Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam
senantiasa kita curahkan kepada Nabi baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Hanya kata syukur yang bisa penulis sampaikan sehingga makalah ini dapat
selesai dengan baik. Di lain sisi, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi salah
satu panduan untuk mengkaji pentingnya mempelajari Program Keluarga Berencana,
Poligami, Zhihar, dan Nikah Beda Agama. Kritik dan saran senantiasa kami harapkan
agar makalah ini dapat lebih ditingkatkan kepada-Nya Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................10
B. Saran .....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di
dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat
tinggi. Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi
tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu
sisi kondisi tersebut menyebabkan beban negara menjadi semakin besar. Selain
menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya jumlah
penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu
menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas
yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk
memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka
pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara
yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program keluarga
berencana. Program keluarga berencana pertama kali dilaksanakan pada masa
pemerintahan Soeharto yaitu saat Orde Baru. Melalui keluarga berencana
masyarakat diharuskan untuk membatasi jumlah kelahiran anak, yaitu setiap
keluarga memiliki maksimal dua anak. Tidak tanggung-tanggung, keluarga
berencana diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan bawah
hingga lapisan atas dalam tatanan masyarakat.
Meskipun demikian masih ada di sebagian kalangan yang menganggap
keluarga berencana adalah hal yang tabu dan dilarang oleh agama dengan alasan
karena rasulullah menginginkan kelak mendapatkan umat terbanyak di antara umat-
umat yang lain dan berkeyakinan bahwa rezeki seserorang sudah dijamin oleh Allah
SWT. Menariknya adalah bagaimana sebenarnya hukum keluarga berencana dalam
1
konteks keindonesiaan melihat keadaan masyarakatnya yang banyak dan masih
berada di bawah garis kemiskinan serta kualitas yang rendah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Program Keluarga Berencana?
2. Apa itu Poligami?
3. Apa itu Zhihar?
4. Apa itu Nikah Beda Agama?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui program keluarga berencana
2. Untuk mengetahui poligami
3. Untuk mengetahui zhihar
4. Untuk mengetahui nikah beda agama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mahmud Syaltut, Al-Fatawa, (Mesir: Darul Qalam, 1909), h l m . 294-297
3
keturunan. Perencanaan merupakan hak dan wewenang setiap manusia,
termasuk perencanaan berkeluarga dengan jumlah anak yang mungkin mampu
ia tanggungkan sesuai dengan kondisinya masing-masing. Perencanaan
keluarga adalah merencanakan kelahiran dengan merencanakan kehamilan
karena memakai atau menggunakan suatu cara atau alat/obat yang disebut
4
masyarakat agar timbul kecenderungan untuk menyukai keluarga kecil
dengan motto “dua anak lebih baik, tiga orang stop, lelaki perempuan
sama saja” sehingga melembaga dan merasa bangga dengan jumlah keluarga yang
relatif kecil yaitu Catur Warga atau Panca Warga.
Terlebih bagi anak-anak itu sendiri yang perlu dirawat secara intensif
yaitu diberi air susu ibu ASI selama dua tahun. 4 Seterusnya disapih dari
penyusuan dengan memberikan makanan yang bergizi dan berprotein sampai
anak tersebut berumur lima tahun. Dengan kata lain, seorang ibu dituntut
untuk merawat seorang anak (bayi) secara intensif sampai anak berumur lima
tahun. Sebelum anak berumur lima tahun hendaknya sang ibu tidak diganggu
oleh kelahiran anak berikutnya. Apalagi dalam masa menyusui bayi, seorang
ibu jangan sampai menjadi hamil, karena dapat mengganggu kelancaran dan
kemurnian air susu. Hal ini disebab ghailah yang kurang terpuji,
sebagaimana pernah disabdakan oleh Nabi dalam suatu hadist, karena
mengakibatkan terhentinya anak menyusu.
4
Al-Qur’an 2:233
5
B. Poligami
1. Pengertian Poligami dan Dasar Hukumnya
Kata poligami ( الزوجاتL )تعددberasal dari bahasa Latin polygamia poly &
gamia), atau berasal dari paduan kara dari bhaasa Yunani poly dan gamy dari
akar polus (banyak), dan perkawinan yang banyak.5
Secara terminologi poligami adalah suatu keadaan atau praktik
(perkawinan) lebih dari satu istri atau suami, pasangan yang dilakukan pada
satu waktu (bersamaan). Dalam istilah bhasa Indonesia poligami adalah sistem
perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan
jenisnya dalam waktu yang bersamaan.6
Bila memperhatikan definisi poligami di atas, ternyata poligami
memiliki makna yang lebih luas, yakni bisa dilakukan oleh suami atau sitri.
Pengertian semacam ini sungguh berbeda dengan kenyataan penggunaannya
yang sering digunakan hanya untuk istilah perkawinan jamak yang dilakukan
oleh suami (pria). Seperti Peorwadarminta menggunkaan pengertian tersebut.
Poligami ialah adat seorang alki-laki beristri lebih dari satu orang. Dalam hal
itu, dari definisi di atas juga terdapat pembatasan jumlah, yakni maksimal 4
(empat) orang sitri, hal ini mengacu kepada poligami yang dibolehkan dalam
hukum Islam.
