengerti dengan
kesehatan penjelasan perawat dan
Hasil : keluarga nampak mengerti mengenai faktor ingin mengtahui
risiko yang mempengaruhi kesehatan. bagaimana cara merawat
anggota keluarga yang
sakit.
2. Kode :0077 28-01- - Mengdentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S:
Diagnosa : 2022/10.00 informasi - Tn. U Mengatakan pusing
Nyeri akut b.d Agens WITA Hasil : klien nampak mengerti apa yang disampaikan tegang pada leher, dan
Cidera Fisiologis perawat nyeri pada kepala sudah
- Memberikan kesempatan untuk bertanya mulai berkurang
Hasil: klien bertanya bagaimana cara penanganan
nyeri O : klien nampak meringis
- Menjelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan
nyeri
Hasil : memberikan penjelasan manajemen nyeri
- mengjarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil : - Tehnik relaksasi napas dalam
- senam Terapi hipertensi
VI . FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal/ Diagnosa Ttd
keperawatan Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
06-02-2022 Kode : 0116 S : Keluarga mengatakan Sudah
bisa memahami masalah
11.00 wita Manajemen
kesehatan yang di alami Tn. U,
kesehatan tidak efektif Namun belum mengetahui cara
merawat anggota keluarga yang
b.d ketidakefektifan
sakit
pola perawatan
O: Keluarga nampak mengerti
keluarga
dengan penjelasan perawat dan
ingin mengtahui bagaimana
cara merawat anggota keluarga
yang sakit
P : Intervensi dilanjutkan