Anda di halaman 1dari 11

67

E. Antitusif
1. Pengertian
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh disaluran
pernapsan dan merupakan gejala sewaktu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi ditenggorokan.
Salah satu penggolongan obat Batuk yaitu antitusif. Antitusif
adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat yang menekan pusat
batuk dan menaikan ambang rangsang batuk. Mekanisme Kerjanya
Menekan batuk dengan mengurangi iritasi local pada reseptor iritan
perifer. Obat antitusif menghambat atau menekan pusat batuk serta
meningkatkan ambang rangsang sehingga akan mengurangi iritasi.
Antitusif digunakan untuk obat batuk kering. Batuk kering
adalah batuk yang tidak disertai dengana adanya produksi lendir atau
dahak
2. Penyebab
Penyebab dari batuk kering yaitu karena tenggorokan terasa
gatal sering telihat dalam kasus alegri, terpapar asap rokok atau iritasi
lainnya atau dengan sinusitis ringan dan infeksi virus pada saluran
pernafasan bagian atas.
Batuk kering juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi,
yang paling sering adalah :
a. Radang Tenggorokan
b. Terhirupnya Iritan Seperti Debu Dan Asap
c. Asma
d. Reaksi Alergi
3. Gejala
a. Suara Menjadi Serak
b. Radang Tenggorokan
c. Mual Atau Muntah
d. Sakit Kepala
e. Berkeringan Pada Malam Hari
f. Terasa Gatal Pada Tenggorokan
68

g. Badan Menjadi Lesu


h. Sesak Nafas
i. Ada yang mengganjal pada saluran tenggorokan
j. Batuk berlangsung terus menerus
4. Prevalensi
Prevalensi Batuk dijumpai sekitar 15% pada anak Dan 20%
Pada orang dewasa (Oemiati et al , 2010 ) Penelitian epidemiologi
menunjukan batuk kronik banyak berhubungan dengan kebiasan
merokok. Penelitian bersekala besar di Amerika menemukan bahawa
8-20% Non Perokok juga menderita batuk karena penyakit kronik
alergi dan lain-lain ( Blasio et al, 2012 ) Batuk juga merupakan salah
satu gejala dari penyakit asma dimana penelitian Internasional Study
on Asthma and Allergies in childoodh Menunjukan bahwa Prevelensi
penyakit asma di Indonesia Meningkat dari 4,2% pada tahun 1995
menjadi 5,4% pada tahun 2003 (Oemiati et a , 2010 ) DKI Jakarta
Memiliki Prevelensi Asma yang lebih besar yaitu 7,5% pada tahun
2007 (Oemiati et al , 2010 ) Departement kesehatan memperkirakaan
penyakit asma termasuk 10 Besar penyebab kesakitan dan kematian di
RS dan diperkirakaan 10% dari 25Juta penduduk Indonesia menderita
Asma (Oemiati et al , 2010 )
5. Pengobatan
Tujuan dari pengobatan batuk adalah untuk mengurasi
frekuensi keparahan dan komplikasi lebih lanjut dari batuk. Penentuan
terapi batuk yang pertama adalah untuk mencari dan mengobati
penyebabnya misalnya penggunaan antibiotika untuk infeksi bakteri di
saluran pernafasan. Kemudian dipertimbangkan perlunya pemberian
terapi simptomatis untuk menghilangkan atau meringankan gejala
batuk.
Strategi terapi pada batuk dilakukan dengan 2 cara, yaitu terapi
non farmakologi (Tanpa menggunakan Obat) dan terapi Farmakologi
(Dengan menggunakan Obat)
69

a. Terapi non Farmakologi (Tanpa menggunakan Obat)


Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak saat
dikurangi dengan cara sebagai berikut :
1) Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencer
dahak, mengurangi iritasi dan rasa gatal
2) Berkumur dengan air
3) Minum cairan hangat
4) Menggunakan kunyit
5) Mengkonsumsi madu
6) Ramuan wedang jahe
7) Ramuan bawang putih
8) Menghindari paparan debu,minuman atau makanan yang
merangsang tenggorakan seperti makanan yang berminyak
dan minuman dingin
9) Menghindari paparan udara dingin
10) Menghindari merokok dan asap rokok karena dapat
mengiritasi tenggorokan sehingga dapat memperparah batuk.
11) Menghambat zat-zat emoliensia seperti kumbang gula,madu
atau permen hisap pelega tenggorokan. Ini berfungsi untuk
melunakan rangsangan batuk dan mengurangi iritasi pada
tenggorokan pada selaput lendir.
b. Terapi Farmakologi (Dalam Menggunakan Obat)
Secara Umum Berdasarkan tempat kerja obat. Antitusif
dibagi atas Antitusif yang bekerja di Perifer dan antitusif yang
bekerja desentral.
Antitusif yang bekerja desentral dibagi atas golongan
Narkotika Dan Non Narkotika
1) Antitusif yang bekerja di perifer
Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi
iritasi lokal disalurkan nafas, yaitu pada reseptor iritan perifer
dengan cara anestesi langsung atau secara tidak langsung
mempengaruhi lendir saluran nafas.
70

a) Obat-obat Anestesi
Obat Anestesi lokal seperti bezokain,benzilkakohol,
Fenol dan Garam fenol digunakan Dalam pembuatan
lozenges. Obat ini mengurangi batuk akibat rangsangan
Reseptor iritasi faring tetapi hanya sedikit manfaatnya
untuk mengatasi batuk akibat kelainan saluran nafas bawah.
Obat Anestesi yang diberikan secara tofikal seperti
Tetrakain, Kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam
menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan
bronkoskopi. Beberapa hal harus diperhatikan dalam
pemakaian obat Anestesi topikal yaitu :
 Resiko Ansiprasi beberapa jam sesudah pemakaian obat
 Diketahui kemungkinaan reaksi alergi terhadap obat
Anestesi
 Peningkatan Tekanan Jalan Nafas Sesudah Inhalasi Zat
Anestesi
 Resiko Terjadinya Efek Toksis Sistemik Termasuk
Aritmia dan kejang terutama pada penderita penyakit
hati dan jantung
Berikut Yang Termasuk kedalam Obat-obat Anestesi :
 Lidokain
Obat Anestesi yang diberikan Secara Tofikal secara
seperti tetrakain,kokain dan lidokain sengat bermanfaat
dalam mengambat batuk akibat prosedur pemeriksaan
bronfoskopi
 Demulcent
Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan
mencegah kekeringan selaput lendir. Obat ini dipakai
sebagai pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges yang
mengandung madu, akasia, gliserin dan anggur.
71

2) Antitusif yang Bekerja Sentral


Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan a
mbang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batu
k. Dibagi atas golongan narkotik dan non narkotik.
a) Golongan narkotik
Antitusif yang mempunyai potensi untuk mendatang
kan madiksi/ketergantungan, dan mempunyai potensi untuk
disalahgunakan.Opiat dan derivatnya mempunyai beberapa
macam efek farmakologik, sehingga digunakan sebagai ana
lgesik, antitusif, sedatif, menghilangkan sesak karena gagal
jantung kiri dan antidiare. Di antara alkaloid ini, morfin dan
kodein sering digunakan. Efek samping obat ini adalah pen
ekanan pusat napas, konstipasi, kadang-kadang mual dan m
untah, serta efek adiksi. Opiat dapat menyebabkan terjadiny
a bronkospasme karena penglepasan histamin, tetapi efek in
i jarang terlihat pada dosis terapeutik untuk antitusif. Disam
ping itu narkotik juga dapat mengurangi efek pembersihan
mukosilier dengan menghambat sekresi kelenjar mukosa br
onkus dan aktivitas silia. Terapi kodein kurang mempunyai
efek tersebut.
 Kodein
- Khasiat : Meredakan nyeri hebat, antitusif, diare.
- Mekanisme Kerja: Kodein merangsang reseptor susu
nan saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan depr
esi pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak pe
rilistatik usus, stimulasi kremoreseptor dan penekana
n reflek batuk. Kontraindikasi.
- Efek samping: Euforia, gatal-gatal, muntah, mual, m
engantuk, miosis, penahanan urine, depresi pernafas
an dan jantung, depresi mental, lemah, gugup, insom
nia, hipotensi, hipersensitif. Penggunaan jangka panj
72

ang mengakibatkan toleransi ketergantungan. Pada d


osis besar menyebabkan kerusakan hati.
 Dihidrokodein (paracodin)
Cara kerja dan efek samping hampir sama denga
n kodein. Folkodin,penggunaan utama ialah sebagai anti
tusif. Efek analgetik dan efek efori hampir tidak ada (ka
lau ada kecil sekali), dan gejala putus obat jauh lebih rin
gan dari kodein.
 Hidrokodon
Merupakan derivat sintetik morfin dan kodein,
mempunyai efek antitusif yang serupa dengan kodein. E
fek samping utama adalah sedasi, penglepasan histamin,
konstipasi dan kekeringan mukosa. Obat ini tidak lebih
unggul dari kodein.
b) Golongan non Narkotik
Antitusif non narkotik ialah antitusif yang tidak
mendatangkan adiksi dan potensinya untuk di salah gun
akan kecil sekali Termasuk dekstrometorfan, noskapin
dan lain–lain antitusif yang bekerja perifer.
 Dekstrometorfan
- Khasiat: Meringankan gejala-gejala flu seperti dem
am, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bers
in yang disertai batuk.
- Mekanisme Kerja: Dextrometorphan merupakan an
titusif non narkotik penekan batuk non opiate yang
bekerja secara sentral dengan jalan meningkatkan a
mbang rangsang refleks batuk. Dextromethorphan
disbsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, dime
tabolisme dalam hati dan diekskresi melalui ginjal
dalam bentuk tidak berubah ataupun bentuk demila
ted morfinon.
73

- Efek samping : Mengantuk, gangguan pencernaan,


gangguan psikomotor, takikardia aritmia, dan
mulut kering.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati.
 Difenhidramin
- Khasiat: Mengatasi gejala alergi pernapasan dan aler
gi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang s
ulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai a
ntitusif, anti mual dan anestesi topikal.
- Mekanisme Kerja: Difenhidramin ini memblokir aks
i histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang menyeb
abkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pel
epasan histamin (H1) dan asetilkolin (menghilangkan
ingus saat flu). Hal ini memberi efek seperti peningk
atan kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengur
angi kemerahan, hipertermia dan edema yang terjadi
selama reaksi peradangan. Difenhidramin menghala
ngi reseptor H1 pada perifer nociceptors sehingga me
ngurangi sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi
gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi.
- Efek samping : Pusing, mengantuk, mulut kering.
 Noskapin
- Khasiat: Meredakan batuk tetapi tidak sekuat kodein
dan tidak mengakibatkan depresi pernapasan atau
obstipasi, sedangkan efek sedatifnya dapat
diabaikan. Risiko adiksinya ringan sekali.
- Mekanisme Kerja: Pembebas histamine yang kuat
dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi
(selewat) pada dosis besar.
- Efek samping: Jarang terjadi dan berupa nyeri
kepala, reaksi kulit, dan perasaan suf.
74

 Prometazin
- Khasiat: Sebagai antihistamin berdaya meredakan ra
ngsangan batuk akibat sifat sedatif dan kolinergikny
a yang kuat. Obat ini terutama digunakan pada batuk
malam yang menggelitik pada anak-anak.
- Mekanisme Kerja: Daya kerjanya menekan SSP.
- Efek Samping: Efek samping antikolinergiknya dapa
t menyebabkan gangguan buang air kecil dan akomo
dasi pada manula.
6. Obat yang tersedia di Klinik Nabila
a. Colfin sirup
1) Indikasi : Untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk.
2) Kontra Indikasi : Penderita dengan gangguan fungsi hati yang
berat, penderita yang hipertensi terhadap komponen obat ini.
3) Efek samping : Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan
psikomotor, takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi,
retensiurin.
4) Dosis :
a) Dewasa : 3 kali sehari 4 sendok takar(20ml)
b) Anak-anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 2 sendok takar(10ml)
5) Komposisi :
Tiap 5 ml sendok takar mengandung :
a) Paracetamol 120 mg
b) Ammonium Chloride 25 mg
c) Guaifenesin 25 mg
d) Dextromethorpan HBr 5 mg
e) Phenylpropanolamine HCL 3,5 mg
f) Chlorphenamine maleate 0,5 mg
b. Colortusin syrup
1) Indikasi : Untuk mengobati gejala influenza seperti demam,
sakit kepala, hidung tersumbat, bersin disertai batuk.
75

2) Kontra Indikasi : Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki


riwayat hipertensi terhadap salah satu komponen obat ini.
3) Efek samping : Efek samping ringan pada saluran pencernaan
misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih
tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
lambung.
4) Dosis :
a) Dosis anak usia sampai 4 tahun : 3-4 kali sehari ½ sendok
teh
b) Dosis anak usia 4-12 tahun : 3-4 kali sehari 1-2 sendok the
c) Dosis dewasa : 3-4 kali sehari 3 sendok teh
5) Komposisi :
Tiap 5 ml Calortusin syrup mengandung zat aktif (nama
generik) sebagai berikut :
a) Paracetamol 120 mg
b) Phenylprolamine HCL 3,75 mg
c) Chlorpheniramine maleate 2 mg
d) Dextromethorpan HBr 15 mg
c. Dextral syrup
1) Indikasi : Untuk mengobati gejala flu seperti, hidung
tersumbat, bersin, pilek disertai batuk
2) Kontra Indikasi : Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki
riwayat hipertensi terhadap salah satu komponen obat ini.
3) Efek samping : Efek samping pada saluran pencernaan
misalnya mengurangi nafsu makan, mual, muntah.
4) Dosis :
a) Anak usia 6-12 tahun : 3 kali sehari ½ sendok takar
b) Dewasa : 3 kali sehari sendok takar

5) Komposisi :
76

per 5ml syrup dextral syrup mengandung zat aktif (nama


generik) sebagai berikut :
a) Dextromethorphan HBr 10 mg
b) Glyceryl guaiacolate 50 mg
c) Phenylpropanolamine HCL 12,5 mg
d) Chlorpheniramine maleate 1 m

No Nama obat Gambar


1. Colfin Syrup

2. Colortusin Syrup

3. Dextral Syrup
77

7. Kesimpulan
Kesimpulan Antitusif adalah obat yang bekerja pada susunan
saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikan ambang rangsang
batuk. Antitusif digunakan untuk obat batuk kering.. Batuk kering
adalah batuk yang tidak disertai dengan adanya produksi lendir atau
dahak.
Penyebab dari batuk kering yaitu karena tenggorokan terasa
gatal sering terlihat dalam kasus alergi, terpapar asap rokok atau iritasi
lainnya. Gejala antitusif diantaranya yaitu suara menjadi serak, radang
tenggorokan,mual atau muntah, sakit kepala, berkeringat pada malam
hari, terasa gatal ditenggorokan, badan menjadi lesu, sesak nafas, ada
yang mengganjal pada saluran tenggorokan.

Nama : Saeputri
Kelas : XII Farmasi B

Anda mungkin juga menyukai