Anda di halaman 1dari 15

PANDANGAN AGAMA ISLAM TERHADAP PROGRAM

KB

Dosen pengampu : Nanang Rahmat, S.Pd.,M.Ag.Pd

Disusun oleh : Hana Sakinah (P17324122013)

Kelas : A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANDUNG

2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 20 september 2022


A. latar belakang

Agama Islam merupakan agama yang sempurna dalam mengatur tata


kehidupan manusia, dengan adanya kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang pesat dikalangan masyarakat Islam saat ini, banyak
metode untuk menangani jumlah populasi manusia di dunia yang sudah
sangat padat ini. Salah satunya adalah dengan program KB (Keluarga
Berencana pada pasangan suami istri.

Keputusan untuk memiliki sejumlah anak adalah sebuah pilihan. Selain


itu pemeliharaan kesehatan reproduksi suami istri sebagai keluarga
mempunyai hak untuk menentukan tindakan yang terbaik yang berkaitan
dengan fungsi dan proses memfungsikan alat reproduksinya. Hal ini dapat
dilakukan dengan program KB.

Sebagian besar masyarakat kita sudah mengambil program keluarga


berencana tersebut seperti yang sudah dianjurkan oleh pemerintah dalam
amandemen UU Daerah pada tanggal 26 September 2014, yang menjadikan
kembali program kependudukan dan keluarga berencana di Indonesia dengan
tujuan berkembangnya generasi yang berkualitas.

Keluarga Berencana sekarang sering dipahami hanya untuk


mengeksploitasi manusia, masyarakat jarang untuk memakai KB secara
alami. Mereka lebih memilih dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi,
akan tetapi ada juga yang masih melakukan dengan cara yang pernah
dilakukan pada masa Rasulullah yaitu dengan cara ‘azl (Coitus Interruptus).

Seperti beberapa hadis yang menjelaskan tentang praktik ‘azl yang


sudah dilakukan oleh orang-orang yang hidup pada masa Rasulullah dan
rasulullah tidak melarangnya. Pada masa itu cara ini sudah biasa dilakukan
untuk menyetop atau memperkecil kehamilan. Bahwasanya ‘azl yang
dilakukan dalam usaha menghindari kehamilan dapat dibenarkan oleh Islam.

Keluarga berencana sendiri adalah suatu bentuk ikhtiar atau usaha


manusia dalam mengatur kehamilan dalam keluarga. Karena Keluarga
berencana juga merupakan salah satu program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

B. Rumusan Masalah

Apa itu definisi KB, apa saja ruang limgkupnya, bagaimana cara
pelayanan KB, hal apa saja yang di perbolehkan dan di larang dalam KB
menurut agama islam, bagaimana hukum KB ditinjau dalam agama islam,
apa saja aspek dari tujuan KB, metode apa yang digunakan dalam KB, dan
apa saja kelebihan serta kekurangan dalam melakukan praktik KB?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa itu definisi dari KB, ruang lingkup KB, tata
cara pelayanan KB, hal apa saja yang diperbolehkan dan di larang untuk
melakukan KB, mengetahui hukum KB dalam agama islam, mengetahui
aspek tujuan dari KB, mengetahui metode KB, serta kelebihan dan
kekurangannya.

D. Landasan Teori
Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami isteri untuk:

a. Mendapatkan objektif tertentu.


b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
d. Mengatur interval diantara kehamilan
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami isteri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Menurut UU No.10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan


dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Menurut Depkes, 1999, program KB adalah bagian yang terpadu


(integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk
Indonesia agar dapat tercapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional.

Tujuan Keluarga Berencana

a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga


kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, SDM yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga

Ruang Lingkup Program KB

a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)


b. Konseling
c. Pelayanan kontrasepsi
d. Pelayanan infertilitas
e. Pendidikan sex
f. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
g. Konsultasi genetik
h. Tes keganasan
i. Adopsi

Kegiatan / Cara Operasional Pelayanan KB

Pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi dilakukan dengan


memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok atau
penyuluhan dan penerangan masa melalui media cetak maupun elektronik.
Dengan hal itu, pengetahuan masyarakat dalam ber KB melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)

Pelayanan komunikasi infomasi dan edukasi (KIE)

a. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB

Dikembangkan 2 gerakan yaitu pengembangan pergerakan KB yang


semakin mandiri dan pergerakan keluarga sehat sejahtera serta pergerakan
keluarga sadar HIV/AIDS. Yang dimaksud reproduksi sehat adalah keadaan
sehat fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan system dan fungsi proses reproduksi.

