Anda di halaman 1dari 38

METODE

PEMERIKSAAN LIPID
dr. Cici Julia Sri Dewi, Sp.PK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PROFIL LIPID

ANALITIK

PASCAANALITI
PRAANALITIK
K

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PROFIL LIPID

UMUMNYA PEMERIKSAAN TG, K-HDL, K-LDL,


DIPERLUKAN PUASA 12-16 JAM KECUALI
MENGGUNAKAN LANGSUNG UNTUK PENETAPAN
K-HDL DAN K-LDL TIDAK PERLU PUASA

PENETAPAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DAPAT


DILAKUKAN DENGAN PUASA ATAUPUN TIDAK
PUASA
PRAANALITIK PEMERIKSAAN PROFIL LIPID

Persiapan Pasien
 pasien dapat puasa 12-16 jam termasuk
menghentikan merokok dan olahraga tetapi
diperbolehkan minum air putih atau pasien dapat
tidak puasa.
 tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar
lipid dalam dua minggu terakhir.
 pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan
berat badan, pola makan, kebiasaan merokok,
minum kopi dan alkohol dalam dua minggu terakhir
sebelum pemeriksaan
Persiapan Sampel
 waktu pengambilan sampel darah, pasien dalam
posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5
menit.
 pada saat pengambilan darah, bendungan atau
pemasangan tournikuet sebaiknya tidak lebih dari
1 menit karena bendungan yang lebih dari 3
menit akan meningkatkan kadar lipid.
 serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah
sesegera mungkin. Sampel sebaiknya segera
diperiksa, tidak disimpan atau tidak dibekukan.
 bila sampel darah terlihat ikterus, hemolisis
sebaiknya diulang karena dapat terjadi
peningkatan palsu pada hasil tes.
PEMERIKSAAN K-TOTAL
Prinsip Pemeriksaan
 Tes kolesterol-total dilakukan dengan metode kolorimetrik
enzimatik (CHOD/PAP) seperti reaksi di bawah ini:
Kolesterol Esterase
 Kolesterol ester + H2O Kolesterol + RCOOH
Kolesterol oksidase
 Kolesterol + O2 4 cholestone-3-one + H2O2
Peroksidase
 2H2O2 + 4-aminophenazone + fenol 4-(p-benzoquinone-
monoimino)- phenazone + 4H2O2 (warna merah)

 Intensitas warna yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi


kolesterol yang dapat ditentukan dengan mengukur absorbansnya
pada panjang gelombang 480-550 nm. Pada alat Cobas Integra 400
absorbans akan diukur pada panjang gelombang 512 nm.
ANALITIK PEMERIKSAAN K-TOTAL
1. CARA KERJA MANUAL / SEMI OTOMATIK
 FOTOMETER
2. CARA OTOMATIK  COBAS INTEGRA 400

PASCAANALITIK PEMERIKSAAN K-TOTAL


Interpretasi Hasil
 Nilai rujukan KT adalah < 200 mg/dL.
 Kadar KT 200-239 mg/dL  diwaspadai terjadinya
PJK.
 Kadar KT ≥ 240 mg/dl  risiko terjadi PJK.
 Setiap 1% peninggian kolesterol akan meningkatkan
2% terjadi PJK.
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
Prinsip Pemeriksaan
 Tes trigliserida dilakukan dengan metode kolorimetrik enzimatik (GPO/ PAP)
Lipase

 Trigliserida + 3H2O Gliserol + 3 RCOOH


Gliserol kinase

 Gliserol + ATP Gliserol-3-phosphate + ADP


GPO

 Gliserol-3-phosphate + O2 dihydroxyaceton phosphate + H2O2


 
peroksidase

 H2O2 + 4 aminophenazone + 4 chlorophenol


4-(p-benzoquinone-mono-imino)-phenazone + H2O + HCl (warna merah)

 Intensitas warna yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi trigliserida yang


ditentukan secara fotometri dengan mengukur absorbansnya pada panjang
gelombang 512 nm.
ANALITIK PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
1. CARA KERJA MANUAL / SEMI OTOMATIK
 FOTOMETER
2. CARA OTOMATIK  COBAS INTEGRA 400

PASCAANALITIK PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA

 NILAI RUJUKAN TG ADALAH < 200 MG/DL


 200-399 MG/DL → DIWASPADAI TERJADINYA PJK
 ≥ 400 → RISIKO TERJADINYA PJK
PEMERIKSAAN K-HDL
Prinsip Pemeriksaan (Middleton, 2002).
 Dengan pemberian asam fosfotungstat dan ion
magnesium ke dalam sampel maka kilomikron, VLDL
dan LDL mengendap (presipitasi)
 Serum + HDL separating reagent sentrifus

HDL fraksi (supernatan) + kilomikron, VLDL,


LDL fraksi (presipitasi)
 Setelah disentrifus dalam supernatan hanya terdapat
HDL yang kadar kolesterolnya ditentukan dengan
metode kolorimetrik enzimatik seperti tes kolesterol
total.
ANALITIK PEMERIKSAAN K-HDL

Cara Kerja
 sampel serum sebanyak 250 µL dimasukkan dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen
presipitasi 100 µL, diinkubasi selama 10 menit pada
suhu 20-25 0C.
 selanjutnya disentrifus selama 5 menit untuk
mendapatkan supernatan yang jernih.
 supernatan yang jernih dipakai untuk tes kolesterol-
HDL seperti kolesterol-total pada alat otomatik.
 hasil tes kolesterol-HDL akan terbaca dilayar.
PASCAANALITIK PEMERIKSAAN K-HDL

Nilai rujukan K-HDL adalah


 Laki-laki  35-55 mg/dL.
 Perempuan  45-65mg/dL
 < 45 mg/dL pada perempuan  risiko terjadinya
PJK.
 < 35 mg/dL pada laki-laki  risiko terjadi PJK.

Setiap penurunan 4 mg% HDL risiko terjadi PJK


akan meningkat 10%.
PEMERIKSAAN K-LDL
Prinsip Pemeriksaan
 Metode pemeriksaan:
 R1 (a-cyclodextrin/bufer) dan sampel

Mg +++

 VLDL selective inhibition


 Kilomikron sugar compound

Penambahan R2 (bufer/enzim/4-aminoantipyrine) dan start


reagen

 HDL Detergen

VLDL selective micellary ormation


Kilomikron
Detergen

 LDL + H2O kolesterol + Free fatty acids

Kolesterol esterase (selective micellary solubilizaton)

Kolesterol oksidase
 Kolesterol + O2 cholestenone + H2O2

peroxidase
 2H2O2 + 4 aminoantipyrine+ HSDA + H2O + H
pigmen ungu kebiruan + 5H2O
 Intensitas warna yang terbentuk sesuai dengan
konsentrasi kolesterol-LDL yang ditentukan secara
fotometri pada panjang gelombang 583 nm.
ANALITIK PEMERIKSAAN K-LDL
Cara kerja
 tes dilakukan dengan alat otomatik.
 sampel serum sebanyak 500 uL dimasukkan dalam
tempat sampel kemudian diletakkan pada rak sampel
sesuai dengan nomor tes.
 reagen dimasukkan dalam tempat reagen kemudian
diletakkan pada rak sesuai dengan program tes
kolesterol LDL.
 data identitas penderita dan jenis tes dimasukkan
melalui key board.
 alat akan melakukan tes secara otomatik.
 Hasil tes kolesterol-LDL akan keluar di layar.
PASCAANALITIK PEMERIKSAAN K-LDL

Interpretasi Hasil
 Nilai rujukan K-LDL adalah < 130
mg/dL
 130-159 mg/dL  diwaspadai
terjadinya PJK.
 ≥160 mg/dL  risiko terjadi PJK.
MATABOLISME Lp (a)

Lp(a) BUKAN PRODUK KATABOLISME VLDL


SEPERTI LDL.
Lp(a)  SISTESIS DIHATI  SIRKULASI 
BENTUK RAMPUNG
 EKSTRA SELULER DIPERMUKAAN
KEPATOSIT
 DIKENALI OLEH RESEPTOR
ASIALOGLIKOPROTEIN (ASGPR)
DIHATI
Metabolisme Lp(a) (Albers et al, 2009)
PEMERIKSAAN Lp(a)
RIA
RADIO IMMUNE
ASSAY

LIA ELISA
LATEX ENZYME LINKED
IMMUNOSORBENT ASSAY
IMMUNE ASSAY
Pemeriksaan
Lp(a)
TIA NIA
IMMUNE
TURBIDIMETRIC IMMUNONEPHELO
METRIC ASSAY
ASSAY
RID
IMMUNODIFUSI
RADIAL
 Apo(a) MIRIP PLASMINOGEN PAI – I
TIDAK TERBENTUK PLASMIN
PROSES LISIS DARI FIBRIN PADA
BEKUAN DARAH TIDAK TERJADI
ATEROKLEROSIS PENYAKIT
KARDIOVASKULER DAN SEREBRO
VASKULER
Lp(a) REAKTAN FASE AKUT
 TISSUE INJURY
Lp(a) > 30 mg/dL  RISIKO PJK 2X, MESKIPUN
KADAR KOLESTEROL RENDAH
> 30 mg/dL, PROFIL LIPID LAIN PJK 5X
PRAANALITIK PEMERIKSAAN Lp(a)

Persiapan pasien
 puasa 12-16 jam termasuk menghentikan merokok
dan olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih.

 pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan


berat badan, pola makan, kebiasaan merokok,
minum kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir
sebelum pemeriksaan.
Persiapan sampel

 waktu pengambilan darah pasien dalam posisi duduk


yang sudah dilakukan selama 5 menit.
 pada saat pengambilan darah pemasangan tourniket
sebaiknya tidak lebih dari 1 menit.
 serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah
sesegera mungkin. Sampel sebaiknya segera dites
tidak disimpan dan tidak dibekukan. Bila
menggunakan plasma sebaiknya menggunakan
antikoagulan EDTA
PEMERIKSAAN Lp(a) SECARA ELISA
Prinsip Pemeriksaan
 Pengukuran dengan Enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA).
 Lipoprotein (a) didalam serum atau plasma
bereaksi dengan anti human Lp (a) antibodi latex
monoklonal dan terjadi aglutinasi. Konsentrasi
Lp (a) ditentukan dengan cara pengukur
perubahan turbiditi yang berasal dari reaksi
aglutinasi Lp (a) dengan latex antibodi.
 Lp (a) + antihuman Lp (a) antibodi latex
monoklonal  kompleks imun  absorbans
diukur.
ANALITIK
Cara Kerja
 pemeriksaan dilakukan dengan alat otomatik Hitachi.
 masukkan sampel darah sebanyak 5 µl kedalam tabung mikro.
 tambahkan 300 µl reagen 1 dan diinkubasi pada suhu 37 0C
selama 5 menit.
 tambahkan reagen 2 sebanyak 100 µl dan diinkubasi pada suhu
370C selama 1 menit dan diukur dengan absorbans 600 nm.
 kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 4 menit dan
diukur dengan panjang gelombang 600 nm.
 data identitas penderita dan jenis tes dimasukkan melalui key
board.
 alat akan melakukan tes secara otomatik sesuai program.
 hasil tes Lp (a) akan keluar melalui print out.
PASCAANALITIK
Interpretasi Hasil

 Nilai rujukan Lp(a) adalah 20 mg/dl


 Kadar > 20 mg/dl  risiko stroke
 Kadar > 30 mg/dl  risiko PJK
PEMERIKSAAN Lp(a) SECARA TIA
Prinsip Pemeriksaan
 Pengukuran dengan metoda
immunoturbidimetric assay.
 Lp(a) didalam serum bereaksi dengan
anti human Lp(a) anti serum dan terjadi
aglutinasi akibat reaksi antigen antibodi.
Kadar Lp(a) ditentukan dengan cara
mengukur perubahan turbidi dari reaksi
antigen antibodi tersebut pada panjang
gelombang 340 dan 700 nm.
ANALITIK
Cara kerja
 pemeriksaan dilakukan dengan alat otomatik Hitachi 717
 sampel darah sebanyak 17 µL dimasukkan dalam tabung
mikro.
 kemudian ditambahkan 350 µL reagen 1 dan diinkubasi pada
suhu 370C selama 5 menit.
 reagen 2 ditambahakan sebanyak 50 µL dan diinkubasi pada
suhu 370C selama 5 menit.
 kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit dan
diukur dengan panjang gelombang 340 atau 700 nm.
 data identitas penderita dan jenis tes dimasukkan melalui
keyboard .
 alat akan melakukan tes secara otomatik. Hasil tes Lp(a)
akan keluar.
PASCAANALITIK

 Nilai Rujukan Lp(a) adalah 10 – 30 mg/dL


 Kadar > 30 mg/dL  risiko terjadi PJK
TABEL INDEKS LIPEMIA
ULTRASENTRIFUS dengan aliquot (~450μl) pd 90-
100,000 rpm → 15 menit untuk memisahkan
kilomikron,VLDL dan lipid lain dari serum.

Anda mungkin juga menyukai