Anda di halaman 1dari 3

METODE PEMERIKSAAN KOLESTEROL

1. Metode Liebermann Burchard

Prinsip dari metode ini adalah apabila kolesterol direaksikan dengan asam acetat anhidrid dan asam
sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau – biru yang intensitas akibat
pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Reaksi warna diawali protonasi gugus hidroksi dalam
kolesterol dan menyebabkan lepasnya air untuk manghasilkan ion karbonin 3,5 kolestadiena, yang
selanjutnya dioksidasi oleh ion sulfit menghasilkan senyawa kromofor asam kolestaheksaena sulfonat.
Warna yang terbentuk kemudian ditentukan absorbansinya dengan fotometer (Maulia, 2013).

2. Metode Iron Salt Acid

Metode Iron Salt Acid menghasilkan kation tetra enilik, p-TSA bereaksi dengan turunan kolesterol untuk
membentuk senyawa kromofor, kromofor kemudian akan memberikan serapan pada fotometer
(Maulia, 2013).

3. Metode Elektrode-Based Biosensor

Prinsip pemeriksaan adalah katalis yang digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap
pengukuran kolesterol. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah
diteteskan pada zona reaksi dari strip, katalisator kolesterol memicu oksidasi kolesterol dalam darah.
Intensitas dari elektron yang terbentuk diukur oleh sensor dari alat dan sebanding dengan konsentrasi
kolesterol dalam darah (Suwandi, 2015).

4. Metode CHOD-PAP

Metode kolorimetrik enzimatik (Cholesterol Oxidase Methode/CHOD PAP) adalah metode yang
disyaratkan sesuai standar WHO/IFCC. Prinsip pemeriksaan kadar kolesterol total metode kolorimetrik
enzimatik adalah kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim
kolesterol esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk beserta fenol
dan 4- aminophenazone oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol total dan dibaca pada λ 500 nm (Permenkes RI,
2010; Stanbio laboratory, 2011).
Dapus : Listyaningrum, A. A., Hendarta, N. Y., & Martono, B. (2019). UJI KESESUAIAN KADAR
KOLESTEROL PADA SERUM LIPEMIK YANG DIOLAH DENGAN FLOKULAN ALFA-SIKLODEKSTRIN DAN HIGH
SPEED SENTRIFUGASI (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Setyaningrum, I. S. (2017). Perbedaan Waktu Pembendungan Terhadap Kadar Kolesterol (Doctoral


dissertation, Muhammadiyah University of Semarang).

SAPUTRI, R. A. MEMBANDINGKAN KADAR KOLESTEROL TOTAL MENGGUNAKAN METODE ENZIMATIK


KOLORIMETRIK DAN METODE Point Of Care Testing PADA PASIEN HIPERTENSI.

METODE PEMERIKSAAN LDL

1. Metode indirek (formula fridewald) : Metode ini memerlukan parameter lain yaitu kolesterol,
trigliserida dan HDL, karena merupakan suatu perhitungan ketepatannya sangat tergantung
pada pemeriksaan ketiga parameter tersebut.

Teknik pemeriksaan melalui metode indirek dapat dilakukan sebagai berikut : Metode
ultrasentrifugasi : metode ini dapat memisahkan lipoprotein, pada densitas plasma 1,006/ ml kilomikron
dan VLDL akan terapung sedangkan LDL dan HDL akan menguap.

Metode elektroforesis : merupakan salah satu metode untuk memisahkan dan mengukur
lipoprotein. Bahan yang digunakan adalah gel agarosa karena sensitive dan dapat memisahkan
lipoprotein yang berpindah berturut-turut HDL>VLDL>LDL. Lipoprotein secara elektroforesis dinamakan
sesuai dengan mobilitasnya.

Metode presipitasi : pengukuran HDL dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan presipitasi
terhadap lipoprotein densitas rendah (LDL dan VLDL) dan kilomikron.

Metode kombinasi : menggunakan spesimen EDTA plasma yang diputar pada ultrasentrifus
dengan kecepatan 105.000 G selama 18 jam pada suhu 10 derajat celsius. Pada kondisi ini VLDL dan
kilomikron akan terakumulasi sebagai lapisan yang melayang dipisahkan dan aliquot diputar kembali.

2. Metode direk (presipitasi) : Metode direk dapat langsung mengukur kadar LDL kolesterol tanpa
perlu memeriksa kolesterol, trigliserida dan HDL. Metode direk menguntungkan bagi
permintaan LDL kolesterol secara tunggal.
Teknik pemeriksaan melalui metode direk dapat dilakukan sebagai berikut : Kilomikron, VLDL
dan LDL dihancurkan secara khusus melalui reaksi enzimatik. Kolesterol yang tertinggal dari
fraksi HDL diukur melalui reaksi enzimatik khusus oleh adanya surfaktan spesifik HDL. Kombinasi
ini membuat lebih spesifik untuk HDL dari metode lain. Pengukuran menggunakan alat analyzer
otomatik hanya memasukkan reagen dan sampel seterusnya alat akan bekerja sendiri.
DAPUS : ANGGRAENI, D. (2016). Kandungan Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density
Lipoprotein (HDL) Pada Kerang Darah (Anadara granosa) Yang Tertangkap Nelayan Sedati,
Sidoarjo (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).Parents and boy having a great time
blowing bubbles at the park
Jim, E. L. (2013). Metabolisme lipoprotein. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).Full shot family with
rainbow kite
Damayanti, R. (2016). Perbedaan metode direk (presipitasi) dan metode indirek (formula
fridewald) terhadap parameter LDL kolesterol. Skripsi.Full shot happy family and dog outdoors

METODE PEMERIKSAAN HDL


1. Metode Indirect
Metode Ultrasentrifugasi 🡪 Memisahkan lipoprotein pada denitas plasma 1,006/mL kilomikron
dan VLDL akan terapung, sedangkan LDL dan HDL kolesterol akan mengendap.
Metode Elektroforesis 🡪 Memisahkan dan mengukur lipoprotein, bahan yang digunakan adalah
gel agarosa karena sensitif dan dapat memisahkan lipoprotein yang berpindah berturut-turut
HDL>VLDL>LDL.
Metode Presipitasi 🡪 Dilakukan dengan penambahan asam fosfotungstat dan ion
magnesium, setelah dicentrifuge HDL dalam supernatan diukur menggunakan pereaksi kit
yang sama dengan pengukuran total kolesterol (CHOD-PAP).
Metode Kombinasi 🡪 Menggunakan specimen EDTA plasma yang diputar ultrasentrifus dengan
kecepatan 105.000 g selama 18 jam pada suhu 10˚C.
2. Metode Direct
Kilomikron, VLDL, dan LDL kolesterol dihancurkan khusus melalui reaksi enzimatik. Kolesterol
yang tertinggal dari fraksi HDL kolesterol diukur melalui reaksi enzimatik khusus adanya
surfactant spesifik HDL kolesterol. Pengukuran menggunakan analyzer otomatik.

DAPUS : Jim, E. L. (2013). Metabolisme lipoprotein. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).


Erizon, E., & Karani, Y. (2020). HDL DAN ATEROSKLEROSIS. Human Care Journal, 5(4), 1123-1131.
Ridayani, N., Fa'al Santri, N., & Naim, R. (2018). Gambaran Hasil Pemeriksaan Kadar High Density
Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL) pada Penderita Obesitas di Rumah Sakit
Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Jurnal Media Laboran, 8(1), 15-20.

Anda mungkin juga menyukai