Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HUKUM KB DALAM ISLAM”

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Dwi selfira
2. Eka rahayu
3. Lusiana
4. Putry utami

NAMA DOSEN : H. YAN SYAFRIL.LC

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ABDURAHMAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang atas rahman-nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dari MK Ushul fiqh dengan tapat waktu.
Adapun tema dari makalah ini adalah ‘’HUKUM KB DALAM ISLAM ‘’ pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ushul fiqh
bapak iyan safril yang telah memberikan tugas kepada kami kami juga berterima kasih kepada
pihak –pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dengan pembuatan makalah dapat di lihat kami jauh dari kata sempurna dan tugas
makalah ini adalah langkah awal dari studi yang sesungguynya. Oleh karna itu dengan
keterbatasan waktu kemampuan kami maka kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semogah makalh ini dapat berguna bagi saya dan pihak umum lainnya yang
berkempentingan membacanya.

Palembang, 3 oktober 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUHAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Sejarah Adanya Program Kb Di Indonesia.....................................................3
B. Peran Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Program Kb................................4
C. Gambaran Program Kb Di Indonesia.............................................................5
D. Pengertian.......................................................................................................6
BAB III PENUTUP ...................................................................................................7
A. Kesimpulan ..........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA1.............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan
penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas
menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu
kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban
negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan
lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan
yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran,
kriminalitas, yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan
penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan
serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan
penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
menggalakkan program KB (Keluarga Berencana). Program KB pertama kali dilaksanakan
pada masa pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui KB masyarakat diharuskan
untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap keluarga memiliki maksimal dua anak.
Tidak tanggung-tanggung, KB diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan
bawah hingga lapisan atas dalam masyarakat. Keluarga berencana KB merupakan suatu usaha
yang mengatur banyaknya Kehamilan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah adanya program KB di Indonesia?
2. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam program KB?
3. Bagaimana gambaran program KB di Indonesia?
 
C. TUJUAN
 
1.Untuk  mengetahui sejarah dan pengertian KB
2.Untuk mengetahui peran dari pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan program KB
3.Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program KB di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Pengertian Keluarga Berencana


 
1. Sejarah singkat dan pengertian KB
Pelopor gerakan keluarga berencana di indonesia adalah perkumpulan keluarga
berencana indonesia atau pkbi yang didirikan di jakarta tanggal 23 desember 1957 dan diikuti
sebagai badan hukum oleh depkes tahun 1967 yang bergerak secara silent operation. dalam
rangka membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela, usaha keluarga
berencana terus meningkat terutama setelah pidato pemimpin negara pada tanggal 16 agustus
1967 dimana gerakan keluarga berencana di indonesia memasuki era peralihan jika selama
orde lama program gerakan keluarga berencana dilakukan oleh sekelompok tenaga sukarela
yang beroperasi secara diam-diam karena pimpinan negara pada waktu itu anti kepada
keluarga berencana maka dalam masa orde baru gerakan keluarga berencana diakui dan
dimasukkan dalam program pemerintah. struktur organisasi program gerakan keluarga
berencana juga mengalami perubahan tanggal 17 oktober 1968 didirikanlah lkbn yaitu
lembaga keluarga berencana nasional sebagai semi pemerintah, kemudian pada tahun 1970
lembaga ini diganti menjadi bkkbn atau badan koordinasi keluarga berencana nasional yang
merupakan badan resmi pemerintah dan departemen dan bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan program keluarga berencana di indonesia.
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi. Keluarga Berencana yaitu
membatasi jumlah anak dimana dalam satu keluarga hanya diperbolehkan memiliki dua atau
tiga anak saja. Keluarga berencana yang diperbolehkan adalah suatu usaha pengaturan atau
penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami
istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan keluarga, masyarakat, maupun
negara. Dengan demikian KB disini mempunyai arti yang sama dengan pengaturan keturunan.
Penggunaan istilah keluarga berencana juga sama artinya dengan istilah yang umum dipakai
di dunia internasional yakni family planning atau planned parenthood, sepert yang digunakan
oleh International Planned Parenthood Federation (IPPF) nama sebuah organisasi KB
internasional yang berkedudukan di London. KB juga berarti suatu tindakan perencanaan
pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuan serta sesuai dengan situasi
masyarakat dan negara. Dengan demikian KB berbeda dengan birth control yang artinya
pembatasn atau penghapusan kelahiran. Istilah birth control dapat berkonotasi negatif karena
bisa berarti aborsi atau sterilisasi (pemandulan). 
Perencanaan keluarga merujuk kepada pengguanaan metode-metode kontrasepsi oleh suami
istri atas persetujuan bersama diantara mereka, untuk mengatur kesuburan mereka dengan
tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan, kemasyarakatan dan ekonomi dan untuk
memungkinkan mereka memikul tanggung jawab terhadap anak-anaknya dan masyarakat. Ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Menjarangkan anak untuk memungkinkan penyususan daan penjagaan kesehatan ibu dan
anak
b) Pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yag aman
c) Mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga malainkan juga untuk
kemampuan fisik, financial, pendidikan dan pemeliharaan anak
 
2. Kelebihan KB

 Mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga serta membantu pemerintah
mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boomer
 Penggunaan kondom akan membantu mengurangi resiko penyebaran penyakit menular
melalui hubungan seks
 Meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Sebab, anggaran keuangan keluarga akhirnya
bisa digunakan untuk membeli makanan yang lebih berkualitas dan bergizi
 Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran dan juga menghindarkan
kehamilan dalam waktu yang singkat.
 Mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan
dengan perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor
penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal.

Ini berarti program tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan Keluarga
Berencana memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan
masyarakat Dengan demikian, program KB menjadi salah satu program pokok dalam
meningkatkan status kesehatan dan kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak. Program KB
menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan
perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak
diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi
keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu
remaja mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan merencanakan
proses reproduksinya.

 
B. Peran Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Program KB
 
1. Peran Pemerintah
Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga
berencana. Visi program keluarga berencana nasional telah di ubah mewujudkan keluarga
yang berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab,
harmonis (Saifudin, 2003). Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu
program dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu pokok dalam
program Keluarga Berencana Nasional adalah menghimpun dan mengajak segenap potensi
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia
Indonesia.
Cara yang digunakan untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yaitu
mengatur jarak kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepi (Wiknjosastro, 2005).
 
Badan dari pemerintah yang mengurus program keluarga berencana adalah BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Badan ini mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, BKKBN
menyelenggarakan fungsi:
 

 Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan


keluarga berencana
 Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
 Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana;
 Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
 Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
 Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.

2. Peran masyarakat
Berbicara tentang partisipasi masyarakat Indonesia terhadap pelaksanaan KB, pastinya
terdapat kelebihan serta kekurangan dalam partisipasinya. Partisipasi bersentuhan langsung
dengan peran serta masyarakat, baik dalam mengikuti program tersebut ataupun sebagai aktor
pendukung program Keluarga Berencana. Untuk itu kita akan berbicara mengenai kedua hal
tersebut, serta bagaimana seharusnya kita berperan dalam mendukung kesuksesan KB juga
akan sedikit kita bahas. Pertama, berbicara terkait partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan
KB yang ternyata kenaikannya hanya sedikit bahkan bisa juga disebut dengan stagnan.
Dalam media massa kompas.com disebutkan bahwa: Dalam lima tahun terakhir, jumlah
peserta keluarga berencana hanya bertambah 0,5 persen, dari 57,4 persen pasangan usia subur
yang ada pada 2007 menjadi 57,9 persen pada tahun 2012. Sementara itu jumlah rata-rata
anak tiap pasangan usia subur sejak 2002-2012 stagnan di angka 2,6 per pasangan. Rendahnya
jumlah peserta KB dan tingginya jumlah anak yang dimiliki membuat jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 312,4 juta jiwa. Padahal jumlah penduduk
saat itu sebenarnya bisa ditekan  menjadi 288,7 juta jiwa. Tingginya jumlah penduduk ini
mengancam pemanfaatan jendela peluang yang bisa dialami Indonesia pada tahun 2030.
Jendela peluang adalah kondisi negara dengan tanggungan penduduk tidak produktif, oleh
penduduk produktif paling sedikit. Kondisi ini hanya terjadi sekali dalam sejarah tiap bangsa.
Agar jendela peluang termanfaatkan, angka ketergantungan penduduk maksimal adalah 44
persen. Artinya, ada 44  penduduk tidak produktif, baik anak-anak maupun orangtua, yang
ditanggung 100 penduduk usia produktif berumur  15 tahun hingga 60 tahun. 
Menurut Julianto, untuk mencapai angka ketergantungan 44 persen, jumlah peserta KB
minimal harus mencapai 65 persen dari pasangan usia subur yang ada pada tahun 2015.
Sementara itu jumlah anak per pasangan usia subur juga harus ditekan hingga menjadi 2,1
persen anak pada 2014. Akan tetapi, target ini masih jauh dari kondisi yang ada. Angka
3. Faktor pendorong masyarakat menggunkan KB
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan
pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir dan bathin. Melalui
program KB diharapkan lahir manusia Indonesia yang berkualitas prima, yaitu manusia
Indonesia yang memiliki kualitas diri antara lain beriman, cerdas, trampil, kreatif, mandiri,
menguasai iptek, memiliki daya juang, bekerja keras, serta berorientasi ke depan. Karena itu
KB seharusnya bukan hanya menjadi program pemerintah tetapi program dari setiap keluarga
masyarakat Indonesia. Masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih metode kontrasepsi
yang diinginkan. Dari hasil wawancara terhadap 40 ibu-ibu di desa “X”, 10 orang di antara
mereka memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan 30 orang
lainnya memilih untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi ini. Responden memiliki
alasan yang beragam mengenai keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat.
 
