Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KB DI INDONESIA

A. Pengertian Program KB

Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran

serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan

bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia

agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Depkes,1999).

Sejak pelita V, program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu gerakan

masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif

dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya

manusia Indonesia. (Sarwono,1999).

B. Tujuan Program KB

Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun

kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk

mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera

melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.


2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan

kesejahteraan keluarga.

C. Sasaran Program KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,

tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara

berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan

tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam

rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

D. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB meliputi :

1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

2. Konseling

3. Pelayanan Kontrasepsi

4. Pelayanan Infertilitas

5. Pendidikan sex (sex education)

6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

7. Konsultasi genetik

8. Tes keganasan

9. Adopsi

E. Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB

Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan

dikembangkan secara berkelanjutan.

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga

dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan

menerapkan kemitraan sejajar.


3. Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi

yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua

pihak.

4. Pendekatan kualitas (quality approach)

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan

(klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk

segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.

6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)

Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut

atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga

kelompok, yaitu :

a. 15% PUS langsung merespon ya untuk ber-KB

b. 15-55% PUS merespon ragu-ragu untuk ber-KB

c. 30 % PUS merespon "tidak untuk ber-KB

Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :

a. Tahap perluasan jangkauan

Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :

1) Coverage wilayah

Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah

potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar

2) Coverage khalayak

Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan

pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik

b. Tahap pelembagaan

Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap

coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber-

KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang,

dengan memanfaatkan momentum-momentum besar

c. Tahap pembudayaan program KB


Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap

coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu pendekatan

program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra

Adapun kegiatan / cara operasional pelayanan KB adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling,

advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik.

Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan,

perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga

tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB

Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu,

merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE

dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.

Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial

secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan

YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan

lingkungan.

Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan

yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan

gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.

Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa

aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah

PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan,

BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

4. Pendidikan KB

Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan

konseling dan keterampilan.


F. Dampak Program KB terhadap Pencegahan Kelahiran

1. Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :

a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu

yang terlalu pendek

b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cuku untuk

mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya

2. Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya :

a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan sehat

b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran

anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan

3. Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya :

a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak

memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga

b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih

banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak

c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga

tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata

4. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :

a. Memperbaiki kesehatan fisiknya

b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu

terluang untuk keluarganya

5. Untuk seluruh keluarga, manfaatnya :

Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga.

Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pendidikan

G. Hak-hak konsumen KB

1. Hak atas informasi

Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan keluarga.

2. Hak akses.

Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan,

suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.


3. Hak pilihan.

Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan menerapkan metode KB.

4. Hak keamanan

Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.

5. Hak privasi

Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau campur tangan

orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.

6. Hak kerahasiaan

Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan akan dirahasiakan.

7. Hak harkat

Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.

8. Hak kenyamanan

Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan dalam pelayanan.

9. Hak berpendapat

Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.

10. Hak keberlangsungan

Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang

berkesinambungan selama diperlukan.

11. Hak ganti rugi

Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen.

H. Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB Di Indonesia

1. Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan

metode kontrasepsi dengan alat.

Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode

Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan

antara suhu basal dan lendir servik.

Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida.

2. Metode Kontrasepsi Hormonal


Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon

progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.

Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon

yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.

3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon

(sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.

4. Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode

Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong

atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.

Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens

sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.

5. Metode Kontrasepsi Darurat

Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.

I. Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi

Jenis Kontrasepsi Kondisi Penyimpanan Masa

Kedaluwarsa

1. Pil Simpan di tempat kering, dan jauhkan dari 5 tahun

sinar matahari langsung

2. Kondom Simpan di tempat kering, yaitu suhu > 40C 3-5 tahun

dan jauhkan dari sinar matahari langsung,

bahan kimia, dan bahan yang mudah rusak

3. AKDR Lindungi dari kelembabab, sinar matahari 7 tahun

langsung, suhu 15-30C


4. Spermisida Simpan pada ruang bersuhu 15-30C, jauhkan 3-5 tahun

dari temperatur tinggi

5. Implant Simpan di tempat kering, suhu > 30C 5 tahun

6. Suntik KB Simpan pada suhu 15-30C posisi vials tegak 5 tahun

lurus menghadap ke atas, jauhkan dari sinar

matahari langsung

J. Penapisan Calon Akseptor KB

1. Penapisan metode kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant)

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih

2. Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin

3. Perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah

senggama

4. Ikterus pada kulit atau sklera mata

5. Nyeri kepala hebat atau gangguan visual

6. Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai

bengkak (oedem)

7. Tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg

(diastolik)

8. Massa atau benjolan pada payudara

9. Sedang minum obat-obatan epilepsi

2. Penapisan metode kontrasepsi AKDR

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih

2. Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)


4. Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik

5. Haid banyak (> 1-2 pembalut tiap 4 jam)

6. Haid lama (> 8 hari)

7. Dismenorhoe berat yang membutuhkan analgetika dan/atau

istirahat baring

8. Perdarahan/perdarahan bercak antara haid atau setelah

senggama

9. Gejala penyakit jantung valvular atau kongenital

3. Penapisan metode kontrasepsi mantap

a. Tubektomi

No. Keadaan Klien Fasilitas Rawat Jalan Fasilitas Rujukan

1. Keadaan umum (anamnesiK U baik, tidak ada tanda DM tidak terkontrol,

dan pemeriksaan fisik penyakit jantung, paru,riwayat gangguan

ginjal pembekuan darah, ada

tanda penyakit jantung,

paru atau ginjal

2. Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

3. Tekanan darah < 160/100 mmHg 160/100 mmHg

4. Berat badan 35-85 kg > 85 kg ; < 35 kg

5. Riwayat operasiBekas SC (tanpaOp abdomen lainnya,

abdomen/panggul perlekatan) perlekatan atau terdapat

kelainan pada px panggul

6. Riwayat radangPemeriksaan dalamPemeriksaan dalam ada

panggul,kehamilan ektopik, normal kelainan

Apendiksitis

7. Anemia Hb 8 gr% Hb < 8 gr %

b. Vasektomi
No. Keadaan Klien Fasilitas Rawat Jalan Fasilitas Rujukan

1. Keadaan umum (anamnesiK U baik, tidak ada tanda DM tidak terkontrol, riwayat

dan pemeriksaan fisik penyakit jantung, paru, ginjal gangguan pembekuan darah,

ada tanda penyakit jantung,

paru atau ginjal

2. Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

3. Tekanan darah < 160/100 mmHg 160/100 mmHg

4. Infeksi atau kelainanNormal Tanda-tanda infeksi atau ada

scrotum/inguinal kelainan

7. Anemia Hb 8 gr% Hb < 8 gr %

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/program-kb-di-indonesia.html#ixzz2x1l8QbXz

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan
mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan
gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
(bahan kuliah dan makalah kesehatan)
Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant) ialah PUS
yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk
pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program
Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang
Norama Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program ini
adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survei PUS
yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya di
koordinasikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB)

RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan Organisasi-organisasi KB di Indonesia
1. Ruang lingkup program KB
2. Strategi pendekatan dan cara operasional program KB
3. Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran
2. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pelayanan KB pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV
3. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Program KB di
Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian KB

1. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga


kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi.
3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri
untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan Program KB

1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan


sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran
untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan
masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-
upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal


2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14


persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Program KB Nasional.

Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain:
1. Keluarga berencana;
2. Kesehatan reproduksi remaja;
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga;
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;
5. Keserasian kebijakan kependudukan;
6. Pengelolaan SDM aparatur;
7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan;
8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
9. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada
saat kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan kelompok Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga, dasawisma dan sebagainya). Termasu ke dalamnya
kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.
10. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.
11. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun
diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi
motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun.
Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi dasar
Lima grand strategi (strategi dasar) yang merupakan program utama dalam
mensukseskan Keluarga Berencana Nasional guna mewujudkan keluarga kecil
bahagia sejahtera.
1. menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB,
2. menata kembali pengelolaan KB,
3. memperkuat sumber daya manusia operasional program KB,
4. meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB
5. meningkatkan pembiayaan program KB.
Untuk menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program
KB haruslah tokoh masyarakat dan tokoh agama aktif pada setiap desa serta
pelayanan KB berkualitas disetiap desa atau kelurahan tertinggal dan terpencil
serta di perbatasan, memberikan promosi dan konseling kesehatan reproduksi.
Program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelas, sitem informasi yang
up to date, fasilitas, advokasi dan supervise dari Pusat untuk daerah, jejaring
kerja yang aktif dengan mitra kerja serta adanya dukungan pemda dengan
membuat perda ini semua merupakan bentuk menata kembali pengelolaan KB.
Memperkuat SDM operasinal KB dengan mengelola KB untuk setiap kecamatan
serta petugas KB dengan jumlah yang memadai dengan kompetensi yang baik
dan petugas lapangan KB maupun petugas KB terlatih untuk setiap desa atau
kelurahan.
Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui KB untuk seluruh
keluarga dengan balita, aktif jadi anggota badab KB, pra keluarga sejahtera
anggota unit pembinaan dan peningkatan keluarga sejahtera punya usaha
ekonomi produktif, kelompok percontohan bina keluarha remaja untuk setiap
kecamatan serta bina lingkungan keluarga untuk kabupaten/kota.
Sedangkan untuk meningkatkan pembiayaan program KB dengan
memprioritaskan peanggaran dari pusat ke daerah, sistem pembiayaan
terutama bagi rakyat miskin serta alat/obat kontrasepsi dengan harga
terjangkau disetiap kecamatan.
Strategi operasional

Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional


Peningkatan kualitas dan prioritas program
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
1. Program Keluarga Berencana
a) Pengembangan kebijakan tentang pelayanan KB, KIE peran serta masyarakat
dalam KB dan kespro
b) Peningkatan akses dan pelayanan KB dan kespro
c) Peningkatan penggunaan kontrasepsi yang efektifdan efisien
d) Penyediaan alat, obat dan cara kontrasepsi dengan memprioritaskan keluarga
miskin
e) Penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak-hak kespro termasuk KIE dan
konseling.
2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
a) Pengembangan kebijakan pelayanan KRR bagi remaja
b) Penyelenggaraan promosi KRR, pemahaman dan pencegahan dan bahaya
NAPZA, termasuk KIE dan konseling bagi masyarakat, keluarga dan remaja
c) Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
program KRR yang mandiri.
3. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga
a) Pengembangan dan memantapkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga
b) Penyelenggaraan advokasi, KIE dan konseling bagi keluarga
c) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan melalui
pelatihan teknis
d) Pengembangan cakupan dan kualitas UPPKS
e) Pengembangan cakupan dan kualitas kelompok binakeluarga bagi keluarga
dengan balita, remaja dan lanjutusia
4. Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas
a) Pengembangan sistem pengelolaan dan informasi (personil, sarana dan
prasarana) untuk mendukung keterpaduan program
b) Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan kemandirian kelembagaan KB
yang berbasis masyarakat
c) Pengelolaan data dan informasi keluarga berbasis data mikro
d) Pengkajian dan pengembangan serta pembinaan dan supervise pelaksanaan
program
Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu :
1. penurunan angka kematian ibu dan anak;
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan;
4. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;
5. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
6. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
Selama kurun waktu 1971-1980 jumlah penduduk mengalami pertumbuhan dari
118,0 juta orang pada tahun 1971 menjadi 147,5 juta orang pada tahun 1980.
Dengan demikian rata-rata laju pertumbuhan penduduk pada kurun waktu
1971-1980 adalah sebesar 2,32% per tahun. Sedangkan jumlah penduduk pada
tahun 1990 sebesar 179,9 juta orang. Oleh karena itu, rata-rata laju
pertumbuhan penduduk telah turun menjadi 1,97% per tahun dalam kurun
waktu 1980-1990. Jumlah penduduk pada tahun 1992 diperkirakan berjumlah
186,0 juta orang dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,70%. Laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,70% ini masih diupayakan penurunannya di
masa yang. akan. datang sehingga dapat mendukung peningkatan
kesejahteraan penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi .oleh tingkat kelahiran, di samping
tingkat kematian, oleh karena itu salah satu usaha untuk menurunkan laju
pertumbuhan penduduk adalah melalui upaya penurunan tingkat ,kelahiran.
Usaha penurunan angka kelahiran secara langsung dilakukan melalui program
keluarga berencana.
Pada akhir Repelita IV angka kelahiran kasar adalah sebesar 28,7 kelahiran per
seribu penduduk dan diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi 24,9
kelahiran per seribu penduduk pada tahun 1992. Seperti halnya angka
kelahiran, maka angka fertilitas total juga mengalami penurunan. Hal tersebut
menunjukkan kecenderungan makin kecilnya jumlah anak yang dilahirkan oleh
seorang wanita selama hidupnya. Pada tahun 1980 angka fertilitas total sebesar
4,6 anak per wanita umur 15-49 tahun dan diperkirakan mengalami penurunan
menjadi 2,9 anak per wanita pada tahun 1992.
Penurunan angka kelahiran dan angka fertilitas merupakan hasil usaha
pembangunan di berbagai bidang. Pelaksanaan program KB merupakan usaha
yang mempunyai dampak langsung terhadap hasil pencapaian tersebut.
Sementara itu peningkatan taraf hidup masyarakat, tingkat pendidikan dan
pelayanan kesehatan juga mempunyai peranan yang penting. Dari data yang
ada diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin dan berumur 15-49 tahun
hampir seluruhnya telah mengetahui keluarga berencana. Sedangkan yang
pernah mema-kai alat kontrasepsi telah mencapai 68,4%.
Tingkat kematian terutama untuk bayi dan anak lazim dipakai sebagai indikator
keadaan sosial ekonomi masyarakat atau indikator kesejahteraan rakyat. Angka
kematian bayi menurut hasil Sensus Penduduk 1971 adalah 131,2 kematian per
seribu kelahiran. Angka tersebut telah mengalami penurunan menjadi 60
kematian per seribu kelahiran pada tahun 1992. Dengan turunnya angka
kematian tersebut, rata-rata angka harapan hidup diperkirakan akan meningkat
dari 61,5 tahun pada tahun 1990 menjadi 62,3 tahun pada tahun 1992.
Penurunan tingkat kematian dan menaiknya angka harapan hidup ini terutama
disebabkan oleh keberhasilan program kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan dan gizi penduduk. Sementara itu, hasil-hasil pembangunan di
berbagai sektor juga memberikan andil yang berarti dalam usaha penurunan
tingkat kematian.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Dengan adanya program KB yang didukung dengan strategi pendekatan dan
cara operasional program pelayanan KB diharapkan dapat menurunkan angka
kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan
berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).

DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.


BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
www. bkkbn.go.id

Anda mungkin juga menyukai