Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu
sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun
adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru
lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6
minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,
proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka,
mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai
lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan
waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,
menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta
melakukan life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
B. KASUS SESUAI KOMPETENSI (MASALAH UTAMA)
1. Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu
keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik dan angka diastolic pada
pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) atau alat digital lainnya
(Wirawan, 2013).
Pada hipertensi yang dinyataka normal jika tekanan sistolik 120
mmHg dan diastolic 80 mmHg, sedangkan jika tekanan darah pada sistolik
melebihi 140 mmHg dan diastolic melebihi 90 mmHg maka dinyatakan
sebagai hipertensi. Batasan nilai tersebut diperuntukkan bagi individu
dewasa di atas 18 Tahun (Wirawan, 2013).

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi 3
yaitu, Wirawan (2013) :

a. Hipertensi primer atau esensial, penyebab hipertensi ini masih belum


diketaui secara pasti penyebabnya. Tapi biasanya disebabkan oleh faktor
yang saling berkaitan (bukan faktor tinggal/khusus). Hipertensi primer
memiliki populasi kira – kira 90% dari seluruh pasien hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain seperti kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain – lain.
Sekitar 10% dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder.
c. Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab ; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama –
sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Menurut Lany Gunawan (2001) dalam Padila (2013), Meskipun


hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi daripada perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih
banyak daripada kulit putih).
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi sari 30 gr), kegemukan
atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misanya merokok.
Minum akohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Wirawan , 2013) :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang soesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteru oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
4. Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara
alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang
jauh lebih rendah dari pada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi
\oleh aktivitas fisik dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu
hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah
pada saat tidur malam hari (Rahayu, 2015).
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi (Wirawan, 2013).

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah


Diastolik
Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
(Hipertensi Ringan)
Stadium 2 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
(Hipertensi Berat)
Stadium 4 210 mmHg atau Lebih 120 mmHg atau Lebih
(Hipertensi Maligna)

5. Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit
ginjal. Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya
komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua
sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak
terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital. Sebab
kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai
stroke dan gagal ginjal (Nuraini, 2015).
1. Otak

Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan


oleh hipertensi. Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang
meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
arteri-arteri yang mendarahi otak mengalami hipertropi atau penebalan, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya akan berkurang. Arteri-arteri
di otak yang mengalami arterosklerosis melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma. Ensefalopati juga dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna atau hipertensi dengan onset cepat.
Tekanan yang tinggi pada kelainan tersebut menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler, sehingga mendorong cairan masuk ke dalam ruang intertisium
di seluruh susunan saraf pusat. Hal tersebut menyebabkan neuron-neuron di
sekitarnya kolap dan terjadi koma bahkan kematian.
2. Kardiovaskular

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner mengalami


arterosklerosis atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
yang melalui pembuluh darah tersebut, sehingga miokardium tidak mendapatkan
suplai oksigen yang cukup. Kebutuhan oksigen miokardium yang tidak
terpenuhi menyebabkan terjadinya iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat
menjadi infark.
3. Ginjal

Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat


tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerolus. Kerusakan
glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unit-unit fungsional ginjal,
sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian
ginjal. Kerusakan membran glomerulus juga akan menyebabkan protein keluar
melalui urin sehingga sering dijumpai edema sebagai akibat dari tekanan
osmotik koloid plasma yang berkurang. Hal tersebut terutama terjadi pada
hipertensi kronik.
4. Retinopati

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh


darah pada retina. Makin tinggi tekanan darah dan makin lama hipertensi
tersebut berlangsung, maka makin berat pula kerusakan yang dapat ditimbulkan.
Kelainan lain pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah
iskemik optik neuropati atau kerusakan pada saraf mata akibat aliran darah yang
buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat penyumbatan aliran darah pada arteri
dan vena retina. Penderita retinopati hipertensif pada awalnya tidak
menunjukkan gejala, yang pada akhirnya dapat menjadi kebutaan pada stadium
akhir.

Kerusakan yang lebih parah pada mata terjadi pada kondisi hipertensi
maligna, di mana tekanan darah meningkat secara tiba-tiba. Manifestasi klinis
akibat hipertensi maligna juga terjadi secara mendadak, antara lain nyeri kepala,
double vision, dim vision, dan sudden vision loss.

7. Penatalaksanaan
Pengobatan Hipertensi bisa dengan dua cara yaitu dengan pengobatan
farmakologis dan pengobatan Non farmakologis (Wirawan, 2013) :

1. Pengobatan Farmakologis

Pengobatan Farmakologis yaitu dengan obat-obatan antihipertensi,


terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang sering dikonsumsi, dan harus
dengan resep dokter. Seperti Diuretik, obat jenis ini bekerja dengan cara
mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh
berkurang dan mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan,
contoh obatnya yaitu Hidroklorotiazid).
2. Pengobatan Non Farmakologi

Pengobatan Non farmakologi digunakan pada keadaan dimana obat


antihipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologi dapat dipakai
sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan Non Farmakologi diantaranyaseperti ; Diet rendah
garam/kolestrol/lemak jenuh, Mengurangi asupan garam kedalam tubuh,
Ciptakan keadaan rileks, Melakukan olahraga seperti senam aerobil atau
jalan cepat selama 30 – menit sebanyak 3 – 4 kali seminggu, Berhenti
merokok dan mengurangi konsumsi alcohol. Sedangkan bahan – bahan
alami yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi yaitu dengan
Mentimun dan Mengkudu.

C. PROSES TERJADINYA MASALAH


Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepineprin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi (Padila, 2013).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi
epineprin yang menyebabkan vasokontriksi. Konteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor
pembuluh darah. Vaskontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensi II, suatu vasokontriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
meyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, mneyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi (Padila, 2013).
Menurut Brunner & Suddarth (2002), untuk pertimbangan gerontologi.
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Padila, 2013).
D. a. Pohon masalah Faktor yang dapat dikontrol

Penyumbatan struktur Faktor yg tdk Alkohol Rokok


Gaya hidup Psikologis
dapat diubah
Komponen toksin dalam rokok Stres/emosi
Penyumbatan pemb. darah Kekauan pemb. darah Konsumsi
Umur (>50th) &
genetik lemak berlebih
Vasokontriksi
Gangguan aliran darah ke jantung
Hiperlipidia
Gangguan sirkulasi Masuk ke pemb. darah

Resistensi pemb. darah otak naik Penumpukan lipid pd pemb. Darah


Merangsang saraf simpatis untuk melepas horm
Penumpukan flek pd pemb. darahadrenalin
Nyeri kepala Kerusakan vaskuler pemb. darah

Nyeri akut Penyempitan pd. Pemb. darah

HIPERTENSI Vasokontriksi pemb. darah

cenderungan keluarga yg mengarah ke perilaku yang buruk TD meningkat >130/80 mmHg, sakit kepala, pusing, rasa berat ditengkuk, lemah & lelah

Kurangnya informasi (PMO) CVP meningkat


Gagal mencapai
Krg pengetahuan dasar (minum yg optimal
obat teratur, cek tensi, diet)
dk menunjukkan minat pd perbaikan perilaku sehat (tdk mentaatiMengurangi
diet) perubahan status kesehatan Nadi perifer teraba lemah

CRT >3 detik


Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan Penurunan curah

Tidak mematuhi masalah kesehatan yg diderita oleh


gung jawab untuk memenuhi praktik kesehatan (mentaati diet, tdk merokok, makanan berlemak)

Mengabaikan hub. Dg anggota keluarga


Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat

Gangguan individual
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Melakukan rutinitas tanpa mempedulikan kebutuhan klien (interaksi/sosialisasi)

Mengabaikan program pengobatan


Hubungan keluarga terganggu
Kesulitan dg program pengobatan yg sudah dijadwalkan

Aktivitas sehari-hari dapat terganggu


Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Interaksi berkurang

Ketidakmampuan koping keluarga


ASUHAN KEPERAWATAN TEORI KELUARGA PADA
PASIEN HIPERTENSI

1. Pengkajian
a. Identitas Kepala Keluarga : Nama Kepala Keluarga (KK)
b. Komposisi Keluarga

1) Jenis Kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita, tetapi usia 65
tahun keatas insiden wanita lebih tinggi. Pada umumnya wanita akan
mempunyai risiko tinggi terhadap hipertensi apabila telah memasuki masa
menopouse (Benson, 2012).
2) Umur
Laki-laki berusia 35 sampai 50 tahun dan wanita pasca menopouse beresiko
tinggi untuk mengalami hipertensi (Ardiansyah, 2012)
3) Pekerjaan
Orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu untuk mengunjungi
fasilitas kesehatan sehingga akan semakin sedikit pula ketersediaan waktu dan
kesempatan untuk melakukan pengobatan (Notoatmodjo, 2007).
4) Status sosial ekonomi keluarga
Memperngaruhi asupan nutrisi (garam dapur) tergantung pendapatan dalam
suatu rumah tangga.
5) Jumlah anggota keluarga
Semakin sedikit keluarga yang terdapat disuatu rumah tangga maka sering
muncul masalah yang mengarah lima tugas keluarga karena minimnya
komunikasi dalam pengambilan keputusan (Anggara, 2012).
6) Pendidikan
Pendidikan seseorang semakin tinggi maka semakin rendah angka
ketidakpatuhan dan ketidaktauan seseorang itu mengenai sesuatu dikarenakan
ilmu yang didapatkan dijadikan acuan (Anggara, 2012).

c. Genogram
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan)
mempertinggi resiko terkena hipertensi. Jika kedua orang tua kita mempunyai
hipertensi, kemungkinan kita mendapatkan penyakit hipertensi sebanyak 60%
(Mannan, 2012).

