Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT DENGAN


MASALAH KOMUNIKASI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen pengampu
Fitri Firranda N,S.Kep.,Ns

Disusun Oleh
Kelompok 7

Ani Purwatiningsih 191401008


Dharma sembada 191401013
Fisah Elda Dewi Pramesti 191401019
Iftitah Dian 191401029
Pratama Friska 191401046
Tina Nurhayati 191401060
Vishella Dekontras 191401064

STIKES PEMKAB JOMBANG


Jalan Dokter Sutomo No.75-77, Sengon, Kec. Jombang, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur 61411
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Perencanaan Tindakan keperawatan pada pasien

lansia dengan masalah komunikasi” tepat pada waktunya.

Makalah ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan

terimakasih khususnya kepada:

1. Drg. Budi Nugroho MPPM selaku ketua STIKES Pemkab Jombang


yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan
penelitian.
2. Dr. Sestu Retno selaku wakil ketua 1 STIKES Pemkab Jombang yang

turut membantu terselesaikannya makalah ini.

3. Bapak dan ibu Dosen STIKES Pemkab Jombang yang turut membantu

memberikan pengarahan

4. Pihak-pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.


Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Penulis mohon kritik dan saran yang membangun sebagai

pedoman penulis dalam melangkah ke arah yang lebih baik. Semoga karya tulis

ini dapat berguna bagi kita semua.

Jombang, April 2022

Penyusun
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Batasan Masalah........................................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 7
1.6 Komunikasi Dengan Lansia.......................................................................7
BAB III Tinjauan Kasus........................................................................................8
1.7 Intervensi Keperawatan..............................................................................9
BAB IV Penutup...................................................................................................10
1.8 Kesimpulan,..............................................................................................11
1.9 Saran.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul makalah :

“Perencanaan Tindakan Keperawatan pada lansia dengan masalaha komunikasi”


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gerontik

Tahun Pelajaran 2022/2022

Dosen pengampu:

Fitri Firranda N,S.Kep.,Ns

Disusun oleh

Kelompok 7

Ani Purwatiningsih (191401008)


Dharma sembada (191401013)
Fisah Elda Dewi P (191401019)
Iftitah Dian (191401029)
Pratama Friska (191401046)
Tina Nurhayati (191401060)
Vishella Dekontras O (191401064
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Perencanaan Tindakan keperawatan pada pasien

lansia dengan masalah komunikasi” tepat pada waktunya.

Makalah ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan

terimakasih khususnya kepada:

5. Drg. Budi Nugroho MPPM selaku ketua STIKES Pemkab Jombang


yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Dr. Sestu Retno selaku wakil ketua 1 STIKES Pemkab Jombang yang

turut membantu terselesaikannya makalah ini.

7. Bapak dan ibu Dosen STIKES Pemkab Jombang yang turut membantu

memberikan pengarahan

8. Pihak-pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.


Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Penulis mohon kritik dan saran yang membangun sebagai

pedoman penulis dalam melangkah ke arah yang lebih baik. Semoga karya tulis

ini dapat berguna bagi kita semua.

Jombang, April 2022

Penyusun
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah


laku manusia, sehingga komunikasi perlu dikembangkan dan dipelihara terus-
menerus. Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat harus menggunakan
tehnik pendekatan khusus agar tercapai pengertian dan perubahan prilaku klien.
Kondisi lansia yang telah mengalami penurunan dalam struktur anatomis
maupun fungsi dari organ tubuhnya menuntut pemahaman dan kesadaran
tersendiri bagi tenaga kesehatan selama memberikan pelayanan kesehatan.
Perubahan yang terjadi baik secara fisik, psikis/emosi, interaksi social maupun
spiritual dari lansia membutuhkan pendekatan dan tehnik tersendiri. Untuk
interaksi dalam berkomunikasi dengan lansia secara baik, perawat perlu
memahami tentang karakteristik lansia, penggunaan tehnik komunikasi yang
tepat, dan model-model komunikasi yang memungkinkan dapat diterapkan
sesuai dengan kondisi klien.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang di atas, masalah  yang dapat kami kaji dalam makalah ini
diantaranya:
1.      Bagaimana karakteristik lansia?
2.      Bagaimana pendekatan keperawatan lansia dalam konteks komunikasi?
3.      Bagaimana teknik komunikasi pada lansia?
4.      Apa hambatan komunikasi pada lansia?
5.      Bagaimana teknik perawatan lansia pada reaksi penolakan?
6.      Bagaimana penerapan model komunikasi pada lansia?
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

1.3 Tujuan penulisan


Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1.     Untuk mengetahui karakteristik lansia
2.     Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia dalam konteks
komunikasi
3.      Untuk mengetahui teknik komunikasi pada lansia
4.      Untuk mengetahui hambatan komunikasi pada lansia
5.      Untuk mengetahui teknik perawatan lansia pada reaksi penolakan
6.      Untuk mengetahui penerapan model komunikasi pada lansia

1.4 Manfaat penulisan


a. Penelitian dapat digunakan untuk referensi bagi mahasiswa lain, untuk
menambah wawasan tentang perencanaa tindakan keperawatan pada lansia
dengan masalah komunikasi
b. Menambah referensi bagi institusi yang bersangkutan
c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
d. Meningkatkan kesadaran membaca bagi pembaca agar dapat
memperbanyak pengetahuan dan pemahaman tentang perencanaan
tindakan keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

BAB II
LANDASAN TEORI

1.6 Komunikasi dengan Lansia


A. Karakteristik Lansia
Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO)
mengelompokan usia lanjut menjadi empat macam, meliputi:
a.       Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
b.      Usia lanjut (elderly), kelompok usia antara 60 sampai 70 tahun.
c.       Usia lanjut usai (old), kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun.
d.      Usia tua (veryold), kelompok usia diatas 90 tahun
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan
lansia namun perubahan-perubahan akibat dari usia tersebut telah
dapat diindentifikasi, misalnya perubahan pada aspek fisik berupa
perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual, perubahan
pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat
proses penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi.
Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi. Belum lagi perubahan kognitif yang
berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya
memori dan motivasi klien.
Perubahan emosi yang sering nampak adalah berupa reaksi
penolakan terhadap kondisi yang terjadi. Gejala-gejala penolakan
tersebut misalnya:
a.       Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta
keterangan yang diberikan petugas kesehatan
b.      Mengubah keterangan sedemikian rupa, sehingga diterima
keliru
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

c.       Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit


d.      Menolak ikutserta dalam perawatan dirinya secara umum,
khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya
e.       Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti
posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan
klien
B. Pendekatan Keperawatan Lansia dalam Konteks Komunikasi
a.       Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan obyektif,
kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik organ
tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan serta penyakit yang dapat dicegah
progresifitasnya. Pendekatan ini relatif lebih mudah
dilaksansakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah
diobservasi.
b.      Pendekatan psikologis
Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah
pada perubahan perilaku, maka umumnya membutuhkan
waktu yang lebih lama. Untuk meaksanakan pendekatan ini,
perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter,
interpreter terhadap sesuatu yang asing atau sebagai
penampung masalah-masalah rahasia yang pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab bagi klien.
c.       Pendekatan sosial
Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan
ketrampilan berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan
diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain atau mengadakan
kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi dari
pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesame
lansia maupun dengan petugas kesehatan.
d.      Pendekatan spiritual
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam


hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya
terutama bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian. Pendekatan spiritual ini cukup efektif terutama
bagi klien yang mempunyai kesadaran yang tinggi dan latar
belakang keagamaan yang baik.
C. Tehnik Komunikasi pada Lansia
a.       Teknik asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami
pasangan bicara dengan menunjukan sikap peduli, sabar untuk
mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar
maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti, asertif
merupakan pelaksanaan dan etika berkomunikasi.
Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.
b.      Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi
pada klien merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien.
Ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau
kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera menanyakan
atau klarifikasi tentang perubahan tersebut, misalnya dengan
mengajukan pertanyaan, “apa yang sedang bapak/ibu fikirkan
saat ini? Apa yang bisa saya bantu?”.
Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu
permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas
kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.
c.       Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap
konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan. Ketika
klien mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan di luar materi
yang diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pernyataan-
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

pernyataan di luar materi yang diinginkan, maka perawat


hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini
perlu diperhatikan karena umumnya klien lansia senang
menceritakan hal-hal yang mungkin tidak relevan untuk
kepentingan petugas kesehatan.
d.      Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik
maupun psikis secara bertahap menyebabkan emosi klien
relative menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan
menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan
mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala ketika lansia
mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan
menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat
menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia
tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan
demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan
berkarya sesuai kemampuannya.
Selama memberi dukungan baik secara materiil dan moril,
petugas kesehatan jangan sampai terkesan menggurui atau
mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan
klien kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya.
e.       Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering
proses komunikasi tidak berlangsung dengan lancer.
Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan
memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan oleh
perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan
dipersepsikan sama oleh klien.
f.       Sabar dan ikhlas
Klien lansia mengalami perubahan-perubahan yang
terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan, bila perubahan
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

ini tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan


perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang
dilakukan tidak terapeutik, solutif, namun dapat berakibat
komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan
kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
D. Hambatan Komunikasi pada lansia
Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan
terganggu apabila ada sikap agresif dan sikap nonasresif
a.       Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya ditandai dengan perilaku-
perilaku di bawah ini :
1)      Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan
bicara)
2)      Meremehkan orang lain
3)      Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
4)      Menonjolkan diri
5)      Mempermalukan orang lain di depan umum, baik dengan
perkataan maupun tindakan
b.      Nonasertif
Tanda-tanda dari sikap nonasertif ini adalah :
1)      Menarik diri bila diajak berbicara
2)      Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
3)      Merasa tidak berdaya
4)      Tidak berani mengungkapkan keyakinan
5)      Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
6)      Tampil diam (pasif)
7)      Mengikuti kehendak orang lain
8)      Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan
baik dengan orang lain
 Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupakan hal
yang wajar seiring dengan menurunnya fungsi fisik dan psikologis
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

klien. Namun sebagai tenaga kesehatan professional, perawat


dituntut mampu mengatasi hambatan tersebut, untuk itu perlu
adanya tehnik atau tip-tip tertentu yang perlu diperhatikan agar
komunikasi dapat berlangsung efektif, antara lain :
a.       Selalu mulai komunikasi dengan mengecek fungsi
pendengaran klien.
b.      Kerakan suara anda jika perlu.
c.       Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia
sehingga ia dapat melihat mulut anda.
d.      Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi
yang baik. Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan
adanya pencahayaan yang cukup.
e.       Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat
kelemahannya. Jangan menganggap kemacetan komunikasi
merupakan hasil bahwa klien tidak kooperatif.
E. Teknik Perawatan Lansia pada Reaksi Penolakan
Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan seseorang untuk
mengakui secara sadar terhadap pikiran, keinginan, perasaan atau
kebutuhan pada kejadian-kejadian nyata atau sesuatu yang
merupakan ancaman. Penolakan merupakan reaksi ketidaksiapan
lansia menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.
Perawat dalam menjalin komunikasi perlu memahami kondisi
ini sehingga dapat menjalin komunikasi yang efektif, tidak
menyinggung perasaan lansia yang relatif sensitif.
Adanya beberapa langkah yang bisa dilaksanakan untuk
menghadapi klien lansia dengan reaksi penolakan, antara lain:
a.       Kenali segala reaksi penolakan klien
Membiarkan klien lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu
tertentu. Hal ini merupakan mekanisme penyesuaian diri sejauh
tidak membahayakan klien, orang lain serta lingkungannya,
kemudian lakukan langkah-langkah berikut:
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

1)      Identifikasi pikiran-pikiran yang paling membahayakan dengan


cara mengobservasi klien bila sedang mengalami puncak reaksinya.
2)      Ungkapkan kenyataan-kenyataan yang dialami klien secara
perlahan-lahan dimulai dari kenyataan yang merisaukan.
b.      Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri
Langkah tersebut bertujuan untuk mempermudah proses
penerimaan klien terhadap perawatan yang akan dilakukan serta
upaya untuk memandirikan klien, dengan jalan sebagai berikut:
1)      Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya
perencanaan waktu, tempat dan macam perawatan.
2)      Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau
mulai mengenal kenyataan.
c.       Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas
kesehatan memperoleh sumber informasi atau data klien dan
mengefektifkan rencana/tindakan dapat terealisasikan dengan baik
dan cepat. Upaya ini dilaksanakan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1)      Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien
lansia menentukan perasaan-perasaannya.
2)      Meluangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada klien
lansia serta hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka
membantu
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

BAB III
TINJAUAN KASUS

1.7 Kasus
Ny. D usia 65 tahun, klien merupakan seorang janda yang ditinggalkan oleh
suaminya yang meninggal akibat penyakit jantung dan anak-anaknya pun tidak
tinggal serumah dengan ibunya dan hanya mengunjunginya 2 minggu sekali. Ny.
D pernah mengalami stroke 1 tahun yang lalu, dan saat diajak bicara Ny. D
bicaranya tidak jelas, pelo, dan sulit mengekspresikan kata secara verbal. Sebagai
sisa dari penyakit stroke yang pernah di deritanya, tubuh sebelah kiri Ny. D tidak
bisa digerakan secara normal seperti sebelumnya, sehingga aktivitas sehari-
harinya terbatas. Selama di rumah, klien menghabiskan waktunya sendiri dan ia
sulit diajak berkomunikasi oleh anak anaknya dan tetangganya di sekitar rumah.
Pada saat dikaji pun klien sulit diajak berkomunikasi, klien cenderung tidak
pernah aktif berinteraksi dengan lansia lain. Saat berkomunikasi pun klien merasa
malu dan terkadang perkataanya tidak dimengerti. Dan saat di tanya perasaannya
saat ini klien tidak mau menggungkapkan dan ia tidak suka jika lansia lain ikut
campur dengan unusannya atau ingin tau kehidupan masa lalunya. Dari
pemeriksaan fisik TD: 130/80 mmHg, S: 36,5°C, N:76x/menit, RR: 20x/menit.
Kazt indeks pasien menunjukkan gangguan fungsional sebagian. Barthel index
klien menunjukkan ketergantungan sebagian.
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien :

No RM :
Dx. Medis :

RENCANA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
HASIL
12 april 2022 Gangguan Pasien dapat NOC NIC 1. agar memudah kan klien
Interaksi sosial menyalurkan
- Sensory 1. Communication berkomunikasi
dan
menyampaikan Fungsional; hearing and Enhancement 2. untuk memotivasi klien
keluh kesahnya
vision 2. Gunakan penerjemah jika agar dapat bersosialisasi dan
melalui
emosinya - Fear self control diperlukan mampu berkomunikasi
- Setelah dilakukan tindakan 3. Dorong klien untuk dengan baik
selama 3x24 jam klien berkomunikasi secara 3. untuk memudahkan
berkomunikasi perlahan dan untuk komunikasi antar dua arah
dengan kriteria hasil: mengurangi permintaan 4. agar klien merasakan
- Komunikasi penerima 4. Gunakan kartu baca, dihargai dengan
intrepresati dan ekspresi kertas, pensil, bahasa tubuh, kemampuannya
pesan lisan, tulisan dan non gambar, daftar kosakata,
verbal meningkat, computer dan lain-lain untuk
- Gerakan memfasilitasi komunikasi
Terkoordinasi mampu dua arah yang optimal
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN Mengkoordinasikan gerakan 5. Beri anjuran kepada klien
1. mengetahui keadaan
dengan menggunakan atau keluarga tentang
normal klien
isarat. penggunaan alat bantu bicara
2. untuk melakukan rencana
-Mampu 6. Berikan pujian
lebih lanjut
Manajemen kemampuan positif bila a diperlukan
3. untuk membantu klien
fisik yang dimiliki 7. Anjurkan keluarga dan
dalam mobilisasi
- Mampu orang terdekat secara teratur
4. untuk mengetahui
mengkomunikasikan dengan memberi stimulus
kemampuan klien dalam
lingkungan sosial komunikasi
mobilisasi
Exercise therapy: ambulation
5. untuk melatih klien agar
3. Monitoring vital sign
dapat memenuhi kebutuhan
sebelum atau sesudah latihan
adls dengan mandiri
dan lihat respon pasien saat
latihan
4. Konsultasikan dengan
terapi fisik tentang rencana
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
5. Bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap
cedera
6. Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain entang teknik
ambulasi.
K7. Anjurkan keluarga dan
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN orang terdekat secara teratur
memberi stimulus
komunikasi
Setelah diberikan tindakan Exercise therapy: ambulation
keperawatan diharapkan 3. Monitoring vital sign
aktivitas fisik klien sebelum atau sesudah latihan
meningkat Joint Movement: dan lihat respon pasien saat
Active latihan
Mobility level 4. Konsultasikan dengan
Self care : ADLS terapi fisik tentang rencana
Transfer performance ambulasi sesuai dengan
Kriteria Hasil : kebutuhan
- Klien meningkat dalam 5. Bantu klien untuk
aktivitas fisik menggunakan tongkat saat
- Mengerti tujuan dari berjalan dan cegah terhadap
peningkatan mobilitas cedera
- Membervalisasikan 6. Ajarkan pasien atau tenaga
perasaan dalam peningkatan kesehatan lain entang teknik
kekuatan dan kemmapuan ambulasi. 7. Kaji
berpindah kemampuan
- memperagakan pasien dalam mobilisasi 8.
penggunaan akat Latihan pasien
- Bantu untuk mobilisasi dalampemenuhan kebutuhan
adls secara
mandiri sesuai kemampuan
9. Dampingi dan bantu
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN pasien saat mobilisasi dan
bantu penuhi kebutuhan adls
10. Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

Setelah dilakukan 1. Identifikasi dan sesuaikan 1. Membantu menyesuaikan


intervensi keperawatan sikap diri terhadap kondisi diri dengan lingkungan.
selama 3x24 jam dan situasi klien 2. Membantu.
diharapkan klien dapat : 2. Identifikasi perasaan mengidentifikasi perasaan
-klien dapat mengatakan pribadi yang ditimbulkan yang dirasakan.
respon kesepian oleh pasien yang dapat 3. Memberikan kenyamanan
- klien tidak menunjukkan mengganggu untuk pasien.
respon kesepian efektivitas interaksi 4. Membantu untuk
klien tidak mengalami terapeutik kenyamanan saat bertanya.
kesulitan dalam kontak 3. Berikan klien kenyamanan 5. Membantu menumbuhkan
dengan orang lain. fisik sebelum berinteraksi rasa percaya yang baik.
4. Diskusikan kerahasiaan 6. Membantu untuk dapat
informasi bersama klien mengurangi hambatan saat
5. Ciptakan suasan hangat berinteraksi
dan penerimaan dalam
komunikasi
6. Yakinkan kepada klien
bahwa kita tertarik dengan
MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN klien secara pribadi
7. Gunakan komunikasi
terbuka yang dapat
mengungkapkan diri
8. Kunjungi kembali klien
pada waktu yang telah
disepakati untuk
menumbuhkan kepercayaan
9. Minta klienmenggunakan
bahasa tubuh yang
menunjukan keterbukaan
BAB IV
PENUTUP

1.8 Kesimpulan
Tehnik komunikasi pada lansia dengan reaksi penolakan harus disertai pengetahuan
perawatan lansia baik fisik, psikologis, biologis dan spiritual. Klien lansia dengan reaksi
penolakan tidak menyadari adanya ancaman pada kesehatannya, karena itu model
komunikasi yang sesuai adalah model Leary.

1.9 Saran
Dalam tehnik komunikasi model Leary terdapat dua dimensi yang bertentangan,
diharapkan perawat dapat menyesuaikan situasi bagaimana seharusnya dia bertindak. Jika
klien dalam puncak penolakan maka perawat harus mengobservasi pikiran-pikiran klien,
jika klien lansia kooperatif maka perawat dapat berfungsi sebagai teman dan guru serta
tempat mencurahkan perasaan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Mundakir.2006.Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.Surabaya: Graha Ilmu


http://yh4princ3ss.wordpress.com/2010/04/17/asuhan-keperawatan-pada-lanjut-usia-lansia/
(Diakses pada tanggal: 1 November 2012)
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-model-komunikasi.html

(Diakses pada tanggal: 2 November 2012)Makalah Keperawatan Lansia

Anda mungkin juga menyukai