PENDAHULUAN
penyakit infeksi pada manusia mencakup berikut ini : (1) Identifikasi morfologi
cahaya dan elektron). (2) Isolasi dan identifikasi biakan agen. (3) Deteksi antigen
Deteksi dan amplifikasi asam nukleat organisme dalam spesimen pasien. (6)
Demonstrasi Antibodi atau respons imun diperantarai sel yang bermakna terhadap
agen menular.
dan kecakapan teknis, serta pengalaman para laborat. Meskipun dokter juga harus
corakan pada lempeng kultur –perincian teknis prosedur yang lebih mendalam
1
biasanya diserahkan kepada bakteriologis atau virologis dan teknisi yang
bertugas. Dokter yang menangani proses infeksius harus tau kapan dan bagaimana
untuk menentukan ciri agen infeksius sangat beragam berdasarkan gejala klinis
dan tipe agen yang dipertimbangkan tersebut, entah itu virus, bakteri, jamur atau
parasite lain. Karena tiadak ada pemeriksaan tunggal yang memungkinkan isolasi
atau penentuan ciri semua pathogen potensial, informasi klinis lebih penting
infeksi yang dicurigai). Pelabelan specimen yang tepat mencakup data klinis
definitive) dan nama dokter peminta serta informasi kontak yang relevan.
berhasil diisolasi atau diidentifikasi. Terapi tidak dapat ditunda hingga proses ini
selesai. Setelah memperoleh specimen yang tepat dan memberi tahu diagnosis
klinis sementara ke bagian laboratorium, dokter harus memulai terapi dengan obat
2
yang diarahkan kepada organisme yang dianggap menyebabkan penyakit pada
yang kemudian mempu meninjau kembali diagnosis serta perjalanan klinis pasien
dari laboratorium ini terdiri atas laporan pendahuluan mengenai tiap tahapan
1.3 Tujuan
3
BAB II
ISI
penemuan penting dalam sejarah biologi terjadi pada tahun 1665, ketika seorang
gabus tipis dan menemukan bahwa struktur paling kecil dari unit kehidupan
adalah sel. Temuan Hooke ini menandai awal mulanya teori test yang berbunyi:
banyak ilmuwan dan filsuf yang percaya bentuk kehidupan dapat timbul secara
spontan dari bahan yang tidak hidup; mereka menyebutnya sebagai “teori
generasi spontan”
pada tahun 1668, yang membuat suatu pembuktian bahwa belatung tidak timbul
secara spontan dari daging merah. Namun, pernyataan Redi (1668) yang
berlawanan dengan teori generasi spontan tidak dapat meyakinkan para ilmuwan
lainnya.
ketika John Needham pada tahun 1745 menemukan bahwa meskipun cairan
nutrisi (air kaldu ayam) telah dipanaskan sebelum dituangkan kedalam labu atau
4
botol yang tertutup, larutan yang telah dingin segera penuh dengan
dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi dapat lihat dengan bantuan
setiap tempat. Mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus, fungi, dan protozoa.
menjadi senyawa organik yang dapat didaur ulang dengan bahan-bahan kimia di
dalam tanah, air, dan udara. Mikroorganisme berperan dalam proses fotosintesis
yang sangat penting untuk kehidupan di muka bumi. Manusia dan banyak hewan
produk kimia, seperti aseton, asam organik, enzim, alkohol, dan obat-obatan.
5
2.2 Anatomi Fisiologi Mikroba
2.2.1. Bakteri
inti
RNA dan protein Disintesis dalam sitoplasma RNA dalam inti, protein dalam
sitoplasma
6
Ukuran sel setiap jenis bakteri bervariasi, contoh pada bakteri bentuk bulat
berdiameter 0,2-2,0 um, bakteri bentuk batang memiliki panjang 2-10 um, lebar
0,2-1,5 um. Adapun faktor yang mempengaruhi ukuran sel adalah umur sel,
a. Bulat (kokus)
b. Batang (basil)
7
b. Pada bentuk batang, dapat berupa stretobasil (berderet), diplobasil (dua-
dua).
dengan melihat hasil akhir pewarnaan bakteri. Pada akhir pewarnaan, Gram
positif berwarna ungu (violet) dan bakteri Gram negative berwarna merah.
dimana pada bakteri Gram negative lebih rumit daripada Gram positif.
8
Tabel 2. Perbedaan antara bakteri Gram positif dengan Gram negative
a. bagian luar
b. bagian dalam:
peptidoglikan
Resisten terhadap :
Tabel 3. perbedaan dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif
9
Asam teikoat Ada Tidak ada
2% 20%
Lipid
2.2.2. Virus
yang berbeda dari mikroorganisme lain karena ukuran kecil atau partikel dan
10
multiplikasi. Penemuan virus oleh Adolf Mayer (1886)yaitu menemukan
penyakit mosaic tobacco disebabkan oleh TMV (Tobacco Mosaic Virus) dan
tersebut.
a. Asam nukleat
Virus hanya mempunyai satu jenis asam nukleat, yaitu DNA atau
RNA. Asam nukleat berupa single stranded atau double stranded, sehingga
stranded dan RNA single stranded. Tergantung jenis virusnya, DNA dapat
linier atau sirkuler. Pada beberapa virus, misalnya virus influenza, asam
Asam nukleat virus diselubungi oleh protein coat yang disebut capsid.
Setiap capsid tersusun dari sub unit protein yang disebut capsomer. Pada
dari kombinasi lipid, protein, dan karbohidrat. Envelope dapat atau tidak
11
dapat menyebabkan penggumpalan eritrosit atau hemaglutinasi dan
melindungi asam nukleat dari enzim nuclease dalam cairan biologis dan
memungkinkan terjadinya perlekatan virus pada sel host yang sesuai. Jika
virus mampu lolos dari antibody karena gen yang menyandi protein
12
Virus dapat diklasifikasikan berdasarkan perbedaan tipe morfologi
1. Helical virus
2. Polyhedral virus
3. Enveloped virus
4. Complex virus
13
2.2.3. Jamur
A. Sifat Umum
14
B. Karakteristik Jamur
1. Yeast (Khamir)
CO2.
2. Kapang (Molds)
disebut miselium.
C. Reproduksi
15
1. Aseksual merupakan reproduksi secara fission (pembelahan),
diploid.
anamorphs.
D. Fisiologi
/ asidofil.
16
5. Tumbuh baik pada substansi dengan kelembaban rendah.
2.2.4. Protozoa
dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya
lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak
berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
Ciri-ciri umum :
17
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
habitat apapun.
Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan
B. Morfologi Protozoa
tubuhnya antara 1-600 mikron (amoeba) dan 2000 mikron (ciliata). Tubuh
protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun
demikian, Protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh
dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Bentuk
tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti
sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel
atau bersilia.
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk
18
mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada
atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae.
tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat
luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan
tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal yang
atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak
dalam 4 kelas.
C. Fisiologi Protozoa
19
Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh
aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun
masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada
membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh
sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina.
Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap
20
Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom
tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
D. Reproduksi Protozoa
(biner), tetapi pada Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada
beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.
sitogami. Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat
21
secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid. Protozoa
terhadap materi baru yang belum maupun yang sudah diwarnai serta persiapan
Spesimen yang dikumpulkan dengan tepat merupakan satu tahap yang paling
penting dalam menegakkan diagnosis infeksi, karena hasil uji diagnosis penyakit
22
Bakteri dan jamur tumbuh dan mati, sensitive terhadap berbagai zat kimia, dan
dapat ditemukan di berbagai lokasi anatomi serta cairan tubuh dan jaringan
penting dalam menegakkan diagnosis, specimen harus di peroleh dari lokasi yang
paling mungkin mengandung agen di tahap tertentu penyakit dan harus ditangani
agen.
Penemuan bakteri dan jamur sangat bermakna jika agen yang diisolasi berasal
dari tempat yang biasanya tidak dihuni mikroorganisme (area yang normalnya
serebrospinal, cairan sendi, atau rongga pleura merupakan temuan diagnostic yag
dapat diubah oleh pengaruh endogen atau eksogen. Penemuan patogen potensial
dari saluran pernapasan, cerna atau genitourinaria, dari luka, atau dari kulit harus
2. Sampel harus mewakili proses infeksi ( contoh, sputum, bukan saliva; pus
dari dasar lesi, bukan dari saluran sinusnya; apusan dari bagian dalam
23
3. Kontaminasi specimen harus dihindari dengan cara hanya menggunakan
yang ada. Jika gejala atau tanda mengarah pada keterlibatan satu system organ,
specimen diambil dari sumber tersebut. Jika tidak ada tanda atau gejala pada
lokasi tertentu, sampel darah ulangan untuk kultur diambil terlebih dahulu, lalu
pada kemungkinan system organ yang terlibat dalam pasien tersebut serta pada
2.5.1 Bakteri
24
Pemeriksaan mikroskopik pulasan secara langsung umumnya kurang
secara tepat hanya dapat dilakukan melalui kultur. Karena itu, pengiriman
mendeteksi bakteri dalam cairan biologis, yang normalnya steril, dan dalam
Pemeriksaan spesimen dari pasien pria dengan uretritis stadium dini dapat
ketepatan yang cukup tinggi (pada wanita, penegakan diagnosis gonore jauh
lebih sulit).
serologis; salah satu contohnya, sifilis. Teknik serologis juga berperan penting
25
disebabkan oleh bakteri-bakteri yang sulit dikultur (misalnya Mycobacterium
tuberculosis).
1. Teknik Pewarnaan
a. Pewarnaan Gram
Prinsip :
Larutan iodin menahan zat warna violet secara lebih kuat atau
Etanol 95%
etanol
26
tidak berpengaruh terhadap bakteri 'yang tetap berwarna ungu
Pemeriksaan Mikroskopik
imersi).
Organisme positif-Gram
basil antraks).
Organisme negatif-Gram
besar (diameter 2-4 /lm), berbentuk oval atau bulat dengan berbagai
membulat
27
memperlihatkan granula volutin yang terwarnai gelap pada basil
Corynebacterium diphtheria
Prinsip :
dengan larutan fuksin karbol yang pekat dan panas, resisten terhadap
warna oleh larutan asam. Basil-basil ini tidak terwarnai dengan baik
28
Sampel Organisme
M.tuberculosis
Sputum
M.bavis
M.leprae
Kulit
M.ulcerans
M.tuberculosis
Urine
M.bavis
M.tuberculosis
Bilasan lambung
M.bavis
pori. Jamur atau ragi ini mungkin patogen atau mungkin juga hanya
laboratorium spesialistik).
29
Actinomycetes: berupa granula-granula, lihat halaman 196.
Parasit: telur trematoda paru dan, sangat jarang, telur skistosoma dan
infektif.
biasanya berisi:
Benang-benang fibrin
Kumpulan pus
sebagai berikut.
Darah juga harus dilaporkan kalau terIihat pada inspeksi visual ini. Sampel
sputum yang sebagian besar berisi saliva tidak dapat dipakai untuk kultur
30
ataupun pemeriksaan langsung. Periksa apusan yang sudah dipulas dengan
larutan pewarna Albert. Kalau terIihat basil-basil berwama hijau dan berisi
asam". Laporkan juga jumlah basil tahan asam yang ditemukan,Kalau tidak
ada basil tahan asam yang terlihat, laporkan dengan menuliskan "tidak
stadium kedua.
Stadium kedua ini ditandai dengan: ruam kulit, ulkus oral, kutil genital,
limfadenopati generalisata.
31
Sifilis sekunder atau tersier dapat ditularkan ke fetus in utero (sifilis
kongenital).
2.5.2 Virus
Uji antibody membutuhkan sampel yang diambil pada interval yang tepat,
dan diagnosis seringkali tidak dapat di pastikan hingga masa konvalesens. Isolasi
3. Ketika penyakit klinis yang sama dapat disebabkan oleh banyak agen
yang berbeda.
akan menggantikan beberapa, tetapi tidak semua, teknik kultur virus. Akan
tetapi, kebutuhan akan penggumpulan sampel dan interprerasi hasil uji yang baik
langsung terhadap apusan atau meliputi infeksi rabiesdan herpes simpleks serta
32
apusan otak dan impresi kornea dari luar dan dari kulit bagian belakang leher
2.5.3 Jamur
Kurap (ringworm) atau tinea adalah infeksi jamur pada kulit. Tinea
dapat terjadi pada permukaan bad an, kulit kepala, kuku, dan sela-sela jari
kaki. Infeksi silang antar-manusia sering terjadi; hewan atau tanah yang
infeksi jamur menimbulkan lesi sirkuler, suatu massa yang tersusun dari
hifa-hifa yang bercabang; spora jamur juga dapat ditemukan pada rambut
hasilnya: "ditemukan hifa atau spora jamur", atau "tidak ditemukan hifa
atau sporajamur".
33
b. Pemeriksaan pus untuk diagnosis misetoma
diagnostik misetoma.
berwarna: pucat dan memudar, pada pasien yang berkulit gelap, cokelat-
2.5.4 Protozoa
dapat ditemukan di feses, baik dalam bentuk motil (trofozoit) ataupun bentuk
Trofozoit adalah bentuk motil protozoa baik karena pergerakan sel yang
34
benang panjang seperti cambuk) atau silia (rambut-rambut pendek berjumlah
banyak).
feses encer
feses berlendir
feses lunak.
diwarnai atau belum diwarnai relative sederhana dan tidak mahal, tetapi kurang
sebelum organisme tersebut dapat terlihat pada apusan. Medium cair yang
mengandung 105 organisme per milliliter tidak tampak keruh. Spesimen yang
35
media padat, dan specimen yang mengandung 10 bakteri atau kurang permililiter
terdapat infeksi bakteri harus dihapuskan pada kaca objek, diberi pewarnaan
Gram (biru – ungu menunjukkan organisme gram – positif; merah, gram negatif)
dan morfologi ( bentuk : kokus, batang, fusiform, atau lainnya) bakteri harus
identifikasi spesies. Laporan akan adanya kokus gram – positif dalam bentuk
rantai mengarah ke, tetapi tidak memastikan, spesies streptokokus; kokus gram-
negative dapat berukuran besar, kecil, atau bahkan kokobasiler. Beberapa bakteri
gram – positif yang nonviable dapat terpulas menyerupai gram – negative. Secara
agar. Akan tetapi, bakteri di dalam cairan atau jaringan tubuh dapat menunjukkan
organisme tahan – asam lain tetapi perlu diperiksa dengan mikroskop fluoresens
36
dan, jika hasilnya positif, perlu dipastikan kembali morfologinya dengan pewarna
tahan – asam.
pewarnaan lain, tetapi juga lebih tidak praktis pengerjaannya. Antibodi bertanda
antigen di dalam tubuh organisme yang di suntikkan dan dapat juga bereaksi –
silang dengan antigen mikroorganisme lain atau mungkin dengan sel manusia di
langsung pada specimen dari pasien jauh lebih sulit dan kurang spesifik.
dan spesiemen lain ketika dicurigai adanya jamur atau parasite lain. Pewarnaan
37
jaringan yang mengelilingi miselium jamur agar bentuk hifa terlihat lebih jelas.
pallidum dalam materi dari lesi sifilitik primer atau sekunder atau spirokaeta lain
seperti Leptospira.
standar untuk spesimen adalah agar darah, biasanay terbuat dari darah domba
pada agar darah. Agar coklat,medium yang mengandung darah yang dipanaskan
organisme yang tidak bertumbuh pada agar darah, termasuk Neisseria dan
Kultur kaldu dalam media yang sangat diperkaya bernilai penting sebagai
kultur cadangan bagi jaringan biopsy dan cairan tubuh, seperti cairan
serebrospinal. Kultur kaldu dapat memberikan hasil positif jika tidak ada
pertumbuhan pada media pdat karena sedikitnya jumlah bakteri yang ada di
dalam inoculum.
38
2.6.3 Deteksi Antigen
aglutinasi digunakan untuk mendeteksi antigen agen – agen infeksius yang ada di
monoclonal) yang spesifik untuk satu antigen sudah difikssi ke manik – manik
manik lateks, antibody akan berikatan dengan antigen yang terdapat di dalam
pun terjadi. Koaglutinasi yang terjadi sama seperti aglutinasi lateks, kecuali
bahwa ketimbang partikel lateks, uji ini mempergunakan stafilokoki yang kaya
bakterialis mungkin tidak lebih baik ketimbang pewarnaan gram yang banyaknya
data mencapai sekitar 100.000 bakteri per milliliter.Untuk alasan tersebut, uji
39
Selain aglutinasi lateks,ada juga metode immunoassay western blot
– protein utama dalam organisme yang sedang diselidiki diatas gel agarosa dua
atas gel poliakrilamida. Arus listrik pun diberikan dan protein – protein utama
protein yang ada di dalam kertas dan akan terdeteksi secara enzimatik menurut
cara yang sama dengan metode EIA. Uji western blot di pergunkan sebagai uji
ajur asam nukleat khusus terhadap sekuens asam nukleat spesifik didalam
specimen uji, diikuti oleh deteksi hybrid berpasangan. Sebagai contoh, DNA atau
atau DNA terdenaturasi di dalam specimen uji. Ajur asam nukleat secara khas
40
radio isotope untuk memudahkan deteksi produk hibridisasi dengan hati-hati dan
ketat, asam nukleat didalam specimen uji dapat dideteksi dengan sangat spesifik.
DNA Gen-Probe Inc. (San Diego, CA). Uji Gen- Probe ini merupakan satu
contoh format uji hibridisasi ; ajur dan target dalam uji ini dibuat dalam bentuk
menggunakan ajur DNA berlabel atau ajur RNA berlabel untuk mendeteksi
asam nukleat komplementer yang terdapat didalam jaringan yang telah direndam
dengan paraffin dan difiksasi dengan formalin, jaringan beku, atau sediaan
sitology yang dipasang diatas kaca objek. Secara terknis, hali ini sulit dikerjakan
disebabkan oleh virus hepatitis dan onkogenik, dan masih bermanfaat untuk
memanfaatkan ajur asam nukleat peptide. Ajur asam nukeat peptide merupakan
41
netral). Tiap basa nukleotida dapat emlekat dengan kerangka yang sekarang telah
tidak terdegradasi oleh nuclease dan enzim lain. Satu perusahaan komersial (
beberapa Candida sp. dan beberapa hasil gram negative didalam botol-botol
kultur darah positif. Hibridisasi ajur di deteksi memlalui fluoresensi dan disebut
dijumpai di dalam tiap organisme. Ajur berlabel; yang spesifik umtuk 16S
rRNA suatu spesies kemudian ditambahkan, dan jumlah label yang ada di
hibrida beruntai ganda pun diukur. Teknik ini banyak dipergunakan untuk
42
sekuens yang beragam ini merupakan pertanda khas untuk tiap genus atau
DNA khusus yang jumlahnya sangat sedikit, yang ada di dalam specimen
klinis sehingga DNA yang awalnya berjumlah sangat sedikit tersebut dapat
PCR juga dapat dikerjakan pada target RNA yang disebut reverse
Tersedia pula pemeriksaan untuk menguji beban virus HIV-1. Ada banyak CR
43
“setempat” yang telah dikembangkan oleh masing-masing laboratorium untuk
antara lain cairan serebrospinal akan adanya virus herpes simpleks guna
PCR adalah untuk mencegah kontaminasi reagen atau specimen dengan DNA
target dari lingkungan, yang dapat mengaburkan perbedaan antara hasil yang
dan DNA ligase yang juga termostabil. LCR menggunakan empat ajur
44
D. Teknik amplifikasi sinyal
contoh, fluorokrom, enzim) yang melekat dengan asam nukleat target. System
dan ajur sekunder bercabang yang dilabel dengan enzim. Ajur oligonukleotida
yang berjumlah banyak, spesifik untuk RNA (atau DNA) target, terfiksasi ke
mikrodilusi. Ajur target tambahan berikatan dengan target, tetapi tidak dengan
baki. Ajur pengamplifikasi bDNA yang telah dilabel dengan enzim kemudian
guna mengukur jumlah RNA target yang ada. Contoh penggunaan tipe
virus hepatitis B.
45
polymerase dimungkinkan untuk berikatan dengan target RNA. Reverse
F. Real-time PCR
drastic potensi kontaminasi. Peralatan real time telah menggantikan blok blok
dengan lekuk minor DNA beruntai ganda, dan metode deteksi spesifik
luka atau sering kali memberikan petunjuk dini dan penting mengenai sifat
46
organisme penyebab infeksi sehingga membantu pemilihan obat
Pus yang terkandung di dalam abses jaringan lunak yang tertutup dan
belum disalir sering kali hanya mengandung satu organisme sebagai agen
penyebab sering kali dapat dikultur dari darah sebelum infeksi menjadi
dan abses yang berbatasan dengan permukaaan mukosa serta pada luka
semi kuantitatif terhadap bakteri yang umum dijumpai dan juga dengan
47
membran mukosa yang tererosi umunnya menjadi lokasi infeksi jamur atau ragi
candida,aspergillus dan ragi atau jamur lain dapay dilihat secara mikroskopis
didalam apusan atau kerokan dari area yang dicurigai dan dapat ditumbuhkan
perikardium atau sinovium harus diaspirasi dengan teknik aspetik jika cairan
jernih cairan dapat disntrifugasi dalam kecepatan tinngi dalam 10 menit dan
menandakan infeksi berat jenis >1,018 kandungan protein >3 g/dl (sering kali
menyurupai eksudat infeksi karena tanpak berdarah atau perulen atau karena
48
apusan atau potongan sel yang disentrifugasi dapat membuktikan sifat
2.7.2 Darah
memberikan informasi yang penting dalam tatalaksana pasien demam dan sakit
akut dengan atau tanpa gejalahdan ta da setempat serta sangat penting pada
Pada orang sehat spesimen darah yang diambil denagn baik bersifat
steril.miskipun mikroorganisme yang berasal dari flora saluran cerna dan napas
jarang berdampak terhadap interprestasi hasil kultur darah.jika pada hasil kultur
tidak ada kontaminasi.kontaminasi kultur darah oleh flora kulit normal paling
49
sering dosebaban oleh kesalahan dalam prosedur pengambilan darah.sebab itu
perlu steril.
3. Bersihkan kulit yang akan menjadi lokasi fungsi vena dengan baik
50
.penggunaan media kultur aerobik dan anaerobik dan durasi inkubasi.untuk
lagi dimaukkan dalam botol kultur anerobik,sepasang sel merupakan satu sel
kultur darah.akan tetapi diperlukan voleme darah yang berada untuk berbagai
macam sistem kultur darah yang ada.sisstem kultur yang banyak dipakai
optimal didalam medium kultur darah cair adalah sebesar 1;300-1:150 yang
darah putih yang ada.karena dilusi yang sedemikain besarnya tidaklah praktis
sampai tiap beberapa menit dan hasil positif dapat dideteksi sedini
mungkin.media yang dipakai dlam sistem kultur darah otomatis begitu diercaya
dan sistem sistem deteksi nya sensitif sehinnga kultur darah yang menggunaan
sistem otomatis tidak perlu diproses lebih dari 5 hari.pada umunnya subkultur
51
hanya dikerjakan jika mesin menunjukkan hasil kultur yang positif.sistem
kultur darah manuak sudah jarang digunakan dan hanya dipergunakan oleh
selama botol ultur darah pada hari ke 2 dak hari ke-7 mungkin perlu dilakukan.
2.7.3 Urin
menderita infeksi sistemik atau demam tanpa seba yang jelas.pemeriksaan ini
.akan tetapi uretra mengandung flora normal sehingga urine normal yang
hanya pemeriksaan urine kuantitatif yang dapt memberikan hasil yang berarti.
52
Langkah –langkah nerikut penting diikuti demi tepatnya pemeriksaan urine.
2. Sibak labia dengan dua jari dan pertahankan agar tetap terbuka selama
kanan dan kiri dapat diperoleh oleh dokter ahli urologi menggunakn kateter saat
melaluai aspirasi steril dari katete dengan jarum dan semprit,bukan dari kantong
53
secara aseptis langsung dari kantung kemih yang penuh melalui fungsi
suhu ruang atau tubuh,spesimen urine harus segera dikirim ke laboratorium atau
b. Pemeriksaan mikroskopis
klinis biasa dengan intensitas cahaya yang dibatasi dan dibawah lensa objektif
melebihi 105 /ml .ditemukannya organisme sebanyak 105 per mililiter urine
yang ditampung dan diperiksa dengan teliti merupakan bukti kuat ada nya
infeksi saluran kemih yang aktif.apusan pulasan –gram atas urine pancran
Sentrifugasi singkat terhadap urine dengan epat mengendap sel pus yang
54
adanya proteinuria-sedikit membantu mengidentifikasi secara spesifik infeksi
saluran kemih aktif,sel pus dapat dijumpai tanpa ada bakteri dan sebaliknya
,bakteriuria dapat dijumpai tanpa ada bakteri dan sebaliknya bakteriurua dapat
c. Kultur
dikumpulkan dengan baik dikultur dalam jumlah yang sesuai diatas media
urine tak didilusi sebanyak 0,001-0.05 ml diatas lempeng agar darah dan media
Ditemukan bakteri lebih dari sedikit dari 104 per mililiter termasuk
55
terkandung hanya ditemukannya 102 -103 mlbakteri pada perempuan muda
dengan keluhan disuria dan infeksi saluran kemih akut.jika kultur negatif tetapi
specimen dengan tepat. Karena resiko kematian atau kerusakan terpulih begitu
besar, kecuali terapi segera dimulai, jarang ada kesempatan kedua untuk
awalnnya dipengaruhi oleh hasil kultur, uji serologi, uji amplifikasi asam
56
glukosa dalam cairan serebrospinal, kadar gula darah juga harus turut
a. Spesimen
teknik aseptik yang tinggi, cegah resiko kompresi medulla dengan tidak
terpercaya
b. Pemeriksaan Mikroskopik
membuat sediaan apusan karena alat ini lebih efektif mengendapkan materi
57
menyerupai lanset (pneumokok), batang garam-negatif kecil (H influenza
c. Deteksi Antigen
d. Kultur
kultur pada media khusus. Isolasi virus dapat dikerjakan pada meningitis
system saraf pusat oleh virus paling baik dideteksi dengan metode
58
2.6.5 Sekresi Pernapasan
a. Spesimen
1. Tenggorok
Hanya 5-10% nyeri tenggorok pada orang dewasa dan 15-20% pada
streptokok.
59
Kultur apus tenggorok paling terpercaya jika segera diinokulasi setelah
flora normal yang berlebih harus dihindari, hal ini dilakukan dengan
bakteriologi steril) untuk menggores strip gores lempeng dan dari area
beragam uji deteksi antigen, metode ajur, dan uji amplikasi asam
60
pemeriksaan dimulai dengan uji cepat, kemudian specimen yang
pemeriksaan kultur.
2. Nasofaring
spesimen.
3. Telinga tengah
otitis media akut, 30-50% cairan yang diaspirasi bebas dari bakteri.
61
gambaran klinis. Specimen sputum yang bermakna harus berasal dari
62
6. Pemeriksaan Mikroskopik
7. Kultur
organisme lain
a. Spesimen
b. Kultur
pada media biasa juga pada media khusus (agar MaConkey) untuk
63
c. Metode Tanpa Kultur
64
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jumlah sampel
Bakteri
Jamur
Virus
protozoa
Sistem Kultur
Deteksi Antigen
65
Diagnostik Molekuler
66
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, G.F., Janet, S.B., Stephen A.M. 2007. Jawetz, Melnick and Adelbergs,
Kedokteran EGC
67