Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PARASITOLOGI III

Entologi“ Nyamuk Anopheles ”

DISUSUN OLEH

Nama Kelompok (2) : 1. Alisia Sahriani (1713453033)

2. Anggun Syazulfa (1713453035)

3. Deva Ariensyah (1713453037)

Kelas : 2B Analis Kesehatan

Mata Kuliah : Parasitologi III

Dosen : Darmadi,SKM.,M.Biomed

Program Studi DIII Analis Kesehatan


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Parasitologi III yang bejudul “Nyamuk Anopheles”
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Parasitologi III dengan judul " Nyamuk Anopheles ".
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah Parasitologi Darmadi,SKM.,M.Biomed dan semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
terealisasikanlah makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulis ..................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3
A. Taksonomi Nyamuk Anopheles............................................ 3
B. Pengerian Nyamuk Anopheles .............................................. 3
C. Morfologi Nyamuk Anopheles ............................................. 4
D. Metamorfosis Nyamuk Anopheles ....................................... 5
E.Patogenitas Nyamuk Anopheles.........................................7
F. Diagnosis Nyamuk Anopheles............................................7
BAB III PENUTUP ........................................................................... 10
Kesimpulan.............................................................................. 10
Saran ........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria adalah salah satu penyakit yang mempunyai penyebaran luas.


Sampai saat ini malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Indonesia. Malaria sebagai salah satu penyakit infeksi disebabkan oleh infeksi
protozoa dari genus Plasmodium, yang ditularkan dari orang ke orang melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina.
Penyakit ini tersebar luas di berbagai daerah, dengan derajat infeksi yang
bervariasi. Di beberapa daerah yang telah belasan tahun tidak ada kasus
malaria, tiba-tiba menjadi endemis kembali. Hal ini berkaitan dengan
terjadinya perubahan lingkungan yang memudahkan perkembangan nyamuk
Anopheles sebagai vektor penyakit malaria. (Depkes RI, 2001)
Nyamuk Anopheles di seluruh dunia terdapat kira-kira 2000 spesies,
sedangkan yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies. Di Indonesia,
menurut pengamatan terakhir ditemukan 80 spesies Anopheles, sedangkan
yang menjadi vektor malaria adalah 22 spesies.
Nyamuk Anopheles dipengaruhi oleh kelembapan udara dan suhu.
Umumnya Anopheles aktif mengisap darah hospes pada malam atau sejak
senja dini hari. Jarak terbang Anopheles biasanya 0,5 – 3 km. umunya nyamuk
Anopheles dewasa dialam bebas belum banyak diketahui, tetapi di
laboratorium dapat mencapai 3 sampai 5 minggu. Biasanya umur nyamuk 2
minggu. Tetapi ada nyamuk yang hidup 2 - 3 bulan Anopheles punctipennis di
amerika. ( Soedarjo, 2016)

1
1.2 Tujuan Penulis

1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Parasitologi
III.
2. Mengetahui Klasifikasi Ilmiah Nyamuk Anopheles,sp
3. Mengetahui Pengertian Nyamuk Anopheles
4. Mengetahui Morfologi Nyamuk Anopheles
5. Mengetahui Metamorfosis Nyamuk Anopheles
6. Mengetahui Patogenitas Nyamuk Anopheles
7. Mengetahui Diagnosis Nyamuk Anopheles

1.3 Rumusan Masalah

1. Mengetahui Klasifikasi Ilmiah Nyamuk Anopheles,sp


2. Mengetahui Pengertian Nyamuk Anopheles
3. Mengetahui Morfologi Nyamuk Anopheles
4. Mengetahui Metamorfosis Nyamuk Anopheles
5. Mengetahui Patogenitas Nyamuk Anopheles
6. Mengetahui Diagnosis Nyamuk Anopheles

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Taksonomi Nyamuk Anopheles,sp

Kingdom : Animal
Phylum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diphera
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelini
Genus : Anopheles
Spesies : Anopheles,sp

B. Pengerian Nyamuk Anopheles

Gambar 1.1 (Nyamuk Anopheles Dewasa)

Nyamuk Anopheles,sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Di


dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya
mepunyai kemampuan menularkan malaria dan 30-40 merupakan host dari
parasit Plasmodium yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis
penyakit malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 30 spesies nyamuk
Anopheles yang mampu menularkan penyakit Malaria. (Soedarto,2016)

3
Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui diantaranya :
- An. Aconitus
- An. Sundaicus
- An. Maculatus
- An. Subpictus
- An. vagus
- An. Barbirostris

C. Morfologi Nyamuk Anopheles

Telur :

Gambar 1.2 (Telur Anopheles)

- Bentuk oval/lonjong
- Panjang telur kurang-lebih 1mm
- Memiliki pelampung di kedua sisinya
- Terletak tidak berkelompok

Larva :

Gambar 1.3 (Larva Anopheles)

- Larva beristirahat secara paralel dengan permukaan air.


- Dalam keadaan diam (istirahat), jentik nyamuk Anopheles sejajar
dengan permukaan air dan ciri khasnya yaitu spirakel pada bagian

4
posterior abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal
abdomen dan bulu bilateral pada tiap ruas abdomen.

Pupa :
- Pupa, Mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang
berbentuk lebar dan pendek yang digunakan untuk pengambilan
oksigen dari udara.

Nyamuk dewasa :

Gambar 1.4 (Nyamuk Dewasa Anopheles)

Jantan :
- Antena memiliki bulu panjang dan lebat
- Ujung palpus membundar
- Panjang palpus dan probosis sama panjang
- Nyamuk Dewasa, bercak pucat dan gelap pada sayapnya dan
beristirahat di kemiringan 45 derajat suatu permukaan. Warna dari
nyamuk Anopheles ada yang hitam, ada pula yang kakinya
berbercak- bercak putih.
Betina :
- Antena memiliki bulu yang jarang atau sedikit
- Ujung palpus membundar
- Panjang palpus dan probosis sama panjang
- Nyamuk Dewasa, bercak pucat dan gelap pada sayapnya dan
beristirahat di kemiringan 45 derajat suatu permukaan. Warna
dari nyamuk Anopheles ada yang hitam, ada pula yang kakinya
berbercak- bercak putih. (FKUI, 2011)

D. Metamorfosis Nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk


dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya

5
terdapat stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi
lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologis ditempat hidup. Siklus
hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
1) Telur
Setiap bertelur nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 telur.
Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi
satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin
bisa menetas dalam 2-3 minggu).
2) Larva
Larva nyamuk Anopheles mempunyai ciri khas yang membedakan
dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah
sejajar di dengan permukaan air, karena larva tidak mempunyai shiphon
(alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari.
3) Pupa (kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari
pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.
4) Dewasa
Nyamuk dewasa betina mempunyai proboscis yang berfungsi
untuk menghisap darah, sedangkan probosis nyamuk Anopheles jantan
berfungsi untuk menghisap nektar atau cairan lainnya . Nyamuk jantan
bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa
mencapai satu bulan . Perkawinan terjadi beberapa hari setelah menetas
dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place).
Untuk membantu pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan
beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas dari nyamuk
anopheles adalah pada saat posisi istirahat menukik. (FKUI,2011)

6
Gambar 1.5 (Posisi nyamuk Anopheles menukik)

E. Patogenitas Nyamuk Anopheles

Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh


manusia dapat terjadi melalui dua cara yaitu :

1. Secara alami melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang


mengandung parasit malaria
2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam
darah manusia, misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada
bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (congenital).
(FKUI,2011)

F. Diagnosis Nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria

Diagnosis nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria secara tepat dan


akurat adalah bagian yang sangat penting dalam pengelolaan penyakit,
Diagnosis malaria sangat sensitif dan penting dalam semua keadaan.
Khususnya bagi populasi yang rentan, seperti anak-anak, yang mana dapat
menjadi sangat fatal jika terlambat dan salah diagnosis. Diagnosis malaria
secara spesifik dapat mengurangi penggunaan anti malaria dan dapat
menegakkan diagnosis banding dari demam.
Diagnosis malaria berdasarkan kriteria klinik (diagnosis klinik) dan
mendeteksi parasit di dalam darah (parasitologi atau komfirm diagnosis).
Diagnosis klinik spesifisitas sangat kurang dan pada beberapa area
parasitologi diagnosis belum tersedia. Keputusan untuk memberikan
pengobatan anti malaria pada situasi tanpa diagnosis parasitologi harus
berdasarkan kemungkinan sakitnya mengarah ke malaria. Satu hal yang
perlu dipertimbangkan pemberian obat malaria pada pasien tanpa malaria

7
akan menimbulkan efek samping dari obat sehingga sangat merugikan
pasien.
1. Diagnosa Klinis
Tanda dan gejala dari malaria tidak specific, diagnosis clinical
malaria kebanyakan berdasarkan gejala demam atau pola demam.
WHO merekomendasikan untuk betul betul mempertimbangkan
kebenaran diagnosis secara klinik :
 Secara umum, keadaan yang cendrung terjadi malaria rendah,
diagnosis klinik malaria sebaiknya berdasarkan penemuan gejala
malaria dan onset deman 3 hari sebelumnya tanpa penyakit parah
sebelumnya.
 Keaadaan yang cerdrung potensi terjadi malaria tinggi, diagnosis
klinik sebaiknya berdasarkan onset demam 24 jam dan
ditemukannya anemia.
Strategi dari WHO/UNISEF untuk pengelolaan Integrated
Management of Childhood Illness (IMCI). Juga mengembangkan
praktek algoritma untuk penanganan malaria pada anak dengan deman
dimana tanpa tersedia fasilitas diagnosis labolatorium.
2. Diagnosa Parasit
Penggunaan dari artemisinin base combination therapy (ACTs)
harus berdasarkan diagnosis specific secara parasitology. Biaya yang
mahal dari obat tersebut membuat pemborosan dari pasien tanpa
parasitemia. keuntungan dari parasitology diagnosis :
- Diagnosis pasti dengan parasit positif sehingga memastikan pasien
malaria.
- Identifikasi parasit negative dengan sendirinya pasien di diagnosis
penyakit lainnya.
- Mencegah terpapar dengan OAM, sehingga mengurangi interaksi
obat dan efek samping.
- Meningkatkan informasi kesehatan
- Menghindandari kegagalan pengobatan.
Dua metode yang digunakan dalam diagnosis secara parasit yaitu
secara microscopy dan rapid diagnostic tests (RDTs).diagnosis secara
Mikroskopy memiliki keuntungan dari biaya yang rendah, sensitivitas
dan spesifisitas tinggi ketika digunakan oleh staf terlatih. RDTs untuk
mendeteksi antigen parasit umumnya lebih mahal, tapi harga dari
beberapa product ini mengalami penurunan harga sehingga
penyebaran efektiv. Sensitifitas dan spesifisitas sangat bervariasi, dan
memiliki kendala dengan suhu tinggi dan kelembaban.

8
Meskipun beberapa pernasalahan di atas, RDTs dapat di gunakan
untuk confirmasi diagnosis. Seperti mikroskop, Hasil tes ini harus di
sertai dengan jaminan kualitas. Oleh karena itu, pengenalan harus
dipantau dan dievaluasi dengan hati-hati. Hasil diagnosis
parasitological harus tersedia dalam waktu singkat (kurang dari 2
jam). Jika hal ini tidak mungkin, pasien harus diperlakukan atas dasar
diagnosis klinis. (Dr.Garcia.S.Lynne&Bruckner.A.David)

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah yang telah ditulis oleh penulis, dapat di
simpulkan :
- Taksonomi dari nyamuk Anopheles,sp
- Pengertian nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria
- Morfologi telur, larva, pupa, sampai nyamuk Anopheles betina dan
dewasa.
- Metamorfosis yang dimiliki Nyamuk Anopheles termasuk
metamorfosis sempurna, karena dimulai dari tahap telur – larva – pupa
– nyamuk dewasa .
- Patogenitas Nyamuk Anopheles yang mempunyai patogen terhadap
penyakit malaria.
- Diagnosis Nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria
Diagnosis malaria berdasarkan kriteria klinik (diagnosis klinik) dan
mendeteksi parasit di dalam darah (parasitologi atau komfirm
diagnosis).

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca makalah ini agar tetap
menjaga kesehatan dan kebersihan terhadap lingkungan sekitar, terutama
menjaga kebersihan tempat tinggal dari genangan air yang bisa menjadi
sarang nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria yang
merugikan bagi kesehatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Staf pengajar departemen Parasitologi, FKUI. Parasitologi kedokteran. Jakarta.


Fakultas kedokteran universitas Indonesia

Dr.Garcia.S.Lynne&Bruckner.A.David. Diagnostik parasitologi kedokteran.


Jakarta.Buku kedokteran EGC.

Prof.Dr.DTMH,Soedarto,Ph.D.2016. Buku ajar parasitologi kedokteran edisi


kedua. Bangun seto

Gandahusada, S. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga, Balai Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2000.

Sutanto inge, ismid is suharia, Sjarifuddin K pudji, sungkar saleha. 2011.


Parasitologi Kedokteran.Jakarta.FKUI

11

Anda mungkin juga menyukai