Dasar hukum poligami dalam Islam maksimal sampai empat orang
istri, terdapat dalam Q.S an-Nisa’ ayat 3, sebagai berikut:
إ ِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّلH َ ۖ َع فHَٓا ِء َم ۡثنَ ٰى َوثُ ٰلَ َث َو ُر ٰبH س َ Hَا طHHٱن ِك ُحو ْا َمHHَطُو ْا فِي ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى فH س
َ ِّاب لَ ُكم ِّمنَ ٱلنH ِ َوإِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل ت ُۡق
ت َۡع ِدلُو ْا فَ ٰ َو ِح َدةً أَ ۡو َما َملَ َك ۡت أَ ۡي ٰ َمنُ ُكمۡۚ ٰ َذلِكَ أَ ۡدنَ ٰ ٓى أَاَّل تَ ُعولُو ْا
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
5
Baharuddin Ahmad, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Cirebon: Nusa Litera Inspirasi, 2019),
hlm. 161
6
Ibid, hlm. 161
6
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya”.7
7
Al-Qur’an 4:3
8
Baharuddin Ahmad, Hukum Perkawinan di Indonesia,..., hlm. 163-164
7
Alasan-alasan di atas, merupakan alasan syar’iyah yang secara tekstual
tertuang dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Dalam alasan syar’iyah terdpaat
penekanan utama yaitu menjalankan prinsip keadilan, tetapi prinsip keadilan
yang dimaksud yaitu keadilan lahhiriyah dan bukan keadilan batiniah.
Para ulama sepakat menetapkan kebolehan poligami, berdasarkan ayat
3 surat an-Nisa’ menyatakan kebolehan poligami dan mensyaratkan pelakunya
harus berlaku adil. Al-Kasani menyatakan lelaki yang berpoligami wajib
berlaku adil terhadap istri-istrinya. As-Syafi’i juga menyatakan keadilan
antara para istri, dan menurutnya keadilan hanya menyangkut urusan fisik
semisal mengunjungi istri di malam atau di siang hari.
3. Hikmah Poligami
Poligami dibenarkan dalam Islam dengan persyaratan yang sangat
berat, yakni suami harus berlaku adil terhadap istri-istrinya. Keadilan yang
dituntut adalah keadilan materi, yang bisa dihitung secara matematis.
Hikmah diizinkannya poligami dengan syarat adil adalah sebagai
berikut:9
Untuk mendapatkan keturunan bagi suami yang subur dan istri mandul,
Untuk menjaga keutuhan keluarga tanpa menceraikan istri, sekalipun istri
tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istri, atau ia mendapat cacat
badan atau penyakit yang tak dapat disembuhkan,
Untuk menyelamatkan suami yang hypersex dari perbuatan zina dan krisis
akhlak lainnya,
Untuk menyelamatkan kaum perempuan dari krisis akhlak yang tinggal di
Negara/masayarakat yang jumlah wanitanya jauh kebih banyak dari kaum
laki-laki,
Untuk melatih suami menjadi pemimpin yang adil dalam kehidupan dan
pengelolaan keluarga dan rumah tangganya.
9
Baharuddin Ahmad, Hukum Perkawinan di Indonesia,..., hlm. 170-171
8
C. Zhihar
1. Definisi Zhihar
10
Wahba Zuhaili, Al-fiqhu Asy- Syafi'i Al-Muyassar,( Jakarta Timur,Almuhaiyar,2012 ) Hlm. 675
9
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
bahwa KB adalah pengaturan rencana kelahiran anak dengan melakukan
suatu cara atau alat yang dapat mencegah kehamilan. KB bukanlah berarti Birth
Control atau Tahi>d al-Nasl yang konotasinya pembatasan atau mencegah
kelahiran, yang mana hal tersebut bertentangan dengan tujuan perkawinan yaitu
melanjutkan keturunan. Perencanaan merupakan hak dan wewenang setiap
manusia, termasuk perencanaan berkeluarga dengan jumlah anak yang mungkin
mampu ia tanggungkan sesuai dengan kondisinya masing-masing. Perencanaan
keluarga adalah merencanakan kelahiran dengan merencanakan kehamilan karena
memakai atau menggunakan suatu cara atau alat/obat yang disebut kontrasepsi.
Dengan demikian dapat dibedakan antara mencegah kelahiran dengan mencegah
kehamilan. KB adalah usaha untuk mencegah kehamilan.
Bila memperhatikan definisi poligami di atas, ternyata poligami
memiliki makna yang lebih luas, yakni bisa dilakukan oleh suami atau sitri.
Pengertian semacam ini sungguh berbeda dengan kenyataan penggunaannya
yang sering digunakan hanya untuk istilah perkawinan jamak yang dilakukan
oleh suami (pria). Seperti Peorwadarminta menggunkaan pengertian tersebut.
Poligami ialah adat seorang alki-laki beristri lebih dari satu orang. Dalam hal
itu, dari definisi di atas juga terdapat pembatasan jumlah, yakni maksimal 4
(empat) orang sitri, hal ini mengacu kepada poligami yang dibolehkan dalam
hukum Islam.
B. Saran
1. Dengan adanya makalah ini hendaknya dapat memberikan gambaran kepada
pembaca bahwasanya mempelajari Program KB, Poligami, Zhihar, Nikah Beda
Agama itu sangat penting.
2. Penulis berharap kepada pembaca agar makalah ini dapat dijadikan bahan
untuk diskusi.
3. Dalam karya ilmiah ini, penulis merasakan banyaknya kekurangan karena
keterbatasan ilmu penulis, oleh karena itu kepada para pembaca agar
11
memberikan kritikan-kritikan dari sarannya untuk kesempurnaan karya ilmiah
penulis sendiri untuk masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA