Anda di halaman 1dari 10

Nama : Zahra Fadilah

Nim : J1B119025
Prodi Ilmu GiZi
Materi Enzim dan Metabolisme Sel
Pengertian Enzim
Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah
senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai
biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan
organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi  dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme
sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.
Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai
substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan
oleh hormon sebagai promoter.
Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus
bukan protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini
(holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan
protein (kofaktor). Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan
bagian yang paling utama dari enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada protein (protestik),
ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri
atas protein dan ferriprotorfirin. Ada juga enzim yang terdiri dari protein dan logam,
misalnya askorbat oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.

Tata Nama dan Kekhasan Enzim


Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di
mana enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Substrat adalah senyawa yang
bereaksi dengan bantuan enzim. Sebagai contoh enzim yang menguraikan urea (substrat)
dinamakan urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut
fungsinya, misalnya hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai fungsi sebagai
katalis dalam reaksi hidrolisis. Karena itu disamping nama trivial (biasa) maka oleh
Commisison on Enzymes of the International Union of Biochemistry telah ditetapkan pula
tata nama yang sistematik, disesuaikan dengan pembagian atau penggolongan enzim
didasarkan pada fungsinya. Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan
sebagai berikut:
1. Reaksi dan enzim yang mengkatalisis membentuk 6 kelas, masing-masing
mempunyai 4-13 subkelas.
2. Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan kedua ditambah
dengan –ase yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh: heksosa
isomerase (subsrat: heksosa dengan reaksi isomerase).
3. Jika diperlukan, ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi dalam tanda
kurung di bagian akhir nama. Contoh: 1.1.1.37 L-malat:NAD+ oksidoreduktase
(dekarboksilasi).
4. Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri dari 4 nomor yaitu:
o Digit pertama          : kelas tipe reaksi
o Digit kedua             : subkelas tipe reaksi
o Digit ketiga             : subsubkelas tipe reaksi
o Digit keempat         : untuk a.       Tata nama enzim
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di mana
enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Substrat adalah senyawa yang bereaksi
dengan bantuan enzim. Sebagai contoh enzim yang menguraikan urea (substrat) dinamakan
urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut fungsinya,
misalnya hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai fungsi sebagai katalis dalam
reaksi hidrolisis. Karena itu disamping nama trivial (biasa) maka oleh Commisison on
Enzymes of the International Union of Biochemistry telah ditetapkan pula tata nama yang
sistematik, disesuaikan dengan pembagian atau penggolongan enzim didasarkan pada
fungsinya. Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut:
1)      Reaksi dan enzim yang enzim spesifik
Contoh: 2.7.1.1 diuraikan menjadi:
-          Kelas 2                    : transferase
-          Subkelas 7               : transfer fosfat
-          Subsubkelas 1         : alkohol merupakan akseptor fosfat
-          Enzim spesifik 1     : heksokinase atau ATP: D-heksosa 6-fosfotransferase.
Suatu enzim yang mengkatalisis pemindahan fosfat dari ATP ke gugus hidroksil atom C ke
enam molekul glukosa.
b.      Kekhasan enzim
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri
suatu enzim. Ini berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap
berbagai macam reaksi. Enzim urease hanya bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Enzim
urease hanya bekerja terhadap urea sebagai substratnya. Ada juga enzim yang bekerja
terhadap lebih dari suatu substrat namun enzim tersebut tetap mempunyai kekhasan tertentu,
misalnya enzim esterase dapat menghidrolisir beberapa ester asam lemak, tetapi tidak dapat
menghidrolisir substrat lain yang bukan ester.
Kekhasan terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi. Suatu asam amino tertentu
sebagai substrat dapat mengalami berbagai reaksi dengan berbagai enzim. Jadi, walaupun
reaksi tersebut berjalan namun tiap enzim hanya bekerja pada satu reaksi. Jadi, kekhasan
reaksi bukan disebabkan oleh koenzim tetapi oleh apoenzim.
Daya katalitik enzim sangat besar, yaitu mampu mempercepat reaksi kimia minimal
sejuta kali. Tanpa enzim, kecepatan sebagian besar reaksi kimia di dalam sistem biologi
sangatlah rendah sehingga tak dapat diukur.
Enzim sangat spesifik, baik terhadap terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya maupun
terhadap substrat atau reaktan yang diolahnya. Satu enzim biasanya mengkatalisis satu jenis
reaksi kimia saja, atau seperangkat reaksi yang sejenis. Dalam reaksi enzimatik sangat jarang
terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil sampingan yang tak berguna.

Fungsi dan Cara Kerja Enzim


a.       Fungsi enzim
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
daripada suatu reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai
katalis yang sangat efisien, di samping mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Oleh karena
itu, enzim mempunyai peranan yang sangat penting  dalam reaksi metabolisme. Peranan
enzim dalam reaksi metabolisme adalah sebagai berikut:
1)      Biokatalisator yaitu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan energi
aktivasinya tetapi tidak ikut bereaksi.
2)      Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya glukosa
yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa telah melebihi
keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO2 dan H2O. Dengan adanya enzim, glukosa
dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum. Dalam bentuk sukrosa dapat diedarkan ke seluruh
jaringan melalui floem dan disimpan dalam bentuk amilum. Dengan mengubah glukosa
menjadi molekul lain, maka proses fotosintesis dapat terus berlangsung tidak terhambat oleh
akumulasi hasilnya.
b.      Cara kerja enzim
a)      Kompleks enzim substrat
Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu
reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau
kontak antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada
bagian atau tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau
kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi
apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila
substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian
aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah
penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.

Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya kompleks
enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat sementara dan
akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.
Ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
1.      Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
2.      Teori kecocokan induksi (induced fit theory)

1. Lock and Key


Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti
kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim
invertase, sebagai berikut:
1.      Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2.      hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3.      Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah
4. Enzim + substrat -- Kompleks enzim substrat -- Hasil akhir + Enzim
2. Teori kecocokan induksi (induced fit theory)
·         Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan merupakan
bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel
·         Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi
menyesuaikan bentuk substrat, sehingga terbentuk kompleks
enzim substrat
·         Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa
perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat
menjadi menjadi lebih kuat.
·         Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.

Komponen Enzim
Enzim merupakan protein, berdasarkan senyawa penyusunnya, enzim dibedakan atas:
·         Enzim sederhana komponen utama penyusun tubuhnya adalah protein
·         Enzim konjugasi / halo enzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein
dan senyawa selain protein.
·         Bagian dari enzim konjugasi yang berupa protein disebut Apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein disebut prostetik.
·         Struktur prostetik yang terbuat dari logam disebut kofaktor, sedangkan yang
terbuat dari bahan organik seperti protein disebut koenzim

Jenis-jenis enzim
Enzim dalam metabolisme dibedakan menjadi 6 golongan yaitu:
1. Oksido-reduktase yaitu enzim yang bekerja pada reaksi oksidasi dan reduksi
2. Transferase bekerja untuk memindahkan gugus kimia
3. Hidrolase bekerja mengubah bentuk kimia tanpa menambah atau mengurangi unsur
4. Hidrolase bekerja pada reaksi yang menggunakan air
5. Ligase bekerja pada reaksi penggabungan dua senyawa atau lebih
6. Liase bekerja pada reaksi pemutusan senyawa

Sifat Enzim
1.      sebagai Biokatalisator
Enzim adalah senyawa organik, yaitu senyawa protein yang dihasilkan oleh sitoplasma sel
dan berperan sebagai katalisator, yang disebut biokatalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi kimia , tetapi zat
itu sendiri tidak ikut dalam reaksi.
Enzim mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau dipengaruhi oleh reaksi
tersebut.

Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung dalam
sel,dan bertindak tidak harus selalu dalam sel.
2.      Enzim menurunkan energi aktivasi
Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan
kecepatan reaksi, dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk memulai suatu reaksi)
3. Enzim merupakan protein 
o Enzim merupakan protein, sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu
dipengaruhi oleh suhu dan Mh
o Pada suhu rendah dan tinggi enzim akan mengalami kerusakan koagulasi
(penggumpalan), yang akhirnya akan terdenaturasi enzim akan
terdenaturasi
4. Enzim bekerja spesifik
Enzim bekerja spesifik satu enzim hanya khusus untuk satu substrat. Contoh
enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa

Aktifitas Enzim
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim  :
1.      Suhu
Reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu 0 - 35 derajad celcius. Secara umum kenaikan 10 derajad
celcius maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipatnya dalam batas suhu
yang wajar. Suhu ideal kerja enzim adalah 30 – 40 oC, dengan suhu
optimum 36 oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah
bahkan mengalami kerusakan. Enzim akan menggumpal (denaturasi) dan
hilang kemampuan katalisisnya jika dipanaskan.
2.      Logam berat
Logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd, menyebabkan enzim menjadi tidak aktif.
3.      Logam
Aktivitas enzim meningkat jika bereaksi dengan ion logam jenis Mg, Mn,
Ca, dan Fe.
4.      pH
Enzim bekerja pada pH tertentu, enzim hanya dapat bekerja pada pH yang ideal.
Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin bekerja
pada pH asam sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH basa.
5. Konsentrasi
o Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan untuk
suatu reaksi semakin cepat, sedangkan kecepatan reaksi dalam keadaan konstan
o Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat kerja enzim, tapi jika kerja
enzim telah mencapai titik maksimal, maka kerja enzim berikutnya akan
konstans.
6. Faktor dalam (faktor internal)
o Vitamin dan hormon berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim.
o Hormon tiroksin merupakan hormon yang mempengaruhi proses metabolisme tubuh.
semakin tinggi konsentrasi hormon tiroksi yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid, makan semakin cepat proses metabolisme dalam tubuh, demikian
sebaliknya.
o Vitamin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengaturan seluruh proses fisiologi dalam
tubuh.
7. Keberadaan Aktivator dan inhibitor
a. Aktivator
Aktivaor merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim antara enzim dengan dan
substrat.
b.Inhibitor 
Inhibitor merupakan molekul yang menghambat ikatan antara enzim dengan substrat.
Ada dua macam inhibitor yaitu:
1.      Inhibitor kompetitif
adalah inhibitor yang kerjanya bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
2.      Inhibitor non kompetitif
adalah inhibitor yang melekat pada tempat selain sisi aktif sehingga bentuk enzim berubah
dan substrat tidak dapat melekat pada enzim
Contoh-contoh kerja enzim dalam proses metabolisme sebagai berikut.
1.      Enzim katalase
Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.
2.      Enzim oksidase 

Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang pada
saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.
3.        Enzim hidrase
Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu
senyawa tanpa menyebabkan terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh:
fumarase, enolase
4.        Enzim dehidrogenase
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hydrogen dari suatu zat ke zat yang lain.
5.          Enzim transphosforilase 
Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain
dengan bantuan ion Mg2+.
6.          Enzim karboksilase
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organic secara bolak-balik. Contoh
pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.
7.          Enzim desmolase
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau  penggabungan ikatan karbon.
Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
8.          Enzim peroksida 
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan oksigen
yang dipergunakan diambil dari H2O2.

Proses Metabolisme Enzim


Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala
aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh,
dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi
agar proses kehidupan
dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan
kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses metabolisme.
Proses metabolisme di dalam sel melibatkan aktivitas sejumlah besar katalis
biologik yang disebut enzim dan berlangsung melalui Respirasi
(katabolisme) dan sintesis (anabolisme).
a.    Reaksi Katabolisme
Adalah reaksi yang sifatnya memecah ikatan kimia yang kompleks menjadi ikatan kimia
yang lebih sederhana. Pada waktu ikatan putus dan molekul terpecah terjadi pembebasan
energi (reaksi exergonik).
Contoh reaksi katabolisme adalah proses respirasi (termasuk aerob dan anaerob)
b.   Reaksi Anabolisme
Adalah reaksi pembentukkan, yaitu pembentukkan molekul sederhana menjadi molekul
kompleks. reaksi anabolisme merupakan reaksi sintesis karena adanya transformasi energi
yang disimpan dalam bentuk ikatan kimia, olehsebab itu reaksi anabolisme disebut juga
reaksi yang membutuhkan energi(endergonik) Contoh reaksi anabolisme adalah sintesis
(termasuk fotosintesisi dan kemosintesis)
Dalam reaksi katabolisme karbohidrat, fungsi / peran enzim dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu :
1.  Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi. Beberapa jenis enzim yang memiliki peran seperti
ini antara lain : 
a) aerobik dehidrogenase ( mengkatalisis pelepasan hidrogen dari substrat yang
menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogennya ) contohnya adalah Flavin
Adenin Dinukleotida ( FAD ), 
b) anaerobik dehidrogenase ( mengkatalisis pelepasan hidrogen dari suatu substrat yang
menggunakan selain oksigen sebagai akseptor hidrogennya. Contohnya Nikotinamid
Adenin Dinukleotida ( NAD ) dan sitokrom, 
c) Hidroperoksidase ( mengkatalisis reaksi kimia dengan substrat hidrogen peroksida.
Contoh :peroksidase dan katalase.
d) Oksidase ( mengkatalisis transfer langsung dan penggabungan oksigen ke dalam
molekul substrat ). Contoh :sitokrom a, a3, b, c, c1.
2.  Berperan dalam pengubahan substrat yang tidak terkait dengan reaksi oksidasi reduksi.
Contoh : aldolase, enolase, heksokinase, fosfogliserat, piruvat kinase.
1. ATP
merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang
mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga
mudah melepaskan ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolis
Reaksinya: ATP --> ADP --> AMP (reaksi tersebut merupakan reaksi bulak balik)
perubahan ATP menjadi ADP di ikuti dengan pembebasan energi sebesar 7,3 kalori/mol
ATP.
2. Enzim
merupakan senyawa organik jenis protein yang dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai
katalisator (pemercepat suatu reaksi kimia) sehingga disebut Biokatalisator.

Reaksi metabolisme dalam sel sangat membutuhkan keberadaan enzim. Seluruh


reaksi kimia yang membangun proses metabolisme merupakan reaksi
enzimatis. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi
kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim di buat di dalam
sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus selalu di dalam
sel.
Komponen Penyusun Enzim
Berdasarkan senyawa pembentuknya yaitu protein enzim dibedakan atas 2 bagaian yaitu:
a. enzim sederhana
...enzim dengan seluruh komponen penyusunnya adalah protein
b. Enzim kompleks / Enzim konjugasi / Haloenzim
...Enzim yang komponen penyusunnya tidak hanya terdiri atas protein
...Apoenzim merupakan bagian dari enzin konjugasi yang berupa protein
...prostetik merupakan bagian dari protein konjugasi yang bukan senyawa protein
...gugus prostetik yang terbuat dari senyawa logam disebut kofaktor
...Gugus prostetik yang terbuat dari bahan organik seperti vitamin disebut koenzim.

Anda mungkin juga menyukai