Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

KB,TRANSPLANTASI ORGAN, BAYI TABUNG,


DONOR SPERMA, SEWA RAHIM, ADOPSI,
ABORSI DALAM PERSPEKTIF
BERBAGAI AGAMA

DosenPembimbing:
Dr. Muchammad Eka Mahmud, M.Ag

Disusun Oleh:

Anggita Tiara Hermil Syafitri : P07224220004


Riska Noor Fauziah Madjiid : P07224220031
Santi : P07224220032

POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR 

2020/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan YangMaha Esa, karna atas
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul KB,
Transplantasi Organ, Donor Sperma, Sewa Rahim, Adopsi, Aborsi Dalam
Perspektif Berbagai Agama. Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliahagama.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.Muchammad Eka


Mahmud,M.Ag yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengerjakan tugas ini sehingga kami lebih mengerti dan paham tentang materi
tersebut.Dan kami ucapkan kepada keluarga tercinta kami yang menjad
imotivasi terbesar kami untuk menyelesaikantugas ini. Dan kami berharap bahwa
tugas ini dapat bermanfaat bagi kami serta pembaca.Kami juga memohon maaf
apabila terdapat kecacatan dalam makalah ini. Karena kami masih dalam
proses pembelajaran. Semoga bermanfaat.

Kelompok
DAFTAR ISI

hal

Kata Pengantar…………………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………. ii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 1

C. Tujuan………………………………………………………………... 2

Bab II Pembahasan………………………………………………………………… 3

A. KB Dalam Perspektif Berbagai Agama…………………………… 3

B. Transpantasi Organ Dalam Perspektif Berbagai Agama …………. 3

C. Bayi Tabung Dalam Perspektif Berbagai Agama ………………… 4

D. Donor Sperma Dalam Perspektif Berbagai Agama ……………… 0


E. Sewa Rahim Dalam Perspektif Berbagai Agama………………… 0
F. Adopsi Dalam Perspektif Berbagai Agama ……………………… 0
G. Aborsi Dalam Perspektif Berbagai Agama ………………………. 0
Bab III Penutup…………………………………………………………………….. 8

A. Kesimpulan…………………………………………………………... 8

B. Saran…………………………………………………………………. 8
.
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan anugerah dari Allah SWT. Ia merupakan buah hati
antara dua pasangan suami istri yang sah menurut hukum dan agama.
Anaklah yang membuat sebuah keluarga menjadi bahagia dan sempurna. Ia
lahir dari rahim seorang ibu yang mengandungnya. Ia diasuh oleh orang
tuanya dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan. Orang tualah yang
mendidiknya menjadianak yang lebih baik sejak ia kecil. Pendidikan yang
paling utama dan awal merupakan pendidikan dari orang tua mereka masing-
masing.

Namun seiring perkembangan zaman dalam ilmu pengetahuan dan


teknolgi, munculah berbagi pandangan baru dan cara dalam memperoleh anak,
seperti pemasangan KB, transplantasi organ, bayi tabung, donor sperma sewa
rahim, aborsi, dan adopsi. Makalah ini akan membahas tentang pengertian dari
tiap tiap bidang tersebut, lalu pandangan berbagai agama dalam menentukan
hukum melakukan tindakan tersebut, serta alasanmengapa agama tersebut
menentukan hukum itu sendiri dalam kasusini.
B. RumusanMasalah

1. Bagaimana KB dalam perspektif berbagai agama?

2. Bagaimana transplantasi organ dalam perspektif dalam berbagai agama?

3. Bagaimana bayi tabung dalam perspektif berbagai agama?

4. Bagaimana donor sperma dalam perspektif berbagai agama?

5. Bagaimana sewa rahim dalam perspektif bebagai agama?

6. Bagaimana Aborsi dalam perspektif berbagai agama?

7. Bagaimana Adopsi dalam perspektif berbagai agama?


C. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

1, Untuk memenuhi tugas mata kuliah agama

2. Untuk mengetahui pandanga berbagai agama terhadap KB,


tranplantasi organ, bayi tabung, donor sperma, sewa rahim, aborsi
dan adopsi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KB Dalam Perspektif Berbagai Agama

Program KB menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kependudukan dan peran serta masyarakat melalaui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan


nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan
social budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik
dengan kemampuan produksi nasional

1. Pandangan Agama Islam tentang KB


KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud
menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang
tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan
kemashlahatan bagi umatnya.
KB diperbolehkan syariat adalah suatu usaha pengaturan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan
kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga atau tanzim an nasl
(pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti
pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), Selain itu, Kb juga memiliki
sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari
fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah
kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.
a. Pandangan KB menurut Al-qur’an dan Hadits Pelaksanaan
KB dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan ekonomi, kesehatan
dan pendidikan. Hal ini berdasarkan pada sebuah ayat Al-Qur'an:
“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir
terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar”.( Q.S. Al-ahqaf: 15)
Adapun hadits-hadits yang dapat dijadikan dalil atau pedoman dalam
penerapan program KB antara sebagai berikut:
“Sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan berkecukupan daripada meninggalkan mereka menjadi beban
tanggungan orang banyak.(hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari
Saad bin abi Waqaash ra.) “
Maksud dari hadits ini adalah faktor kemapuan suami istri untuk
memenuhi kebutuhan anak-anaknya hendaklah dijadikan pertimbangan
mereka yang ingin menambah jumlah anaknya.
b. Cara KB yang diperbolehkan dan yg dilarang
1) Cara yang diperbolehkan
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang
diperbolehkan oleh syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan,
spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan
asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat
dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya.
Sebagaimana hadits Nabi :
“Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau
tidak melarangnya.”
2) Cara yang dilarang
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’,
yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang
bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain,
vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini
menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
2. Pandangan Agama Kristen Tentang Keluarga Berencana
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama dalam
membangun keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga sejahtera
menurut alkitabiah, tercermin dari perkawinan.
Perkawinan sebagai sebuah proses yang bertanggung jawab, selain itu kristen
juga menyebutkan kesejahteraan keluarga memiliki makna yang sangat penting
dengan apa yang disebut keluarga yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut
terletak pada tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam takut akan
Allah. Karena itu, kristen mendukung program KB.
Bagi agama kristen, program KB dapat menunjang terciptanya kebahagian
keluarga, dimana hak dan peran anggotanya dapat diwujudkan secara memadai.
Secara filosofis bertujuan untuk melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan
antara lain bahwa kebahaagiaan suatu keluarga bergantung dari tiap anggota,
bagaimana ia memainkan peranannya dengan tepat terhadap tiap anggota yang
lain.

3. Pandangan Agama Buddha tentang Keluarga Berencana


Masalah kependudukan dan keluarga berencana belum timbul ketika budha
Gotama maasih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajarannya yang relevan dengan
makna keluarga berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup
harmonis antara suami istri dan antara orang tua dan anaknya. Kewajiban orang tua
terhadap anaknya adalah berusaha menimbulkan dan memperkembangkan
kesejahteraan untuk anak-anaknya.
Jadi, bila kita perhatikan kewajiban tersebut maka program KB patut
dilaksanakan karena KB menimbulkan kesejahteraan keluarga. Keluarga berencana
dibenarkan dalam agama budha dan umat budha dibebaskan memilih cara KB
yang cocok untuk masing- masing

B. Transpantasi Organ Dalam Perspektif Berbagai Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, translantasi adlah


perpindahan jaringan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain. Secara umum,
Transplantasi Organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau
sebagian organ dari satu ke tubuh satu tubuh ketubuh yang lain, atau dari
suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini
ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi
padapenerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari
donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana
meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ yang
diambil dari donor hidup seperti :kulit, ginjal, sum-sum tulang, dan
darah(transfusidarah).Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung,
hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak. Semua upaya dalam
bidang transplantasi tubuh tentu memerlukan peninjauan dari sudut
hokumdanetik kedokteran.
Menurut Cholil Uman (1994), Pencangkokan adalah pemindahan
organ tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan
organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila
apabila diobati dengan prosedur medis biasa. Harapan klien untuk bertahan
hidupnya tidak ada lagi.
1. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
a. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup.
Mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si
pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya. Hukumnya tidak
diperbolehkan, Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur‟an :
1) Surat Al – Baqorah ayat 195
” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan ”
2) An – Nisa ayat 29
” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”
3) Al – Maidah ayat 2
” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. “
b. Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal
Allah telah mengharamkan pelanggaran terha-dap kehormatan mayat
sebagaimana pelanggaran terhadap kehor-matan orang hidup. Allah
menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan
menganiaya orang hidup. Sebagaimana dijelaskan di dalam hadist:
1) Diriwayatkan dari A‟isyah Ummul Mu‟minin RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda : “Memecahkan tulang mayat itu sama dengan
memecahkan tulang orang hidup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu
Hibban).
2) Imam Ahmad meriwayatkan dari „Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia
berkata,”Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah
kuburan. Maka beliau lalu bersabda : “Janganlah kamu menyakiti
penghuni kubur itu !”
Hadits-hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa mayat
mempunyai kehormatan sebagaimana orang hidup. Begitu pula
melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah sama dengan
melanggar kehormatan dan menganiaya orang hidup.

2. Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen


Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama
niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk
membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan
donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa
materi, uang untuk si pendonor organ. Akan lebih baik lagi bila si pendonor
sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup
organ tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita
tidak membutuhkan organ tubuh jasmani kita.
3. Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha
Dalam pengertian Budha, seorang terlahir kembali dengan badan yang
baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada
kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan
yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota tubuh tertentu
tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. Ia
yang telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata
normal, tidak buta. Malahan, karena donor adalah salah satu bentuk kamma
baik, ketika seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang
berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata yang
ia miliki dalam kehidupan saat ini.

C. Bayi Tabung Dalam Perspektif Berbagai Agama

Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh
wanita.Teknologi in itelah dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada
1977. Hingga kini,banyak pasangan yang kesulitan memperoleh anak,
mencoba menggunakan teknologi bayi tabung. Prosedur bayi tabung ini
dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk
memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang
berisisel telur. Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat
ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon estradional dalam darah.

Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat


pengisapan cairanfolikel dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal.
Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa kelaboratorium. Seluruh sel
telur yang diperoleh selanjutnya dierakan dalam inkubator.

Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel
telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan
sedemikian rupa di laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya
yang asli yaitu rahim ibu atau wanita.
1. Pandangan IslamTerhadap Bayi Tabung
Masalah ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan
Islam,baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis
Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980,
mengharamkan bayi tabungdengan sperma donor sebagaimana diangkat
oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986.
Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam
sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung
dengansperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan
dengan sel spermasuami dan ovum dari isterisendiri.
Fatwa MUI:
a. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri
yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar
berdasarkan kaidah- kaidahagama.
b. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri
yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkann pada isteri
pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Saddaz- zari’ah,
sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya
dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan
dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung
kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
c. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah
meninggal dunia hukumnyaharam Saddaz- zari’ah , sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitanny adengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.

d. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain


pasangansuami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya
sama dengan hubungan kelamin anta rlawan jenis diluar pernikahan
yang sah (zina), dan berdasarkan kaidahSaddaz- zari’ah, yaitu untuk
menghindati perbuatan zina yang sesungguhnya.

2. Pandangan Kristen Terhadap Bayi Tabung

a. Kristen Protestan

Menurut pandangan agama Kristen protestan, program


bayi tabung diizinkan untuk dilaksanakan. Asalkan, dalam
konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami isteri
yang sudah diberkati atau dinikahi. Program ini dilaksanakan
karena banyak orang yang masih mendambakan anak yang lahir
dari rahimnya sendiri. Tuhan berfirman:

"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan


segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan."
Benar,tetapi bukan segala sesuatu membangun. (l korintus
10:23).

b. Kristen Katolik

Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi


tabung merupakan teknologi fertilisasi atau Konsepsi yang
dilakukan ole hpara ahli. Jika manusia mengolah bayi tabung,
artinya manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi
kuasa Allah Bapa yang sudah menciptakan manusia.

Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk


mendapatkan anak, tetapi ada tujuan lain, yaitu untuk
menyatukan seorang laki-laki dan seorang wanita yang sudah
direncanakan Tuhan.

3. Pandangan Buddha Terhadap Bayi Tabung

Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran


modern dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Agama
Buddha justru sebaliknya mendapatkan tempat untuk berjalan
beriringan. Ketika banyak agama menolak teori evolusi,
perkembangan bioteknologi, maupun teori tanpa batas tepi (teori
kosmologi mengenai ketiadaa nawal maupun akhir dari alam
semesta oleh Stephen Hawking), agama Buddha sebaliknya tidak
langsung menolak hal-hal tersebut.

Bagi ajaran Buddha, perkembangan tekonologi bagaikan pisau


yang di satu sisi dapat dimanfaatkan untuk memotong di dapur,
namun di sisi lain dapat dipakai untuk menusuk orang lain. Jadi,
alih-alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut, melainkan alasan
penggunaan pisau tersebut yang ditolak oleh Beliau ketika dipakai
untukmelukai.

Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri


tidak ditolak adanya bayi tabung. Bahkan kloning pun juga
tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung
atau inseminasi buatan di dalam agama inidiperbolehkan.

D. Donor Sperma Dalam Perspektif Berbagai Agama

Secara sederhana, inseminasi (buatan) adalah proses penempatan


sperma dalam organ reproduksi wanita dengan tujuan untuk mendapatkan
kehamilan. Ini harus dilakukan pada masa paling subur dari seorang wanita,
yakni sekitar 24-48 jam sebelum ovulasi terjadi.

Dengan adanya proses inseminasi ini, banyak pasangan yang akhirnya


berhasil memiliki buah hati. Namun, sering kali kemajuan teknologi ini
disalahgunakan. Yang paling populer adalah dengan adanya donor sperma,
terutama bagi kalangan lesbian atau penganut kebebasan hidup.
1. Donor Sperma Dalam Perspektif Islam
Yusuf Al-Qardlawi menyatakan bahwa Islam mengharamkan
pencakokan sperma apabila pencakokan itu bukan dari spermasuami.
Dengan demikian, dapat dikatakan hukum inseminasi buatan dan
bayi tabung pada manusia harus diklasifikasikan persoalannya secara
jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau ovum suami isteri sendiri,
maka hal ini dibolehkan, asal keadaan suami isteri tersebut benar-
benar memerlukan inseminasi buatan untuk membantu
memperoleh keturunan. Hal ini sesuai dengan kaidah “al-hajaatu
tanzilimanzi lahalal dhahurah” (hajat atau kebutuhan yang sangat mendesak
diperlakukan seperti keadaan darurat).
Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan
donor sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan
zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan
nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Dalil-
dalil syar’i yang dapat di jadikan landasan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada


manusia dengan donor sperma dan/atau ovum lebih banyak
mendatangkan mudharat (dampak negatif) dari pada maslahah
(dampakpositif). Maslahah yang dibawain seminasi buatan ialah
membantu suami-isteri yang mandul, baik keduanya maupun salah
satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami
gangguan pembuahan normal. Namun mudharat dan mafsadahnya
jauh lebih besar (jika menggunakan donor), antara lain berupa:

1) Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjaga


kesucian/kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab
itu ada kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan.

2) Bertentangan dengan sunnatullah atau hukumalam.

3) Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena


terjadipercampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa
perkawinan yang sah.
4) Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik
dalam rumah tanggal.

5) Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada


anakadopsi.

6) Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami,
terutama bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan
bayinya kepada pasangan suami- isteri yang puny abenihnya
sesuai dengan kontrak ,tidak terjalin hubungan keibuan secara
alami. (QS. Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14). 

2. Donor Sperma Dalam Perspektif Kristen

Menurut agama Kristen Katolik hubungan suami istri harus


mempunyai tujuan union (persatuan suami istri) dan procreatin
(terbuka untuk kemungkinan lahirnya anak). Maka, inseminasi baik
yang heterolog (melibatkan pihak ke tiga) maupan yang homolog
(antara hubungan suami istri itu sendiri) tidak sesuai dengan ajaran
iman katolik, karena dalam prosesnya meniadakan prosesunion
(persatuan suami istri).

Vatikan secara resmi tahun 1987 telah mengecam keras spema


buahan buatan, bayi tabung, ibu titipan dan seleksi jenis kelamin
anak, karena dipandang tak bermoral dan bertentangan dengan
harkat manusia. Hal ini karena beberapa alasan, di antaranya:
1.  Melibatkan aborsi

2.  Tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagaimanusia.

3. Masturbasi (pengambilan sperma) selalu dianggap sebagai


perbuatan dosa

4. Dilakukan di luar suami istri yang normal.

5. Menghilangkan hak sang anak untuk dikandung


secara normal, melalui hubungan perkawinan suami
istri.
3. Donor Sperma Dalam Perspektif Buddha

Budha, Dalam pandangan Agama Buddha, perkawinan adalah suatu


pilihan dan bukan kewajiban. Artinya, seseorang dalam menjalani kehidupan
ini boleh memilih hidup berumah tangga ataupun hidup sendiri. Sesungguhnya
dalam agama Budha, hidup berumah tangga ataupun tidak adalah sama saja.
Masalah terpenting di sini adalah kualitas kehidupannya. Apabila seseorang
berniat berumah tangga, maka hendaknya ia konsekuen dan setia dengan
pilihannya, melaksanakan segala tugas dan kewajibannya dengan sebaik-
baiknya. Orang yang demikian ini sesungguhnya adalah seperti seorang
pertapa tetapi hidup dalam rumah tangga. Sikap ini pula yang dipuji oleh Sang
Buddha. Dengan demikian, inseminasi tidak diperbolehkan dalam agama
budha, di karenakan insenimasi tidak dapat menjamin kualitas kehidupan
seseorang.

E. Sewa Rahim Dalam Perspektif Berbagai Agama

Sewa rahim yaitu menggunakan rahim wanita lain (ibu


pengganti) untuk mengandung benih wanita (ovum) yang telah disenyawakan
dengan benih lelaki dari pasangan suami istri,dan janin itu dikandung oleh ibu
pengganti tersebut hingga dilahirkan. Pasangan suami istri, membayar
sejumlah uang kepada wanita yang mengandung benih mereka dan dengan
tumpangakan menyerahkan anak tersebut setelah dilahirkan atau pada masa
yang telah dijanjikan.

Dalam hukum Indonesia, praktek ibu pengganti secara implisit tidak


diperbolehkan. Dalam pasal 127 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UU Kesehatan) diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
a) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c) Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
Hal ini berarti bahwa metode atau kehamilan di luar cara alamiah selain
yang diatur dalam pasal 127 UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti
(surrogate mother), secara hukum tidak dapat dilakukan di Indonesia.

1. Sewa Rahim Dalam Perspektif Islam

Dalam hukum Islam jika sewa rahim menggunakan sperma yang berasal dari
laki-laki lain baik diketahui maupun tidak, maka ini diharamkan. Begitupula jika
sel telur berasal dari wanita lain, atau sel telur milik sang istri, tapi rahimnya milik
wanita lain maka inipun tidak diperbolehkan. Tetapi bayi tabung dengan ibu
pengganti (surrogate mother) diperbolehkan dalam hukum Islam, dengan syarat
adanya ikatan perkawinan yang sah. Serta memenuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku dan telah disepakati bersama oleh orang tua yang hendak menitipkan
embrio dengan ibu pengganti.

Bayi tabung dengan ibu pengganti (surrogate mother), beberapa ulama ada


yang mengharamkan dan menganggap anak yang lahir dari bayi tabung dengan ibu
pengganti sebagai anak zina, tapi beberapa ulama juga membolehkan atau
menghalalkan dengan syarat adanya ikatan perkawinan yang sah antara pasangan
suami isteri yang menitipkan embrio.

2. Sewa Rahim Dalam Perspektif Kristen

Apabila dicari di dalam Alkitab, tidak ada ayat yang secara eksplisit
memperlihatkan larangan akan sewa rahim. Namun jika dilihat secara lebih jelas,
sewa rahim ini artinya yaitu memperoleh keturunan dengan jalan melakukan
pembuahan di rahim orang lain. Sehingga pada dasarnya anak yang dilahirkan
bukanlah anak yang langsung berasal dari rahimnya sendiri. Melainkan lebih
kepada seperti anak yang diangkat. Oleh sebab hal yang disebutkan di atas, banyak
hamba Tuhan masih meragukan akan kebaikan maupun jenis-jenis dosa dalam
Alkitab yang diperoleh jika melakukan hal tersebut. Namun ada beberapa ayat
yang secara tidak langsung mengarah pada hal-hal yang demikian.

1. Yohanes 3:18 “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;


barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak
percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

2. Yohanes 10:37 “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku,


janganlah percaya kepada-Ku.” 
Dalam kedua ayat di atas, bila tidak percaya Allah maka umat Kristen akan
memperoleh hukuman. Dan ayat kedua berbicara konteks apa yang dimaksud tidak
percaya Allah. Yaitu tidak melakukan kehendak Allah, itu sama halnya tidak
percaya pada Allah. Demikianlah sewa rahim, dimana manusia yang melakukan
hal tersebut artinya tidak percaya pada kuasa Allah untuk menurunkan berkat
berupa keturunan dari rahimnya sendiri.

3. Sewa Rahim Dalam Perspektif Buddha

Apabila seseorang berniat berumah tangga, maka hendaknya ia konsekuen dan


setia dengan pilihannya, melaksanakan segala tugas dan kewajibannya dengan
sebaik-baiknya. Orang yang demikian ini sesungguhnya adalah seperti seorang
pertapa tetapi hidup dalam rumah tangga. Sikap ini pula yang dipuji oleh Sang
Buddha. Dengan demikian, inseminasi tidak diperbolehkan dalam agama budha.

F. Adosi Dalam Perspektif Berbagai Agama

Pengertian adopsi Secara etimologi yaitu, pengangkatan anak berasal dari kata
“adoptie” bahasa Belanda atau “adopt” bahasa Inggris. Pengertian dalam bahasa
Belanda menurut kamus hukum, berarti pengangkatan seorang anak untuk di jadikan
sebagai anak kandungnya sendiri. Secara terminologi, yaitu dalam kamus umum
bahasa Indonesia dijumpai arti anak angkat, yaitu anak orang lain yang diambil dan
disamakan dengan anaknya sendiri. Sedangkan dalam ensiklopedia umum disebutkan
bahwa pengangkatan anak adalah suatu cara untuk mengadakan hubungan antara
orangtua dan anak yang diatur dalam pengaturan perundang-undangan.

Mengadopsi anak merupakan fenomena yang sering kita jumpai di


masyarakat, entah karena orang tersebut tidak memilki keturunan, atau karena ingin
menolong orang lain, atau karena sebab-sebab yang lain.

1. Adopsi Dalam Perspektif islam

Islam membolehkan adopsi dengan ketentuan :

a. Nasab anak angkat tetap dinisbatkan kepada orang tua kandungnya,


bukan kepada orang tua angkatnya.

b. Anak angkat itu dibolehkan dalam Islam, tetapi sekedar sebagai anak
asuh, tidak boleh disamakan dengan status anak kandung, baik dari
segi pewarisan, hubungan mahram,maupun 2 wali (dalam perkawinan).

c. Karena anak angkat itu tidak boleh menerima harta warisan dari orang
tua angkatnya, maka boleh mendapatkan harta benda dari orang tua
angkatnya berupa hibah, yang maksimal sepertiga dari jumlah
kekayaan orang tua angkatnya.

2. Adopsi Dalam Perspektif Kristen

Adopsi, bagi beberapa orang, merupakan panggilan untuk melipat gandakan


dampak mereka sebagai orangtua dengan menambah anggota keluarga dengan
anak-anak yang bukan lahir secara biologis. Adopsi dibicarakan sebagai sesuatu
yang baik dalam Alkitab.Kitab Keluaran mengisahkan tentang seorang perempuan
Ibrani bernama Yokhebed yang melahirkan seorang putra pada saat Firaun
memerintahkan semua bayi laki-laki Ibrani dibunuh (Keluaran 1:15-22).

Demikian pula ketika memasukkan seseorang ke dalam keanggotaan sebuah


keluarga melalui adopsi, pasti itu dilakukan berdasarkan pemilihan dan kasih.
“Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk
menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Ef 1:5). Sama
seperti Allah mengadopsi mereka yang menerima Kristus sebagai Juruselamat ke
dalam keluarga rohani-Nya, demikian pula kita dengan berdoa mempertimbangkan
mengadopsi anak ke dalam keluarga jasmani kita.

Jelas bahwa adopsi baik dalam pengertian fisik maupun rohani merupakan
sesuatu yang baik dalam Alkitab. Baik yang mengadopsi maupun yang diadopsi
mendapatkan berkat yang luar biasa, hak yang ditunjukkan oleh kita diadopsi ke
dalam keluarga Allah.

G. Aborsi Dalam Perspektif Berbagai Agama

Aborsi (abortus) adalah berakhirnya suatu kehamilan (akibat faktor tertentu)


pada atau sebelum kehamilan itu berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan (Lily Yulaikah, 2008: 72).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia abortus didefinisikan sebagai terjadi


keguguran janin. Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran
kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja
maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke
empat masa kehamilan).

1. Aborsi Dalam Perspektif Islam

Aborsi Menurut Pandangan Islam Dalam istilah syari’at, aborsi adalah


kematian janin atau keguguran sebelum sempurna, walaupun janin belum
mencapai usia enam bulan. Dapat disimpulkan bahwa aborsi secara syari’at
tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada kesempurnaan
bentuk janin tersebut.

Klasifikasi Abortus Abortus (al-Ijhaadh) dapat diklasifikasikan dalam


tiga jenis:

d. Al-Ijhaadh at-Tilqaa’i (Abortus spontanea)

Yaitu proses alami yang dilakukan rahim untuk mengeluarkan


janin yang tidak mungkin sempurna unsur-unsur kehidupan padanya.
Bisa jadi ini terjadi dengan sebab kecacatan besar yang terkena
penyakit beragam seperti diabetes atau lainnya.

e. Al-Ijhaadh al-’Ilaaji (Abortus Provokatus Medisinalis)

Adalah abortus (keguguran) yang sengaja dilakukan para medis


(dokter) demi menyelamatkan nyawa ibu; yang dalam keadaan sangat
jarang bahwa kehamilannya dapat berlanjut dengan selamat.

f. Al-Ijhaadh al-Ijtimaa-i (Abortus Provokatus Kriminalis)

Adalah aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi


medik (ilegal). Tujuannya hanya untuk tidak melahirkan bayi atau
untuk menjaga penampilan atau menutup aib dan sejenisnya. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan berbagai cara termasuk
dengan alat-alat atau obat-obat tertentu.
Mengapa Aborsi di Haramkan dalam Hukum Al-Quran? Tidak ada
satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang
menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat
yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama
manusia adalah sangat mengerikan.

2. Aborsi Dalam Perspektif Kristen


a. Aborsi Menurut Pandangan Agama Kristen
Sama halnya dengan islam, agama Kristen pun melarang keras tindakan
aborsi. Kitab suci umat kristiani menjelaskan beberapa hal mengenai
tindakan aborsi diantaranya :
• Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum
memiliki nyawa.
• Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.
• Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.
• Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan.
Apapun alasannya.
• Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaikbaiknya.
b. Aborsi Menurut Pandangan Agama Katholik
Gereja mengajak pengikutnya untuk menghormati hidup manusia sejak
dari awal, oleh karena itu dapat dikatakan dengan tegas, Katholik pun
menolak adanya pengguguran.
Katolik menolak dengan tegas abortus atau pengguguran dengan cara
dan alasan apa pun. Sekalipun aborsi itu dilakukan dengan alasan kesehatan
dari si ibu. Atau karena rasa belas kasihan karena melihat anak yang akan
dilahirkan itu nanti cacat (cacat fisik atau cacat mental) sehingga dianggap
tidak memiliki masa depan yang baik kecuali penderitaan. Bahkan katolik
juga menolak aborsi terhadap bayi yang dikandung akibat kecelakaan (ibu
diperkosa atau hasil pergaulan bebas dan sebagainya). Tidak ada satu orang
pun yang berhak mengambil jiwa seseorang, sekalipun ia masih manusia
kecil dalam kandungan.
Sanksi aborsi termuat dalam Kitab Hukum Kanonik Gereja no. 1398,
yaitu berupa ekskomunikasi otomatis, atau pengucilan dari kehidupan
Gereja.
3. Aborsi Dalam Perspektif Buddha

Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan


pengguguran kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada
dalam rahim seorang ibu. Dari sudut pandang Buddhis aborsi bisa di toleransi
dan dipertimbangkan untuk dilakukan.

Umat Buddha terdiri dari dua golongan yaitu pabbajita dan umat awam.
Seorang pabbajita mutlak tidak boleh melakukan aborsi karena melanggar
vinaya yaitu parajjika. Tetapi sebagai umat awam aborsi boleh dilakukan
dengan alasan yang harus kuat.

Aborsi boleh dilakukan dengan kondisi yang sangat sulit akan tetapi
seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya aborsi karena dalam agama
buddha aborsi merupakan suatu pembunuhan yang tidak diperbolehkan karena
menghilangkan nyawa suatu mahluk yang mengakibatkan karma buruk.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap agama memiliki pandangan masing masing pada KB,transplantasi


organ, bayi tabung, donor sperma, sewa rahim, adopsi, dan aborsi yang pasti telah
dipikirkan matang – matang baik, hukumnya sampai pada dampak di kehidupan.

B. Saran

Indonesia memiliki agama yang beraneka ragam sudah seharusnya masyarakat


Indonesia menghargai perbedaan pendapat yang ada di setiap agama. Dengan saling
toleransi tanpa harus menghakimi.
DAFTAR PUSTAKA

Ebrahim, Abul Fadl Mohsin.2007. Fikih kesehatan. Jakarta: Penerbit


Serambi Hanafiah,Jusuf.1999 .Etika Kedokteran dan Hukum
Kesehatan.Jakarta:EGC

Uddin, Dr. H. Jurnalis dkk. 2006.   Reintepretasi Hukum Islam Tentang Aborsi.
Jakarta:Universitas Yarsi

http://asma-nadia-hidayat.blogspot.co.id/2012/11/transplantasi-dalam-pandangan-
berbagai.html

Anda mungkin juga menyukai