Anda di halaman 1dari 22

EVIDENCE BASED OBAT TRADISIONAL

DAUN KATUK/DAUN KAYU MANIS


Oleh : Kelompok 5
Nama Anggota:

Anak Agung Agus Ananda Pratama ​(2014201001)


Dewa Ayu Santika Dewi ​ (2014201007)
Dw. Md. Alit Panji Lintang Destaharu ​(2014201009)
Komang Joni Prabaskara (2014201016)
Ida Ayu Eka Cahyani Dewi ​ (2014201020)
Komang Agus Roy Indrawan ​(2014201025)

 Prodi/Kls : S1 Keperawatan/A
ANALISIS SITUASI/ISSUE TERKINI

Daun katuk (Sauropus androgynous) ditemukan sangat


berlimpah di Indonesia. Beberapa orang menggunakan
katuk sebagai obat herbal tradisional dan pakan ternak.
Daun katuk dapat
M i n i mmenjadi suplemen
al Presen t a ti o n T e muntuk
p l a t e s meningkatkan
produksi ASI. Beberapa jenis produk kecantikan juga
menggunakan daun katuk sebagai bahan baku. Daun katuk
dikenal oleh orang Jawa sebagai sayuran dan pewarna
makanan. Daun katuk hanya ditanam sebagai tanaman hias
di pagar dan halaman, tetapi metode ekstensifikasi dapat
dikembangkan di perkebunan khusus.
Katuk dapat tumbuh dalam suasana lembab. Tanaman ini banyak
ditemukan di daerah tropis Asia Selatan. Menurut Departemen
Pertanian Amerika Serikat (USDA), data yang dirilis tentang
tanaman katuk tersebar di negara-negara Asia Selatan yaitu Cina,
India, Sri Lanka dan Asia Tenggara yaitu Vietnam, Indonesia,
Malaysia, Papua Nugini, dan Filipina. Itu umumnya dikenal
sebagai Katuk (Indonesia), Mani Cai (Cina), Cekur Manis
(Malaysia), Pak-Wanban (Thailand), Raungot (Vietnam), dan
Simani (Minangkabau). Di Indonesia, ia dapat tumbuh dengan
cukup air dan pagar rumah. Itu dapat tumbuh dengan lingkungan
yang ideal, yaitu suhu udara 21-32oC, tingkat kelembaban relatif
(RH) 50-80% dan curah hujan antara 750-2500 mm / tahun.
Tanaman ini dapat berkurang di musim kemarau lebih dari enam
bulan berturut-turut. Katuk tumbuh di dataran rendah hingga
120 m di atas permukaan laut dan di hutan sebagai tanaman liar.
Di Jawa Barat, tanaman ini dapat ditemukan di ladang dengan
ketinggian 1.300 m. Stek batang dapat digunakan untuk
meningkatkan proses vegetatif.
Berdasarkan analisis fisik dan data spektroskopi, katuk mengandung
lignan diglycoside, (-) – O- -apiofuranosyl- -O- -glucopyranoside dan
megastigmane glukosida. Polifenol dan flavonoid dalam ekstrak katuk
memiliki sifat antioksidan potensial dan mampu mengobati penyakit
yang dimediasi radikal bebas. Aktivitas antioksidan ditemukan dalam 20
μg/ml. Total fenol katuk 1,52 mg GAE/100 g digunakan sebagai
antioksidan alternatif. Aktivitas antioksidan diukur dengan daya
pereduksi sianida besi, DPPH (2,2-difenil-1- picrylhydrazyl) dan ABTS
(2,2′-azino-bis- (3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid) scavenging, dan
penghambatan asam linoleat oksidasi.
Katuk bermanfaat selama respons peradangan, nyeri, dan demam. Kehadiran alkaloid,
steroid, dan terpenoid diduga merupakan respons balik terhadap nyeri dan demam.
Turunan fitokonstituen ditemukan pada saponin, tanin, triterpenoid, dan kumarin katuk
terkait dengan sifat obat antiinflamasi non-steroid (NSAID). Kehadiran metabolit
sekunder dari turunan konstituen dapat bersifat antinosiseptif dan analgesik dalam
pengobatan tradisional. Aktivitas antibakteri dari ekstrak daun katuk dalam metanol dan
etanol dapat menghambat pertumbuhan Bacillus cereus, Bacillus subtilis,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae dan Salmonella
typhimurium. Sedangkan, ekstrak air menunjukkan aktivitas moderat terhadap
Salmonella typhimurium dan Klebsiella pneumoniae.
 
Ekstrak daun katuk secara tradisional
digunakan untuk meningkatkan produksi
ASI. Proses laktasi dirangsang oleh
peningkatan kadar hormon prolaktin dan
oksitosin. Vitamin A bersumber dari karoten
dari ekstrak katuk. Vitamin A mensintesis
retinol yang bereaksi dengan asam lemak
untuk memicu pelepasan hormon prolaktin.
Kehadiran hormon prolaktin merangsang
perkembangan kelenjar sekretori di saluran
intralobular. Peningkatan aktivitas kelenjar
sekretori dengan lipid dan jaringan lemak
unilokular dapat mempersiapkan kelenjar
susu sebelum waktu ASI turun.
Ekstrak air daun katuk10g/200ml
yang diteliti dalam model hewan
coba menunjukkan penurunan
glukosa darah. Pengukuran
menggunakan skor indeks glikemik
(GI) menunjukkan penurunan 50%
dalam aktivitas dibandingkan
dengan glukosa darah normal.
Dalam penelitian lain,dosis 250
mg/kgBB ekstrak etanol daun katuk
dapat mengurangi glukosa darah
dan glikogen hati pada tikus yang
diinduksi oleh aloksan. Total
kolesterol dan trigliserida yang
menurun menunjukkan dosis yang
sama. Penurunan kadar enzim ALT,
AST dan ALP menunjukkan
penurunan aktivitas oksidatif di
hati.
DEFINISI DAUN KATUK

Katuk atau Sauropus androgynus merupakan tanaman yang


mudah tumbuh di Indonesia. Katuk biasanya digunakan daunnya
untuk memperbanyak produksi ASI oleh masyarakat Indonesia.
Katuk atau Sauropus androgynus mermiliki banyak kandungan
kimia yang memiliki efek farmakologis. Tujuan pembuatan
review ini adalah untuk mengulas mengenai efek farmakologi
yang yang dapat dihasilkan oleh katuk. Efek farmakologi daun
katuk yang telah diteliti meliputi antibakteri, antianemia,
antiinflamasi dan dapat meningkatkan produksi ASI.
 
DEFINISI ASI
ASI adalah Air Susu Ibu yang merupakan sumber gizi
utama bagi bayi yang belum bisa mengonsumsi makanan
padat. Pemberian ASI untuk bayi disarankan hingga Si Kecil
berusia 2 tahun. Setelah menginjak usia 6 bulan, biasanya
bayi diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Meski
demikian, pemberian ASI disarankan terus berlanjut
hingga usia 2 tahun.
Setelah melahirkan, yang dibayangkan produksi dan
pengeluaran air susu ibu (ASI) akan sangat lancar tanpa
hambatan. Namun seringkali yang terjadi justru
sebaliknya.
Produksi ASI tidak bisa keluar dengan lancar dan akibatnya
si Kecil pun tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi yang
memadai.
Dilansir Parenting First Cry, prolaktin, kortisol, oksitosin
dan insulin adalah hormon-hormon yang penting dalam
proses produksi ASI. Hormon ini dihasilkan dalam tubuh
perempuan selama kehamilan. Sayangnya beberapa hal
seringkali dapat mengganggu keseimbangan produksi
hormon tersebut.
PENYEBAB TERHAMBATNYA PRODUKSI DAN PENGELUARAN ASI

1 Stress
Menjadi seorang ibu (khususnya bagi Mama yang melahirkan anak pertama), seringkali memicu
datangnya stres yang tidak terkendali. Terutama karena proses adaptasi dan perubahan aktivitas sehari-
hari.
Berkurangnya waktu istirahat dan kontak dengan teman serta keluarga juga kadang bisa memicu masalah
emosional. Selain itu, adanya mom shaming baik secara langsung maupun dari media sosial juga bisa
menjadi pemicu stres. Akibatnya, depresi mudah dialami oleh ibu baru.
Stres diidentifikasi oleh praktisi medis sebagai salah satu alasan utama untuk berbagai penyakit, termasuk
di antaranya kurangnya produksi ASI.

