Disusun oleh :
2019
I. PENDAHULUAN
3.1. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, pipet tetes, object
glass, cover glass, pensil, kertas tisu, blood lancet, lancet pen, gelas ukur
10 ml, 50 ml dan 100 ml, botol pencuci, rak object glass, timer/ stopwatch,
mikroskop cahaya.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, sampel darah
kapiler, kapas, alkohol 70%, larutan giemsa, aquadest, sarung tangan,
minyak imersi.
3.2. Metode
Prosedur kerja pembuatan apusan darah untuk diagnosa malaria
adalah sebagai berikut:
Cara pengambilan sediaan darah
1. Menulis kode penderita, nama, tanggal pembuatan pada object glass
dengan menggunakan pensil bukan bolpoin karena akan luntur bila
terkena larutan fiksasi atau minyak imersi
2. Memegang jari manis atau jari tengah tangan kiri pasien (ibu jari,
jari telunjuk, dan kelingking tidak dianjurkan pada orang dewasa
karena apabila terjadi infeksi akan mudah menjalar). Bayi berusia 6-
12 bulan dapat digunakan ibu jari kaki sedangkan bayi berusia di
bawah 6 bulan pada tumit kaki
3. Menggosok ujung jari dengan kapas beralkohol sambil memijat
untuk menstimulasi sirkulasi darah kemudian mengeringkan
menggunakan kapas kering
4. Menusuk ujung jari menggunakan lancet steril dengan gerakan
cepat pada bagian pinggir (kulit tipis) dan menyilang garis sidik
jari. Lancet bekas harus dibuang dan tidak boleh digunakan lagi
untuk penderita lain
A B
4.2. Pembahasan
Malaria adalah suatu penyakit protozoa dari genus Plasmodium
sp. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria
dapat juga ditularkan secara langsung melalui transfusi darah, jarum
suntik serta dari ibu hamil kepada bayinya. Pada manusia terdapat 4
spesies Plasmodium ps. yaitu P.falciparum, P.vivax, P.malariae dan
P.ovale. Diagnosis malaria yang sering digunakan yaitu pemeriksaan
mikroskopik karena pemeriksaan mikroskopis merupakan Gold Standart
untuk identifikasi malaria. Pada praktikum pemeriksaan diagnosa malaria
kali ini menggunakan pemeriksaan makroskopis yaitu menggunakan
sedian apusan darah. Apusan darah yang digunakan yaitu apusan darah
tebal dan apusan darah tipis. Sampel darah yang digunakan yaitu dari
probandus Nn. Kartika Sari Dewi dan hasil yang didapat yaitu sampel
tidak terinfeksi Plasmodium sp. baik pada preparat sedian darah tipis
maupun preparat sediaan darah tebal (Lasena, 2016).
Sampai saat ini Gold Standard diagnosis malaria adalah
pemeriksaan mikroskopik, yaitu dengan menemukan adanya Plasmodium
sp. di dalam sediaan darah yang diperiksa. Satu kali pemeriksaan
mikroskopik yang memberikan hasil negatif tidaklah langsung
menyingkirkan kemungkinan diagnosis malaria, terutama pada penderita
yang menunjukkan gejala dan tanda umum malaria di daerah endemis
malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan mikroskopik serial dengan
interval waktu pemeriksaan. Interval waktu pemeriksaan juga bisa saja
beragam, sesuai dengan masa inkubasi dari masing-masing spesies.
Pemeriksaan mikroskopis ini dilakukan untuk menemukan parasit
Plasmodium secara visual dengan melakukan identifikasi langsung pada
sediaan darah penderita. Pemeriksaan mikroskopis ini sangat bergantung
pada keahlian pranata laboratorium (analis kesehatan) yang melakukan
identifikasi. Teknik pemeriksaan inilah yang masih menjadi standar emas
dalam penegakan diagnosis penyakit malaria (Siahan, 2011).
Banyaknya kebiasaan yang kurang baik pada pemeriksaan
mikroskopi mendorong terjadinya kesalahan diagnosis malaria , ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan sediaan apus darah,
diantaranya : (Mau. F, 2015).
1. Gelas obyek tidak bersih, kotor dan berlemak
2. Kaca penggeser tidak rata
3. Darah yang diteteskan terlalu sedikit atau terlalu banyak
4. Waktu pengecatan terlalu lama atau kurang lama
5. Pencucian terlalu lama
Terdapat dua metode yang digunakan untuk menghitung jumlah
Plasmodium dari sediaan darah tipis salah satunya yaitu dengan
menghitung jumlah parasit/μL darah berdasarkan jumlah leukosit pada
sediaan darah tebal (standarnya 8.000/ μL). Rumus yang digunakan yaitu
Soal:
Diketahui jumlah Plasmodium sediaan darah tebal sebanyak 520/200
leukosit. Hitunglah jumlah parasit/μL darah.
Jawab :
Jumlah leukosit = 8000/μl
Jumlah parasit terhitung = 520
520 𝑥 8000
= 20.800 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡/μL
200
𝑵
𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐞 𝐞𝐫𝐢𝐭𝐫𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐧𝐟𝐞𝐤𝐬𝐢 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎
Soal:
Diketahui terdapat 72 parasit dalam 10.000. Hitunglah presentase
eritrosit terinfeksi.
Jawab:
72
persentase eritrosit terinfeksi = x100%
10.000
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan kesimpulan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa dari
genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina. Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh plasmodium
falciparum (P. Falciparum). Plasmodium vivax (P. Vivax), plasmodium
ovale (P. Ovale), plasmodium Malariae ( P. Malariae) dan Palsmodium
Knowlesi ( P. Knowlesi ). Metode yang digunakan yaitu pemeriksaan
mikroskopis dengan pembuatan preparat sediaan darah tipis dan sediaan
darah tebal. Berdasarkan hasil praktikum prepat sediaan darah tipis dan
darah tebal dari probandus Nn. Kartika Sari Dewi tidak terinfeksi malaria
karena tidak ditemukan parasit genus Plasmodium sp. pada preparat
sampel.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini adalah sebaiknya
penyampaian materi praktikum tidak terlalu cepat, sebaiknya bahan untuk
fiksasi dan pewarnaan diberikan perkelompok agar praktikan tidak
menumpuk didepan dan prakikum tidak kondusif.
DAFTAR PUSTAKA