Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI BAKTERI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas bioteknologi

Dosen : Dr. F. Maria Titin Supriyanti M.Si

Reny Efendy 1302230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

Identifikasi Bakteri X Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas

1. Observasi Mikroskop yang digunakan untuk melihat bakteri X adalah mikroskop medan-terang dengan perbesaran 1200x, yang berbentuk batang dengan panjang 1 hingga 8 m, lebar 0,3 hingga 0,8 m dan berdiameter 0,5 1 m.

2. Teknik Pewarnaan Pewarnaan Gram Untuk mengetahui apakah bakteri X ini termasuk kelompok bakteri gram positif atau bakteri negatif, maka dilakukan pewarnaan gram. Dari hasil pewarnaan gram diketahui bahwa bakteri ini merupakan bakteri gram positif. Pewarnaan dengan teknik Albert Pewarnaan ini untuk melihat bagian-bagian tertentu dari sel bakteri yang sukar diwarnai biasanya seperti granula Setelah dilakukan pewarnaan terhadap bakteri X dengan teknik Albert dan dibaca dibawah mikroskop dengan perbesaran 1200 x menunjukkan gambaran bentuk batang dengan pembesaran (granul) pada salah satu atau kedua ujungnya, dikenal dengan bentuk difteroid.

Gambar 1. Gambaran Morfologi Koloni Dan Morfologi Sel bakteri X Pada Medium CTBA

3. Teknik Kultur Teknik kultur yang digunakan adalah teknik inokulasi. Bakteri X dikultur pada medium selektif CTBA dengan komposisi Heart Infusion Agar (difco) 20 gr, larutan Potassium tellurite 0,3 % (Merk) 75 ml, L-Cystine (Merk) 11 mg, dan defibrined sheep blood (dari Mikrobiologi FKUI) 25 ml yang dilarutkan dalam 500 ml Aquadest dengan pH akhir 7,4. Adanya koloni tersangka berupa koloni berwarna hitam dengan diameter 1-1,5 mm setelah inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC divalidasi dengan pemeriksaan mikroskopik.

Gamabr 2. Bentuk Difteroid Pada Pemeriksaan Mokroskop Dengan Perbesaran 1200x

4. Teknik Identifikasi 1. Dari sifat khas kulturnya : Ukuran : panjang 1 hingga 8 m, lebar 0,3 hingga 0,8 m dan berdiameter 0,5 1 m. Bentuk : batang (basil) Ciri khas bakteri ini adalah pembengkakan tidak teratur pada salah satu ujungnya, yang menghasilkan bentuk seperti gada. Di dalam batang tersebut (sering di dekat ujung) secara tidak beraturan tersebar granulagranula yang dapat diwarnai dengan jelas dengan zat warna anilin (granula metakromatik) yang menyebabkan batang tersebut berbentuk seperti tasbih.

Bakteri ini merupakan bakteri gram positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, dan tak bergerak.

2. Uji Biokimia Uji Biokimia dilakukan dengan cara menginokulasikan (rekultur) koloni tersangka (sampel) ke medium agar darah. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam sehingga tumbuh koloni murni berwarna putih mengkilat. Uji biokimia dilakukan dengan menggunakan produk komersial Rapid CB Plus (remel). Hasil uji biokimia terlihat setelah inkubasi pada suhu 37 C selama 4 jam. 3. Uji Toksigenisitas
Tes toksigenisitas untuk mengetahui kemampuan bakteri mengeluarkan toksin yang merupakan faktor virulensi utama bakteri X tersebut. Diantara semua metode

yang ada untuk uji toksigenisitas, PCR banyak dipilih karena cepat dan mudah diinterpretasi. Uji toksigenitas ini menunjukkan bahwa sampel yang diperiksa mempunyai gen dtxR sehingga tampak pita pada 184 bp. Gen dtxR hanya dimiliki oleh Corynebacterium diphtheriae sehingga bisa dijadikan penanda bakteri X tersebut adalah Corynebacterium diphtheriae. Sementara itu, pita pada 141 bp menandakan bahwa sampel yang diperiksa mempunyai gen tox/dtx. Gen ini adalah penanda toksigenisitas bakteri. Bakteri yang tidak mempunyai gen tox pasti tidak toksigenik dan bakteri yang mempunyai gen tox hampir bisa dipastikan toksigenik. 4. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi bakteri X berdasarkan ciri-ciri yang diperoleh dan hasil dari uji pewarnaan, uji biokimia dan uji toksigenisitas maka dapat disimpulkan bahwa bakteri X tersebut adalah bakteri Corynebacterium diphtheriae, yang merupakan

bakteri patogen yang menyebabkan difteri berupa infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas.

Anda mungkin juga menyukai