2 Ketidakseimbangan hormon
Meskipun ukurannya sangat kecil, tetapi kelenjar tiroid memiliki peran sangat
penting untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh. Kelenjar tiroid yang
tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon,
sehingga produksi ASI bisa menurun atau bahkan tidak ada sama sekali.
Di antara hormon-hormon penting yang ada dalam tubuh, estrogen dan
progesteron kerap dikaitkan dengan proses produksi ASI. Pun demikian dengan
hormon prolaktin dan oksitosin yang berfungsi melancarkan ASI. Kurangnya
keseimbangan jumlah hormon-hormon ini, terutama karena terhambatnya fungsi
kelenjar tiroid, dapat mengganggu produksi ASI.
3 Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup sehari-hari turut berperan penting dalam kelancaran
proses produksi ASI. Apabila seorang perempuan cenderung
jarang olahraga, pola makan tidak teratur dan tidak sehat, sering
minum minuman beralkohol, sembarangan konsumsi obat,
merokok serta tingginya asupan kafein juga bisa berdampak pada
produksi ASI.
Jangan lupa untuk selalu menjaga pola hidup sehat dengan
mengutamakan aktivitas fisik, istirahat cukup dan selalu
mengonsumsi makanan sehat, ya. Hindari juga konsumsi
minuman beralkohol, obat tanpa resep dokter serta merokok.

4 Penggunaan kontrasepsi hormonal


Salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan adalah berjenis hormonal, ini berarti mereka bekerja
dengan memanipulasi hormon dalam tubuh.
manipulasi yang diterapkan secara artifisial ini dapat menyebabkan konsekuensi, baik dalam kesehatan
jangka pendek dan jangka panjang pada tubuh perempuan.
Sebagian perempuan mungkin akan mengalami perubahan pada produksi dan pengeluaran ASI setelah
menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB, implan atau suntik KB. Namun ada juga sebagian
lainnya yang tidak mengalami perubahan produksi ASI meski menggunakan kontrasepsi hormonal.Oleh
sebab itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memilih kontrasepsi,
Terutama jika Mama menyusui si Kecil secara eksklusif.
5 Minum obat dan herbal tertentu

Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa dipilih


ibu baru setelah melahirkan guna mempercepat
proses pemulihan, salah satunya obat herbal.
Konsumsi obat atau herbal tertentu tanpa
pengawasan dari dokter salah satu efeknya bisa
mengganggu produksi ASI.
Konsultasikan dengan dokter tentang obat resep
atau obat herbal lain yang hendak Mama
konsumsi. Beberapa jenis herbal yang perlu
diperhatikan oleh ibu menyusui adalah daun
sage, oregano, peterseli, dan peppermint, karena
dikhawatirkan dapat menghambat produksi ASI.
6 Polusi udara dan kontaminasi makanan
Kualitas lingkungan hidup yang buruk juga dapat berperan dalam hal
mengganggu produksi ASI. Termasuk di antaranya seperti meningkatnya
polusi udara, kontaminasi air dan makanan, dan degradasi lingkungan.
Faktor-faktor tersebut juga dapat mengganggu produksi ASI, meskipun
mungkin kerap diabaikan.
Meskipun sulit, tetapi tindakan pencegahan tetap penting untuk
diperhatikan para ibu baru. Salah satunya adalah menghindari tempat-
tempat yang penuh sesak dan tercemar untuk sementara waktu.

7 Proses persalinan yang sulit


Proses persalinan seringkali tidak bisa berjalan dengan cepat dan
lancar seperti yang direncanakan. Ada beberapa masalah yang
mungkin terjadi, misalnya seperti proses persalinan yang sulit,
perdarahan hingga masalah medis lainnya.
Hal-hal ini dapat memicu stres pada ibu baru, serta membuat bayi
tidak bisa langsung disusui oleh ibunya setelah dilahirkan dalam
jangka waktu tertentu.
Berkurangnya waktu untuk menyusui secara langsung juga bisa
membuat produksi ASI menjadi terhambat.
KANDUNGAN PADA DAUN KATUK

Daun katuk mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan


kadar prolaktin atau hormon pelancar ASI. Kadar prolaktin yang tinggi akan
meningkatkan, mempercepat dan memperlancar produksi ASI.

Kandungan Daun Katuk Katuk mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk
tubuh. Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, kandungan gizi dalam
100 g katuk segar sebagai berikut:
Di Indonesia daun katuk sudah sangat terkenal terutama di kalangan ibu
menyusui. Sayuran ini dipercaya bisa membantu melancarkan air susu ibu
(ASI). Namun selain baik untuk melancarkan ASI, sayur katuk juga memiliki
ragam manfaat lainnya. Kandungan Daun Katuk Katuk mengandung berbagai
nutrisi yang baik untuk tubuh.
Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, kandungan gizi dalam 100 g
katuk segar sebagai berikut: 81,0 g air 59 g energi 6,4 g protein 1,0 g lemak
9,9 g karbohidrat 1,5 g serat 1,7 g abu 233 mg kalsium 98 mg fosfor 3,5 mg
besi 21 mg natrium 478,8 mg kalium 0,30 mg tembaga 1,3 mg seng 9,152
mcg beta-karoten 10,020 mcg karoten total 0,00 mg vitamin B1 0,31 mg
vitamin B2 2,3 mg niasin 164 mg vitamin C
 
MANFAAT DAUN KATUK UNTUK ASI

Kandungan laktagogum dan prolaktin yang tinggi.