Bukan hanya itu, berdasarkan perkawinan sah, mampu memenuhi


kebutuhan spiritual dan material selaras serta seimbang antar anggota
keluarga. Pengayomannya bisa melalui program ASKABI (Asuransi
Keluarga Berencana Indonesia) agar merasa aman dan terlindung apabila
terjadi komplikasi atau kegagalan.

b. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah

PSM ditonjolkan dengan pendekatan masyarakat serta kerjasama


institusi pemerintah (dinas kesehatan, BKKBN, Depag, RS, puskesmas).

c. Pendidikan KB

Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatiahan, baik petugas KB,


bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

Metode Keluarga Berencana

a. Pendidikan KB

Kontrasepsi yang melibatkan sediaan hormon esterogen dan


progresteron tersedia dalam beberapa sistem pemberian; kontrasepsi oral
“pil”, injeksi dengan kerja lama, dan susuk intradermal.

b. Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral adalah agens hormonal yang terdiri atas kombinasi


esterogen dan progestin atau hanya progestin. Kontrasepsi ini terutama
bekerja level sistem saraf pusat untuk menghambat ovulasi dengan menekan
FSH dan LH. Secara sekunder, perkembangan endometrium, motilitas tuba,
dn lendir serviks terpengaruh. Di bawah pengaruh progestin, lendir serviks
menjadi tebal, kental, dan tidak reseptif terhadap spermatozoa.

E. Pembahasan

Dalam islam Kata taḥdīd berasal dari kata kerja ḥaddada yang artinya
membatasi atau menentukan. Sementara kata al-Nasl bermakna keturunan
atau anak cucu. Dari aspek bahasa taḥdīd al-nasl adalah pembatasan
keturunan.

Dalam Islam pembatasan keturunan terbagi menjadi dua kategori,


pertama bersifat sementara (mu’aqqat), yang mana dalam prakteknya
seseorang masih bisa mempunyai keturunan diwaktu yang lain (mengatur
dan merencanakan keturunan dikemudian hari), dan kedua bersifat
permanent yang dalam istilah fiqih disebut, Qhaṭ’u al-Hamli min aṣlihi.

Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh al-Sunnah menerangkan bahwa


Islam tidak melarang sesorang di dalam waktu tertentu untuk membatasi dan
mengatur jarak keturunannya. Menurutnya, menggunakan obat yang bisa
mencegah kehamilan ataupun cara lain dari berbagai cara yang dapat
mencegah kehamilan itu perbolehkan.

Praktik tersebut dibolehkan ketika seorang suami dalam kondisi terlalu


banyak anak dan dapat mengakibatkan tidak bisa memberikan pendidikan
yang baik bagi putra putrinya, demikian juga ketika sang istri dalam kondisi
lemah, terlalu sering hamil, atau sang suami masih dalam keadaan fakir.
Sedangkan menurut sebagian ulama, dalam kondisi-kondisi seperti tersebut
diatas bukan hanya dibolehkan, tetapi malah dianjurkan (sunnah) untuk
menerapkannya.
Dalam kitab al-Fiqh al-Islām wa Adillatuhu, dengan didasarkan
terhadap permasalahan `azl, seseorang dibolehkan untuk menunda kehamilan
dalam waktu tertentu dengan menggunakan suatu barang semisal biji-bijian
atau yang lainnya, dengan catatan tidak menyebabkan hilangnya untuk bisa
hamil (selamanya) dan tidak mengakibatkan cacatnya anak.

Menurut Imam Zarkasyi, seseorang boleh untuk memakai obat agar


tidak hamil dalam waktu tertentu sebagaimana `azl, namun obat tersebut
dilarang jika dapat menyebabkan seseorang tidak bisa hamil selamanya.
Dalam persoalan ‘azl, yang berperan aktif (yang memakai) dalam berusaha
untuk tidak hamil adalah sang suami, sementara dalam penggunaa obat, para
ulama tidak membedakan apakah harus istri atau suami yang menggunakan
obat tersebut, dalam arti pasangan suami istri sama-sama dibolehkan.

Taḥdīd al-Nasl dan Tandzīm al-Nasl dalam Fiqih Beberapa alasan yang
dibenarkan dalam menghindari kehamilan sebagai berikut:

a. Terlalu banyak anak yang menyebabkan tidak mampu untuk


memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.
b. Kondisi istri lemah, yang mengakibatkan mudhorot jika dipaksakan
hamil
c. Istri terlalu sering hamil (subur), sehingga memberikan kesulitan
baginya
d. Khawatir terhadap anak menjadi budak sebab istrinya adalah budak
e. Khawatir timbulnya mudhorot terhadap anak yang masih dalam masa
menyusu (ASI) jika sang ibu hamil
f. Suami dalam keadaan fakir
g. Untuk menjaga kecantikan dan kemolekan istri demi tetap
langgengnya hubungan suami istri dan tetapnya kehidupan sang istri
yang mana jika tidak dijaga (sebab hamil) dikhawatirkan suami
mentalaknya
h. Khawatir banyaknya kesulitan yang menimpa sebab banyak anak
dan agar tidak kerepotan dalam bekerja mencari nafkah.

Terkait beberapa hal yang tidak dibolehkan dilakukan dalam menghindari


kehamilan diantaranya:

a. Obat atau alat yang dipakai dapat menyebabkan pencegahan


kehamilan yang bersifat permanent
b. Obat atau alat yang digunakan mengandung najis
c. Obat atau alat yang digunakan membuat mudhorot bagi pasangan
suami istri
d. Pencegahan kehamilan dengan tujuan agar istri menjadi mulia atau
kuat dan menjaga kebersihan dirinya serta menghindar diri dari
nifas dan menyusui anak

Al-Qur’an dan Hadits tidak ada nash sharih yang melarang atau
memerintahkan KB secara eksplisit, bahkan terdapat nash yang berindikasi
tentang diperbolehkannya mengikuti program KB, diantaranya terdapat
dalam al-Qur’an yang berbunyi:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar”

Aspek tujuan, dalam program keluarga berencana meliputi tujuan umum dan
tujuan khusus :
1. Tujuan Umum: membentuk keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga
yang dibentuk berdasarkan pernikahan yang sah dan bercirikan
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Tujuan khusus:

a) Mengatur kehamilan yang diinginkan agar terjadi pada waktu yag


aman

b) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan


anak

c) Mengatur jumlah anak yang ideal, yaitu dua anak d) Mengatur usia
ideal menikah dan hamil, yaitu usia 21 tahun.

Dalam masalah ini para ulama fiqih empat madzhab telah memberikan
ketentuan obat ataupun alat yang digunakan dalam ber KB. Kriteria obat dan
alat yang dipakai:

a. Obat atau alat yang dipakai tidak dapat menyebabkan pencegahan


kehamilan yang bersifat permanent (mandul/tidak bisa hamil lagi)
b. Obat atau alat yang digunakan tidak mengandung najis
c. Obat atau alat yang digunakan tidak membuat mudhorot yang lebih besar
bagi pasangan suami istri Sementara beberapa alat kontrasepsi yang
digunakan dalam program KB, diantarannya; mempromosikan penyusuan
bayi selama 6 bulan (ASI eksklusif) dan disempurnakan sampai dua
tahun, kondom, pil, suntik, intra uterine devices (IUD), Implant, metode
operatif untuk wanita (tubektomi), dan metode operatif untuk pria
(vasektomi).
Kontrasepsi sebagai alat untuk mencegah kehamilan memiliki
beberapa syarat, di antaranya adalah :

a. Aman pemakaiannya dan dipercaya.

b. Tidak ada efek samping yang merugikan.

c. Lama kerjanya, dapat diatur sesuai keinginan.

d. Tidak mengganggu waktu persetubuhan.

e. Tidak memerlukan bantuan medis atau control ketat selama


pemakaiannya.

f. Cara penggunaannya sederhana dan tidak rumit.

g. Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat.

h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.

Menurut data yang telah diberikan oleh BKKBN, terdapat 6 metode


kontrasepsi dengan macam-macam alat kontrasepsinya, yaitu:

a. Metode Perintang, yaitu metode yang bekerja dengan menghalangi


pertemuan antara sel sperma dan sel telur ketika melakukan hubungan
seksual (merintangi pembuahan). Varian dari metode ini seperti kondom,
baik untuk laki-laki maupun perempuan, serta spermisda.

Spermisda sendiri memiliki arti pembunuh sperma, semacam zat kimiawi


yang berbahan surfaktan nonionic yang digunakan oleh perempuan sebagai
penghncur sperma sebelum masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur.

b. Metode Hormonal, yaitu metode yang bekerja dengan cara mengganggu


produksi sel telur dan kesuburan rahim. Cara kerjanya ialah dengan
mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan,
menjaga agar dinding rahim tidak mendukung terjadinya kehamilan yang
tidak dikehendaki. Produksi sel telur yang tidak sempurna tidak akan bisa
dibuahi oleh sel sperma, dan rahim yang tidak subur tidak akan bisa
menerima si calon bayi yang akan menempel pada dinding rahim sehingga
tidak terjadi kehamilan.

c. Metode Darurat, yaitu metode dengan cara menghindari kehamilan secra


terlanjur melakukan hubungan seksual tanpa pelindung.

d. Metode Sterilisasi, metode ini bekerja dengan cara melakukan pemutusan


atau pengikatan saluran sel sperma pada laki-laki (vasektomi) dan pemutusan
atau pengikatan saluran sel telur pada perempuan (tubektomi).

e. Metode Alami, yaitu metode yang digunakan tanpa menggunakan alat


bantuan sama sekali. Metode ini hanya untuk mengetahui kapan masa subur
sehingga pasangan bisa menghindari hubungan seks pada saat itu. Metode ini
sangat berisiko dan ketepatannya sangat diragukan.

Kelebihan dan Kekurangan Keluarga Berencana (KB)

Dalam pelaksanaannya keluarga berencana dapat dilakukan dengan


menggunakan bebagai alat kontrasepsi yang telah ada. Namun dalam
pelaksanannya tersebut terdapat beberapa kelebihannya yaitu :

a. Bagi orang yang sedang menyusui, tersedia PIL, atau suntikan khusus
yang mengandung Progesteron yang tidak mengganggu kelancaran Air
Susu Ibu (ASI).
b. Dapat mencegah kekurangan darah dan kanker rahim.

c. Membuat haid menjadi teratur.

d. Reversibilitas sangat tinggi.


e. Apabila menginginkan kehamilan maka suntikan atau PIL dapat
dihentikan.

Adapun kekurangannya yaitu :

a. Perlu kedisiplinan pemakai (harus secara teratur dalam penggunaannya).

b. Dapat mengganggu ASI kalau PIL yang mengandung esterogen pada saat
menyusui.

c. Dapat meningkatkan resiko infeksi Klamedia.

d. Bisa juga mengganggu memperlambat haid, haid tidak teratur, dan bercak
bercak pendarahan di luar haid.

F. Kesimpulan

Dalam Al-Qur'an memang tidak disebutkan tentang KB, namun nilai-


nilai KB terkandung dalam ayat al qur’an. Tafsir Sayyid Quthb mengenai
KB mengarah kepada pengaturan keturunan (Tanzim al-Nasl), yaitu
mengatur jarak antara keturunan yang satu dan keturunan yang selanjutnya.
Sedangkan pembatasan keturunan (Tahdid al-Nasl) berkonotasi negative,
karena lebih mengarah kepada pemandulan dan aborsi. Dalam hal ini lebih
cenderung kepada alat-alat yang dapat mencegah kehamilan secara
permanen.

Konsep pelaksanaan KB di Indonesia berdasarkan penafsiran Sayyid


Quthb ada yang sejalan dan ada yang tidak sejalan, adapun yang sejalan
yakni karena KB di Indonesia sendiri memiliki tujuan yang baik
menciptakan keluarga yang sejahtera, serta melahirkan keturunan yang
berkualitas sesuai yang dianjurkan oleh Islam. Sedangkan yang tidak sejalan
yakni, karena masih ada yang melakukan KB dengan cara yang permanen
atau lebih mengarah kepada pembatasan keturunan.
G. Saran

Sebaiknya kita sebagai umat muslim yang cerdas dan mengikuti


anjuran dalam al-qur’an memahami bagaimana membentuk dan
merencanakan suatu generasi yang berkualitas, dengan memperhatikan
kondisi baik dari segi kesiapan pribadi maupun ekonomi, agar kelak kita
melahirkan penerus bangsa dan agama yang dapat mencegah kemungkaran
dimuka bumi. Kesiapan mempunyai anak ini dapat di rencanakan oleh
program KB, kita dianjurkan mengikuti program KB sesuai dengan ajaran
agama islam dan konsultasi bersama dokter atau layanan kesehatan.
Daftar Pustaka

1. Ariyeni, W. (2019). KELUARGA BERENCANA DALAM AL-QUR'AN .


http://digilib.uinsby.ac.id/30222/1/Winda%20Ariyeni_E03212074.pdf, 1 -
102.

2. fuaddi, H. (2020). Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif Hukum Islam.


https://jurnal.institute-ehmri.ac.id/index.php/ahkam/article/view/3.

3. Hukum Keluarga Berencana (KB) dalam Pandangan Islam. (2022).


https://sanadmedia.com.

4. Perawat, M. (2022). Mengenal Konsep KB ( Keluarga Berencana ) dalam


Keperawatan. https://mediaperawat.id.

5. Sanjaya, R. (2020). Definisi Keluarga Berencana (KB) Menurut WHO.


https://adoc.pub/bab-2-tinjauan-pustaka-keluarga-berencana-menurut-
who-world-.html, 1-27.

Anda mungkin juga menyukai