Anda di halaman 1dari 8

TUGAS II PENGENDALIAN MUTU

“5 Q Framework Pada Pemeriksaan Hematologi Puskesmas Senapelan”


Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

DISUSUN OLEH

Nama Kelompok 9 : 1. Alisia Sahriani (1713453033)

2. Yuni Safitri (1713453031)

3. Zarina Novika (1713453032)

Kelas : III A

Mata Kuliah : Pengendalian Mutu

Dosen : Harni Sepryani, M.Si

Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medik


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan Tugas II Pengendalian Mutu yang bejudul “5 Q Framework
pada pemeriksaan Hematologi” Hemoglobin (Hb) ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Tugas II yang
menjadi tugas mata kuliah Pengendalian Mutu dengan judul "5 Q Framework
pada pemeriksaan Hematologi" Hemoglobin (Hb). Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengendalian Mutu
Harni Sepryani, M.Si dan semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan Tugas ini berlangsung sehingga terealisasikanlah hasil Tugas ini.
Semoga tugas ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Pekanbaru, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

A. PENGERTIAN HEMOGLOBIN ................................................ 1

B. PERMASALAHAN ........................................................................ 1

C. ANALISA KESALAHAN ............................................................. 1

1. QLP (Quality Laboratory Process) ........................................ 1

2. QC (Quality Control) ............................................................ 2

3. QA (Quality Assessment)...................................................... 2

4. QI (Quality Insurance) .......................................................... 3

5. QP (Quality Planning) ........................................................... 3

D. KESIMPULAN ............................................................................... 4

ii
A. PENGERTIAN HEMOGLOBIN
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan
oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.
Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Hemoglobin
adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport
oksigen dari paru-paru. Kandungan zat besi (Fe) yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah
merah (Manuaba,2001).
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/dl darah dapat digunakan
sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang
rendah dengan demikian mengindikasikan anemia (Manuaba,2001).

B. PERMASALAHAN
Didapatkan hasil pemeriksaan Hb pada pasien penderita Tuberculosis (Tb) Paru
pada metode Hb sahli normal sedangkan pada metode Hb stick rendah.

C. ANALISA KESALAHAN
Analisa kesalahan sebagai upaya mencapai laboratorium yang bermutu. Upaya
mencapai tujuan laboratorium klinik yakni tercapainya pemeriksaan yang bermutu
diperlukan strategi dan perencanaan Quality Management Science (QMS) dengan
suatu model 5Q-Frame work yaitu :

1. QLP (Quality Laboratory Process)


Pada QLP dilakukan pengamatan terhadap Sampel, alat, reagen, dan
sumber daya manusia (ATLM). Sehingga ditemukan beberapa hal sebagai
berikut :
 Pra Analitik : Volume darah yang dipipet pada pipet Hb tidak selalu
tepat 20 µl dan pengenceran yang dilakukan tidak tepat.
 Analitik : Pemipetan darah terlaulu banyak, melebih dari garis tanda
batas pipet hemoglobin (20 µl), tidak membersihkan sisa darah yang

1
masih menempel pada dinding luar pipet dan penerangan (cahaya)
yang kurang pada saat pembacaan hasil pemeriksaan.
 Pasca Analitik : Pelaporan, penulisan dan interpretasi hasil dilakukan
oleh orang yang sama.
Pada kasus seperti ini diperlukan adanya SOP lengkap dan baku. Dan Seluruh
kegiatan atau langkah yang dilakukan di laboratorium harus dicatat dan di
dokumentasi sehingga bila ada perubahan yang terjadi dilaboratorium dapat
segera diketahui apa penyebabnya.
2. QC (Quality Control)
Pada QC dilakukan pengamatan terhadap hasil kontrol, presisi dan akurasi
dalam masing-masing tahapan yang berhubungan dengan hasil tes serta dapat
mendeteksi sumber dari adanya kesalahan, yaitu :
 Pra Analitik : Uji kualitas reagen dan ketepatan volume sampel
darah.
 Analitik : Presisi dan akurasi kualitas pengolahan sampel dengan
pemipetan dan pembacaan hasil pemeriksaan Hb metode sahli.
 Pasca Analitik : Pengontrolan terhadap penulisan hasil pemeriksaan
yang berbeda metode.
Tujuan merencanakan prosedur QC adalah, Dapat menjamin mutu
pemeriksaan suatu sampel atau spesimen, Prosedur QC dirancang atas dasar
mutu yang diinginkan dari setiap metode pemeriksaan, Menggunakan
program QC validator dapat direncanakan control rules, jumlah pengukuran
bahan kontrol, Kemampuan mendeteksi kesalahan dan penolakan terhadap
hasil yang positif palsu pada suatu metode pemeriksaan.
3. QA (Quality Assessment)
Pada QA dilakukan penilaian terhadap kinerja suatu laboratorium dan uji
banding terhadap lab rujukan yang dilakukan oleh institusi lain. Pada
laboratorium puskesmas B (laboratorium puskesmas rujukan), didapatkan
hasil pemeriksaan Hb pada metode sahli Normal dan pada metode Hb stick
rendah dengan sampel darah dari pasien penderita Tb paru yang sama. Pada
laboratorium puskesmas B (laboratorium puskesmas rujukan), pelaporan,
pencatatan dan interpretasi hasil, serta cross check hasil rutin dilakukan mulai

