OLEH :
TRI WIDODO
NIM. 17.02.074
OLEH :
TRI WIDODO
NIM. 17.02.074
Oleh :
TRI WIDODO
NIM. 17.02.074
Disetujui oleh :
Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat Abdi Nusa Palembang
Ketua
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Sabtu
Dewan Penguji :
( ………………………………)
Ketua
( ………………………………)
Sekertaris
( ………………………………)
Anggota
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas
NIM : 17.02.074
Agama : Islam
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bapak Hermanto dan Ibu Suyani dan segenap keluarga yang sangat
Motto:
” Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan”
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas karunia
persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKES Abdi
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis banyak meminta
bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, terutama kepada Bapak M.Ihsan Tarmizi,
kepada :
4. Seluruh staf, dan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusa
Palembang.
vi
5. Ahmad Syaikhu SKM.M.Kes Selaku Kepala UPTD Puskesmas Taraman
6. Nyoman Jesika, Pendi Antoko dan Selvi Oktaviani selaku Tim P2 Hepatitis
Dalam hal ini penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan oleh karena itu penulis mengharapkan bantuan dan
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
Penulis
vii
STIKESMAS ABDI NUSA PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2020
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
BIODATA PENULIS ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Praktisi ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepatitis ...................................................................................... 5
2.1.1 Hepatitis B .......................................................................... 5
2.1.2 HBsAg ................................................................................ 8
2.1.3 Epidemiologi ....................................................................... 10
2.1.4 Penularan dan Faktor Resiko ............................................... 10
2.1.5 Patogenitas ......................................................................... 12
ix
2.1.6 Gambaran Klinis ................................................................. 13
2.1.7 Diagnosa ............................................................................. 16
2.2 Kehamilan ..................................................................................... 17
2.2.1 Skrining HBsAg Pada Ibu Hamil ........................................ 18
2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi HBsAg Pada Ibu Hamil ....... 19
2.4 Metode Pemeriksaan HBsAg ......................................................... 21
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 25
3.2 Defenisi Operasional ........................................................................ 26
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 27
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
4.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 27
4.4 Prinsip Pemeriksaan ......................................................................... 28
4.5 Bahan Pemeriksaan ........................................................................... 28
4.6 Alat dan Reagen ............................................................................... 29
4.7 Prosedur Kerja ................................................................................. 29
4.8 Alur Pemeriksaan ............................................................................. 34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................... 35
5.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 37
5.3 Pembahsan ..................................................................................... 41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................... 43
6.2 Saran ................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Umur
Usia Kehamilan
Paritas
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
WHO : World Helath Organization
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Hati merupakan sebuah organ terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat atau hepatik
dari kata Yunani untuk hati atau hepar. Organ ini memainkan peran penting
penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Hati akan
(jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis disebabkan oleh berbagai
faktor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya alkohol, obat-obatan tertentu),
dan penyakit autoimun. Penyebab paling umum Hepatitis adalah yang disebabkan
DNA dari keluarga Hepadnaviridae dengan struktur virus berbentuk sirkular dan
terdiri dari 3200 pasang basa. Pajanan virus ini akan menyebabkan dua keluaran
klinis, yaitu: Hepatitis akut yang kemudian sembuh secara spontan dan
kronik.(PPHI, 2012)
1
2
paling umum ditularkan dari ibu ke anak selama kelahiran dan persalinan, serta
melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. WHO memperkirakan
bahwa pada 2015, 257 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis. Pada
sirosis dan karsinoma hepatoseluler. Pada 2016, 27 juta orang (10,5% dari semua
sementara 4,5 juta (16,7%) dari orang yang didiagnosis sedang dalam pengobatan.
Sejak tahun 2015 telah dilakukan Kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB)
pada virus hepatitis B yang memberikan arti adanya infeksi hepatitis B. (Pusdatin,
2017)
Persentasi Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil menurut data Laporan
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018 adalah 39,95 % atau sebanyak 1.634.204
Ibu Hamil dari 34 Propinsi di Indonesia, dengan Hasil HBsAg Reaktif sebanyak
30.965 Ibu Hamil atau sekitar 1,88 %, untuk Propinsi Sumatera Selatan sendiri
pemeriksaan Deteksi Dini Hepatitis B baru sebanyak 19.250 Ibu Hamil atau
17,26 % dengan Hasil Reaktif HBsAg sebayak 186 Ibu hamil atau sekitar 0,97 %.
Puskesmas Taraman, pemeriksaan Hepatitis B pada Ibu Hamil baru dimulai pada
Bulan Juli 2019 – Juni 2020 dengan target 100 % atau 349 Ibu hamil berdasarkan
Pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil adalah langkah awal untuk mencegah
2019s/d Juni 2020). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
selanjutnya
Puskesmas Taraman
2.1. Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang
terjadi dihati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga
dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab selain infeksi virus adalah
kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan
berkaitan dengan metabolisme karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam
metabolisme tubuh, Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis.
dan perjalanan penyakit mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri,
menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal
hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan
kanker hati dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-
macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang
2.1.1 Hepatitis B
Hepatitis B adalah virus DNA yang diselimuti milik keluarga Hepadnaviridae. Itu
tidak terkait dengan virus manusia lainnya, agen hepatotropik terkait telah
diidentifikasi dalam kayu, tupai tanah, dan kanguru. partikel bola itu terdiri dari
5
6
sebuah amplop di sekitar inti 27-nm. Inti terdiri dari nukleokapsid itu
mengandung genom DNA.Genom virus sebagian terdiri dari DNA beruntai ganda
virus DNA terkecil yang diketahui.Terkait erat dengan DNA virus adalah DNA
polimerase. Komponen lain dari inti adalah antigen inti hepatitis B (HBcAg) dan
Genom dari hepadnavirus adalah yang terkecil dari semua virus yang
diketahui. DNA HBV didominasi untaian ganda dan terdiri dari satu untai bundar
panjang yang mengandung seluruh genom, dan untai komplementer yang lebih
pendek yang bervariasi dari 50% hingga 85% dari panjang untai yang lebih
1. Gen Inti (C): Inti virus mengandung antigen inti (HBcAg) dan antigen e
inti virus dan disekresikan ke dalam darah dalam jumlah besar. Bahan ini
sebagai dua partikel yang berbeda, satu bola 22-nm dan yang lain berupa
7
HBsAg bersifat imunogenik tetapi tidak menular. Virus utuh dan infeksius
juga ditemukan dalam persiapan yang sama dengan bola 42-nm (partikel
partikel serum yang terkait dengan infeksi HBV. (Antigen (Ag) untuk hepatitis B
ditunjukkan dengan huruf mereka: c = inti, e, dan s = permukaan.) Sumber : Rubin .2008
8
2.1.2 HBsAg
tersusun atas protein, karbohidrat dan dua lapis lipid, Selubung (envelope) protein
merangsang terjadinya antibodi spesifi k. Karena itu dikenal tiga macam antigen
pada HBsAG yaitu antigen S, antigen pre-S2 dan antigen pre-S1 yang masing-
masing terdapat pada mayor atau small protein, middle protein dan large protein.
semua polipeptida HBsAg dalam jumlah yang hampir sama. Setelah terjadinya
infeksi VHB, maka penderita akan membentuk antibodi yaitu anti-pre S1, antipre
permulaan infeksi.(Surya.2016)
Sumber : https://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterologi/hepatitis-b/etiologi
9
morfologis. Yang paling banyak adalah partikel berbentuk bola dengan diameter
22 nm. Partikel-partikel kecil ini dibuat secara eksklusif dari HBsAg –– seperti
bentuk tubular atau filamen, yang memiliki diameter yang sama tetapi mungkin
lebih dari 200 nm panjang–– dan hasil dari overproduksi HBsAg. Virion bola 42-
nm yang lebih besar (awalnya disebut sebagai partikel Dane) lebih jarang diamati.
telah diamati: adw, ayw, adr, dan ayr. Penanda spesifik virus ini berguna dalam
dengan kasus indeks. Stabilitas HBsAg tidak selalu sesuai dengan agen infeksius.
Namun, keduanya stabil pada -20 ° C selama lebih dari 20 tahun dan stabil untuk
pembekuan dan pencairan berulang. Virus ini juga stabil pada suhu 37 ° C selama
60 menit dan tetap bertahan setelah dikeringkan dan disimpan pada suhu 25 ° C
2.1.3 Epidemiologi
Hepatitis Report tahun 2017 adalah adalah yang tertinggi di Wilayah Pasifik
Barat dan Wilayah Afrika, di mana masing-masing 6,2% dan 6,1% dari populasi
dan Wilayah Eropa, masing-masing diperkirakan 3,3%, 2,0%, dan 1,6% dari
terinfeksi. Diperkirakan 27 juta orang (10,5% dari semua orang yang diperkirakan
hidup dengan hepatitis B) mengetahui infeksi mereka, sementara 4,5 juta (16,7%)
dari orang yang didiagnosis sedang dalam pengobatan. Virus ini paling umum
ditularkan dari ibu ke anak selama kelahiran dan persalinan, serta melalui kontak
tahun 2018 sebesar 0,4% meningkat dua kali dibandingkan Riskesdas tahun
2013 yang sebesar 0,2 %. Papua merupakan provinsi dengan prevalensi Hepatitis
tertinggi pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,7 %, untuk Propinsi Sumatera-Selatan
prevalensi Hepatits 0,3 % meningkat dari tahun 2013 yang sebesar 0,2%.
Partikel VHB paling banyak terdapat di dalam hati dan serum,tetapi bisa
terdapat pada semua cairan yang dihasilkan oleh tubuh manusia. VHB Bisa
terdapat pada air liur,airmata, air mani, air susu ibu, disamping juga bisa terdapat
11
pada cairan asites, pleura, serebrospinal dan lendir vagina, tetapi sumber yang
infeksius adalah berasal dari air mani, disamping liur disamping dari serum.
Secara garis besar penularan VHB terjadi hanyadua hal yaitu; karena
pencemaran oleh darah atau cairan tubuh dari seorangpengidap VHB sedangkan
skrining darah dilakukan dengan metode yang lebih peka (RIA) maka
hepatitis pasca transfusi menurun menjadi0,6%. Saat ini skrining darah donor
tusukan jarum di bawah kulit dengan jarum yang pernah dipakai pengidap
VHB seperti pada pasien ketagihan obat, akupuntur, membuat tatto, tindik
lendir vagina dan air liur. Dengan pemeriksaanPCR pada lendir servik
4. Penularan VHB dari ibu ke bayi yang baru dilahirkan. Cara ini disebut
penularan VHB vertikal dan merupakan cara penularan yang paling penting
penularan infeksi VHB dapat dibagi menjadi dua yaitu; Pola penularan vertical
ialah penularan VHB dari ibu dengan HBsAg positif ke bayi yang dilahirkannya
dan Pola penularan horizontal ialah penularan VHB dari seorangpengidap infeksi
2.1.5 Patogenitas
Di masa lalu, hepatitis B dikenal sebagai hepatitis post transfusi atau terkait
selama beberapa tahun terakhir menjadi jelas bahwa cara utama akuisisi adalah
melalui kontak pribadi yang dekat dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
HBsAg telah ditemukan di sebagian besar cairan tubuh, termasuk air liur, air
atau instrumen yang digunakan dalam tatodan tindik telinga. (Ryan dan Ray,
2004)
respons imunologis dari inang. Ruam dan artritis seperti serum yang dapat
HBsAg bersifat protektif dan terkait dengan resolusi penyakit. Imunitas seluler
13
juga penting dalam respons inang, karena pasien dengan fungsi limfosit T yang
tertekan memiliki frekuensi infeksi kronis yang tinggi dengan virus hepatitis B.
Antibodi terhadap HBcAg, yang muncul selama infeksi, adalah hadir dalam karier
kronis dengan produksi virion hepatitis B yang persisten dan tidak muncul
Jika partikel VHB masuk ke tubuh host (pasien) maka akan menimbulkan tiga
terjadi infeksi VHB, mengalami infeksi VHB akut di mana sebagian kecil bisa
menjadi hepatitis fulminan dan sebagian lagi mengalami infeksi VHB kronik.
Keadaan di atas tergantung dari faktor individu atau host, faktor VHB terutama
Menurut Rubin, (2008), ada tiga program klinis yang diakui terkait dengan
infeksi HBV :
1. Hepatitis B Akut: Sebagian besar pasien memiliki hepatitis akut yang sembuh
sendiri, mirip dengan yang dihasilkan oleh HAV, di mana pemulihan total
agak lebih parah. Selain itu, masa inkubasi jauh lebih lama. Biasanya, gejala
Seperti pada hepatitis A, banyak kasus, termasuk hampir semua infeksi pada
14
bayi dan anak-anak, bersifat anicteric dan, oleh karena itu, tidak tampak
secara klinis.
hepatitis B akut mengejar jalur fulminan, ditandai dengan nekrosis sel hati
peradangan di hati selama lebih dari 6 bulan. Pada 5% hingga 10% pasien
dengan hepatitis B, antigenemia HBs tidak sembuh, dalam hal mana infeksi
yang tidak diketahui, 90% pasien dengan hepatitis B kronis adalah pria.
Yang lain (tidak lebih dari 3% dari semua pasien dengan hepatitis B) tidak
Gambar .2.3 Peristiwa serologis yang khas dalam tiga hasil yang berbeda dari Hepatitis B.
sumber : Rubin.2008
nukleus hepatosit.
selama lebih dari 6 bulan, karena tidak adanya anti-HBs. Pasien di mana
itu, genom virus tetap ada di dalam nukleus tetapi tidak diintegrasikan ke
pembawa tanpa gejala. Pada orang-orang ini, fragmen genom virus hepatitis
B (HBV) diintegrasikan ke dalam DNA inang, tetapi DNA episom tidak ada.
2.1.7 Diagnosa
timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan
pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang muncul pada
pasien seperti dengan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai
tanda hepatitis dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan warna
Selama episode akut penyakit, ketika ada replikasi virus aktif, sejumlah besar
HBsAg dan virus hepatitis B DNA dapat dideteksi dalam serum, karena virion
dapat berkembang sepenuhnya dan kadar tinggi DNA polimerase dan HBeAg.
Meskipun HBcAg juga ada, antibodi terhadapnya selalu ada terjadi dan mencegah
deteksi. Dengan resolusi hepatitis B akut, HBsAg dan HBeAg menghilang dari
Hampir semua pasien yang mengembangkan ikterus adalah anti-HBc IgM positif
pada saat klinis presentasi. HBsAg juga dapat dideteksi dalam serum. Infeksi
hepatitis B dulu paling baik ditentukan dengan mendeteksi IgG anti-HBc, anti-
ditemukan di serum. HBsAg dapat dideteksi selama proses penyakit aktif dan
Namun, anti-HBc terdeteksi. Dua jenis hepatitis kronis dapat dibedakan. Di satu,
HBsAg terdeteksi tetapi tidak HBeAg; pasien ini biasanya menunjukkan bukti
2.2 Kehamilan
sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implatasi. Bila dari sat fertilasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar
anti-HBc total, dan anti-HBs. Deteksi HBsAg dapat mencakup tes diagnostik
cepat (RDT).
dengan Rapid Diagnostic Test (RDT) Hepatitis B surface Antigen (HBsAg) pada
ibu hamil. Berdasarkan Sistem Informasi Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran
(terinfeksi virus hepatitis B), dan 15.747 bayi baru lahir dari ibu rekatif hepatitis B
saat ini fokus pada pencegahan dan penularan ibu ke anak (PPIA) karena 95%
penularan hepatis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif hepatitis B
ke bayi yang dilahirkannya. Deteksi dini adalah upaya untuk mengenali secepat
mungkin gejala, tanda, atau ciri dari risiko, ancaman, atau kondisi yang
membahayakan. Deteksi dini, skrining, atau penapisan kesehatan pada ibu hamil
19
dilaksanakan pada saat pelayanan antenatal agar seorang ibu hamil mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, serta melahirkan bayi
1. Umur
Umur ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia
kemungkinan tidak risiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur
20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan,
mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan
Usia yang berpotensi risiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu pada
umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun, karena pada usia kehamilan yang
terlalu muda maupun terlalu tua kondisi fisik, mental serta kematangan alat
reproduksi belum siap ataupun mengalami penurunan sehingga hal tersebut dapat
Hamil dengan HbsAg Positif sebagai Penanda Serologi Dalam Upaya Penapisan
hepatitis B di RSDK Ibu dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017, distrbusi
ibu hamil dengan positif pada kelompok umur < 20 tahun dengan presentase 1,2
%, distribusi ibu hamil positif HbsAg umur paling banyak pada rentan usia 25-35
2. Usia Kehamilan
trimester, yaitu :
2010)
Ibu Hamil dengan HbsAg positif Sebagai Penanda Serologis Dalam Upaya
2016/2017, usia kehamilan pada ibu hamil dengan HbsAg positif tertinggi pada
trimester III yaitu 77 sampel (91,7%) disusul trimester I yaitu 7 sampel (8,3%)
dan tidak terdapat satupun sampel pada usia kehamilan trimester II.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas
(mampu hidup) dan telah dilahirkan tanpa mengingat jumlah anak dari wanita
- Multigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk lebih dari dua kalinya.
HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur
oleh Artini (2019), dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa 134 orang dengan
hasil HBsAg reaktif sebanyak 3 orang atau 2,2 % dan negatif 97,8 %2. Ibu hamil
aktif dari Hepatitis B, bisa infeksi akut ataupun kronik. Pada infeksi Hepatitis B,
HBsAg akan terdeteksi pada 2 sampai 4 minggu sebelum tingkat ALT menjadi
abnormal dan 3 sampai 5 minggu sebelum timbul gejala klinis. HBsAg memiliki 4
subtipe, yaitu adw, ayw, adr, ayr. (Nauly dan Khairinisa, 2018)
22
pemeriksaan, yaitu :
adalah untuk mendeteksi adanya Hepatitis B yang terdapat pada serum dan plasma
Seperti Determine HbsAg yang memiliki sensitifitas 98,92%, dan spesifitas 100%
dan DRW-HbsAg yang memiliki sensitifitas 99,46% dan spesifitas 99,2% (Lin
et,al.2008).Apabila hasil positif pada strip akan muncul dua garis berwarna yaitu
pada area test (T) dan area control (C).Apabila hasil test negatif maka akan
muncul garis berwarna yaitu pada area control (C). Sedangkan jika tidak ada
warna yang muncul pada area control (T) dan ( C) dan atau hanya muncul satu
warna pada area test (T) maka hasil pemeriksaan tersebut invalid.
(Milamau, 2019)
surface antigen dalam serum atau plasma manusia. Sampel awalnya bereaksi
dengan konjugat berupa pasangan koloid emas dan antibodi monoklonal (anti-
anti-HBsAg pada daerah tes Jika sampel mengandung HBsAg maka terbentuk
garis di membran pada daerah tersebut. Jika antigen HBsAg tidak ada dalam
sampel maka tidak akan terbentuk garis dan menandakan bahwa hasilnya negatif.
pada daerah ini campuran akan membentuk garis sebagai tanda bahwa hasil
pengujiannya bersifat valid. Hasil dinyatakan positif jika terlihat adanya dua garis
merah. satu garis pada daerah tes (T) dan satu garis pada daerah kontrol (C). Hasil
dinyatakan negatif jika tidak terlihatnya garis merah pada daerah T. Hasil
dinyatakan invalid apabila tidak terlihat adanya garis merah pada daerah C.
antigen atau antibodi dalam suatu sampel. Prinsip dari pemeriksaan metode
yaitu antigen atau antibodi yang di label enzim atau substrat akan terjadi
(Milamau, 2019)
kadar antigen tersebut sangat rendah. Hal ini disebabkan sifat interaksi antara
antibodi dan antigen bersifat sangat spesifik. Jenis antigen yang digunakan oleh
teknik ELISA adalah antibodi monoklonal yaitu antibodi yang hanya mengenali
satu antigen. Kendala pemeriksaan ELISA yaitu harga antibodi monoklonal relatif
lebih mahal, sehingga pengujian teknik ELISA ini membutuhkan biaya yang
relatif mahal. Selain itu teknik ELISA membutuhkan waktu pengerjaan yang
Paritas
25
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
HBsAg pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur
OKU Timur, waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2019 - Juni 2020.
2. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh (total populasi)
pelayanan dan pemeriksaan HBsAg dari bulan Juli 2019 s/d Juni 2020.
27
28
antibodi HBsAg pada daerah garis uji test. Selama pengujian, Hepatitis B
Surface Antigen dalam seerum spesimen akan bereaksi dengan partikel dilapisi
melayani sebagai kontrol prosedural, garis berwarna akan selalu muncul dalam
kontrol wilayah jalur menunjukan bahwa volume tepat dan spesimen telah
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah spesimen serum dari ibu hamil,
karena akan menghasilkan nilai yang lebih nyata karena antibodi yang diperiksa
3. Sentrifuse
4. Pipet tetes
5. Torniquet
6. Sarung tangan
7. Plaster
8. Kapas alcohol
9. Wadah jarum
10. Label
11. Timer
d. Persiapan bahan
Persiapan Bahan , dalam hal ini menggunakan serum dengan terlebih dahulu
1. Siapkan tabung serologi tutup merah dan beri kode sesuai nomor ID.
2. Siapkan jarum dan beri tahu pasien yang akan diambil darah sebelum
3. Pasang jarum pada holder, taruh tutup di atas meja pengambilan darah.
atas.
5. Torniquet dipasang ± 10 cm di atas lipat siku pada bagian atas dari vena
dari dalam keluar dan biarkan sampai kering, kulit yang telah dibersihkan
9. Pegang holder dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal
jarum.
31
11. Bila jarum berhasil masuk vena, tekan tabung sehingga vakumnya
bekerja dan darah terhisap ke dalam tabung. Bila terlalu dalam, tarik
13. Setelah cukup darah yang diambil, torniquet dilepas. Lepas tabung dan
15. Pasien diminta untuk menekan bekas tusukan dengan kapas alkohol
18. Biarkan 30 menit kemudian sentrifus pada RPM 3000 selama 15 menit
2. Pemeriksaan ( analisis )
b. Pegang pipet vertikasi dan mentransfer 2-3 tetes penuh serum ( sekitar 60-
area C (control) dan garis berwarna jelas lain di area garis uji T (test)
Negatif : satu garis berwarna di area C (control) dan tidak ada garis
Invalid : baris control gagal tampil atau tidak terjadi perubahan warna
b. Tata cara pencatatan hasil adalah Reaktif jika Hasil pemeriksaan positf
laboratorium.(PMK52.2017)
34
Persiapan Pemeriksaan
Darah Vena
Sentrifuge
Serum
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Rawat Inap Pedesaan yang terletak di garis lintang 3.970235 , Garis
2
Bujur 104.75808 T, sekitar ± 85 KM dari Kota Martapura atau ibukota
Rt.01 Rw.01 Desa Taraman Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah sekitar +
108.9 Km2 meliputi 9 desa di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Taraman yaitu :
Desa Taraman, Desa Taraman Jaya, Desa Karang Marga, Desa Sukamulya, Desa
Sriwangi, Desa Sriwangi Ulu, Desa Karang Endah, Desa Cahya Negeri dan Desa
Margodadi.
35
36
hubungan kerja pusat kesehatan masyarakat serta Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai
adapun Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Taraman adalah
sebagai berikut :
b. Misi :
d. Tata Nilai UPTD Puskesmas Taraman adalah Taat, Ramah dan Manusiawi
37
UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil
di UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur Tahun 2020
Reaktif 2 0,71
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hasil dari 282 orang ibu hamil yang
diperiksa sebanyak 2 orang ( 0,71%) Reaktif HBsAg dan 280 orang (99,29% )
Dari Analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil di
UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur Tahun 2020
Berdasarkan Umur Ibu
Pemeriksaan HBsAg
n % n % N %
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil dari 20 orang ibu hamil pada umur
< 20 tahun yang diperiksa, sebanyak 20 orang (100%) Non Reaktif HbsAg, dari
237 ibu hamil umur 20-35 tahun yang diperiksa, didapat 2 orang (0,84%)
Reaktif HbsAg dan 239 orang (99,16%) Non Reaktif HbsAg. Sedangkan dari 25
orang ibu hamil umur > 35, 25 orang (100%) Non Reaktif HBsAg.
Dari Analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HbsAg pada Ibu Hamil
di UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur Tahun 2020
Berdasarkan Usia Kehamilan
Pemeriksaan HBsAg
Kehamilan n % n % N %
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil dari 89 orang ibu hamil pada
dan 88 orang (98,88%) non reaktif, dari 145 ibu hamil Trimester II yang
diperiksa, sebanyak 145 orang (100%) non reaktif. Dan dari 48 ibu hamil
Trimester III didapatkan hasil 1 orang (2,08%) Reaktif HBsAg, dan 47 orang
berdasarkan Paritas.
Dari Analisis yang dilakukan terhadap pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil di
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil
di UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur Tahun 2020
Berdasarkan Paritas
Pemeriksaan HBsAg
n % n % N %
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil dari 81 orang ibu hamil pada
HBsAg, dari 117 ibu hamil Secundigravida yang diperiksa, ditemukan 1 orang
(0,86%) reaktif HBsAg, sebanyak 116 orang (99,14%) non reaktif, dan dari 84
ibu hamil Multigravida didapatkan hasil 1 orang (1,19%) reaktif HBsAg, dan 83
5.3 Pembahasan
Taraman Kabupaten OKU Timur dari 282 sampel telah diperiksa didapatkan
hasil 2 sampel yang reaktif HBsAg (0,71%) sedangkan 280 sampel (99,29 %)
non reaktif HBsAg, hasil pemeriksaan berdasarkan kelompok umur < 20 tahun
100% non reaktif, 20-35 tahun 0,84% reaktif 99,16% non reaktif, hasil
reaktif, pada usia kehamilan trimester II 100% non reaktif, pada usia kehamilan
III 2,08% reaktif 97,92% non reaktif, hasil pemeriksaan berdasarkan paritas
primigravida 100% non reaktif, secundigravida 0,86% reaktif 99,14 non reaktif,
hasil pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil di Indonesia dengan hasil reaktif
Terdapat penelitian lain yang tidak sejalan dengan penelitian ini diantaranya
2019 dimana hasil pemeriksaan HBsAg reaktif pada ibu hamil 2,2% dari 134
Berdasarkan hasil penelitian ini yang mencakup 282 ibu hamil yang menjalani
pemeriksaan HBsAg dengan estimasi total sasaran ibu hamil di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Taraman sebanyak 349 Ibu hamil tahun 2020, ini
menggambarkan bahwa hasil penelitian baru mencapai 80,8% dari total target
sasaran pemeriksaan HBsAg pada Ibu hamil, tidak tercapainya target tersebut
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur Tahun
1. Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil dengan hasil
kelompok umur < 20 tahun 100 % non reaktif , kelompok umur 20-35 0,84
% reaktif 99,16% non reaktif sedangkan pada kelompok umur > 35 tahun
kelompok usia kehamilan pada trimester I yaitu 1,12% reaktif 98,88 non
reaktif, trimester II 100% non reaktif sedangkan pada trimester III 2,08%
99,18 non reaktif sedangkan pada multigravida 1,19% reaktif 98,81% non
reaktif.
43
44
5.2 Saran
pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Taraman Kabupaten OKU Timur saran
pada ibu hamil sebagai langkah awal dalam memutus mata rantai penularan
Brook, Geo F. Butel, S Janet, Morse. Stephen A.2007. Jawetz, Melnick, & Adelberg's
Medical Microbioloy. Twenty-Fourth Edition.United Statates of America:The
McGraw-Hill Companies,Inc.
Kalma.2016. Uji Validitas SD Bioline HBsAg untuk Deteksi HBsAg dalam Serum
dengan Elisa sebagai Baku Standart. Jurnal Analis Kesehatan Poltekes
Makasar.
Kementrian Kesehatan RI.2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir di Era Pandemi Covid-19, Jakarta
Milamau, Yesi Iryani.2019. Prevalensi Infeksi Hepatitis B Pada Ibu Hamil di RSUD
W.Z Johanes Kupang dari Januari 2017 - Desember 2018. Karya Tulis Ilmiah
Poltekes Kemenkes Kupang.
Wahyu, Sri.2017. Prevalensi dan Karakteristik Ibu Hamil dengan HBs Ag Positif
sebagai Penanda Serologis dalam Upaya Penapisan Hepatitis B di RSKD Ibu
dan Anak Pertiwi Makasar Periode 2016/2017. Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makasar.
Keterangan :
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Taraman
Ahmad Syaikhu,SKM.M.Kes
NIP. 19790702 200701 1 007
REKAPITULASI HASIL PENELITIAN
Gambaran Hasil Pemeriksaan HBsAg Pada Ibu Hamil
( Study Kasus di UPTD Puskesmas Taraman Kab. OKU Timur Juli 2019 s/d Juni 2020 )
282 bumil
Jumlah Ibu Hamil yang diperiksa
HBsAg
Capaian Pemeriksaan DDHB = X 100%
Jumah sasaran Ibu hamil
282
Capaian Pemeriksaan DDHB = X 100%
349
2
Prevalensi HBsAg Reaktif = X 100%
282
= 0,71 %
280
Prevalensi HBsAg = X 100%
Non Reaktif 282
= 99,29 %
2. Tabulasi Hasil Menurut Kelompok Umur Ibu
Pemeriksaan HBsAg
No Umur Ibu Jumlah
Reaktif Non Reaktif
n % n % N %
1 < 20 thn 0 0 20 100 20 100
2 20-35 thn 2 0 235 100 237 100
3 >35 Thn 0 0 25 100 25 100
Total 2 280 282
Keterangan :
Kelompok Umur < 20 Tahun
Kelompok Umur 20-35 Tahun
Kelompok Umur > 35 Tahun
Keterangan :
Trimester I : Usia Kehamilan 0-12 Minggu
Trimester II : Usia kehamilan 13-28 minggu
Trimester III : Usia Kehamilan 29-40 Minggu
4. Tabulasi Hasil berdasarkan status kehamilan atau Paritas
Pemeriksaan HBsAg
Paritas Reaktif Non Reaktif Jumlah
n % n % N %
Primigravida 0 0 81 100 81 100
Keterangan :
Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya.
Secundigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk kedua kalinya.
Multigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk lebih dari dua kalinya.
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas
Taraman
Ahmad Syaikhu,SKM.M.Kes
NIP. 19790702 200701 1 007
LAMPIRAN 7
1 Sentrifuse
b. Jarum
c. Holder
a c
MONOTES
b. Pipet Dropper
4 a. Torniquet
b. Sarung Tangan
a b
No Nama Alat Gambar
5 Plaster
6 Kapas Alkohol
7 Etiket /Label
8 Tempat Limbah
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1. Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu
perlu dijaga proses penularan ini terjadi pada tenaga kesehatan dan bayinya
sendiri. Isolasi tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan tatalaksana isolasi
manajemen pertolongan persalinannya. Selain itu, jaga jarak minimal 1 meter jika
2. Level APD yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Menurut Petujuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi
2. Masker Medis
3. Pelindung Kepala
4. Sepatu Pelindung
5. Baju Kerja
6. Handscoen
Pengumpulan Sampel
Proses Sentrifuse
Pemeriksaan
Interprestasi Hasil
Invalid
LAMPIRAN 9