d. Type keluarga
Terdapat 2 type keluarga, dimana type keluarga yang pertama adalah
type keluarga tradisional yang terdiri dari 11 jenis type keluarga dan yang kedua
type non-tradisional atau type modern yang terdiri dari 8 type keluarga. Setiap
type keluarga dalam rumah tangga berbeda dengan satu sama lain. Pada
umumya keluarga mengalami kesulitan berkomunikasi dalam sehari-hari,
sehingga untuk memutuskan dan atau mencari solusi dari masalah itu sulit.
e. Agama
Mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang
didapat mempengaruhi kesehatan. Seseorang tidak patuh terhadap terapi diet ini
dikarenakan mengkonsumsi olahan yang diberikan pada saat menghadiri
selamatan, karena tidak sesuai dengan takaran garam (natrium) yang seharusnya
sudah ditentukan dietnya.
f. Suku Bangsa
Penyakit hipertensi ternyata banyak diderita orang Madura. Hal ini
dikarenakan kadar garam yang cukup tinggi dalam sebagian besar makanan
yang di konsumsi masyarakat Madura(Putra, 2012).
g. Aktivitas rekreasi
Menjelaskan kemampuan dan kegiatan keluarga untuk melakukan
rekreasi secara bersama baik di luar dan dalam rumah, juga tentang kuantitas
yang dilakukan. Jika aktivitas rekreasi ini tidak dilakukan oleh suatu rumah
tangga maka yang terjadi stress, dimana stress tersebut dapat memicu terjadinya
hipertensi (Prasetyorini, 2012).
h. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap ini ditentukan dengan anak tertua. Hipertensi umumnya terjadi
pada tahap lima sampai delapan.
a) Tahap 5 : keluarga dengan anak remaja

b) Tahap 6 : keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center


families)
c) Tahap 7 : keluarga usia pertengahan (middle age families)

d) Tahap 8 : keluarga lanjut usia

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Bagian ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi
dan kendala yang dihadapi oleh keluarga. Pada saat perkembangan yang
belum terpenuhi ini dapat mengakibatkan kondisi pasien mengalami stress
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah pasien.
i. Riwayat kesehatan keluarga inti.
Riwayat kesehatan ini menjelaskan mengenai kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan
pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan kesehatan.
j. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Menjelaskan tentang riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular
di keluarga, riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan.
k. Keadaan Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang di huni keluarga


meliputi luas, type, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi,
peletakan perabot rumah tangga, sarana air bersih dan minum yang
digunakan. Keadaan rumah akan lebih mudah dipelajari bila digambar
sebagai denah rumah. Ukuran rumah menentukan besarnya rasio antara
penghuni dan tempat yang tersedia. Semakin besar rumah dan semakin
sedikit penghuninya, maka akan semakin besar rasio terjadinya stres.
Sebaliknya, semakin kecil rumah dan semakin banyak penghuninya, maka
akan semakin kecil rasio terjadinya stress yang dapat menyebabkan hipertensi
(Erlinda, 2016).

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya


Karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yaitu tempat
keluarga bertempat tinggal , meliputi kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai
atau norma serta aturan atau kesepakatan penduduk setempat, dan budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan khususnya ketidakpatuhan terapi
hipertensi sehingga peningkatan tekanan darah sering terjadi.
3) Mobilitas Geografis Keluarga.
Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga. Mungkin
keluarga sering berpindah tempat atau anggota keluarga yang tinggal jauh dan
sering berkunjung pada keluarga yang di bina.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
5) System pendukung keluarga.
Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang
menunjang kesehatan (askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang lain).
Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga (peralatan kesehatan),
dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat, dan fasilitas sosial
yang ada disekitar keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan upaya
kesehatan.
l. Struktur Keluarga

1) Struktur peran

Yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara


formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
3) Pola komunikasi keluarga
Cara keluarga dalam berkomunikasi, siapa pengambil keputusan
utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi. Perlu dijelaskan pula hal-hal apa saja yang juga
mempengaruhi komunikasi keluarga.
4) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan
anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan
ketidakpatuhan regimen terapi hipertensi.

m. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif
Menjelaskan tentang bagaimana keluarga mengekspresikan perasaan kasih
sayang, perasaan saling memiliki, dan dukungan terhadap anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi
Menjelaskan tentang bagaimana cara memperkenalkan anggota keluarga
dengan dunia luar, berinteraksi dan berhubungan dalam keluarga.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
4) Fungsi ekonomi
Menjelaskan sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
5) Fungsi reproduksi
Menjelaskan tentang bagaimana keluarga memiliki dan upaya pengendalian
jumlah anggota keluarga.

n. Stress dan koping keluarga


Sumber koping keluarga terdiri dari kemampuan keluarga yang menyatu
sehingga dalam suatu keluarga yang mempunyai koping internal yang baik
apabila keluarga tersebut mempunyai ciri seperti pengontrolan, subsistem, pola
komunikasi dan terintregasi dengan baik. Sedangkan koping eksternal
berhubungan dengan penggunaan system pendukung social oleh keluarga
(Susanto, 2012).
o. Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik menurut (Doengoes, 1999) adalah :
1) Keluhan utama
Sering menjadi keluhan klien untuk meminta pertolongan kesehatan yakni
merasa pusing pada kepala bagian belakang.
2) Riwayat penyakit sekarang
Hipertensi sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang
melakukan aktivias, biasanya terjadi nyeri kepala atau pusing, pandangan
kabur, sampai terjadi epistaksis.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit hipertensi (keturunan), anemia, obat-obatan adiktif
dan kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan
klien, seperti pemakaian obat anti hipertensi, antipidemia, penghambat beta,
dan lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan
obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian
dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji
lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
4) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat penyakit keluarga yang menderita hipertensi, diabetes
mellitus, atau adanya riwayat hipertensi dan stroke dari generasi sebelumnya.
5) Harapan keluarga
Periu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
6) Pemeriksaan TTV
Hasil tekanan darah lebih dari 139/89 mmHg.
7) Pemeriksaan fisik (head to toe)
a) Kepala : terdapat nyeri tekan pada kepala bagian belakang, ada tidaknya
oedema dan lesi, serta adakah kelainan bentuk kepala.
b) Mata : biasanya terdapat conjungtivitis, anemis.

c) Hidung : biasanya dapat dijumpai epistaksis jika sampai terjadi kelainan


vaskuler akibat dari hipertensi.
d) Mulut : biasanya ada perdarahan pada gusi.

e) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau pembesaran tonsil.


f) Dada : sering dijumpai tidak ditemukan kelainan, inspeksi bentuk dada,
simetris atau tidak serta ictus cordis nampak atau tidak. Palpasi
didapatkan vocal fremitus hasilnya positif disemua kuadran.
Perkusi hasilnya sonor, dan auskultasi tidak terdengar suara nafas
tambahan.

g) Perut : sering dijumpai tidak ditemukan kelainan. Inspeksi meliputi bentuk


perut. Palpasi didapatkan teraba kenyal atau supel, tidak terdapat
distensi. Perkusi hasilnya tympani, dan auskultasi terdengar
bising usus normal.

h) Ekstremitas atas dan bawah : pada pasien dengan hipertensi tidak terjadi
kelainan tonus otot, terkecuali jika sudah terjadi komplikasi dari
hipertensi itu sendiri seperti stroke, maka akan terjadi penurunan
tonus otot atau hemi parase.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d banyaknya tuntutan d/d


mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan, aktivitas
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d stresor berlebihan d/d gagal
melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan.
3. Ketidakmampuan koping keluarga b/d pola koping berbeda diantar klien dan
orang terdekat d/d terlalu khawatir dengan anggota keluarga, merasa tertekan,
perilaku sehat terganggu.
RENCANA /INTERVENSI
KEPERAWATAN KELUARGA
DIAGNOSIS SLKI/NOC SIKI/NIC
KEPERAWATAN
KODE DIAGNOSIS KODE HAS KODE INTERVEN
IL SI
D.0115 Manajemen kesehatan L.12105 Keluarga mampu mengenal masalah : I.09260 Keluarga mampu mengenal masalah :
keluarga tidak efektif
b/d banyaknya a. Kemampuan menjelaskan a. Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan
masalah kesehatan yang dialami setelah pulang
tuntutan d/d meningkat
mengungkapkan
L.12105 Keluarga mampu mengambil keputusan : I.09260 Keluarga mampu mengambil keputusan :
kesulitan menjalankan
perawatan yang a. Aktivitas keluarga mengatasi masalah a. Diskusikan rencana medis dan perawatan
ditetapkan, aktivitas kesehatan tepat meningkat
keluarga untuk
mengatasi masalah L.12105 Keluarga mampu merawat anggota I.09260 Keluarga mampu merawat anggota keluarga:
kesehatan tidak tepat. keluarga :
a. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keuangan (mis.
a. Gejala penyakit anggota Tempat tinggal, makanan, pakaian)
keluarga menurun
L.12105 Keluarga mampu memodifikasi I.09260 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan :
lingkungan :
a. Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
a. Tindakan untuk mengurangi pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
faktor resiko meningkat perawatan.
L.12105 Keluarga mampu memanfaatkan I.09260 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan :
fasilitas kesehatan :
a. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
a. Verbalisasi kesulitan
menjalankan perawatan
yang
ditetapkan menurun
DIAGNOSIS SLKI/NOC SIKI/NIC
KEPERAWATAN
KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVEN
SI
D.0099 Perilaku kesehatan L.12107 Keluarga mampu mengenal masalah : L.12472 Keluarga mampu mengenal masalah :
cenderung beresiko
b/d stresor berlebihan a. kemampuan melakukan tindakan b. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
pencegahan masalah kesehatan meningkat ditingkatkan
d/d gagal melakukan
tindakan pencegahan
L.12107 Keluarga mampu mengambil keputusan : L.12472 Keluarga mampu mengambil keputusan :
masalah kesehatan.
a. pencapaian pengendalian kesehatan b. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
meningkat

L.12107 Keluarga mampu merawat anggota L.12472 Keluarga mampu merawat anggota keluarga:
keluarga :
a. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
a. kemampuan peningkatan kesehatan
meningkat
L.12107 Keluarga mampu memodifikasi L.12472 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan :
lingkungan :
a. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
a. penerimaan terhadap perubahan status
kesehatab meningkat
L.12107 Keluarga mampu memanfaatkan L.12472 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan :
fasilitas kesehatan :
b. Orientasi pelayan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
-
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KELUARGA TN.M DENGAN HIPERTENSI

Nama Puskesmas No. Register


Nama Perawat Tanggal Pengkajian 18 Februari 2021

A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. M Bahasa sehari-hari Bahasa jawa
Alamat Rumah & Telp Dsn. Sumber Soko Ds. Yankes terdekat, Jarak Pkm. Cukir, 5 km
Bandung
Pekerjaan Pedagang Alat transportasi Sepeda motor
Agama & Suku Islam & Jawa Status KelasSosial
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nam Hub Umu J Suku Pendidi Pekerja Status Gizi TTV Status
a dgn KK r K kan an Saat (TB,BB,BMI) (TD,N,S,RR) Imunisasai
Terakhi Ini Dasar
r
1. Tn. Kepala 60 L Jawa SMP Pedagan TB: 162 cm TD: Lengkap
M keluarg thn g BB: 70 kg 130/80mmHg
a BMI: 24,2 N: 74 x/menit
(Normal) S: 35 ˚C
RR:
20x/menit
2. Ny. Istrik 55 P Jawa SMP Pedagan TB: 157 cm TD: Lengkap
K thn g BB: 65 kg 160/80mmHg
BMI: 18,3 N: 64 x/menit
(kurus) S: 36,0 ˚C
RR: 20
x/menit
LANJUTAN
No Nama Alat Bantu/Protesa Status Kesehatan Saat Ini Riwaat Penyakit Alergi
1. Tn.M - Kolesterol, Asam Urat Tidak ada
2. Ny.K - Hipertensi Tidak ada

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU :

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : The dyad family

Tugas Perkembangan : ( √) Dapat Tdk Dpt


Keluarga Dijalankan Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, :
sebutkan
C. STRUKTUR KELUARGA

Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : √ Tidak Ada Masalah Ada Masalah
Nilai /Norma KLG : √ Tidak ada konflik nilai Ada konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Pengambilan keputusan secara musyawarah dengan keluarga.
Genogram :

Keterangan :
: Perempuan

: Laki-Laki
: Laki-Laki Meninggal
: Dalam satu rumah

D. FUNGSI KELUARGA

Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : √ Berfungsi Tdk Berfungsi

Fungs Ekonomi : Baik Kurang Baik
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme Koping : √ Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga :

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan :
Type rumah : permanen/semi permanen* Ya/ Tidak*
Karena rumah pasien dekat dengan puskesmas yang
berjarak 5 Km.

Lantai : tanah/plester/keramik,lainnya…. Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ventilasi : Baik, jendela dibuka setiap hari. Ya/ Tidak* karena agar mengetahui status gizi balita
dan berat badan balita setiap bulan.
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Ya/ Tidak*
Jendela dibuka setiap hari, agar cahaya dan udara masuk. Keluarga biasa merebus air untuk minum keluarga
juga membersihkan buah dan sayur menggunakan air
kran.

PencahayaanRumah : Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:


Baik/ Tidak* Ya/ Tidak*
Karena jendela dan pintu dibuka setiap hari dari pagi-sore. .keluarga saat mandi menggunakan air bersih
dari sumur (kran).

Saluran Buang Limbah : Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Tertutup/terbuka* Ya/ Tidak*
Limbah dibuang di selokan belakang rumah. Keluarga mencuci tangan sebelum makan dan setelah
keluar rumah dengan menggunakan sabun dan air
mengalir.

Air Bersih : Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :


Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Ya/ Tidak*
sebutkan..... Keluarga membuang sampah ditempatnya
kemudian dibakar.

Kualitas air : air bersih dan jernih. Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
ya/tidak
(observasi dan validasi)
Keluarga membersihkan rumah (menyapu,dll) dan
Jamban Memenuhi Syarat : rumah terlihat bersih, nyaman dan rapi.
Kepemilikan jamban : ya/tidak*
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jarak septic tank dengan sumber air : jarak septic tank dengan Ya/ Tidak*
sumber air berjarak >150 M.
Keluarga biasa mengkonsumsi saur seperti kangkung,
bayam dan ikan.

Menggunakan jamban sehat :


Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Keluarga menggunakan jamban leher angsa dan milik
sendiri dan sering dibersihkan.

Jenis : Tertutup/Terbuka * Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :


Keluarga biasa membuang sampah kemudian Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
dibakar.
Keluarga biasa menguras bak mandi 1 minggu sekali.
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
2
Anggota Keluarga (8m /orang) Ya/Tidak *
Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*


Keluarga beraktiftas pasar dan memasak.

Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*


Karena keluarga tidak ada yang merokok.

Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak


Keluarga tidak ada yang mengkonsumsi alkohol.
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA
KELUARGA

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit : Ada/Tidak


karena jika ada anggota keluarga yang sakit, akan di periksakan ke dokter praktek maupun
ke rumah sakit terdekat.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
Ya/Tidak anggota keluarga mengetahui semua masalah kesehatan yang dialami anggota
keluargaya masing-masing.
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya/Tidak , anggota keluarga mengetahui penyebab dari penyakit yang bisa
menimbulkan keluarganya sakit.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya/Tidak , keluarga mengetahui tanda dan gejala yang dialami anggota
keluarga saat sakit.
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Ya /Tidak, keluarga mengetahui dan memahami
akibat jika anggota keluarga yang sakit tidak diobati.
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Keluarga, Tetangga , karena keluarga termasuk tempat curhat dimana salah
anggota keluarga merasakan sakit.
Kader, Tenaga kesehatan, yaitu.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya : Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes / Tidak terpikir.
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
Ya/Tidak,jelaskan,
karena anggota keluarga melakukan peningkatan kesehatan secara aktif dengan cara
mengkonsumsi makan makanan 4 sehat 5 sempurna dan rutin minum obat jika saat sakit.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya : Ya/ Tidak ,Jelaskan, anggota keluarga yang sakit langsung
diperiksakan di tempat praktik mantri terdekat saat sudah menunjukkan gejala.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya: Ya/Tidak, jelaskan, jika ada anggota keluarga yang sakit seperti
hipertensi keluarga selalu menghindari makan yang asin dan berlemak.
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Ya /Tidak, jelaskan, keluarga dapat melakukan pencegahan penyakit
dengan mengkonsumsi makan makanan 4 sehat 5 sempurna.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ya /Tidak, jelaskan,
keluarga selalu membersihkan lingkungan rumah agar anggota keluarga yang sakit bisa lebih
nyaman dan cepat sehat.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya: Ya /Tidak, jika ada anggota keluarga
yang sakit, keluarga langsung memeriksakan ke puskesmas terdekat maupun dokter praktek
terdekat atau ke bidan terdekat.
KEMAMPUAN KELUARGA

1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1 &2


2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan fankes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif


7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

Kategori :

Kemandirian I Kemandirian III

Kemandirian II Kemandirian IV √
PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU SEBAGAI BERIKUT
Anggota Keluarga 1 2
Nyeri spesifik : Tidak Tidak
Gangg.Keseimb Tidak Tidak
Lokasi Tidak Tidak
Sistem pencernaan: 1 2
Tipe Tidak Tidak Intake cairan kurang Tidak Tidak
Durasi Tidak Tidak
Mual/muntah Tidak Tidak
Intensitas Tidak Tidak Nyeri perut Tidak Tidak
Status mental: 1 2
Muntah darah Tidak Tidak
Bingung Tidak Tidak
Flatus Tidak Tidak
Cemas Tidak Tidak
Distensi abdomen Tidak Tidak
Disorientasi Tidak Tidak
Colostomy Tidak Tidak
Depresi Tidak Tidak
Diare Tidak Tidak
Menarik diri Tidak Tidak
Konstipasi Tidak Tidak
Sistem integumen: 1 2
Bising usus 10x/me nit 10x/m enit
Cianosis Tidak Tidak
Akral Dingin Tidak Tidak Terpasang Sonde Tidak Tidak

Diaporesis Sistem persyarafan: 1 2


Tidak Tidak
Jaundice Nyeri kepala Tidak Tidak
Tidak Tidak
Luka Pusing Tidak Iya
Tidak Tidak
Di tengkuk kepala
Mukosa mulut kering Tidak Tidak Tremor Tidak Tidak
Kapiler refil time <2 <2 Reflek pupil anisokor Tidak Tidak
lebih 2 detik detik detik
Sistem Pernafasan 1 2 Paralisis : Lengan Tidak Tidak

Stridor Tidak Tidak kiri/ Lengan kanan/

Wheezing Ya Tidak Kaki kiri/


Ronchi Tidak Tidak Kaki kanan

Akumulasi sputum Tidak Tidak Anestesi daerah Tidak Tidak


Sistem perkemihan: 1 2 Perifer
Disuria Tidak Tidak Riwayat 1 2
Pengobatan
Hematuria Tidak Tidak Alergi Obat Tidak Tidak
Frekuensi 7 x/hari 5 x/hari Jenis obat yang Tidak Tidak
Retensi Tidak Tidak Dikonsumsi
Inkontinensia Tidak Tidak
Sistem
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1 2
muskuloskeletal
Tonus otot kurang Tidak Tidak Pemeriksaan
1 2
Paralisis Tidak Tidak Laboratorium
GDP/2JPP/acak - -
Hemiparesis Tidak Tidak
Asam Urat - -
ROM kurang Tidak Tidak
Cholesterol - -
Hb - -
E. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

ANALISA DATA
N Data Problem Etiologi
o
1. Ds : Manajemen kesehatan Ketidakmampuan keluarga
- Keluarga Tn.M mengatakan tidak efektif merawat anggota
kesulitan dalam menjalankan
program perawatan pasien keluarga dengan
hipertensi
hipertensi
- Keluarga Tn. M mengatakan
kalau Ny. K masak masih asin
- Ny. K mengatakan kaki terasa
pegal dan linu-linu
- Ny. K mengatakan terkadang
pusing di bagian tekuk kepala

Do :
- Makanan Ny. K belum dipisahkan
menunya
- Ny. K tetap melakukan kegiatan
sehari-hari seperti menyapu,
mengepel, dan berdagang di pasar
- TTV :
TD: 160/80mmHg
N: 64 x/menit
S: 36,0 ˚C
RR: 20x/menit
2. DS : Defisit pengetahuan Kurangnya pengetahuan
- Ny. K masih mengkonsumsi diet tentang hipertensi
makanan yang asin-asin
- Ny. K masih mengkonsumsi
kerupuk

DO :
- TTV :
TD: 160/80mmHg
N: 64 x/menit
S: 36,0 ˚C
RR: 20x/menit
SKORING
MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA :
Manajemen kesehatan tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi

Kriteria SKOR Bobo Nilai Pembenaran


t
SIFAT MASALAH Memberikan pengetahuan
tentang kesehatan khususnya
a. Wellness 3
hipertensi
b. Aktual 3 1 3/3 x 1 = 1
c. Resiko 2
d. Potensial 1
KEMUNGKINAN Pemberian edukasi tentang
MASALAH hipertensi
DAPAT DIUBAH
a. Mudah 2
2 1/2 x 2 = 1
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
POTENSIAL MASALAH Menjelaskan bahaya
YANG hipertensi
DAPAT DICEGAH
a. Tinggi 3 1/3 x 1 =
1 0,33
b. Cukup 2
c. Rendah 1
MENONJOLNYA Keluarga dan pasien memahami
MASALAH tentang hipertensi
a. Segera 2
2 2/2 x 2 = 2
b. Tak perlu 1
c. Tak dirasakan 0
TOTAL 4,33

(Skore/angka tertinggi) x bobot


SKORING
MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA :
Defisit pengetahuan b/d Kurangnya pengetahuan kesehatan tentang hipertensi
Kriteria SKOR Bobo Nilai Pembenaran
t
SIFAT MASALAH Memberikan pengetahuan tentang
diet hipertensi
a. Wellness 3
b. Aktual 3 1 2/3 x 1 =
0,6
c. Resiko 2
d. Potensial 1
KEMUNGKINAN Pemberian edukasi cara diet
MASALAH
DAPAT DIUBAH
a. Mudah 2
2 2/2 x 1 = 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
POTENSIAL MASALAH Menjelaskan tentang
YANG pentingnya diet
DAPAT DICEGAH
a. Tinggi 3 2/3 x 1 =
1 0,6
b. Cukup 2
c. Rendah 1
MENONJOLNYA Keluarga dan pasien
MASALAH menyadari dengan mematuhi
a. Segera 2 diet yang dianjurkan dapat
2 0/2 x 2 = 0 mengurangi tekanan darah
b. Tak perlu 1 meningkat
c. Tak dirasakan 0
TOTAL 3,2

(Skore/angka tertinggi) x bobot


F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

RENCANA /INTERVENSI KEPERAWATAN


KELUARGA
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SLKI/NOCC SIKI/NIC
KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI

D.0116 Manajemen L.12104 Keluarga mampu mengenal masalah : I.1238 Keluarga mampu mengenal masalah :
kesehatan tidak - Melakukan tindakan untuk mengurangi 3 - identifikasi faktor-faktr yang dapat meningkatkan dan
faktor resiko meningkat menurunkan motifasi perilaku hidup bersih dan sehat
efektif b/d
ketidakmampuan L.12104 Keluarga mampu mengambil keputusan I.1238 Keluarga mampu mengambil keputusan :
: 3 - berikan kesempatan untuk bertanya
keluarga merawat - menerapkan program keperawatan
anggota keluarga L.12104 Keluarga mampu merawat anggota I.1238 Keluarga mampu merawat anggota keluarga:
dengan hipertensi keluarga: 3 - jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
- verbalisasi kesulitan dalam kesehatan
menjalankan program
perawatan/pengbatan menurun
L.12104 Keluarga mampu memodifikasi I.1238 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan :
lingkungan : 3 - ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
- aktivitas hidup sehari – hari efektif meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
memenuhi tujuan kesehatan - ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

L.12104 Keluarga mampu I.1238 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan :


memanfaatkan fasilitas 3 - jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
kesehatan :
- menerapkan program
Keperawatan
RENCANA /INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSIS KEPERAWATAN SLKI/NOCC SIKI/NIC


KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI
D.0111 Defisit L.12111 Keluarga mampu mengenal masalah: I.12383 Keluarga mampu mengenal masalah:
Keluhan kemampuan menjalankan perilaku - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
pengetahuan b/d sehat menurun - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
Kurangnya perilaku hidup sehat
pengetahuan diet
tentang hipertensi L.12111 Keluarga mampu mengambil keputusan: I.12383 Keluarga mampu mengambil keputusan:
Keluhan pemahaman perilaku sehat menurun - Memeberikan diit yang tepat
- Mengontrol makanan yang dikonsumsi

L.12111 Keluarga mampu merawat anggota keluarga: I.12383 Keluarga mampu merawat anggota keluarga:
Keluhan tidak bisa mematuhi diit menurun - Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup sehat

L..12111 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan : I.12383 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:
Keluhan istirahat tidak cukup menurun - Modifikasi lingkungan

L. 12111 Keluarga mampu memanfaatkan I.12383 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan:
fasilitas kesehatan: - Anjurkan menghindari makanan/minuman yang dapat menaikan
Kemampuan beraktivitas meningkat tekanan darah
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL EVALUASI/
NO Dx.KEP IMPLEMENTASI TT
/ RESPON D
JA KLIEN
M
1. Manajemen 21 1. Mengidentifikasi S : Keluarga Tn.M
kesehatan Februari faktor- faktor yang mengerti tentang faktor
tidak efektif 2021 dapat yang dapat
b.d meningkatkan dan meningkatkan dan
ketidakmamp menurunkan menurunkan perilaku
ua n keluarga motifasi perilaku hidup sehat
merawat hidup bersih dan O:
anggota sehat : memberikan - Keluarga Tn. M
keluarga edukasi tentang tampak senang
dengan cara cuci tangan - TTV :
hipertensi yang benar dan TD : 150/80
mengkonsumsi mmHg S : 35˚C
makanan yang N : 74x/menit
sehat RR :
2. Menjelaskan faktor 20x/menit
resiko yang dapat
mempengaruhi A : Manajemen
kesehatan : kesehatan tidak efektif
memberikan belum teratasi
edukasi tentang P : lanjutkan intervensi
hipertensi No 3 dan 4
3. Mengajarkan
strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat :
memberikan
edukasi tentang
cara cuci tangan,
dan memberikan
edukasi tentang
covid 19
4. Melakukan
periksaan TTV

28 1. Mengajarkan S : Keluarga Tn.M


Februari perilaku hidup mengatakan sudah tidak
2021 bersih dan kesulitan dalam
sehat : menjalankan program
memberikan perawatan/pengobatan
edukasi cara dan keluarga Tn.M bisa
mencuci tangan meningkatkan perilaku
2. Kontrak waktu hidup bersih dan sehat
untuk dengan cara makan
memberikan sayur, buah, dan ikan
edukasi dan sudah tidak
kesehatan mengkonsumsi makanan
kepada pasien yang asin
3. Melakukan O:
pemeriksaan -Keluarga Tn. M tampak
TTV senang dan mengerti
cara hidup sehat
TTV :
- TD : 140/80 mmHg
- S : 360C
- N : 95 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : Manajemen
kesehatan tidak efektif
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi No 3
3 Mareti 1. Melakukan S : Keluarga Tn. M
2021 pemeriksaan mengatakan sudah
TTV memahami diit penderita
Hipertensi
O:
-Ny.K tampak sehat
TTV :
- TD : 130/80 mmHg
- S : 360C
- N : 90 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : Manajemen
kesehatan tidak efektif
teratasi
P : intervensi dihentikan,
sebaiknya kontrol min 1
bulan sekali
2. Defisit 21 1. Menjelaskan faktor S : Ny. K mengerti dan
pengetahuan Februari resiko hipertensi : mampu menjalankan
2021 memberikan
b/d edukasi tentang diit yang benar dan
Kurangnya hipertensi menghindari makanan
pengetahuan 2. Menjelaskan diit yang dapat menaikan
yang benar : tekan darah dan rajin
diet tentang memberikan
hipertensi edukasi tentang diet olah raga
hipertensi O:
3. Menganjurkan - Ny. K tampak sehat
untuk rajin - TTV :
berolahraga :
senam ringan atau TD : 150/80
jalan-jalan pagi mmHg S : 35˚C
4. Melakukan N : 74x/menit
pemeriksaan TTV
RR :
20x/menit
A :defisit
pengetahuan
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi No 2,
3, dan 4
28 1. Menjelaskan diit S : Ny. K mengerti
Februari yang benar : tentang faktor resiko
memberikan
2021 edukasi tentang diet dan cara diit yang benar
hipertensi O:
2. Menganjurkan -Ny. K tampak mengerti
untuk rajin
berolahraga : - Ny. K tampak sehat
senam ringan atau TTV :
jalan-jalan pagi - TD : 140/80 mmHg
3. Melakukan 0
pemeriksaan TTV - S : 36 C
- N : 95 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : Defisit pengetahuan
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi No. 3
3 Maret 1. Melakukan S : Ny. K merasa tenang
2021 pemeriksaan TTV dan senang
O:
-Ny. K tampak senang
- Ny. K tampak sehat
TTV :
- TD : 130/80 mmHg
- S : 360C
- N : 90 x/menit
- RR : 20 x/menit
A : Defisit pengetahuan
teratasi
P : intervensi
dihentikan,
sebaiknya kontrol
min 1 bulan sekali
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddarth, (2002), Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta:EGC

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan

Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Nuraini, Bianti. 2015. Risk Factors Of Hypertension. Lampung: 4(5), 12—17.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rahayu Utaminingsih, Wahyu. 2015. Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes,


Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Yogyakarta:
Media Ilmu.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wirawan Toni. 2013. Menaklukkan Hipertensi & Diabetes. Surakarta: Platinum.

Anda mungkin juga menyukai