Oleh
Nama : RIANTi
Nim : P00341017088
Tingkat : II.B
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “UPDATE PEMERIKSAAN SPERMA DI DUNIA ATAU DI INDONESIA”.
Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Theosobia
Grace Orno,S.Si, M.Kes selaku dosen mata kuliah KLINIK RUTIN.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis sperma adalah jenis tes kesuburan pria yang paling pertama dilakukan untuk
mengetahui apakah ada gangguan pada sperma yang menyebabkannya sulit punya anak.
Sperma dibutuhkan dalam proses kehamilan untuk membuahi sel telur wanita di dalam
rahim. Setiap pria dilarang untuk terlibat dalam aktivitas seksual apapun (penetrasi anal, oral,
dan/atau vaginal) baik sendiri maupun berpasangan minimal 48 jam sebelum melakukan uji
sperma. Di rumah sakit atau klinik kesuburan tempat pengujian, teknisi lab akan meminta
Anda menyerahkan sampel air mani yang didapatkan dengan cara masturbasi. Sampel mani
kemudian ditampung dalam wadah steril yang diberi nama, tanggal, waktu pengeluaran, dan
lama berpantang dari aktivitas seksual. Ketika sampel dilihat secara kasat mata lewat uji
makroskopik, cairan mani yang normal seharusnya berwarna putih keabuan atau putih
mutiara, dan berbau khas seperti bunga akasia. Air mani Anda dikatakan normal jika setelah
diperiksa volumenya minimal 1,5 mililiter, dengan kandungan 15 juta sel sperma per
mililiternya. Setelah dikeluarkan, air mani yang normal akan cepat menggumpal namun
kembali mencair lagi dalam waktu kurang lebih 60 menit. Kadar pH air mani yang normal
seharusnya sekitar 7,2. Apabila pH-nya terlalu basa (lebih dari 8), ini menandakan potensi
infeksi. Apabila pH air mani Anda kurang dari 7 (terlalu asam) dan jumlah spermanya sangat
sedikit ketika dilihat dari mikroskop, ini mungkin menandakan adanya kerusakan pada
saluran pengalir sperma yang menyebabkan masalah ejakulasi seperti ejakulasi retrograde
(ejakulasi terbalik). Sperma dinyatakan masih bisa berfungsi baik jika 4% dari total sel
sperma dalam sampel berbentuk normal. Jika jumlah sperma Anda rendah ketika dilihat lewat
mikroskop, namun ternyata memiliki gerak yang tergolong baik (60% atau lebih sperma
bergerak), maka masalah kesuburan tidak perlu dikhawatirkan. Apabila pada sampel
ditemukan banyak sel darah putih, patut dicurigai adanya infeksi pada saluran reproduksi
laki-laki. Infeksi dan/atau penyakit tertentu, seperti diabetes, dapat memengaruhi kesuburan
Anda secara tidak langsung. Jika hasil tes kesuburan pria dinyatakan tidak normal atau tidak
subur, segeralah buat janji temu dengan dokter untuk mendiskusikan langkah perawatan
selanjutnya. Memeriksa kesuburan pria bisa dilakukan dengan cara menganalisa spermanya.
Analisa terhadap sperma yang baru dihasilkan dari ejakulasi menjadi alat diagnosa yang
paling penting untuk penyelidikan awal kesuburan pria. Sperma merupakan campuran sekresi
dari beberapa komponen sistem genital. Selama ejakulasi, cairan bergerak melalui epididymis
dan vas. Kebanyakan cairan sperma dihasilkan oleh kelenjar di bagian dasar kandung kemih,
khususnya kelenjar prostat dan seminal vesicles.Bagian pertama dari ejakulasi mengandung
jumlah sperma yang paling tinggi dengan motilitas terbaik. Penilaian yang sesuai dari
kualitas sperma dalam analisa sperma diperlukan untuk mendiagnosa beberapa gangguan
kesuburan pria yang bisa diobati.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa itu analisis sperma
2. Bagaimana Langkah-langkah tes kesuburan pria untuk memeriksa kelayakan
sperma
3. Apa saja Alat-alat yang terupdate pada pemeriksaan sperma dari berbagai macam
negara ?
4. Bagaimana cara memahami hasil sperma ?
5. Bagaimana cara pemeriksaan sperma secara makroskopik ?
6. Bagaimana cara pemeriksaan sperma secara mikroskopik ?
PEMBAHASAN
Analisis sperma adalah jenis tes kesuburan pria yang paling pertama dilakukan untuk
mengetahui apakah ada gangguan pada sperma yang menyebabkannya sulit punya anak.
Sperma dibutuhkan dalam proses kehamilan untuk membuahi sel telur wanita di dalam
rahim. Jika ada satu saja kelainan sperma (entah itu dari bentuk, jumlah, maupun kecepatan
geraknya), maka pria berisiko tinggi untuk sulit punya anak atau bahkan mandul. Sebenarnya,
yang diperiksa dalam tes kesuburan ini tidak hanya sperma saja. Selama pengujian ini, segala
macam faktor lain yang terkandung dalam cairan mani juga ikut diperiksa. Oleh karena itu,
tes kesuburan ini lebih tepat disebut dengan analisis semen (air mani).
Ketika dilihat dari mikroskop, kepala sperma yang normal berbentuk oval dengan
panjang 4,0-5,5 mm dan lebar 2,5-3,5 mm. Normalnya, leher berbentuk kurus berukuran 1-
2µm. Pada bagian ini tidak boleh terdapat sisa-sisa zat proses pematangan sperma. Ekor
sperma yang normal memiliki panjang 9-10 kali dari panjang kepala, berbentuk lurus
memanjang dari leher atau membentuk alur gelombang. Sperma dianggap memiliki
kelincahan gerak (motilitas) normal jika 40% dari keseluruhan sperma bisa bergerak bebas,
dan setidaknya 32% harus berenang dalam gerakan maju atau di dalam lingkaran besar.
Setiap pria dilarang untuk terlibat dalam aktivitas seksual apapun (penetrasi anal,
oral, dan/atau vaginal) baik sendiri maupun berpasangan minimal 48 jam sebelum melakukan
uji sperma. Di rumah sakit atau klinik kesuburan tempat pengujian, teknisi lab akan meminta
Anda menyerahkan sampel air mani yang didapatkan dengan cara masturbasi. Sampel mani
kemudian ditampung dalam wadah steril yang diberi nama, tanggal, waktu pengeluaran, dan
lama berpantang dari aktivitas seksual. Sampel sebaiknya langsung dikumpulkan saat itu juga
di lokasi pengujian untuk menjaga kualitas sampel tetap baik. Apabila harus dilakukan di
rumah, batas pengumpulan dan pengantaran sampel paling maksimal adalah satu jam
sebelum waktu pengujian. Selama perjalanan ke laboratorium, suhu sampel harus berkisar
antara 20–40°C agar tidak merusak kualitasnya.Sampel yang telah tiba di laboratorium
sebaiknya dianalisis sesegera mungkin. Analisis cairan semen terdiri dari dua macam, yaitu
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis (menggunakan mikroskop). Analisis air mani
setidaknya dilakukan dua kali, berjarak setidaknya tujuh hari atau lebih dari tiga bulan. Jika
hasil dari dua pemeriksaannya sangat berbeda, maka perlu diperiksa sekali lagi. Satu kali
analisis sperma tidak dapat mencerminkan diagnosis yang paling akurat.
2.3 Alat-alat pemeriksaan sperma dari berbagai macam negara
Food and Drug Administration (FDA) di Amerika sedang menguji sebuah peralatan
tes untuk memeriksa jumlah sperma yang dihasilkan pria. Alat untuk memeriksa kadar
kesuburan pria ini nantinya bisa digunakan sendiri di rumah. Sperm test kit buatan Inggris
ini diperkirakan akan dijual seharga 15 poundsterling di berbagai apotek di Inggris, lebih
murah daripada jika suami harus melakukan pemeriksaan sperma di laboratorium. Menurut
sebuah artikel yang dipublikasikan di jurnal Human Reproduction, Dr John Herr dari
University of Virginia, yang membantu mengembangkan peralatan ini, akurasi tes ini
mencapai 96 persen jika dibandingkan dengan metode standar yang digunakan di
laboratorium.Alat tes sperma ini bekerja dengan cara mendeteksi sebuah antigen yang
ditemukan pada permukaan kepala sel sperma yang diketahui sebagai SP-10, dan butuh
waktu 10 tahun untuk berkembang.
lensa tersebut dijepitkan pada kamera smartphone yang kamu miliki. New Scientist
melaporkan lensa canggih ini bisa memperbesar gambar sampai 555 kali sehingga sangat
tepat untuk melihat sel sperma.
Untuk melakukan tes di rumah, seorang pria harus menunggu selama sekitar lima
menit setelah ejakulasi untuk mencairkan semen. Kemudian meletakkan sperma pada
sejumlah lembaran plastik dan amati di bawah mikroskop smartphone untuk memulai
pemeriksaan.Alat ini diketahui juga dapat mengambil video pendek dari sperma dan dapat
ditransfer ke komputer untuk analisa lebih. Hal itu untuk mengetahui apakah sperma tersebut
memenuhi indikator subur dan tidaknya.Saat ini, mikroskop smartphone sudah tersedia
secara komersial di Jepang.
Ketika pasangan suami istri dihadapkan pada persoalan infertilitas atau kemandulan,
pria biasanya lebih malu menemui dokter ketimbang istrinya. Padahal bisa jadi persoalan ada
pada 'benih' atau sperma mereka. Kondisi ini mendorong sebuah perusahaan dari Denmark
bernama Motility Count untuk mengembangkan home testing kit atau alat tes yang bisa
digunakan sendiri di rumah, untuk menghitung kualitas dan kuantitas sperma pria. Namanya
SwimCount. Alat serupa sebenarnya sudah ada, namun kemampuan mereka hanya sebatas
menghitung jumlah sperma yang dimiliki pria, bukan kualitasnya, sehingga tingkat kesuburan
pria sulit ditentukan hanya dengan alat tersebut.
Cara penggunaannya,
Lantas sampel didiamkan selama 30 menit, kemudian diaduk dengan jarum suntik
sebanyak 10 kali. Dengan jarum yang sama, cairan sperma yang sudah diaduk tadi diambil
sebanyak 0,5 ml dan dimasukkan ke dalam SwimCount.
Hanya dalam 30 menit, alat itu akan memperlihatkan perubahan warna sebagai
indikasi apakah sperma yang bersangkutan berada di atas atau bawah standar kualitas dan
kuantitas sperma normal dari WHO.
Keunggulan alat ini dibandingkan yang lain, alat ini memberikan gambaran sperma
dengan motilitas (kemampuan berenang) yang bagus atau tidak, jadi bukan hanya jumlahnya
saja. Produk ini diyakini sebagai alat tes sperma rumahan pertama di dunia.Untuk sementara,
SwimCount baru bisa didapatkan lewat situs daring JRBiomedical yang berbasis di North
Wales tersebut, dengan harga 39.99 poundsterling atau berkisar Rp 779.000,-
Standar WHO untuk kualitas sperma yang normal adalah 5 juta sperma dengan
motilitas tinggi untuk tiap mililiter. Jumlah sperma yang rendah atau kualitas sperma yang
buruk selama ini dikenal sebagai pemicu infertilitas atau kemandulan pada 20 persen
pasangan dengan gangguan kesuburan di Inggris. Penting untuk diketahui, menurut survei,
saat ini lebih dari 45 juta pasangan menikah di seluruh dunia mengalami infertilitas. Sekitar
40 persen dari kasus tersebut diketahui disebabkan sperma yang tidak subur. Sementara itu di
Amerika Serikat, sekitar 1 dari 8 pasangan tidak dapat hamil dan sepertiga dari kasus-kasus
ini dikaitkan dengan infertilitas pria.
Tim peneliti di Brigham Wealth Hospital (BWH) bekerjasama dengan Rumah Sakit
Umum Massachusetts di Boston melakukan inovasi dengan merancang sebuah aplikasi
smartphone untuk mendiagnosis kesuburan pria yang terjangkau namun akurat. Selain itu,
perangkat yang belum memiliki nama ini dapat dioperasikan di rumah. Manoj
Kanakasabapathy kepala peneliti sekaligus kepala uji coba penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa cara kerja aplikasi ini menggunakan kriteria motilitas dan konsentrasi
sperma (kemampuan sperma dalam bergerak dengan tepat menuju sel telur), peneliti
mengatakan bahwa perangkat tersebut juga bisa menganalisis kualitas sperma lewat air seni.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine ini menyebutkan
bahwa analisa sperma terbuat dari lembaran optik yang terhubung ke smartphone dan
perangkat pengguna yang dapat menampung sampel air mani mereka. Perangkat untuk
wadah sampel air mani mereka di rancang sekali pakai dengan menggunakan micro chip pada
ujung kapiler. Pengguna dipandu oleh aplikasi melalui setiap tahap proses pengujian.
Zhao mengatakan, keberhasilan risetnya bisa memberikan inspirasi bagi studi serupa
yang akan diterapkan pada manusia. Toh, ia mengakui bakal mengalami hambatan etik dan
risiko yang mungkin timbul. Riset ini merupakan keberhasilan pertama penciptaan sperma
lewat teknologi sel punca. Sebelumnya beberapa peneliti melakukan hal serupa. Namun
mereka gagal melakukan pembelahan sel-sel secara meiosis, yang melibatkan pula
pembelahan asam dioksiribo nukleus (DNA) sel. Ambil contoh penelititian yang dilakukan
tim dari Universitas Kyoto, Jepang pada 2011. Mereka berhasil menciptakan sel-sel sperma
dari sel punca tikus. Namun tatkala mulai matang dan dimasukkan ke dalam testis, sperma
tadi tidak dapat membelah diri secara meiosis.
Ketika sampel dilihat secara kasat mata lewat uji makroskopik, cairan mani yang
normal seharusnya berwarna putih keabuan atau putih mutiara, dan berbau khas seperti bunga
akasia. Air mani Anda dikatakan normal jika setelah diperiksa volumenya minimal 1,5
mililiter, dengan kandungan 15 juta sel sperma per mililiternya. Setelah dikeluarkan, air mani
yang normal akan cepat menggumpal namun kembali mencair lagi dalam waktu kurang lebih
60 menit. Kadar pH air mani yang normal seharusnya sekitar 7,2. Apabila pH-nya terlalu basa
(lebih dari 8), ini menandakan potensi infeksi. Apabila pH air mani Anda kurang dari 7
(terlalu asam) dan jumlah spermanya sangat sedikit ketika dilihat dari mikroskop, ini
mungkin menandakan adanya kerusakan pada saluran pengalir sperma yang menyebabkan
masalah ejakulasi seperti ejakulasi retrograde (ejakulasi terbalik). Sperma dinyatakan masih
bisa berfungsi baik jika 4% dari total sel sperma dalam sampel berbentuk normal. Jika jumlah
sperma Anda rendah ketika dilihat lewat mikroskop, namun ternyata memiliki gerak yang
tergolong baik (60% atau lebih sperma bergerak), maka masalah kesuburan tidak perlu
dikhawatirkan. Apabila pada sampel ditemukan banyak sel darah putih, patut dicurigai
adanya infeksi pada saluran reproduksi laki-laki. Infeksi dan/atau penyakit tertentu, seperti
diabetes, dapat memengaruhi kesuburan Anda secara tidak langsung. Jika hasil tes kesuburan
pria dinyatakan tidak normal atau tidak subur, segeralah buat janji temu dengan dokter untuk
mendiskusikan langkah perawatan selanjutnya. Memeriksa kesuburan pria bisa dilakukan
dengan cara menganalisa spermanya. Analisa terhadap sperma yang baru dihasilkan dari
ejakulasi menjadi alat diagnosa yang paling penting untuk penyelidikan awal kesuburan pria.
Sperma merupakan campuran sekresi dari beberapa komponen sistem genital. Selama
ejakulasi, cairan bergerak melalui epididymis dan vas. Kebanyakan cairan sperma dihasilkan
oleh kelenjar di bagian dasar kandung kemih, khususnya kelenjar prostat dan seminal
vesicles.
Bagian pertama dari ejakulasi mengandung jumlah sperma yang paling tinggi dengan
motilitas terbaik. Penilaian yang sesuai dari kualitas sperma dalam analisa sperma diperlukan
untuk mendiagnosa beberapa gangguan kesuburan pria yang bisa diobati. Pada banyak faktor
di pasien pria, tidak ada pengobatan spesifik yang tersedia untuk meningkatkan kualit
sperma.
Analisa sperma memberi indikasi kesuburan pada pria tapi tidak menjadi tes yang
absolut untuk kesuburan karena tidak menilai aspek penting dari fungsi sperma, misalnya
kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Lebih jauh, penemuan nilai kualitas sperma
yang buruk dapat mengurangi kemungkinan kehamilan, tapi konsepsi alami masih bisa
terjadi dalam beberapa kasus. Namun semakin parah cacat pada sperma, semakin rendah
kemungkinannya. Untuk hasil analisa sperma paling baik, pengumpulan sperma menjadi hal
penting. Analisa sperma dilakukan pada spesimen baru dalam dua jam pengumpulan.
Sebelum dites, direkomendasikan periode 2 hingga 5 hari pantangan ejakulasi. Rasa cemas
tentang produksi spesimen menjadi hal yang umum dan harus didiskusikan dengan dokter.
Spesimen sperma paling baik dikumpulkan melalui masturbasi pada wadah yang steril. Cara
ini paling nyaman dilakukan dalam fasilitas yang tersedia di laboratorium meski
pengumpulan di tempat lain bisa dilakukan jika langsung dipindahkan (dalam satu jam) dan
disimpan pada suhu tubuh.
1. Keadaan pria hari pemeriksaan hendaknya cukup sehat, tidak dalam keadaan lelah,
lapar dan cukup beristirahat sebelumnya.
4. Pada kondisi dimana pria tidak dapat mengeluarkan sperma di laboratorium, maka
boleh yang bersangkutan dapat mengeluarkan di tempat lain, misalnya di rumah/hotel
dekat dengan laboratorium dengan memperhatikan hal-hal berikut :Masturbasi tidak
diperkenankan memakai bahan pelicin seperti sabun, minyak dan lain-lainnya.
5. Wadah penampung harus terbuat dari gelas yang sudah dicuci bersih dan dibilas
berulang-ulang untuk menghilangkan sisa sabun/ditergen yang di pakai. Botol
sebaiknya bermulut lebar, mempunyai volume 20-50 ml. Sebaiknya wadah dalam
keadaan steril dan sudah dipersiapkan oleh laboratorium pemeriksa.
10. Pemeriksaan dengan melakukan senggama terputus boleh dilakukan asalkan dengan
memperhatikan persyaratan/persiapan yang tersebut di atas.
a. Masturbasi / Onani
Cara ini merupakan methode yang paling dianjurkan untuk memperoleh sperma, biasanya
dengan tangan (baik tangan sendiri maupun tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu.
Kebaikan cara ini menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma,
menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat yang lain.
b. Coitus Interuptus ( CI )
Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini kurang baik dianjurkan sebab :
b. Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian dapat mesuk ke vagina.
Disamping itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan PH dan konsentrasi.
c. Coitus Condomatosus
Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak diperkenankan. Karena
sebagian besar karet kondom mengandung bahan spermiacidal, yaitu bahan yang dapat
mematikan sperma
d. Reflux poscital
Adalah suatu cara Coitus dimana setelah sperma keluar dan masuk kevagina, sperma tersebut
dibilas demga pz atau cairan lainnya. Hal ini akan timbul kekeliruan dalam volume
konsentrasi dan viskositas.
e. Massage prostat
Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat kelenjar prostat lewat rectum, disini jelas
akan timbul kekeliruan dalam penafsiran pH, konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah
cairan prostat.
Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan atau koagolum
diantara lendir putih yang cair. Pada sperma yang normal gumpalan ini akan segera mencair
pada suhu kamar dalam waktu 15 – 20 menit. Peristiwa ini dikatakan sperma mengalami
pencairan (Liquefaction). Liquefaction terjadi karena daya kerja dari enzim – enzim yang
diproduksi oleh kelenjar prostat, enzim ini disebut enzim seminim. Pemeriksaan makroskopis
antara lain meliputi :
a. Pengukuran Volume
Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut lebar untuk
sekali ejakulasi
Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala volume 0,1 ml.
Kesan volume ini menggambarkan kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis.
b. PH
Sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan pH darah, untuk mengukur pH
cukup dengan menggunakan kertas pH kecuali dalam satu penelitian dapat digunakan pH
meter.
Cara kerjanya :
Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen yang terdapat dalam botol
penampung, baca hasil. Sperma yang normal pH menunjukan sifat yang agak basa yaitu 7,2 –
7,8. pengukuran sperma harus segera dilakukan segera setelah sperma mencair karena akan
mempengaruhi pH sperma. Juga bisa karena sperma terlalu lama disimpan dan tidak segera
diperiksa sehingga tidak dihasilkan amoniak ( terinfeksi oleh kuman gram (-), mungkin juga
karena kelenjar prostat kecil, buntu, dan sebagainya. pH yang rendah terjadi karena
keradangan yang kronis dari kelenjar prostat, Epididimis, vesika seminalis atau kelenjar
vesika seminalis kecil, buntu dan rusak.
c. Bau Sperma
Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik, untuk
mengenal bau sperma, seseorang harus telah mempunyai pengalaman untuk membaui
sperma. Sekali seorang telah mempunai engalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau sperma
yang khas tersebut. Baunya Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi spermin
(suatu poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat.
Cara pemeriksaannya :
Dalam keadaan infeksi sperma berbau busuk / amis. Sacara biokimia sperma mempunyai bau
seperti klor / kaporit.
d. Warna sperma
Cara kerja :
Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan menggunakan latar belakang warna
putih menggunakan penerangan yang cukup.
e. Liquefection
Liquefaction dicheck 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). Dapat dilihat dengan
jalan melihat coagulumnya. Bila setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat ada
gangguan (semininnya jelek). Bila sperma yang baru diterima langsung encer mungkin :
Tak mempunyai coagulum oleh karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau
memang tak mempunyai vesika seminalis.
f. Viskositas (Kekentalan)
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi sperma sempurna.
Pemeriksaan viskositas ini dapat dilakukan dengan dua cara :
Cara subyektif
Syaratnya sperma harus homogen dan pipet yang digunakan harus kering. Mengukur
vikositas dengan menggunakan pipet elliason. Prosedurnya cairan sperma dipipet sampai
angka 0,1, kemudian atas pipet ditutup dengan jari. Setalah itu arahkan pipet tegak lurus dan
stopwath dijalankan, jika terjadi tetesan pertama stopwath dimatikan dan hitung waktunya
dengan detik. Vikositas sperma normal < 2 detik. Semakin kental sperma tersebut semakin
besar vikositasnya. Hal ini mungkin disebabkan karena :
- Cairannya sedikit
- Gangguan liquedaction
g. Fruktosa Kualitatif
Fruktosa sperma diproduksi oleh vesica seminalis. Bila tidak didapati fruktosa dalam
sperma, hal ini dapat disebabkan karena
- 0.05 ml sperma + 2 ml larutan resolsinol ( 0.5 % dalam alkohol 96% ) campur sampai rata.
- Bila sperma mengandung fruktosa maka campuran diatas menjadi merah coklat atau merah
jingga.
Pemeriksaan fruktosa kualitatif ini harus merupakan pemeriksaan rutin pada sperma
azoospermia
Sebelum pemeriksaan mikroskopik, sperma tersebut harus diaduk dengan baik, untuk
pemeriksaan mikroskopik maka 1 tetes sperma, diameter sekitar 2 – 3 mm, diletakan diatas
gelas objek yang bersih dan kemudian ditutup dengan gelas penutup, Setelah itu siap di
periksa dibawah pembesaran 100 X atau 400-600 X.
1. Jumlah Sperma Perlapang Pandang / Perkiraan densitas sperma
Cara Pemeriksaanya :
- Diambil 1 – 3 tetes cairan sperma ditaruh diatas obyek glass lalu ditutup dengan cover
glass(ukuran standar)
I = 10 Spermatozoa
II = 5 Spermatozoa
III = 7 Spermatozoa
IV = 8 Spermatozoa
Kalau dilihat perlapang pandang didapatkan nol spermatozoa maka tidak usah dilakukan
pemeriksaan konsentrasi, jadi disini menghemat tenaga dan reagensia, bila didapatkan nol
spermatozoa disebut Azoospermia.
Apabila Azoospermia, ini menggambarkan operasi vasectomy tersebut berhasil dan ini sangat
menggembirakan pasien
2. Pergerakan Sperma
spermatozoa yang bergerak baik adalah gerak kedepan dan arahnya lurus, gerak yang kurang
baik adalah gerak zig-zag, berputar-putar dan lain-lain
- Jangan sekali-kali menyebut spermatozoa itu mati yang betul adalah spermatozoa tidak
bergerak
Perhitungan :
Dihitung dulu spermatozoa yang tidak bergerak kemudian dihitung yang bergerak kurang
baik, lalu yang bargerak baik misal :
Prosentase pergerakan cukup ditulis dengan angka bulat (umumnya kelipatan 5 misalnya :
10%,15%, 20%)
Kalau sperma yang tidak bergerak > 50% maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut guna mengetahui viabilitas sperma (banyaknya sperma yang hidup) sebab
sprermatozoa yang tidak bergerakpun kemungkinan masih hidup.
Hemositometer ini diletakan kamar lembab selama 15 menit sampai 20 menit agar
semua sel mengendap kemudian dihitung dibawah mikroskop cahaya atau mikroskop fase
kontras dan pembesaran 100 atau 100X spermatozoa (sel benih yang matang yang
mempunyai ekor yang dihitung). Perbedaan antara jumlah sperma dari kedua pengenceran
tadi tidak boleh lebih dari 10 % pada sperma yang mempunyai densitas rendah atau 20%
pada sperma yang mempunyai densitas tinggi (> 60 juta/ml). Perlu dipahami bahwa yang
disebut konsentrasi sperma adalah jumlah spermatozoa/ml sperma. Sedangkan jumlah
spermatozoa total ialah jumlah spermatozoa dalam ejakulat.
Hitung jumlah sperma dengan objek 40 x pada daerah leukosit, cukup satu bidang saja (tidak
perlu 4 bidang) Kamar hitung Neubeur untuk menghitung spermatozoa
Perhitungan :
Luas = 1 mm2
Tinggi = 0,1 mm
= 10 X N X pengenceran
= 10 N X Pengenceran /mm3
4. Morfologi
Membuat preparat hapusan diatas obyek glass keringkan selama 5 menit, lalu di fixasi
dengan larutan metilalkohol selama 5 menit, kemudian selanjutnya dilakukan pewarnaan
dengan larutan giemsa, wright, atau zat warna yang lain menurut kesukaan sendiri.
Bentuk Normal :
Bentuk oval
Cytoplasmic droplet
Arti klinik
5. Lekosit
Leukosit di laporkan per lapang pandang seperti halnya dalam sedimen urin, misalnya 3 – 8
perlapang pandang. Jumlah lekosit yang besar erat hubunganya dengan infeksi organ – organ
spermiogenesis.
Pemeriksaan kimia terbatas pada perhitungan kadar fruktosa, nilai normal fruktosa
adalah : Fruktosa tersebut berasal dari vesiculze Seminalis
Regensia :
4. Standar fruktosa stock 50 mg fruktosa larut dalam 100 ml asam benzoat 0,2 %
Prosedur Kerja
1. Lakukan diproteinsasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih dahulu mengencerkan 0.1
ml mani dengan 2.9 ml air. Kemudian tambah 0.5 ml larutan Ba(OH)2 campur tambahan 0.5
ml Zn SO4. kemudian dicentrifuqe.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis sperma adalah jenis tes kesuburan pria yang paling pertama dilakukan untuk
mengetahui apakah ada gangguan pada sperma yang menyebabkannya sulit punya anak.
Sperma dibutuhkan dalam proses kehamilan untuk membuahi sel telur wanita di dalam
rahim.
Ketika dilihat dari mikroskop, kepala sperma yang normal berbentuk oval dengan panjang
4,0-5,5 mm dan lebar 2,5-3,5 mm. Normalnya, leher berbentuk kurus berukuran 1-2µm. Pada
bagian ini tidak boleh terdapat sisa-sisa zat proses pematangan sperma. Ekor sperma yang
normal memiliki panjang 9-10 kali dari panjang kepala, berbentuk lurus memanjang dari
leher atau membentuk alur gelombang. Alat-alat pemeriksaan sperma dari berbagai macam
negara :
1.Sperm test kit buatan Inggris
3.2 Saran
http://infoanalis.blogspot.com/2009/01/analisa-sperma.html.
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/tes-kesuburan-pria-
analisis-sperma/amp/
https://www.google.com/amp/s/www.brilio.net/amp/kesehatan/yakin-sperma-kamu-subur-tes-
dulu-pakai-alat-berbasis-smartphone-ini-160722x.html
https://www.ibupedia.com/artikel/kesehatan/memeriksa-kesuburan-pria-melalui-analisa-
sperma
http://drprima.com/kandungan/persiapan-dan-cara-pengambilan-sperma-pada-pemeriksaan-
analisis-sperma.html.