1. Anak laki-laki, 11 tahun, BB 30 kg, MRS dengan keluhan nyeri sendi berpindah-pindah, ada
riwayat nyeri menelan 2 minggu lalu, pada pemeriksaan fisik didapatkan bising jantung
pansistolik grade 3/6, punctum maksimum di apeks. Dari pemeriksaan lab didapatkan: Hb:
11,5 gr/dl, leukosit 22.000/ul, PLT 310.000/ul, ASTO 800, LED 42 mm/jam, CRP meningkat.
Foto thoraks: kardiomegali.
- Apa diagnosis pasien ini?
- Bagaimana tatalaksananya?
Jawaban :
DIANGOSIS: DEMAM REMATIK AKUT SERANGAN PERTAMA DENGAN KARDITIS SEDANG
Minor: PE ACE
EKG: PR interval memanjang
Arthralgia Polyarthralgia HARUS LEBIH SATU SENDI
CRP meningkat atau LED memanjang (>60 mm/jam)
Elevated Temperature Suhu ≥38,5 C
HARUS ADA BUKTI infeksi streptokokus (ASTO, rapid streptococcal antigen test positif,
atau kultur usap tenggorok)
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, LED/CRP, ASTO, EKG, echocardiography, foto thoraks
Tatalaksana
1. Tirah baring kardirtis sedang, lama tirah baring 4-6 minggu
2. Pencegahan primer/ eradikasi:
Benzatine Penisilin G 0,6 – 1,2 juta im (<25 kg 0,6, > 25 kg 1,2 juta), 1 kali
Jika alergi terhadap benzatine penicillin G:
Eritromisin 40 mg/kgBB/hari, dibagi 2 – 4 dosis selama 10 hari
Alternatif lain: penisilin V 4 x 250 mg p.o selama 10 hari
3. Pencegahan sekunder:
Benzatin penisilin 600.000 U IM (BB < 27 kg) atau 1,2 juta U IM (BB>27 kg)
Alternative: eritromisin 2 x 250 mg selama 10 tahun
4. Antiinflamasi:
Karena karditis sedang:
Prednisone 2 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis, maksimal = 4 x 15 mg 2 – 4 minggu ATAU
SELAMA 1 BULAN
Aspirin 100 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis, maksimal 2000 mg/hari 6 – 8 minggu,
diturunkan menjadi 60 mg/kgBB/hari pada minggu kedua
2. Seorang anak usia 3 tahun, BB 15 kg, demam 5 hari, lidah merah, mata berwarna merah dan
berair, kemerahan pada kedua telapak tangan. Diagnosis dan tatalaksana?
Jawaban
Diagnosis: Kawasaki disease reaksi imunologis
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Demam remitten, dapat mencapai 41⁰C dan berlangsung 5 hari atau lebih TIDAK
TURUN DENGAN ANTIPIRETIK
2. Injeksi konjungtiva bilateral dengan manifestasi mata merah tanpa eksudat
3. Kelainan di mulut dan bibir: lidah stroberi, rongga mulut dan faring merah difus,
bibir merah dan pecah
4. Kelainan tangan dan kaki: eritema telapak tangan dan kaki serta edema (fase akut),
pengelupasan kulit jari tangan dan kaki (fase subakut)
5. Eksantema polimorfik (berbagai bentuk)
6. Limfadenopati servikal unilateral (diameter >1,5 cm), tidak nyeri
Diagnosis PK KRITERIA DEMAM + 4 dari 5 KRITERIA
KRITERIA DEMAM HARUS ADA
KALAU ADA KELAINAN ARTERI KORONER PADA EKOKARDIOGRAFI, MESKIPUN TIDAK CUKUP
4 KRITERIA PENYAKIT KAWASAKI INKOMPLIT
TATALAKSANA
UMUM:
1. Rawat inap
2. Tirah baring
3. Jamin hidrasi
4. Berikan antipiretik
5. Jamin nutrisi sesuai kebutuhan kalori
KHUSUS:
PEMANTAUAN
Edukasi mengenai penyakitnya
Minum obat teratur
Pantau kondisi jantung
FASE-FASE PK:
1. Fase akut: terjadi pada saat awitan hingga hari ke 10 dengan gejala spt diatas. Lab:
peningkatan
2. Fase subakut:
3. Fase konvalensens: terjadi hari ke-25. Penyakit sudah tidak aktif. Dijumpai beau’s line
pada kuku.
3. Ina, perempuan 9 bulan, berat badan 8 kg dibawa ke IGD dengan keluhan tampak kebiruan
pada lidah dan bibir sejak usia 3 bulan. Pada pemeriksaan EKG terdapat RVH. Saat
pemeriksaan, anak tiba-tiba menangis kuat dan tampak semakin biru, napas tersengal-sengal.
Apa diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan pasien ini?
Jawaban
DIAGNOSIS:
Cyanotic spell et causa Penyakit jantung bawaan sianotik et causa suspek TOF
Cyanotik spell pada TOF bisa terjadi akibat meningkatnya pirau kanan ke kiri yang tiba-tiba,
maka terjadi penurunan aliran darah ke paru Hipoksemia berat
TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN
Rawat inap
1. Knee-chest position peningkatan afterload akibat penekukan arteri femoralis
2. Oksigen 2 liter/menit
3. Pasang infus untuk akses obat intravena
4. Propranolol 0,01 – 0,25 mg/kgBB/iv bolus perlahan (rata-rata 0,05 mg/kgBB) untuk
menurunkan denyut jantung, dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal
setengahnya dengan IV bolus, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan 5
– 10 menit. Siapkan isoproterenol bila overdosis.
Propanolol: 0,2 – 0,5 mg/kgBB/dosis, tiap 6 jam ORAL, maksimal 1,5 mg/dosis
5. Morfin sulfat 0,1 – 0,2 mg/kgBB /kali SC, IM, IV untuk menekan pusat pernapasan
dan mengatasi takipneu
6. Natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB/iv untuk mengatasi asidosis. Dosis yang sama dapat
diulangi 10 -15 menit.
4. Seorang anak lelaki berusia 3 tahun datang dengan keluhan BAB cair 3 kali tidak ada tanda
dehidrasi, bila pasien menangis tampak kebiruan pada mulut. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan suara bising jantung. Foto thoraks: menyerupai boot-shaped.
DIAGNOSIS
TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN
Box-shaped: ebstein anomaly
Egg on string: TGA
Snowman atau Eight shaped: TAPVD
Goose
Jawaban :
DIAGNOSIS
Penyakit jantung bawaan sianotik et causa suspek TOF
Diare Akut tanpa dehidrasi
TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN
Bila ada cyanotic spell:
Rawat inap
1. Knee-chest position peningkatan afterload akibat penekukan arteri femoralis
2. Oksigen 2 liter/menit
3. Pasang infus untuk akses obat intravena
4. Propranolol 0,01 – 0,25 mg/kgBB/iv bolus perlahan (rata-rata 0,05 mg/kgBB) untuk
menurunkan denyut jantung, dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal
setengahnya dengan IV bolus, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan 5
– 10 menit. Siapkan isoproterenol bila overdosis
5. Morfin sulfat 0,1 – 0,2 mg/kgBB /kali SC, IM, IV untuk menekan pusat pernapasan
dan mengatasi takipneu
6. Natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB/iv untuk mengatasi asidosis. Dosis yang sama dapat
diulangi 10 -15 menit.
Dengan usaha diatas, diharapkan anak tidak lagi takipneu, sianosis berkurang dan anak
menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi, dilanjutkan dengan:
7. Berikan cairan oralit tiap kali diare
8. Zinc 20 mg/24 jam/oral
9. Periksa darah rutin, EKG, feses rutin, AGD
10. Rencana dilakukan echocardiografi dan bila terbukti TOF pemberian propranolol 2 – 6
mg/kgBB/hari, dengan dosis terbagi 3-4 dosis.
11. Bila terbukti TOF dan cyanotic spell teratasi lakukan kateterisasi untuk melihat
patensi arteri pulmonalis. Bila cukup rencana akan dilakukan total koreksi.
5. Bayi 2 bulan berat badan tidak naik, keringat kalau minum terlalu lama, cepat capek. Ada
bising di parasternal, HR 146 kali/menit, pulsasi nadi lengan dan tungkai equal.
Hepatomegaly (+), edema (+). Foto toraks: kardiomegali (APEKS TERTANAM)
Diagnosis anatomi?
Tatalaksana?
Komplikasi selain gagal tumbuh dan gagal jantung?
Jawaban
6. Seorang anak 3 tahun BB 15 kg dengan keluhan sakit kepala dan biru lebih hebat dari
sebelumnya. Saat datang, anak sadar penuh, saturasi 78% dengan clubbing finger. Dilakukan
pemeriksaan foto toraks diperoleh hasil: boot shaped. CT-Scan kepala: abses serebri.
Jawaban :
Diagnosis:
Sianotik spell et causa PJB sianotik et causa TOF
Abses serebri et causa TOF
Tatalaksana sianotik spell:
Rawat inap
1. Knee-chest position peningkatan afterload akibat penenkukan arteri femoralis
2. Oksigen 2 liter/menit
3. Pasang infus untuk akses obat intravena
4. Propranolol 0,01 – 0,25 mg/kgBB/iv bolus perlahan (rata-rata 0,05 mg/kgBB) untuk
menurunkan denyut jantung, dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal
setengahnya dengan IV bolus, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan 5
– 10 menit. Siapkan isoproterenol bila overdosis.
5. Morfin sulfat 0,1 – 0,2 mg/kgBB /kali SC, IM, IV untuk menekan pusat pernapasan
dan mengatasi takipneu
6. Natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB/iv untuk mengatasi asidosis. Dosis yang sama dapat
diulangi 10 -15 menit.
Dengan usaha diatas, diharapkan anak tidak lagi takipneu, sianosis berkurang dan anak
menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi, dilanjutkan dengan: