ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS FRAKTUR TULANG FEMUR SINISTRA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 2
Dosen pengampu
Ahmad Nur Khoiri,S.Kep.Ns., M.Kes
Disusun Oleh :
Tina Nurhayati (191401060)
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan...................................................................................................2
1.4 Manfaat penulisan...................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
1.5 Devinisi..................................................................................................................4
1.6 Etiologi..................................................................................................................4
1.7 Manisfestasi Klinis................................................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
1.8 Kasus....................................................................................................................6
1.9 Diagnosa keperawatan..........................................................................................6
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................7
2.1 Kesimpulan..............................................................................................................7
2.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul makalah :
Disusun oleh:
Dosen pengampu:
KATA PENGANTAR
v
Puji syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
makalah yang berjudul “fraktur tulang femur sinistra” tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan
3. Bapak dan ibu Dosen STIKES Pemkab Jombang yang turut membantu
memberikan pengarahan
jauh dari sempurna. Penulis mohon kritik dan saran yang membangun sebagai
pedoman penulis dalam melangkah ke arah yang lebih baik. Semoga karya
penulis
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
1.2 Rumusan asalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah :
1. Mengapa Fraktur tulang femur sangat rentan terjadi pada setiap
golongan?
2. Apa saja penyebab terbesarnya fraktur tulang yang biasa terjadi?
3. Apa saja yang menyebabkan fraktur tulang femur selain kecelakaan?
4. Bagaimana cara pencegahan dini dari fraktur tulang tersebut?
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami pengertian dari FrakturFemur.
b. Mampu memahami penyebab dari Fraktur Femur.
c. Mampu memahami patofisiologi Fraktur Femur.
d. Mampu memahami manifestasi klinis dari Fraktur Femur.
e. Mampu memahami klasifikasi Fraktur Femur.
f. Mampu memahami pemeriksaan diagnostik dari Fraktur
Femur.
g. Mampu memahami penatalaksanaan medis dari Fraktur
Femur.
h. Mampu memahami komplikasi dari Fraktur Femur.
i. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada
pasien Fraktur Femur.
viii
1.4 Manfaat penulisan
a. Penelitian dapat digunakan untuk referensi bagi mahasiswa lain untuk
menambah wawasan tentang penyakit fraktur tulang femur sinistra
b. Menambah referensi bagi institusi yang bersangkutan
c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
d. Meningkatkan kesadaran membaca bagi pembaca agar dapat
memperbanyak pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan
terhadap penyakit tulang fraktur femur sinistra
ix
BAB II
LANDASAN TEORI
1.5 Devinisi
Femur merupakan tulang terbesar dan terkuat dalam tubuh manusia,
diselubungi oleh otot terbesar dan terpanjang, fraktur femur biasanya diakibatkan
oleh kekuatan yang sangat besar. Fraktur ini memiliki implikasi pada
penatalaksanaan keperawatan karena besarnya trauma yang dialami dan
kemungkinan untuk cidera lain. (McRae & Esser,2002 dalam buku Kneale
Julia.2011)
Batang femur didefinisikan sebagai bagian yang memanjang dari trokanter
hingga kondil. Seperti gambar dibawah ini :
Sebagian besar fraktur batang femur disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
atau trauma industri, khususnya kecelakaan hyang melibatkan kecepatan tinggi
atau kekuatan besar. (McRae & Esser,2002 dalam buku Kneale Julia.2011)
x
Fraktur adalah patah tulang, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tidak lengkap. (Price 7 Wilson, 2006 dalam buku Nurarif Amin
Huda.2015)
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai
adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah).
Fraktur femur disebut terbuka apabila terdapat hubungan langsung antara tulang
dengan udara luar. Kondisi ini secara umum disebabkan oleh trauma langsung
pada paha. Paha mendapat distribusi darah dari percabangan arteri iliaka. Secara
anatomis pembuluh darah arteri mengalir disepanjang paha dekat dengan tulang
paha, sehingga apabola terdapat fraktur femur juga akan menyebabkan cidera
pada arteri femoralis yang berdampak pada banyak nya darah yang keluar
sehingga beresiko tinggi terjadi nya syok hipovolemik. Distribusi saraf feriver
berjalan pada sepanjang tulang femur sehingga adanya fraktur femur akan
mengakibatkan saraf terkompresi, menyebabkan respon nyeri hebat yang beresiko
terhadap kondisi syok neurogenik pada fase awal trauma. Respon dari
pembengkakan hebat terutama pada fraktur femur area dekat persendian akan
memberikan respon sindrom kompartemen. Sindrom kompartemen adalah suatu
keadaan terjebaknya otot, pembuluh darah, dan jaringan saraf karena
pembengkakan local yang melebihi kemampuan suatu kompartemen atau ruang
lokal. (Helmi Noor Zairin, 2012)
1.6 Etiologi
Penyebab fraktur femur menurut Rendy, M Clevo.2012 yaitu :
A. Trauma atau tenaga fisik
B. Fraktur fatologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau penyakit
yang menyebabkan kelemahan pada tulang (infeksi, tumor, kelainan
bawaan) dan dapat terjadi secara sepontan atau akibat trauma ringan.
xi
C. Fraktur stress terjadi adanya stress yang kecil dan berulang-ulang pada
daerah tulang yang menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali
ditemukan pada anggota gerak atas
D. Osteoforosis
Klasifikasi Fraktur
Menurut Smelzer.2001 dalam buku Jitowiyono Sugeng.2010:
A. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia
luar
B. Fraktur tebuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit
dimana potensial untuk terjadinya infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi
3 derajat:
1. Derajat I
a. Luka kurang dari 1cm
b. Kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk
c. Fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan
d. Kontaminasi ringan
2. Derajat II
a. Laserasi lebih dari 1cm
b. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse
c. Fraktur komuniti sedang
3. Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot
dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi
C. Fraktur complete
Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergerseran
(bergeser dari posisi normal).
D. Fraktur incomplete
Patah hanya terjadi pada sebagian terjadi pada sebagian garis tengah tulang
Patofisiologi
xii
Ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosterium serta pembuluh
darah didalam korteks, dan jaringan lunak disekitarnya akan mengalami
disrupsi. Hematoma akan terbentuk diantara kedua ujung patahan tulang serta
dibawah periosterum, dan akhirnya jaringan granulasi menggantikan
hematoma tersebut.
Kerusakan jaringan tulang memicu respons inflamasi intensif yang
menyebabkan sel-sel dari jaringan lunak disekitarnya serta akan menginvasi
daerah fraktur dan aliran darah keseluruh tulang akan mengalami peningkatan.
Sel-sel osteoblast didalam periosteum, dan endosteum akan memproduksi
osteoid (tulang muda dari jaringan kolagen yang belum mengalami klasifikasi,
yang juga disebut kalus). Osteoid ini akan mengeras disepanjang permukaan
luar korpus tulang dan pada kedua ujung patahan tulang. Sel-sel osteoklast
mereabsorpsi material dari tulang yang terbentuk sebelumnya dan sel-sel
osteoblast membangun kembali tulang tersebut. Kemudian osteoblast
mengadakan transformasi menjadi osteosit (sel-sel tulang yang matur).
(Kowalak,P Jennifer,2012)
xiii
I. Kehilangan sensasi (mati rasa mungkin terjadi dari rusaknya saraf atau
perdarahan)
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Rendy,M Clevo.2012:
A. Radiologi foto polos dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
pada tulang femur
B. Skor tulang tomography dapat digunakan untuk menidentifikasi kerusakan
jaringan lunak
C. Arterogtram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler
D. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat atau menurun.
Penatalaksanaan Medis
A. Reduksi dan imobillisasi fraktur
1. Reduksi fraktur dilakukan untuk menurunkan nyeri dan membantu
emncegah formasi hematum reduksi dapat dilakukan dengan menggunakan
traksi.
2. Bidai pneumatik dipasang untuk menurunkan kehilangahan darah dengan
memberikan tekanan dan tamponadeu pada formasi hematum. Traksi
diperlukan untuk menahan tulang paha agar tidak memberikan tekanan
pada jaringan lunak akibat kontraksi massa otot paha yang besar dan kuat
pada saat mengalami spasme.
B. Pemberian analgesik yang tepat managemen nyeri harus segera diberikan.
Apabila status hemodinamik baik, maka pemberian narkotika intravena
biasanya dapat menurunkan respon nyeri.
C. Profilaksis antibiotik
D. Transfusi darah, terutama pada fraktur femur terbuka dengan adanya
penurunan kadar hemoglobin.
E. Lakukan pemasangan foley kateter
F. Radigrafi harus segera dilakukan untuk mendeteksi patologi.
G. Konsultasi ortopedi untuk intervensi reduksi terbuka
xiv
Komplikasi
A. Trauma syaraf
B. Trauma pembuluh darah
Indikasi ischemia post trauma: pain, pulseless, parasthesia, pale, paralise
menjadi kompartemen syndrome : kumpulan gejala yang terjadi karena
kerusakan akibat trauma dalam jangka waktu 6 jam pertama, jika tidak
dibersihkan maka sampai terjadi nekrose yang menyebabkan terjadinya
amputasi.
C. Komplikasi tulang :
1. Delayed union : penyatuan tulang lambat
2. Non union (tidak bisa nyambung)
3. Mal union (salah sambung)
4. Kekakuan sendi
5. Nekrosis avaskuler
6. Osteoarthritis
7. Reflek simpatik distrofi
D. Stres pasca traumatik
E. Dapat timbul emboli lemak setelah patah tulang, terutama tulang panjang
xv
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.8 kasus
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirawat ruang penyakit bedah dengan
diagnosa medis fraktur tulang femur sinistra terpasang skeletal traksi mengeluh
kesulitan untuk bergerak,nyeri pada daerah fraktur saat digerakkan dengan
sekala,merasa takut saat mau bergerak,pasien juga mengeluh tidur tidak nyenyak.
Pemeriksaan fisik: tampak lingkar hitam dikelopak mata,sedikit pucat punggu
tampak kemerahan karena tirah baring yang lama.
Tekanan darah (TD) 130/80 mmHg,nadi 17 x/mt
Gerakan kaki terbatas
Pemeriksaan diagnostii:
Foto rongent:tampak fraktur tulang kering
xvi
Noniseptor
↓
Merangsang medulla
spinalis
↓
Pesan di sampaikan ke
korteks serebri
↓
Nyeri akut
xvii
-- pasien merasa takut sekitar
saat mau bergerak ↓
Kerusakan fragmen
tulang
↓
Deformitas tulang
↓
Gangguan
fungsi ekstremitas
↓
Terapi dengan
pemasangan pen
↓
Gangguan mobilitas
(DO)
TD :130/80 mmHg
Nadi: 17 x/mt
Gerakan kaki terbatas
Foto rongent : tampak
fraktur tulang kering
xviii
BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai
adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah).
Penyebab nya adalah trauma atau tenaga fisik, fraktur fatologis, faktor stress, dan
osteoforosis. Klasifikasi fraktur ada 4 yaitu fraktur terbuka, fraktur tertutup,
fraktur clomplete dan fraktur incomplete.
Tanda-tanda dan gejala yang khas pada fraktur femur adalah tidak dapat
menggunakan anggota gerak, nyeri pembengkakan, terdapat trauma, gangguan
pada anggota gerak, deformitas, kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan
gejala-gejala lain. Pemeriksaan diagnostik yang utama adalah radiologi poto
polos pada bagian fraktur
2.2 Saran
A. Bagi mahasiswa
Diharapkan mengerti tentang konsep yang ada pada teori. Dan dapat
menerapkannya dilapangan atau pada saat praktikum.
B. Bagi perawat
1. Memaksimalkan peralatan dalam proses tindakan keperawatan pada pasien.
2. Menyediakan pemeriksaan disesuaikan dengan jumlah pasien.
xix
Daftar Pustaka
Helmi,Zairin Noor.2012.Buku Saku Kedaruratan Di Bidang Bedah
Ortopedi.Jakarta:Salemba Medika.
Herdman,T Hearther.2013.NANDA International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi.Jakarta:EGC.
Jitowiyono,Sugeng.,Weni kristiyani.2010.Asuhan Keperawatan Post
Operasi.Yogyakarta:Nuha Medika.
Kowalak.,Welsh.,dan Mayer.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC
Nugroho,Taufan.2011.Asuhan keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan
Penyakit Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika.
Nurarif,Amin Huda.,Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA.Yogjakarta:MediAction.
Rendy,M Clevo.,Margareth TH.2012.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika
xx