C. Gambaran Program KB DI Indonesia

1. Gambaran Keberasilan Kb
  Gotong royong. Itulah kunci keberhasilan pelaksanaan program keluarga berencana
(KB) di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Agung Laksono dalam sambutannya pada sesi plenary London Summit on Family Planning,
pada 11 Juli 2012. Menko Kesra memaparkan keberhasilan program KB di Indonesia,
pelajaran yang dapat dipetik oleh negara-negara lain, khususnya sesama negara berkembang,
negara anggota G20, dan kerja sama Selatan-Selatan, serta komitmen pemerintah Indonesia
terhadap pelaksanaan program KB selanjutnya
 
Menko Kesra memaparkan, “Ada empat langkah kunci dalam keberhasilan penurunan angka
fertilitas tersebut, yakni partisipasi akar rumput untuk mencapai daerah pedesaan,
komunikasi inovatif untuk mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS),
kemitraan pemerintah dan swasta, dan pergeseran fokus ke pelayanan berkualitas.”

Langkah kunci keberhasilan KB di Indonesia yaitu :


 

 Pertama, menggunakan partisipasi akar rumput untuk mencapai daerah pedesaan pada tahun
1970. Pada tahun tersebut pemerintah merekrut pekerja lapangan sebanyak 40.000 dan
100.000 sukarelawan untuk membawa masyarakat ke tempat pelayanan. Mereka berada di
tingkat desa serta petugas dan kader itu datang mengunjungi rumah ke rumah untuk
membahas metode keluarga berencana, memberikan konseling, dan membuat rujukan ke
puskesmas.
 Kedua, pemerintah meluncurkan sebuah program inovatif yang mendayagunakan dan
mengoptimalkan semua jalur dan saluran komunikasi kampanye KB yang dirancang untuk
membawa perubahan norma sosial dari norma banyak anak menjadi norma sedikit anak, yang
disebut "norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera sehingga norma itu melembaga di
masyarakat.
 Ketiga menyadari bahwa pemerintah, dalam hal ini tempat-tempat pelayanan pemerintah tidak
mungkin bisa memberikan pelayanan secara optimal akan pemenuhan pelayanan KB. Di sisi
lain, ada potensi lain yang perlu digali, maka sekali lagi dilakukan gotong royong atau
bermitra dengan pihak swasta.
 Keempat, sejak pertengahan 1990-an, pola penggarapan KB tidak hanya terfokus pada
kuantitas, tetapi juga sudah diarahkan ke kualitas layanan.

Selain itu terdapat juga lima faktor di balik keberhasilan KB di Indonesia, yaitu kemauan
politik (political will) termasuk dukungan anggaran, pembentukan Badan Koordinasi dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 1970 yang independen dari Departemen
Kesehatan, pengelolaan program yang efektif dari tingkat nasional hingga akar rumput, data
dan sistem pelaporan, dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan (stakeholder). Dalam
sesi paralel London Summit on Family Planning Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Sugiri Syarief memaparkan tentang desentralisasi program KB di
Indonesia, kepala BKKBN menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi pemerintah
Indonesia dalam pelaksanaan program KB di era desentralisasi dan strategi yang
dikembangkan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. 
Melalui London Summit on Family Planning diharapkan revitalisasi gerakan KB global dan
komitmen berbagai pihak akan dapat menyelamatkan dan mengubah hidup jutaan perempuan
dan anak perempuan di negara-negara termiskin di dunia. Kerja sama komunitas global akan
dapat menyelamatkan hidup dan meningkatkan kesehatan, sosial, dan ekonomi keluarga,
masyarakat, dan negara sekarang, juga generasi mendatang. (AT) 
 
2. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan
Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluarga sejahtera. Ada beberapa sasaran keluarga berencana. Sasaran program keluarga
berencana (KB) nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam RPP JM 2004-2009
adalah sebagai berikut:
 
 

 Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi satu, 14%
per-tahun.
 Menurunkan angka kelahiran total FertililtyRate (TFR) menjadi 2,2 perperempuan.
 Meningkatnya peserta KB Pria menjadi 4,5 %.
 Meningkatnya pengguna metode Kontrasepsi yang efektif dan efisisen 
 Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 
 Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluaga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha
ekonomi produktif. 
 Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggraan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi

3. Pelaksanaan Program KB
Salah satu cara untuk mewujudkan keluarga yang sakinah adalah mengikuti program
Keluarga Berencana (KB). KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan
maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang
tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi
umatnya, KB merupakan salah satu upaya pemerintah yang dikoordinir oleh Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), dengan program untuk
membangun keluarga-keluarga bahagia dan sejahtera serta menjadikan keluarga yang
berkualitas. KB dapat dipahami juga sebagai suatu program nasional yang dijalankan
pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi
penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Pelaksanaan program tersebut
salah satunya adalah dengan cara menganjurkan. setiap keluarga agar mengatur dan
merencanakan kelahiran anak, dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Sebab, dengan
mengatur kelahiran anak, keluarga biasanya akan lebih mudah menyeimbangkan antara
keadaan dan kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dan pada akhirnya dapat lebih mudah
membentuk sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Bila pertumbuhan penduduk dapat
ditekan, maka  masalah yang dihadapi tidak seberat menghadapi pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendal.
D. PENGERTIAN KB
Pengertian Keluarga Berencana secara umum dapat diuraikan bahwa keluarga
berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian
rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau
masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut. Hukum Keluarga Berencana dalam islam dilihat dari
2 (dua) pengertian:

1. Tahdis An-Nasl (Pembatasan Kelahiran)


Jika program keluarga berencana dimaksud untuk membatasi kehamilan
maka hukumnya haram. Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran bahkan
terdapat banyak hadist yang mendorong umat islam untuk memperbanyak anak.
Missal, tidak bolehnya membunuh anak apalagi karena takut miskin atau tidak
mampu memberikan nafkah. Allah berfirman: “Dan janganlah kalian membunuh
anak-anak kalian karena takut miskin.Kamilah yang memberi rezeki kepada
mereka dan kepada kalian.”Qs. Al-Iasra ayat 31.24

2. Tanzhim An-Nasl (Pengaturan Kelahiran)


Dan jika program keluarga berencana dimaksudnkan untuk mencegah
kehamilan dengan berbagai cara dan sarana, maka hukumnya mubah,
bagaimanapun motifnya. Berdasarkan keputusan yang telah ada sebagian ulama
menyimpulkan bahwa pil-pil untuk mencegah kehamilan tidak boleh dikonsumsi
Karena Allah SWT mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab untuk
mendapatkan keturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasullulah Sallallahu
Walaihi Wa Sallam artinya: Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang,
karena sesungguhnya aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-
umat lain di hari kiamat” (dalam riwayat yang lain: dengan para nabi di hari
kiamat). Secara fiqhiyah, pada dasarnya KB diqiyasakan dengan apa yang
dinamakan, azl yaitu mengeluarkan air mani diluar vagina. Pada zaman dulu, ‘azl
dijadikan sarana untuk mencegah kehamilan.Sedangkan KB juga sama-sama
untuk mencegah kehamilan, bedanya ‘azl tanpa alat sedangkan KB dengan alat
bantu seperti kondom dan spiral. Keduanya dipertemukan karena sama-sama
untuk mencegah kehamilan dan sama sekali tidak memutuskan kehamilan.
KESIMPULAN:
para ulama mempunyai pandangan bahwa hukum KB dalam Islam ialah
 “haram jika tujuannya untuk membatasi atau membatalkan kelahiran”

‘’Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāq, naḥnu narzuquhum wa iyyākum,


inna qatlahum kāna khiṭ`ang kabīrā.’’

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut


kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga
kepadamu.

Dan hukum kb menurut islam itu juga bisa menjadi mubah,apabila dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayinya,dan jenis suntikan di indonesia juga
semakin banyak kerna kerjanya praktis dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai