Diabetes
Peria (Momordica charantia) Buah Jus pare: 50 – 100 milliliter per hari
Buah mentah: 60-80 gram per hari atau
setara 1 buah pare kecil
Suplemen pare: sesuai dosis yang
ditentukan dokter dan mengikuti aturan
pakai yang terdapat pada kemasan
Data Kandungan Kimia dan Khasiat
Pendukung
Peria mengandung banyak senyawa yang bermanfaat, termasuk diantaranya senyawa kimia,
vitamin, mineral dan antioksidan yang berperan dalam mengobati berbagai penyakit. Buah
peria mengandung charantina, hydroxy tryptamine, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C,
albuminoid, karbohidrat, polypeptide-P insuline, dan flavonoid sedangkan daunnya
mengandung momordisin, mormodin, charantin, resin, saponin, flavonoid, vitamin A, dan C,
asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan L. Oleostearat. Flavonoid dapat bertindak sebagai
penampung radikal hidroksi dan superoksida sehingga dapat melindungi lipid membran
terhadap reaksi yang merusak. Charantin merupakan komponen yang dapat menurunkan
resistensi sel-sel terhadap insulin, mengurangi penyerapan glukosa diusus halus, meningkatkan
uptake glukosa, mengurangi pembentukan glukosa dalam hati, serta meningkatkan penyerapan
glukosa dalam lemak maupun sel-sel otot diseluruh tubuh. Sedangkan momordisin berperan
dalam menurunkan kadar glukosa darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin serta
vitamin C sebagai antioksidan dapat menangkap radikal bebas dan mengurangi stress oksidatif.
Senyawa kimia yang penting, model hewan dan juga penelitian terhadap manusia telah
menunjukkan efek antidiabetes dari tanaman peria. Penelitian menunjukkan adanya beberapa
senyawa aktif yang berperan dalam khasiat tanaman peria. Sekitar 228 senyawa kimia telah
diisolasi dari beberapa bagian tanaman seperti batang, daun, buahdan biji. Senyawa aktif
dikelompokkan dalam protein, triterpen, lipid, senyawa inorganik, fenilpropanoid, karotenoid,
steroid, alkaloid, monoterpen, alkena, karbohidrat, benzanoid, alkanol, sterol, dan seskuiterpen
ditemukan dalam tanaman ini.
Empiris
Salah satu tanaman yang telah banyak dikenal dan digunakan secara
luas oleh masyarakat Indonesia adalah buah pare (Momordica
charantia L.). Buah Pare mudah sekali ditemukan dan didapatkan
hampir di seluruh Indonesia. Masyarakat Indonesia telah sejak lama
menggunakan buah pare sebagai hidangan sehari-hari dan juga telah
lama dipercaya dan digunakan sebagai obat tradisional untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu tanaman obat yang
diduga dapat digunakan untuk penderita DM adalah Momordica
charantia Linn yang dikenal dengan nama pare atau paria. Pare
merupakan familia Cucurbitaceae yang mana buahnya oleh
masyarakat telah digunakan secara empiris untuk mengobati DM.
Buah pare berbentuk bulat panjang berwarna hijau dan rasanya pahit
Hal inilah yang mengundang banyak penelitian mengenai buah pare
mulai dari kandungan kimia yang ada didalamnya sampai manfaat
atau khasiat yang dapat diperoleh dari buah pare sendiri.
Uji Praklinik
Sankaranarayanan beserta rekannya melakukan uji terhadap ekstrak etanol 95% dan ekstrak air buah
pare kepada tikus betina, dengan pemberian secara intragastric sebanyak 250,0 mg/kgBB. Metode yang
digunakan adalah tikus yang diinduksi dengan streptozotosin. Diperoleh kesimpulan bahwa adanya
penurunan kadar gula dalam plasma. Kemudian di India, Rathi melakukan percobaan uji manfaat buah
pare terhadap tikus dan kelinci yang diberikan ekstrak air buah pare. Dengan dosis 200,0 mg/kgBB.
Pada percobaan pertama tikus dibuat hiperglikemi dengan cara diinduksi menggunakan streptozotosin.
Terjadi penurunan kadar glukosa dalam plasma sebanyak 15,37% (pada hari ke-40), 18,68% (pada hari
ke-50) dan 22,86% (pada hari ke-60). Percobaan selanjutnya dilakukan terhadap kelinci yang dibuat
hiperglikemi dengan menginduksi aloksan kepada kelinci tersebut. Terjadi penurunan kadar glukosa
dalam plasma sebanyak 64,33% (pada bulan pertama), 66,96% (pada bulan kedua), 69,7% (pada bulan
ketiga), dan 70,53% (pada bulan keempat). Miurat dan rekannya melakukan studi terhadap mekanisme
molekuler yang berfokus pada protein transporter GLUT4. Studi ini dilakukan pada tikus jantan yang
diberikan ekstrak air buah pare sebanyak 100,0 mg/kgBB. Menunjukkan adanya peningkatan jumlah
ekspresi protein transporter GLUT4 dengan p <0,01
Uji Klinik
Srivastava dan koleganya, melakukan uji klinik terhadap 433
pasien yang mengalami diabetes. Berusia antara 42-70 tahun.
Pasien yang diberikan ekstrak air buah pare dengan kadar 1 gram,
gula darahnya dihitung pada minggu ke 2, 3, 4 dan 7 percobaan.
Dan menghasilkan penurunan deposit gula darah sebanyak 54%.
Dilakukan dengan Metode Uji Aloksan. Yang artinya buah pare
berkhasiat menurunkan kadar gula darah.
Keamanan (Uji Toksisitas)
Pemberian ekstrak buah pare pada penelitian ini menunjukkan adanya potensi toksisitas akut terhadap
larva Artemia salina Leach yang ditunjukkan dengan harga LC 50 < 1000 ȝg/ml menurut metode BST.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak buah pare mempunyai potensi toksisitas akut. Hal tersebut
berkaitan dengan keempat senyawa yang terdapat dalam buah pare yaitu alkaloid, saponin, triterpenoid
dan flavonoid, dimana pada kadar tertentu memiliki potensi toksisitas akut serta dapat menyebabkan
kematian larva Artemia salina Leach. Mekanisme kematian larva berhubungan dengan fungsi senyawa
alkaloid, triterpenoid, saponin dan flavonoid dalam buah pare yang dapat menghambat daya makan
larva (antifedant). Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai stomach
poisoning atau racun perut. Oleh karena itu, bila senyawa-senyawa ini masuk ke dalam tubuh larva, alat
pencernaannya akan terganggu. Selain itu, senyawa ini menghambat reseptor perasa pada daerah mulut
larva. Hal ini mengakibatkan larva gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali
makanannya sehingga larva mati kelaparan.
Interaksi Senyawa
Menggabungkan pare dengan obat-obatan standar bisa
mengurangi kadar gula darah dengan tajam. Ini bisa
menyebabkan kadar gula darah rendah yang berbahaya. Pare
dapat berinteraksi dengan obat-obatan diabetes, insulin,
phenformin, chlorpropamine dan glyburide sehingga mampu
mengakibatkan hipoglikemia yang berat. Pare juga dapat
berinteraksi dengan beberapa obat kemoterapi serta paclitaxel
dan vinblastine.
Penatalaksanaan Fitoterapi Terhadap Penyakit Diabetes