KOMUNIKASI KEPERAWATAN
Disusun oleh :
Kelompok 2
Nama kelompok :
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Ns. I Gusti
Agung Tresna Wicaksana, S.Kep.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Komunikasi Keperawatan II
di kelas S-1 Keperawatan A Tk. II yang telah memberikan arahan serta motivasi dalam proses
pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini dengan tujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai kegunaan ilmu
Keperawatan Medikal Bedah di dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu kami kelompok 2
berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca. Kami mohon maaf
apabila makalah ini memiliki kekurangan dan penulis menyadari masih perlu ditingkatkan lagi
mutunya. Karena itu, penulis sangat mengharapkan akan pemberian saran dan kritik yang
membangun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................................................................5
1.4 Manfaat.............................................................................................................................................5
1.4.1 Bagi Perawat...................................................................................................................................5
1.4.2 Bagi Pasien......................................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Pada Lansia................................................................................6
2.2 Manfaat Komunikasi Terapeutik Pada Lansia....................................................................................6
2.3 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia.................................................................................7
2.4 Hambatan Dalam Komunikasi Terapeutik Pada Lansia......................................................................9
2.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi Pada Lansia......................................................11
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Disisi lain komunikasi juga sebagai
salah satu cara agar dapat berinteraksi dan dapat membina hubungan sosial antar individu.
Namun ketidaktepatan dalam komunkasi dapat menimbulkan kesalahan persepsi dan
hubungan antar individu. Ketidaktepatan ini terjadi dalam relasi setiap hari baik orang
berbagai usia maupun perbedaan gender sehingga dapat berdampak pada ketidakpuasan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan lanjut usia diperlukan pemberian informasi
kepada lansia baik individu maupun kelompok secara terus-menerus agar lansia tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu agar lansia dapat hidup sehat dan produktif, namun
dengan adanya masalah kesehatan akibat pertambahan usia (degenerative) salah satunya
dapat berpengaruh pada fisik, psikososial, spiritual, dan kognitif dimana pengaruh pada
kognitif salah satunya yaitu penurunan kemampuan kognitif pada lansia. Solusi untuk
meningkatkan kemampuan Kognitif pada lansia yaitu dengan cara terapi Komunikasi
terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan atau dirancang
untuk tujuan terapi dengan keterbatasan lansia baik dari fisik, psikologis dan mentalnya maka
diperlukan pendekatan dan metode agar pesan yang disampaikan lebih efektif. Metoda yang
dilakukan pada lansia dalam pemberian informasi tentang Pola Hidup Sehat pada Lansia dan
pentingnya makan buah dan sayur melalui pendekatan “komunikasi terapeutik pada lansia”
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Perawat
Dapat digunakan sebagai panduan dan pedoman perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan terutama melakukan komunikasi terapeutik sehingga dapat meningkatkan
pelayanan terhadap lansia.
Beberapa teknik dalam penerapan komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:
a. Teknikasertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika
pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat di mengerti. Asertif
merupakan pelaksanaan dan etika berkomunikasi. Sikap ini akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.
b. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakana
bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya perubahan
sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya menanyakan atau klarifikasi
tentang perubahan tersebut misalnya dengan mengajukan pertanyaan ‘apa yang
sedang bapak/ibu fikirkan saat ini, ‘apa yang bisa bantu...? berespon berarti bersikap
aktif tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas
kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.
c. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi
yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan pertanyaan pertanyaan di luar materi
yang di inginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan.
Upaya ini perlu di perhatikan karena umumnya klien lansia senang menceritakan hal-
hal yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugas kesehatan.
d. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi klien relative menjadi labil perubahan ini perlu di
sikapi dengan menjaga kesetabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan,
senyum dan mengagukan kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai
sikap hormat menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak menjadi beban bagi keluarganya.
Dengan demikaian di harapkan klien termotivasi untuk menjadi dan berkarya sesuai
dengan kemampuannya. Selama memberi dukungan baik secara materiil maupun
moril, petugas kesehatan jangan terkesan menggurui atau mangajari klien karena ini
dapat merendahan kepercayaan klien kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya.
Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi motivasi, meningkatkan kepercayaan diri
klien tanpa terkesan menggurui atau mengajari misalnya: ‘saya yakin bapak/ibu lebih
berpengalaman dari saya, untuk itu bapak/ibu dapat melaksanakanya dan bila
diperlukan kami dapat membantu’.
e. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi tidak
berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan
memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu di lakukan oleh perawat agar maksud
pembicaraan kita dapat di terima dan di persepsikan sama oleh klien ‘bapak/ibu bisa
menerima apa yang saya sampaikan tadi? bisa minta tolong bapak/ibu untuk
menjelaskan kembali apa yang saya sampaikan tadi?.
f. Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya klien lansia umumnya mengalami perubahan perubahan
yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan perubahan ini bila tidak di sikapai
dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga
komunikasi yang di lakukan tidak terapeutik, namun dapat berakibat komunikasi
berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan
petugas kesehatan.
Menurut Wahjudi Nugroho (2008), Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan
seseorang untuk mengakui secara sadar terhadap pikiran, keinginan, perasaan atau
kebutuhan pada kejadiaan-kejadian nyata atau sesuatu yang merupakan ancaman.
Penolakan merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima perubahan yang terjadi pada
dirinya.
Ada beberapa langkah perawat yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia
dengan reaksi penolakan, antara lain :
3.2 Saran
Bagi pembaca khusunya perawat harus memahami tentang aplikasi terapeutik pada lansia
agar pemeriksaan pasien lansia di rumah sakit berjalan dengan lancar, selain itu juga penting
mengetahui apa saja kemungkinan yang akan menjadi hambatan dalam berkomunikasi
dengan lansia serta dapat mengetahui cara mengatasi hambatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, I. (2019). KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
LUHUR JAMBI. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) , 2.
Nabilah, D. (2016). Pengalaman komunikasi terapeutik perawat orang lanjut usia. Jurnal Communicate
Volume 1 , 2.