2
dari hasil yang didapat dari metode sahil dengan cara membandingkan
dengan warna standar, hasil yang muncul pada layar alat Hb stick, buku
kerja. Verifikasi dan validasi hasil dilakukan oleh 2 orang yang berbeda.
QA bertujuan untuk menilai kinerja suatu laboratorium suatu instansi
adalah dengan proficiency test. Proficiency Test atau external quality
assurance (penilaian oleh pihak lain) dilakukan dengan membandingkan hasil
beberapa laboratorium terhadap bahan kontrol rujukan dari laboratorium .
Tujuan dari Proficiency Testing adalah untuk mengawasi kualitas tes dalam
sebuah laboratorium, mengidentifikasi masalah, dan membuat langkah
koreksi terhadap masalah apapun yang terdentifikasi.
4. QI (Quality Improvement)
Pada QI menentukan bentuk proses pemecahan masalah untuk
mengidentifikasi akar masalah dan mencari pemecahannya, dengan melakukan
quality improment penyimpangan akan dapat dicegah dan diperbaiki pada
masing-masing tahapan pemeriksaan, yaitu:
 Pra Analitik : Pada tahap ini petugas laboratorium mengalami
kesulitan saat pengolahan sampel dan ketepatan dalam melakukan
pengenceran. Dalam hal ini dibutuhkan pelatihan dan ketelitian
terhadap petugas pengolahan sampel agar lancar saat proses sampling.
 Analitik : Pada tahap ini kurangnya ketelitian petugas laboratorium
dalam pemipetan volume pada pipet Hb, pembacaan hasil
pemeriksaan pada tempat intensitas sinar/pencahayaan yang kurang,
kesalahan dalam pengenceran yang tidak tepat dan mungkin terdapat
gelembung udara pada saat pembacaan hasil.
 Pasca analitik : Pada tahap ini petugas laboratorium untuk pelaporan,
pencatatan pada buku kerja, dan interpretasi hasil dilakukan oleh satu
orang. Dalam hal ini dibutuhkan 2 orang yang berbeda dalam
verifikasi dan validasi hasil.
5. QP (Quality Planning)
Dalam QP dilakukan standarisasi pemecahan masalah, menetapkan
ukuran-ukuran untuk menilai kinerja suatu laboratorium serta
mendokumentasikan langkah-langkah pemecahan masalah dan untuk di

3
implementasikan pada QLP. Selain itu dibuat pembaharuan pada Standart
Operasional Prosedur (SOP), yang meliputi :
 SOP Pengolahan Sampel Darah parameter pemeriksaan Hb,
ditambahkan tentang ketepatan volume yang harus dipipet.
 SOP kontrol alat dan reagen yang layak digunakan untuk pemeriksaan
secara rutin dan berkala.
 SOP pemeriksaan Hb, pembacaan hasil harus dengan teliti dan dalam
kondisi yang sesuai.
 SOP Perhitungan untuk pengenceran pada semua jenis parameter
pemeriksaan.
SOP Pencatatan, Verifikasi, Validasi Hasil, ditambahkan prosedur untuk
mencatat dan kroscek hasil rutin dilakukan mulai dari hasil yang secara
manual, muncul pada layar alat, buku kerja dan LIS computer serta verifikasi
validasi hasil dilakukan oleh 2 orang yang berbeda.

D. KESIMPULAN
1. Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti, Manfaat melaksanakan kegiatan
pemantapan mutu internal laboratorium antara lain mutu presisi maupun
akurasi hasil laboratorium akan meningkat. Pemantapan mutu internal
meliputi 3 tahapan yaitu pra analitik, analitik, pasca analitik.
2. Didapatkan hasil pemeriksaan Hb pasien penderita Tb Paru pada metode Hb
sahli Normal sedangkan pada metode stick Hb Rendah.
3. Kesalahan pra analitik berupa kesalahan pengolahan sampel oleh petugas
analis laboratorium, serta kontrol alat dan reagen. Penyelesaiannya dilakukan
penambahan pada SOP untuk pemeriksaan Hb, pemipetan sampel darah yang
harus sesuai volumenya dan melakukan kontrol pada alat dan reagen secara
rutin dan berkala.
4. Kesalahan analitik berupa pembacaan hasil yang tidak teliti dan akurat.
Penyelesaian berupa penambahan pada SOP pembacaan hasil pemeriksaan

4
Hb, harus pada tempat intensitas sinar/pencahayaan yang mendukung, hindari
adanya gelembung udara pada saat pembacaan hasil.
5. Kesalahan pasca analitik berupa keterbatasannya petugas analis laboratorium
dalam pelaporan, pencatatan, verifikasi, dan validasi hasil. Penyelesaian
berupa penambahan pada SOP Pencatatan, Verifikasi, Validasi Hasil,
ditambahkan prosedur untuk mencatat dan kroscek hasil rutin dilakukan
mulai dari hasil yang secara manual, muncul pada layar alat, buku kerja dan
LIS computer serta verifikasi validasi hasil dilakukan oleh 2 orang yang
berbeda.
6. Mendapatkan hasil yang benar (akurat) secara langsung setiap saat dan tepat
waktu, menggunakan sumber daya yang efektif, efisien dan profesional dalam
semua tahap proses pemeriksaan laboratorium, mulai dari penerimaan sampel
(pra analitik), pemeriksaan (analitik) hingga pelaporan hasil pemeriksaan (pasca
analitik).
7. Langkah-langkah 5Q-Frame work merupakan implementasi manajemen mutu
laboratorium dalam mengatasi kesalahan, karena ada banyak kesalahan yang
mungkin terjadi di Laboratorium. Kesalahan dapat dihindari atau diminimalis
dengan sistem organisasi yang teratur, disiplin kerja yang tinggi dan kesadaran
SDM yang tinggi berujung pada Continous Quality Improvement (CQI),
menjamin pelayanan berstandar tinggi dan terwujudnya kepuasan pelanggan.
Pelayanan laboratorium klinik harus fokus terhadap mutu, efektif, efisien dan
profesional, hal ini membutuhkan komitmen pimpinan (Top Management).

Anda mungkin juga menyukai