Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBERIAN KEBUTUHAN CAIRAN


Dosen Pengampu :
Elisa, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun oleh :
1. Aulia Pramudya Wardani (P1337420619004)
2. Arumda Kurniasih A (P1337420609005)
3. Meliana Rahayu (P1337420619077)
4. Nuurafiqa Nabilla MP (P1337420619084)
5. Siti Nurjanah (P1337420619039)
6. Herlina Devika T (P1337420619093)
7. Fahmi Indra Bagus S (P1337420619035)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG DANPROFESI NERS


2019/2020

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulisan makalah
dengan judul “Pemberian Kebutuhan Cairan” ini dapat selesai pada waktunya. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah KDM II.

Terimakasih kami sampaikan kepada dosen KDM II yang telah memberikan


kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti
mengenai kebutuhan cairan. Kami juga menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis

II
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………….. I

Kata Pengantar…………………………………………………………………….. II

Daftar Isi…………………………………………………………………………… III

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………… 1

BAB II. ISI………………………………………………………………………… 2

2.1 Sistem yang berperan pada kebutuhan cairan…………………………. 2

2.2 Perpindahan Cairan……………………………………………………. 3

2.3 Jenis Cairan……………………………………………………………. 4

2.4 Kebutuhan Cairan………….………………………………………….. 5

2.5 Pengaturan Cairan Tubuh…………………………………………….. 6

BAB III. PENUTUP……………………………………………………………… 7

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………... 7

3.2 Saran…………………………………………………………………. 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 8

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan
orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam
tubuh. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).

Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja system tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan?
2. Bagaimana cara perpindahan cairan?
3. Apa saja jenis-jenis cairan di dalam tubuh?
4. Bagaiman kebutuhan cairan pada manusia?
5. Bagaimana pengaturan cairan tubuh pada manusia?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui system tubuh yang berperan pada kebutuhan cairan pada
manusia
2. Untuk mengetahui cara perpindahan cairan tubuh
3. Untuk mengetahui jenis-jenis cairan yang ada di dalam tubuh
4. Untuk mengetahui kebutuhan cairan pada manusia
5. Untuk mengetahui pengaturan cairan tubuh pada manusia

1
BAB II

ISI

2.1. Sistem Tubuh yang Berperan pada Kebutuhan Cairan


1. Ginjal
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan
cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa
darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan
kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti
glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiapsatu liter darah mengandung
500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar.
Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melaluitubuli
renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine
yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-
rata 1ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah
yang mengalir melalui pembuluh darah dalamkulit. Proses pelepasan panas
lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas keudara sekitar, konduksi
(pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi(pengaliran udara panas
ke permukaan yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar
keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu
dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapatdilepaskan, kurang lebih setengah
liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh
melalui aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas
3. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water
loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons
akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

2
4. Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan
melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan
hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan
dapat melalui system endokrin, seperti: system hormonal contohnya:
a. ADH
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di
hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas
dan menurunkan cairan ekstrasel.
b. Aldosteron
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di
tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasikalium, natrium dan system angiotensin rennin.
c. Prostaglandin
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi
merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus,
serta mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini
berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
d. Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e. Mekanisme rasa haus
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang
pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi angiostensin II sehingga
merangsang hipotalamus untuk rasa haus.

2.2. Perpindahan Cairan

a. Difusi

Difusi adalah perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju are
berkonsentrasi rendah dengan melintasi membran semipermeabel. Pada proses ini,
cairan dan eletrolit masuk melintasi membran yang memisahkan dua kompartemen
sehingga konsentrasi di kedua kompartemen itu seimbang. Kecepatan difusi

3
dipengaruhi oleh tiga hal, yakni ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur
larutan.

Dinding pembuluh darah yang sifatnya semipermeabel memungkinkan molekul


kecil dan elektrolit melintas dengan bebas. Molekul besar yang tidak dapat lewat
melalui proses difusi (misal glukosa) diangkut dengan bantuan bahan pembawa
melalui proses yang disebut difusi terbantu.

b. Osmosis

Osmosis adalah perpindahan cairan melintasi membran semipermeabel dari area


berkonsentrasi rendah menuju are berkonsentrasi tinggi. Pada proses ini, cairan
melintasi membran untuk memgencerkan larutan yang berkonsentrasi tinggi sampai
diperoleh keseimbangan pada kedua sisi membran. Perbedaan osmotik ini salah
satunya dipengaruhi oleh distribusi protein yang tidak merata. Karena ukuran
molekulnya yang besar, protein tidak dapat bebas melintasi membran plasma.
Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan tekanan osmotik koloid sehingga cairan tertarik
ke dalam ruang intravaskular.

c. Transport Aktif

Transport aktif adalah proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk
berpindah melintasi membran sel melawan gradien konsentrasinya. Dengan kata lain,
transport aktif adalah gerakan partikel dari konsentrasi satu ke konsentrasi lain tanpa
memandang tingkatannya. Proses ini membutuhkan energi dalam bentuk ATP. ATP
berguna untuk mempertahankan konsentrasi ion natrium dan kalium dalan ruang
ekstrasel dan intrasel melalui suatu proses yang di sebut pompa natrium – kalium

d. Filtrasi

Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama sebagai respon
karena tekanan cairan. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan
tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang
dihasilkan likuid dala sebuah ruangannya disebut tekanan hidostatik.

2.3. Jenis Cairan


Cairan nutrien. Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan sebanyak 450
kalori setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi

4
kalori ini dalam bentuk karbohidrat,nitrogen,dan vitamin yang penting untuk
metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkisar antara 200-1500/liter.
Cairan nutrient terdiri dari :

1. Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa),levulose (fruktosa),invert sugar


( ½ dextrose dan ½ levulose)
2. Asan amino, contoh :amigen,aminosol,dantravamin
3. Lemak, contoh :lipomul dan liposyn
Blood volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi
mengikat volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila
keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat,
maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien
dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah
luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis Blood
volume Expanders antara lain : human serum albumin dan dextran dengan
konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic sehingga
secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
2.4. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari
total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari
total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh
bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita
dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada
wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria.
Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan:

5
2.5. Pengaturan Cairan Tubuh

Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari
cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi
normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit
dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam
rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain
melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.

1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500
cc/hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan
lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme
haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan
adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh
dimana asupan cairan kurang atau adanya pendarahan, maka curah jantung
menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.
2. Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine

6
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.
Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit.

d. Feces

Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur

melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting,
yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air
dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen
dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan
dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion
hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
3.2. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami kebutuhan cairan dan elektrolit


terutama cara memasangkan infuse, menghitung tetesan infuse dan tranfusi darah,
serta mampu melakukan tindakan yang benar kepada pasien dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit.

8
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak,Iqbal Wahit dan Chayatin, Nurul. 2008. Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Ed
7, Vol 1. Jakarta: Buku Kedokeran EGC

Anda mungkin juga menyukai