Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
P17324422014
Kelas 1A
Kota Bandung
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Agama Islam Ibu Marisa Musfiroh Lc, MA. yang telah membimbing
kami sehingga dapat menyusun makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi
balasan atas segala bantuan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan saya, semoga karya yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
KB DALAM PANDANGAN AGAMA YANG ADA DI INDONESIA
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu,
bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi. KB dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang dijalankan
pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan
populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa.
Ada beberapa pandangan dalam agama yang ada di Indonesia mengenai Keluarga
Berencana atau KB yaitu :
A. Agama Kristen
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama
dalam membangun keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga
sejahtera menurut alkitabiah, tercermin dari perkawinan.
Perkawinan sebagai sebuah proses yang bertanggung jawab, selain itu kristen
juga menyebutkan kesejahteraan keluarga memiliki makna yang sangat penting
dengan apa yang disebut keluarga yang bertanggung jawab. Kepentingan
tersebut terletak pada tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam
takut akan Allah. Karena itu, kristen mendukung program KB.
Bagi agama kristen, program KB dapat menunjang terciptanya kebahagian
keluarga, dimana hak dan peran anggotanya dapat diwujudkan secara memadai.
Secara filosofis bertujuan untuk melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan
antara lain baahwa kebahaagiaan suatu keluarga bergantung dari tiap anggota,
bagaimana ia memainkan peranannya dengan tepat terhadap tiap anggota yang
lain.
B. Agama Islam
Pandangan Agama Islam tentang Keluarga Berencana KB secara prinsipil
dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga
sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat
sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi
umatnya. KB diperbolehkan syariat adalah suatu usaha pengaturan kelahiran
atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri
karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga atau
tanzim an nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan
keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), Selain itu,
Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya
kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan
kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan
KB dalam Islam.
Pandangan KB menurut Al-qur’an dan Hadits Pelaksanaan KB dibolehkan
dalam Islam karena pertimbangan ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Hal ini
berdasarkan pada sebuah ayat Al-Qur'an:
“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap
kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (Q.S. Al-ahqaf: 15)
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S
Luqman:14)
Ayat-ayat di atas (Q.S. Luqman: 14 dan Q.S. Al-ahqaf: 15) memberi petunjuk
kepada kita bahwa kita perlu melaksanakan perencanaan keluarga atas dasar
mencapai keseimbangan antara mendapat keturunan dengan:
1. Terpeliharanya kesehatan ibu anak, terjaminnya keselamatan jiwa ibu
karena beban jasmani dan rohani selama hamil, melahirkan, menyusui
dan memelihara anak serta timbulnya kejadian yang tidak diinginkan
dalam keluarga.
2. Terpeliharanya kesehatan jiwa, jasmani dan rohani serta tersedianya
pendidikan bagi anak.
3. Terjaminnya keselamatan agama orang tua yang dibebani kewajiban
mencukupkan kebutuhan hidup keluarga.
C. Agama Hindu
Pandangan Agama Hindu tentang Keluarga Berencana KB menurut agama
hindu di perbolehkan karena KB dapat membatasi jumlah anak dengan tujuan
agar sejahtera.
D. Agama Buddha
Masalah kependudukan dan keluarga berencana belum timbul ketika budha
Gotama maasih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajarannya yang relevan dengan
makna keluarga berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup
harmonis antara suami istri dan antara orang tua dan anaknya. Kewajiban orang
tua terhadap anaknya adalah berusaha menimbulkan dan memperkembangkan
kesejahteraan untuk anak-anaknya. Jadi, bila kita perhatikan kewajiban tersebut
maka program KB patut dilaksanakan karena KB menimbulkan kesejahteraan
keluarga. Keluarga berencana dibenarkan dalam agama budha dan umat budha
dibebaskan memilih cara KB yang cocok untuk masing- masing
E. Agama Konghucu
Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKI) DIY Siahalifie. Menurutnya agama
konghucu sama sekali tidak pernah melarang para pengikutnya untuk mengikuti
program KB.
Bahkan jika KB dilakukan untuk mengontrol kesejahteraan keluarga, hal
tersebut sangat diperbolehkan. “Maka itu selama ini kami aktif menggalakkan
pendampingan dan edukasi KB pada setiap kegiatan. Biasanya lewat pendekatan
arisan,” kata Siahalifie.
Kesimpulan