Kedua adalah senyawa yang ampuh memicu
produksi ASI lebih banyak dan memperlancar
keluarnya ASI. Sebaiknya, ibu menyusui
mengonsumsi daun katuk rutin setiap hari demi
mendapatkan ASI yang melimpah untuk anak.
MANFAAT DAUN KATUK BAGI IBU MENYUSUI SELAIN MEMPERLANCAR ASI

1. Menstimulasi hormon wanita


2. Mencegah kanker
3. Meningkatkan daya tahan tubuh Ibu hamil dan menyusui
4. Mengandung protein tinggi
5. Mengobati flu
6. Menurunkan tekanan darah
7. Menjaga kesehatan mata
8. Menjaga kesehatan tulang
9. Mengatasi anemia adalah salah satu manfaat daun katuk
untuk ibu
10.Meningkatkan energi
11.Mempunyai zat antibakteri dan virus
12.Membantu memelihara kesehatan dan kecantikan kulit
13.Mencegah obesitas
14.Mengatasi radang
15.Mempercepat penyembuhan luka
MANFAAT LAINNYA DAUN KATUK

1 Mengatasi dan mencegah peradangan Sayur katuk


mengandungan vitamin C dan karotenoid bersifat antioksidan.
Kandungan tersebut membuat sayur ini dapat melindungi sel
tubuh dari kerusakan dan peradangan akibat radikal bebas.

2 Menyembuhkan luka Kandungan vitamin C dalam daun katuk


tak hanya bermanfaat sebagai antioksidan, namun juga bisa
menyembuhkan luka dengan cepat. Vitamin C bisa membantu
pembentukan kolagen. Saat kulit luar mengalami luka, maka
vitamin C dari daun ini akan dipecah dan diangkut bersama
aliran darah ke sel yang membutuhkan, termasuk kulit yang
luka.

3
Mencegah infeksi bakteri Manfaat daun katuk lainnya
yaitu dapat mencegah infeksi bakteri. Ekstrak etanol
dalam sayur katuk ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab pneumonia dan bakteremia.
4
Menjaga imun Vitamin C dalam sayur katuk juga
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan
tubuh. Saat asupan vitamin C tercukupi maka
sistem kekebalan tubuh lebih kuat dalam
melawan virus, bakteri, dan patogen penyebab
penyakit lainnya.

5
Mencegah obesitas Kelebihan berat badan dapat
menjadi pemicu gangguan kesehatan. katuk
mengandung flavonoid, serat, dan air dapat membantu
perut kenyang lebih lama. Dengan demikian, secara tidak
langsung daun katuk bermanfaat untuk menurunkan
berat badan.

6 Menurunkan kadar gula darah Sayur katuk juga


mengandung sifat anti diabetes yang dapat menurunkan
kadar gula darah. Selain bisa menurunkan gula darah secara
langsung, sayuran ini juga berperan mengurangi obesitas
yang menjadi salah satu pemicu diabetes menurun.
7
Melancarkan pencernaan Kandungan serat
yang tinggi dalam sayur ini juga baik untuk
melancarkan pencernaan. Kandungan tersebut
juga bisa menjaga bakteri baik dalam usus yang
berperan sebagai prebiotik. Serat dalam katuk
juga bisa membantu penyerapan air,
mempercepat pergerakan feses melalui usus,
dan mencegah sembelit.

Menjaga kesehatan tulang Manfaat daun katuk


8 selanjutnya yaitu menjaga kesehatan tulang.
Sayur ini mengandung kalsium yang baik untuk
kesehatan tulang dan meningkatkan energi
dalam tubuh. Selain kalsium, kandungan dalam
katuk lainnya yang juga berperan untuk tulang
yaitu fosfor. Dua kandungan mineral tersebut
berperan dalam meningkatkan kekuatan tulang.
请输入你的题目
KESIMPULAN

Sauropus ansrogynus (L.) Merr. terbukti memiliki aktivitas


farmakologi sebagai antibakteri, antianemia, antiinflamasi
dan dapat memperbanyak prodiksi ASI pada ibu menyusui.
Perbedaan aktivitas tersebut disebabkan karena kandungan
katuk memiliki berbagai macam kandungan senyawa yang
memiliki peran tersendiri terhadap aktivitas farmakologi.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai