SOAL 1
Skenario: Anak yang tersengat lebah, kemudian timbul gatal-gatal di seluruh badan
dan kulit bentol-bentol. Saat datang anak dengan TD 80/60 mmHg.
Tuliskan tatalaksana
1. Diagnosis : syok anafilaktik dengan manifestasi urtikaria dan cardiovaskular
2. Tatalaksana :
- Lepaskan sengatan lebah dan panggil bantuan (tim resusitasi), evaluasi Airway
(jaga patensi jalan nafas), Breathing (berikan oksigen sesuai
kebutuhan),Circulation (cari akses intravena, dan berikan NaCl 0.9% 20 cc/kg,
hati hati overload dan pantau hemodinamik)
- Bersamaan dengn hal di atas, berikan inj epineprin 1: 1000 0.01 mg/kg IM, dapat
diulang 5-10 mnt kemudian (maksimal 3x) dan posisikan pasien dengan posisi
trendelenburg
- Bila pasien masih syok, dapat diberikan inj epineprin drips 0.1 mcg/kg/mnt.
- Jika sesak berikan nebul beta 2 agonis atau pertimbangkan inj aminofilin 4-7
(6mg/kg) + D5% dengan perbandingan 1: 1 iv lambat selama 15-20 mnt
- Terapi tambahan berupa Inj difenhidramin 1-2 mg/kgBB, maksimal 50 mg, dosis
tunggal, iv lambat diberikan 5-10 mnt dilanjutkan po setiap 6 jam selama 24
jam
- Inj metilprednisolon 1 mg/kg/hari dibagi 3 dosis
- Pasien dirawat di ruang intensif dan dipantau minimal 24 jam
- Edukasi kemungkinan berulang reaksi anafilaktik (Bifasik) dan hindari pencetus
dan cara pemakaian epinefrin syringe kit saat emergensi
SOAL 2
Skenario: Bayi usia 7 minggu dengan bercak merah kasar pada pipi dan badan. Riwayat
Atopi pada orang tua tidak jelas. Pernah dapat susu formula 1 minggu karena ASI sedikit.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
1. Diagnosis : Dermatitis atopik bentuk infantil + Alergi susu sapi derajat ringan sedang
2. Penunjang : IgE spesifik dan skin prick test
3. Tatalaksana :
Umum : hindari faktor pencetus dalam hal ini produk susu sapi dan edukasi orangtua
perihal perjalanan penyakit
Khusus :
a. Dermatitis : potong kuku untuk mencegah abrasi kulit jika digaruk, mandi rutin
dengan sabun lembut, keringkan dan pakai pelembab badan. Berikan
hidrokortison salep dan bila perlu tambahkan CTM 0.25 mg/kg /hari, 3x sehari
b. Alergi susu sapi : edukasi ibu untuk lanjutkan pemberian ASI dan konseling
menyusui. Eliminasi diet protein susu sapi pada ibu dan suplementasi kalsium
selama 4 minggu. Dilakukan uji provokasi, Jika gejala tidak muncul, berikan
kembali diet ibu seperti semula. Jika gejala bayi muncul, lanjutkan pemberian ASI
dan eliminasi diet produk susu sapi pada ibu dan suplementasi kalsium. Jika tidak
diberikan ASI, dapat berikan formula extensive hydrolize. Pada saat MPASI,
hindarkan produk susu sapi dan provokasi ulang saat usia 9-12 bulan. Namun,
jika dari eliminasi pertama gejala bayi tidak membaik, ASI dilanjutkan dan diet
ibu seperti semula lalu pikirkan diagnosis alergi lainnya (seafood, telur).
SOAL 3
Seorang anak usia 15 tahun memiliki riwayat demam akut, facial rash, malaise, dan nyeri
sendi bilateral yang berpindah-pindah. Pemeriksaan fisik menunjukkan anak hipersensitif
dengan macula eritematosus pada malar wajah, ulserasi pada mukosa bukal,
pembengkakan pada sendi MCP bilateral, dan hepatosplenomegaly. Rontgen toraks
menunjukkan adanya efusi pleura yang bila dikaitkan dengan kasus pasien ini
mengindikasikan terhadap pleuritis. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan proteinuria
dan DPL menunjukkan adanya leukopenia, anemia hemolitik, dan trombositopenia.
SOAL 4
Anak usia 8 tahun, rujukan puskesmas dengan asma, serangan setiap bulan dalam 3 bulan
terakhir. Saat ini tidak menggunakan obat apapun. Terakhir 1 minggu yang lalu disertai
dengan pilek dan hidung buntu. Pasien saat ini tidak sesak tapi kontrol, ingin agar sesak
tidak kambuh Kembali
Diagnosis
Tatalaksana
Khusus :
1. Asma : tidak perlu diberikan controller, jika serangan sesak berikan SABA inhalasi
(inhalasi beta 2 agonis kerja pendek)
2. Rinitis : berikan CTM 0.25 mg/kg/hari , 3x sehari dan pseudoefedrin 1 mg/kg/kali, 3x
sehari
SOAL 5
Anak usia 10 tahun, berat 30 kg, asma dengan serangan 2x seminggu dalam 1 bulan
terakhir. Pasien telah terdiagnosis asma sejak 8 bulan yang lalu. Saat ini tidak
menggunakan obat apapun. Saat ini pasien mengeluhkan batuk terus menerus. Ketika
batuk dan pilek pasien dibawa keluarganya dibawa ke puskesmas. Disana pasien
dinebulisasi sebanyak 2x, kemudian setelah nebulisasi wheezing/mengi hilang, sesak
menghilang, pasien kemudian diperbolehkan pulang. Pasien dirujuk ke spesialis anak
karena masih dengan batuk batuk, pilek, hidung buntu dipagi hari setiap hari dalam 6
minggu terakhir. Ada rhinorea, hidung tersumbat dan sering bersin bersin sehingga
mengganggu tidur pasien. Saat ini pasien tidak sesak sama sekali dan tidak demam.
Diagnosis
Tatalaksana
Pasien merupakan anak laki-laki usia 13 tahun 9 bulan mengeluh nyeri dan kekakuan
sendi di kedua pergelangan tangan, kedua lutut, dan kedua pergelangan kaki kurang lebih
3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Kemudian berobat ke dokter umum didiagnosis
sebagai infeksi virus, diberikan obat dan diminum teratur, kontrol 2 kali ke dokter
tersebut, nyeri sudah berkurang, bisa berjalan tetapi dengan aktivitas yang terbatas.
Karenanya kemudian orangtua juga membawa berobat ke dokter spesialis anak. Tidak
didapatkan demam. Anak tampak baik. Hasil pemeriksaan darah didapatkan LED I : 34
mm/jam (0-15) Angka Leukosit 8700/l (4,8-10,8) Netrofil 28,2% (43,0-65,0), Lymphosit
60,1 % (20,5-45,5), monosit 7,8% (5,5-11,7), eosinofil 3,9% (0,9-2,9) Hemoglobin 14,9 g/dL
( 14,0-18,0), Hct 42% (42-52%) MCV 83,8 (80-94) MCH 29,5 (27-31) MCHC 35,4 (32-36)
Angka Trombosit 395.000 (130-400.000), Rheumatic factor (-)
Anak usia 6 tahun, datang tidak dalam kondisi sesak maupun demam, masih bisa berjalan
dan berkata-kata. Pasien memiliki riwayat asma dengan serangan 3x seminggu dalam 1
bulan terakhir. Pasien telah terdiagnosis asma sejak 8 bulan yang lalu. Saat ini tidak
menggunakan obat apapun. Pasien sebelumnya sudah mendapatkan nebulisasi sebanyak
2x, kemudian setelah nebulisasi wheezing/mengi menghilang, sesak menghilang, pasien
kemudian diperbolehkan pulang. Ibu pasien memiliki riwayat asma. Pasien masih
mengalami batuk, pilek, hidung tersumbat serta bersin-bersin sehingga mengganggu tidur
pasien.
SOAL 8
Bayi usia 5 bulan, mendapatkan ASI pada 2 bulan pertama dan 3 bulan selanjutnya
mendapatkan susu formula biasa. Terdapat bercak kemerahan di kedua pipi, leher dan
dada. Bayi sering menggunakan bedak dan minyak telon setelah mandi. Ibu memiliki
asma.
1. Diagnosis : dermatitis atopik bentuk infantil dd sangkaan alergi susu sapi derajat
ringan-sedang dd dermatitis kontak alergi
2. Penyebab : konsumsi produk susu sapi, atau zat pencetus : minyak telon/bedak
3. Tatalaksana :
Umum : hindari faktor pencetus dalam hal ini produk susu sapi, minyak telon/ bedak.
Edukasi keluarga mengenai perjalanan penyakit
Khusus :
1. Dermatititis : potong kuku rutin untuk mencegah abrasi kulit jika digaruk, mandi
rutin, gunakan sabun lembut, keringkan dan pakai pelembab. Berikan
hidrokortison salep dan bila perlu CTM 0.25 mg/kg/ hari, 3x sehari
2. Alergi susu sapi : Edukasi mengganti susu formula menjadi susu ekstensive
hydrolize selama 4 minggu. Dilakukan uji provokasi dan evaluasi gejala, bila
timbul gejala pada bayi, berikan kembali susu extensive hydrolize. Jika gejala
tidak muncul, maka produk susu sapi dapat dilanjutkan. Pada MPASI 6 bulan,
hindarkan produk susu sapi dan uji provokasi usia 11 bulan. Namun pada saat
eliminasi pertama gejala tidak membaik, diet susu sapi diberikan kembali dan
pikirkan diagnosis alergi lainnya.
SOAL 9 :
1. Tatalaksana:
Umum :
- Lakukan edukasi pada ibu bahwa sebaiknya hanya diberikan susu formula bila
memenuhi kriteria AFASS (Affordable, Feasible, Acceptable, Sustainable, Safe)
selama minimal 6 bulan
- Lakukan evaluasi gejala klinis dan tumbuh kembang pada bayi setiap bulan
- Lakukan edukasi untuk melakukan pemeriksaan PCR HIV setelah usia 6 minggu
dan antibodi saat usia 18 bulan
- Lakukan edukasi untuk tetap memberikan imunisasi sesuai jadwal jika bayi
asimtomatik kecuali BCG dan polio oraL.
Khusus :
- Berikan ARV profilaksis zidovudine 4 mg/kgbb/kali dua kali sehari dalam waktu 6-
12 jam pertama, selama 6 minggu
- Setelah 6 minggu, ARV dihentikan dan diberikan kotrimoksazole dengan dosis
TMP 5 mg/kgbb satu kali sehari hingga status HIV terbukti negatif
- Jika terdapat kontak infeksi TB, berikan INH 10 mg/kgbb sekali sehari selama 6
bulan
- Jika status HIV positif, maka segera diberikan tatalaksana ARV lini 1
SOAL 10 :
Anak usia 3 hari, BB 3000 gram, ibu HIV, TB milier dalam terapi OAT(+). Datang ingin dirujuk
untuk perawatan ke PKM dekat rumah. Sudah mendapat obat puyer 2x sehari.
Pertanyaan:
5. Bagaimana imunisasinya
Hormat saya,
SOAL 11
Anak 2 tahun datang dengan diare, berat tidak naik, pendek. Pada mulut dijumpai
kandidiasis. Ibu pasien positif HIV
TAMBAHAN NB:
Soal 12.
Anti, perempuan, 12 tahun, datang dengan keluhan demam berulang sejak tiga bulan yang lalu.
Keluhan di sertai dengan nyeri dan bengkak pada persendian, serta pucat.
Anak sadar, tekanan darah 150/90 mmHg, suhu badan 38,8C. Pada kulit didapatkan bercak seperti
pada gambar di bawah ini dan pada sendi lutut kanan dan pergelangan kaki kanan didapatkan
edema, terasa panas, nyeri dan kerterbatasan gerak sendi.
Pemeriksaan laboratorium :
Intruksi
SOAL 2
Anak usia 10 bulan, demam 5 hari muntah tiap kali makan, tidak ada diare, muka
merah, BAK biasa dan tidak menagis saat BAK. Di IGD pada pemeriksaan fisik
didapatkan anak sadar, rewel, hepatomegali 4 cm, efusi pleura tidak jelas, rumple leed
test (+), CRT < 2 detik.Hasil lab: Hb 15, Ht 45%, AL 2700, AT 45.000
• Pertanyaan :
a. Tuliskan diagnosis kerja secara lengkap
b. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan
c. Tatalaksana
d. Monitoring
1. Diagnosa : Demam berdarah dengue dengan syok tidak terkompensasi dd/ syok
hipovolemik
2. Tatalaksana :
Umum:
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing: berikan suplementasi oksigen
- Circulation: Pasang akses intravena dan berikan cairan RL 20 cc/kgbb habis dalam
20 menit
- Pasang monitor dan kateter urine (target vol urine > 1cc/kg/jam), Pantau vital
sign, dan tanda overload cairan, saturasi oksigen, dan balans cairan
- Tunda pemberian diet jika masih keadaan syok
- Edukasi kondisi pasien, perjalanan penyakit, komplikasi yang mungkin
Khusus:
- Posisi trendelenburg
- Jika syok tidak teratasi, segera periksakan A-B-C-S (AGDA, Ht, PT, APTT, TT, INR,
Kalsium, GDS) dan koreksi bila ada kelainan. Jika Ht meningkat, diberikan RL 20
cc/kgbb dalam 10-20 menit lalu Koloid 20 cc/kgbb dalam 10-20 menit, jika ada
tanda perdarahan atau hematokrit menurun, diberikan transfusi darah PRC 5
cc/kgbb atau WBC 10 cc/kgbb
- Jika syok teratasi, dilanjutkan dengan cairan RL 10 cc/kgbb selama 1-2 jam lalu
diturunkan secara perlajan jika kondisi baik menjadi 7 cc, 5cc, 3 cc, dan 1,5
cc/kgbb dan stop infus maksimal 48 jam setelah syok teratasi.
- Inj Paracetamol 10-15 cc/kgbb/6 jam
3. Pemeriksaan :
- Hb, Ht, trombosit serial per 6 jam
- AGDA, KDS, elektrolit, AGDA, SGOT, SGPT, fungsi koagulasi jika ada
perdarahan, IgG dan Ig M anti dengue,
- Foto thorax AP/ RLD (jika kondisi stabil)
SOAL 4
Anak laki laki 10 tahun dgn nyeri menelan, tidak demam, leher bengkak, ada beslah
putih mudah berdarah jika diangkat.
• Pertanyaan:
a. Diagnosis
b. Pemeriksaan penunjang
c. Tatalaksana komprehensif pada anak
SOAL 5
Anak usia 12 tahun, datang dengan nadi lemah, TD sempit, riwayat demam tinggi 4 hr,
BAK terakhir 7 jam yang lalu
a. Diagnosa:
b. Tatalaksana
SOAL 6
Kasus anak lelaki dengan mata kemerahan, batuk dan hidung sekret keputihan, timbul
bercak bercak kemerahan.
Pertanyaan:
Apa diagnosanya dan DD/nya
Tata laksananya?
SOAL 7
Anak 4 th BB 15 kg dengan demam , RR 48 x/menit. Diare 3-4 x perhari, rash
makulopapular (ada foto pasien dan foto rontgen torak).
• Pertanyaan:
a. Apakah diagnosisnya?
b. Sebutkan tatalaksananya!
SOAL 10
Seorang anak laki-laki umur 7 tahun, SD kelas 2, datang berobat dengan keluhan
bengkak di kedua leher 1 hari yang lalu. Gejala disertai demam 3 hari yang lalu. Anak
mengeluhkan sakit menelan disertai batuk pilek.
• Hasil yang ditemukan:
§ Kesadaran CM, suhu 40 oC, nafas cepat, nadi cepat, dan isi cukup. Tekanan darah
110/70 mmHg
§ Teraba benjolan di kedua leher, nyeri tekan, kedua telinga terangkat
§ Status genitalia : dalam batas normal
• Pertanyaan:
a. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
b. Bagaimana penatalaksanaannya?
SOAL 11
Seorang anak laki-laki umur 2 tahun 6 bulan, datang berobat dengan keluhan demam
5 hari, demam makin hari makin tinggi disertai menggigil. Anak juga mengeluh mual
dan muntah. Pada satu hari sebelum dirawat keadaan anak makin lemah, lebih banyak
tidur, dan kejang. Ada riwayat bepergian ke daerah endemis malaria satu bulan
sebelumnya, tinggal selama 1 minggu
• Hasil penilaian yang ditemukan
§ Kesadaran somnolen, suhu 40 C, nafas cepat dan dalam, nadi cepat, isi cukup,
tekanan darah 110/70 mmHg
§ Rangsang meningeal tidak ditemukan
§ Anemis
• Pertanyaan:
a. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
b. Bagaimana penatalaksanaannya?
SOAL 12
Pasien usia 4 tahun dengan BB 15 kg, datang dengan keluhan kaku seluruh tubuh,
tidak bisa makan. Telinga pasien keluar cairan purulent, demam (+). (Terdapat gambar
anak kaku (epistotonus)
• Pertanyaan:
a. Apa diagnosis kerja pada pasien ini?
b. Sebutkan tatalaksana pasien ini?
c. Bila hendak diberikan imunisasi DPT, jenis imunisasi apa dan kapan diberikan?
1. Diagnosa : Generalized tetanus + sangkaan OMSK
2. Tatalaksana:
Umum:
- Berantas kejang dengan diazepam 10 mg rektal atau injeksi (maks 2 kali)
- Airway : amankan jalan nafas, intubasi atau trakeostomi bila indikasi
- Breathing: berikan oksigen secukupnya
- Circulation: pasang akses intravena, cairan maintenance
- Pasang monitor, saturasi oksigen, NGT , vital sign
- Nutrisi adekuat melalui NGT
- Bersihkan sumber luka
- Edukasi kondisi pasien
Khusus:
- Rawat isolasi
- Pemberian ATS 100000 IU dibagi menjadi 50000 IU diberikan IM dan 50000 IU
diberikan IV drip
- Imunisasi TT di paha/daerah yang lain secara intramuscular
- Inj Metronidazole Loading dose 15mg/kg dilanjutkan MD 30 mg/kg/hari dibagi 6
dosis selama 7-10 hari
- Injeksi diazepam 0,1-0,2mg/kg diberikan 2-4 jam kemudian dilanjutkan Inj
maintenance Diazepam 8 mg/kg/hari dibagi 6-8 dosis selama 7 hari kemudian
dosis diturunkan perlahan
- Konsul THT dengan OMSK
- Konsul rehab medik bila kondisi sudah stabil
c. Jenis Pentabio 1 bulan setelah sembuh
SOAL 13
Seorang anak 15 bulan 6 kg datang dengan klinis gizi buruk, diare lama dan tidak
sembuh. Ibu pasien meninggal karena batuk lama.
• Pertanyaan:
a. Apakah penyakit mendasar yang mnyebabkan semua kelainan tersebut di atas
b. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit yang sesuai dengan item pertanyaan “a”?
c. Bagaimana terapi penyakit mendasar tersebut?
d. Bagaimana resep OAT-yang diberikan?
1. Diagnosa : Presumtiv HIV + sangkaan TB paru
2. Pemeriksaan: PCR RNA/DNA HIV dan serologi anti HIV, foto toraks, mantoux test,
cek lab DL, LED, fungsi hati,fungsi ginjal, TCM sputum
3. Terapi : Zidovudin + Lamivudin + Lopinavir/ ritonavir + OAT
4. Resep :
Dr. Irene
SIP : 124855785
Tgl : 21 feb 2021
R/ isoniazid tab 60 mg
Mf la pulv dtd no XXX
S1 dd pulv I a.c
--------------------------------paraf
R/ rifampisin tab 60 mg
Mf la pulv dtd no XXX
S1 dd pulv I a.c
------------------------------paraf
R/ Pirazinamid tab 90 mg
Mf la pulv dtd no XXX
S1 dd pulv I a.c
----------------------------paraf
R/ Vitamin B6 tab 10 mg
Mf la pulv dtd No XXX
S1 dd pulv I p.c
----------------------------paraf
Pro : X, 15 bulan, 6 kg
SOAL 14
Seorang anak, datang dengan kesadaran somnolen. Kurang lebih 3 hari yang lalu
pasien mengalami lesi di kulit, gatal saat digaruk, dan demam tinggi. Oleh karenanya
pasien dirawat selama 3 hari. Pada pemeriksaan didapatkan terdapat luka diseluruh
tubuh, demam sampai suhu 39 0C, ada hepatomegali. Pemeriksaan lab: Hb 8, platelet
100.000, CRP 3000. Telah diberikan antibiotic ampisilin sulbactam selama 3 hari. Hasil
pemeriksaan kultur: Staphylococcus Aureus
• Uji sensitivitas: Sensitif: Vancomycin, Linezolide, Kotrimoxzasole.
• Pertanyaan
a. Apa diagnosis pasien ini?
b. Apa pilihan antibiotika intravena yang tepat pada pasien in?
c. Berapa lama akan diberikan antibiotik?
d. Apakah antibiotika bisa diganti ke oral? Jika bisa, apa pilihannya?
SOAL 15
Anak usia 15 tahun 38 kg datang dengan keluhan demam 3 hari, mual, nyeri kepala,
dan mimisan. Dari pemeriksaan fisis dalam batas normal. Pemeriksaan lab Hb 12, AL
2rb, AT 98rb, Hct 36%.
• Pertanyaan
a. Diagnosis?
b. Bagaimana tatalaksana pasien?
SOAL 16
Ana, perempuan, 5 tahun, BB 20 kg, datang ke IGD dengan demam tinggi sejak 3
hari disertai banyak koreng di seluruh tubuh. Pasien somnolen, FN 150x/menit,
regular, isi cukup, demam 39c, TD 100/79 mmHg. Pemeriksaan jantung dan paru
dalam batas normal, abdomen terdapat hepatomegaly dan pada kulit terdapat lesi
multiple di seluruh tubuh seperti krsuta dan ekskoriasi. Laboratorium Hb 9 g/dL,
leukosit 35.000/uL, trombosit 100.000/uL. Pasien dirawat dan diberikan antibiotic
ampisilin sulbactam 100 mg/iv tiap 6 jam. Pada hari ketiga perawatan masih
terdapat demam dan didapatkan hasil kultur darah adalah sebagai berikut:
a. Tuliskan diagnosis pasien ini
b. Tuliskan interpretasi hasil kultur darah dan sensitivitasnya
c. Tuliskan terapi antibiotic pilihan pertama yang akan diberikan berserta rute,
durasi, jenis pemberian, dosis dan frekuensi
Mikroorganisme:
Staphylococcus aureus
Ampicilin: R Vancomic
in: S
Cefazolin: R Cefotaxi
me: R
Levofloxacin: S Tygecycli
ne: S
Clindamicin: S Erithromi
cin: R
Gentamicin: S Oxacyclin
e: R
Penicilin G: R Rifampisi
n: R
Trimetroprim/
sulfametoxazole: R
1. Diagnosis : penurunan kesadaran ec sepsis ec staphylococcus aureus dd
ensefalitis bacterial + Staphylococcus Scalded Skin Syndrome + bisitopenia ec
sepsis
2. Interpretasi hasil : MRSA, sensitif dengan levofloxacin, Clindamicin, Gentamicin,
Vancomycin, Tigecyclin
3. Inj Vancomycin selama 7 hari, intravena drips, 50 mg/kg/ hari dibagi 3 dosis
SOAL 17
Ina, perempuan, usia 1 tahun 9 bulan, datang ke poli dengan demam dan sesak napas,
disertai BAB cair 5 kali sehari, konsistensi lembek tanpa lendir dan darah. Saat ini
pasien malas minum. Pasien sering diasuh oleh nenek yang tinggal serumah. Saat ini
nenek sakit demam dan sesak, juga sedang di bawa ke poli penyakit dalam untuk
dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaa fisis :
Kompos mentis, tidak sianosis, nadi 130x/menit, RR 66x/menit, suhu 38,5C, SatO 2 88%
(udara kamar)
Kelopak mata tidak cekung, mukosa bibir dan lidah masih basah. Tampak nasal flare,
retraksi costae (+), dan terdengar crackles saat auskultasi.
Abdomen datar, lembur, turgor kembali cepat, bising usus meningkat.
Pemeriksaan Penunjang :
Hb 9,3 g/dL, Ht 32,6%, leukosit 3.300/mm 3 , trombosit 329.000/mm3
Hitung jenis B/E/N.batang/N.segmen/L/M (%): 0/0/10/72/8/10
Intruksi
a. Tuliskan diagnosis kerja secara lengkap dan klasifikasi penyakit menurut IDAI!
b. Tuliskan rencana pemeriksaan untuk mengkonfirmasi etiologi!
c. Tuliskan nama sindrom pasca infeksi dan 3 manifestasi yang menyokong sindroma
tersebut!
1. Diagnosa : Probable COVID-19 + Bronkopneumonia+ GE akut tanpa dehidrasi +
Anemia ec Infeksi
2. Klasifikasi berdasarkan diagnosis : Probable ; berdasarkan klinis : gejala berat
3. MISC (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children), dengan manifestasi
demam, gejala Gastrointestinal dan kemungkinan besar kontak dengan pasien Covid-
19.
Soal 18.
Ina, perempuan, usia 1 tahun 9 bulan, dating ke poli dengan demam dan sesak napas, disertai BAB
cair 5 kali sehari, konsistensi lembek tanpa lender dan darah. Saat ini pasien malas minum. Pasien
sering diasuh oleh nenek yang tinggal serumah. Saat ini nenek sakit demam dan sesak, juga sedang
di bawa ke poli penyakit dalam untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan fisis :
Kompos mentis, tidak sianosis, nadi 130x/menit, RR 66x/menit, suhu 38,5C, SatO 2 88% (udara kamar)
Kelopak mata tidak cekung, mukosa bibir dan lidah masih basah. Tampak nasal flare, retraksi costae
(+), dan terdengar crackles saat auskultasi.
Intruksi
1. Tuliskan diagnosis kerja secara lengkap dan klasifikasi penyakit menurut IDAI!
Probable COVID-19 dengan gejala berat + diare akut tanpa dehidrasi + anemia ec infeksi
Dan
Dan
Tidak ada penyebab keterlibatan infeksi bakterii yang menyebabkan inflamasi (sepsis
bakteri, sindrom syok karena stafilokokkus/streptokokkus)
Dan
Terdapat bukti Covid-19 (RT-PCR, positif tes antigen/positif serologi/kemungkinan besar
kontak dengan pasien Covid-19)
Respon 3
1. Diagnosis :
Staphylococcus scalded skin syndrome
2. Interpretasi hasil kultur darah dan sensitivitasnya
Dijumpai pertumbuhan kuman Staphyloccus aureus yang MRSA dan sensitif dengan
vancomycin, levofloxacin, tigecycline, clindamisin, gentamisin
3. Terapi antibiotik pilihan pertama
Vancomycin 300 mg/8 jam/IV yang diencerkan dalam 100 ml NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
ENDOKRIN
SOAL 1
1. Diagnosis : ketoasidosis diabetikum berat dengan dehidrasi sedang + DM tipe 1 dd
DM tipe 2
2. Tatalaksana :
Umum :
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : oksigenasi sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang akses intravena double line dan evaluasi derajat dehidrasi
- Pasang monitor (EKG) dan pasien puasa hingga KAD teratasi
Khusus :
- Jumlah Kebutuhan cairan 48 jam :
1. Derajat dehidrasi sedang 6%
2. Defisit cairan 6% x 20 x 1000 = 1200 cc
3. HS 48 jam = 3000 cc
4. Kebutuhan cairan hidrasi 48 jam = 4200 cc
- Gunakan two bags system dengan NaCl 0.9% + 20 mEq KCL (Bag 1) dan D10% +
20 mEq KCL (Bag 2) drips sesuai GDS per jam
- Setelah 1 jam pemberian cairan, masukkan insulin drips 0.05-0.1 U/kg/jam = 1
U/jam = 1 cc/jam
- Pemberian antibiotik jika dijumpai tanda infeksi dan kultur darah
3. Monitoring :
- Pantau vital sign (termasuk tanda edema serebri), status neurologis, GDS dan
balans per jam
- Pantau elektrolit dan AGD per 4-6 jam
- Target penurunan GDS maksimal 75-100 mg/dl / jam dan keton negatif
- pemantauan BB dan pasien dirawat diruang intensif
SOAL 2
1. TPG = 165+ 150+ 13/2 + 8.5 = 155.5-172.5 cm
2. Diagnosis : sangkaan hipotiroid kongenital
3. Pemeriksaan :
- Darah lengkap, GDS, fungsi tiroid (T4 bebas dan TSH T4 menurun dan TSH
meningkat)
- Bone age terlambat
- USG tiroid
- Skintigrafi tiroid
4. Tatalaksana :
Umum : konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyebab,
perjalanan penyakit, dan komplikasi. Menekankan pentingnya minum obat teratur
sesuai jadwal, tidak putus obat atau mengganti dosis, serta kontrol rutin untuk
pemantauan klinis, tumbuh kembang, BB dan imunisasi. Pemeriksaan IQ dan fungsi
pendengaran jika anak sudah sekolah.
Khusus : Levotiroksin 1x 100 mcg per oral (diberikan pada waktu yang sama setiap
hari)
SOAL 3
1. Diagnosis : Hipertiroid dd Penyakit Grave
2. Kriteria :
- Anamnesis : pembesaran kelenjar di leher, jantung berdebar-debar, sulit tidur,
tangan bergetar (tremor), sering BAB, nafsu makan meningkat, BB menurun,
hiperaktivitas, tidak tahan panas
- Pemeriksaan fisik : dijumpai exoftalmus, goiter, palpitasi, tremor
3. Pemeriksaan penunjang :
- Darah lengkap, GDS, profil tiroid (T4 bebas dan TSH peningkatan fT4 dan
penurunan TSH)
- Bone age advanced
- Trab spesifik untuk Penyakit Grave
- USG tiroid
- EKG
4. Tatalaksana :
Umum : edukasi dan konseling mengenai penyebab dan perjalanan penyakit, serta
komplikasi. Menekankan pentingnya minum obat teratur sesuai jadwal dan tidak
putus obat atau mengganti dosis. Kontrol rutin untuk memantau klinis, tumbuh
kembang, dan imunisasi.
Khusus :
- Methimazole 0.2-0.5 mg/kg/ hari dibagi 2 dosis
- Propiltiourasil (PTU) 5-7 mg/kg/hari dibagi 3 dosis alternatif bila tidak tersedia
methimazole
- Jika denyut jantung > 100 kali/mnt dapat ditambahkan antagonis beta adrenergik
: propanolol 0.5-2 mg/kg/ hari, dibagi 3 dosis
- Jika tidak respon dengan pengobatan, pertimbangkan Pembedahan
(tiroidektomi)
SOAL 4
1. Diagnosis : Syok hipovolemik et causa Ketoasidosis Diabetikum Sedang + DM tipe 1
dd DM tipe 2
2. Tatalaksana :
Umum :
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : oksigenasi sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang akses intravena double line dan evaluasi derajat dehidrasi
- Pasang monitor (EKG) dan pasien puasa hingga KAD teratasi
Khusus :
- Loading cairan NS 4400 cc habis secepatnya
- Berikan rehidrasi 48 jam dengan kebutuhan :
1. Derajat dehidrasi berat 9%
2. Defisit cairan 9% x 22x 1000 = 1980 cc
3. HS 48 jam = 3080
4. Kebutuhan 48 jam = 5060 cc
- Dengan two bags system gunakan Nacl 0.9% + 20meq kcl (Bag1 ) dan D10% + 20
meq kcl (Bag2) drips sesuai GDS per jam
- Setelah 1 jam masuk cairan berikan insulin drips 0.05-0.1 IU/kg/ jam = 1.1 cc/ jam
- Berikan antibiotik jika terdapat tanda infeksi dan kultur darah
3. Monitoring :
- Vital sign (edema serebri), GDS, status neurologis balans per jam
- Cek elektrolit, AGD per 4-6 jam
- Pantau penurunan GDS maksimal 75-100 mg/dl/ jam dan keton hingga negatif
- Pantau BB dan Rawat ruang intensif
SOAL 5
1. PTG : 146.5 – 163,5 cm
2. Diagnosis : pubertas prekoks
3. Pemeriksaan penunjang : Darah lengkap, LH dan FSH basal, estradiol, bone age
Jika kadar LH basal > 0.6 mIU/mL diagnosis MRI kepala
Jika kadar LH basal < 0.6 mIU/mL lakukan stimulus GnRH, jika LH > 4-5 atau ratio
LH/FSH > 1 pubertas prekoks sentral, lakukan MRI kepala ; jika LH < 4-5 atau ratio
LH/FSH < 1 pubertas prekoks perifer, lakukan USG abdomen dan pelvis,
kemungkinan Sindrom McCune Albright, kista ovarium, tumor sintesis hormon
steroid.
SOAL 6
1. PTG : 146.5 – 163,5 cm
2. Diagnosis : pubertas prekoks
3. Pemeriksaan penunjang : Darah lengkap, LH dan FSH basal, testosteron, bone age
- Jika kadar LH basal ≥ 0,3 mIU/ml + pembesaran testis bilateral + peningkatan
testosterone MRI kepala untuk menegakkan pubertas prekok sentral
- Jika kadar LH basal < 0,3 + pembesaran testis bilateral + peningkatan
testosterone uji stimulasi GnRH, dan bila kadar LH basal > 5-8 atau rasio
LH/FSH >1, pubertas prekok sentral dan lakukan MRI kepala; Jika kadar LH <5-8,
pubertas prekok perifer dan diperlukan pemeriksaan USG abdomen dan pelvis.
Kemungkinan bisa mengarah ke tumor testis (pembesaran unilateral), Beta HcG
secreting tumor (Beta HcG tinggi), Tumor adrenal (17-OHP normal), Congenital
adrenal hyperplasia (peningkatan 17-OHP)
SOAL 7
1. Diagnosis : Pubertas terlambat (delayed puberty)
2. Kriteria diagnosis :
- Anamnesis : Riwayat keluarga pubertas terlambat, penyakit kronik, kriptokirmus,
riwayat pengobatan.
- Pemeriksaan fisik: laju pertumbuhan, skala tanner, volume testis
- Pemeriksaan penunjang: bone age, serum basal LH dan FSH, IGF-1, ft4, TSH,
testosterone/estrogen
- Bila LH dan FSH normal atau rendah dan laju pertumbuhan tingkat prepubertal :
curiga Defisiensi GnRH atau CDGP
- Bila laju pertumbuhan dibawah prepubertal: curiga hipogonadotropik hipogonad
(penyakit kronik dan anoreksia)
- Bila ada peningkatan FSH, hipergonadotropik hipogonad penjajakan lebih
lanjut
HEMATOONKOLOGI
SOAL 1
Anak perempuan usia 8 tahun, datang dengan keluhan batuk-pilek oleh ibunya sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit. Saat datang, anak sadar penuh, terlihat pucat, tampak
kurus, tetapi abdomen terlihat distensi, tampak kuning pada mata. Menurut ibu pasien,
sejak kecil, pasien sudah terlihat seperti itu. pasien pernah mendapat tranfusi 1 tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan facies cooley (+), sclera ikterik, konjuntiva
anemis, hepar teraba 3 jari di bawah arkus costae tepi tumpul. Limpa schuffner 5. BB
pasien 15 kg dan TB 119 cm. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb 5 g/dL, MCV 50, MCH
20 MCHC 25. Leukosit dan trombosit normal.
a. Sebutkan hasil anamnesis yang diperlukan untuk menunjang diagnosis!
b. Sebutkan hasil pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menunjang diagnosis!
c. Pemeriksaan penunjang apa yang direncanakan?
d. Apakah rencana tatalaksana untuk pasien ini dengan Hb 5gr/dL, sebutkan dengan
lengkap jenis transfusi yang akan diberikan, target perbaikan, dan jelaskan
prosedurnya secara rinci?
e. Selain pemantauan efek samping pengobatan, sebutkan kapan saja pasien
memerlukan pemantauan (kontrol) rutin?
1. Anamnesis :
- Pucat lama, riw perdarahan
- Kuning
- Mudah infeksi
- Perut membesar
- Pertumbuhan / pubertas terlambat
- Riw transfusi berulang
- Riw talasemia di keluarga
2. Pem fisik :
- Anemia
- Ikterik
- Facies cooley
- Hepatosplenomegali
- Hiperpigmentasi kulit
- Perawakan pendek
- Gizi kurang/buruk
- Pubertas terlambat
3. Penunjang : darah lengkap, indeks eritrosit, morfologi darah tepi, hb elektroforesa,
analisis DNA
4. Rencana : transfusi PRC rendah leukosit dan medikamentosa seperti asam folat, vit E
Prosedur :
SOAL 2
Anak perempuan berusia satu bulan dibawa bidan ke IGD. Dari anamnesis bayi ini
dilakukan tindik pada telinga kanan dan kiri, ternyata perdarahan dari kedua telinga tidak
berhenti berhenti. Anting tidak terpasang. Riwayat kelahiran: anak lahir di bidan, spontan,
langsung menangis, riwayat ketuban pecah sebelum waktunya tidak ada. Saat tiba di IGD
bayi ku nya baik, tidak pucat, aktif, vital sign dalam batas normal. Dari kedua telinga terus
mengalir darah.
Pertanyaan:
a. Apa diagnosis pasien ini?
b. Tuliskan pemeriksaan lab apa saja yang diperlukan
c. Tatalaksana pada pasien ini
- Rawat inap
- Berikan prednisone 2 mg/kg/hari dibagi 3 dosis selama 2 minggu dan
dipantau kenaikan nilai trombosit, bila respon, maka dosis diturunkan
perlahan
- untuk saat ini tidak ada indikasi pemberian transfusi trombosit.
- Jajaki penyebab pucat seperti pemeriksaan profil besi
- pemberian zat besi elemental 4-6mg/kg/hari selama 1 bulan dan dipantau
kenaikan nilai Hb 2gr/dL per bulan. bila respon, maka dosis besi
dilanjutkan sampai 2 bulan setelah nilai hemoglobin kembali normal.
SOAL 4
Anak datang dengan pucat, terdapat mimisan dan lebam-lebam di kulit, ada riwayat
demam, gizi kurang. Pemeriksaan fisis: suhu: 39 C
ͦ , hepatosplenomegali. Laboratorium:
GDT: gambaran sel blast. Terdapat anemia (Hb 7,8), trombositopenia (5000), dan
hiperleukositosis (100.000). Hitung jenis dominan limfosit dan sel blast 40%
1. Pertanyaan:
a. Sebutkan diagnosanya
b. Tindakan apa yang dilakukan di IGD
c. Komplikasi
- Hidrasi dengan D5% NaCl 0.225% 1 ½ - 2 kali kebutuhan rumatan hati hati
overload cairan
- Alkalinisasi dengan Natrium Bikarbonat 25 meq dalam 500 cc dalam cairan
hidrasi untuk mempertahankan pH urine 7.5
- Alupurinol 10 mg/kg/ hari dibagi 3 dosis
- Transfusi trombosit 10 ml/kg ; tidak indikasi transfusi PRC
- Parasetamol 10-15 mg/kg/kali beri.
Dr. X
Di tempat
Dengan hormat,
Terima kasih atas konsulan pasien an. X. dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, kami diagnosis pasien dengan anemia defisiensi besi + penyakit
jantung anemia. Kami berikan terapi sulfas ferosus 1x 300 mg. setelah 1 bulan pemakaian
pengobatan, harap dilakukan pengecekan Hb untuk melihat respon. Jika kenaikan Hb > 2
gr/dl , lanjutkan terapi 2-3 bulan. Jika Hb tidak naik, jajaki penyebab lain. Belum ada indikasi
transfusi pada pasien.
Kami sarankan untuk meningkatkan konsumsi makanan seperti daging merah, hati, sayur
dan jus buah. Dan konsumsi vitamin C seperti jeruk apel, serta kurangi makanan yang
menghambat penyerapan besi seperti teh, dan bahan makanan yang mengandung fosfat
dan fitat. Hindari minum susu formula terlalu banyak. Penilaian kondisi jantung stelah
kondisi Hb membaik, dan jika dijumpai gejala gagal jantung mohon rujuk untuk evaluasi
lebih lanjut. Terima kasih atas kerjasamanya.
Hormat saya,
Dr irene
SOAL 6
Anak lelaki 2 minggu yll cabut gigi dan terjadi perdarahan gusi lama. Setelah ditekan,
perdarahan berhenti. 2 jam sebelum ke RS. Tiba-tiba gusi kembali berdarah dan tidak mau
berhenti. Sewaktu kecil, pasien sering mengalami lebam-lebam.
• Pertanyaan:
a. Diagnosa kerja
b. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan
c. Sementara ini apa yg anda lakukan untuk mengatasi perdarahannya.
Sebutkan 5 DD nya!
1. Anamnesa :
- Sejak kapan pucat
- Apakah terdapat tanda-tanda perdarahan
- Gejala penyerta lainnya
- Apakah ada riwayat kuning
- Apakah ada Pembesaran organ
- Riw makanan/minuman (intake) , termasuk perilaku makan
- Riw mengonsumsi obat-obatan atau transfusi sebelumnya
- Riwayat penyakit sebelumnya
- Riw bengkak atau lebam tiba-tiba
- Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, dan riwayat aktivitas
2. Diagnosa banding
- Anemia defisiensi besi
- Anemia penyakit kronis
- Talasemia
- Gizi buruk
- Anemia aplastik
- Gagal jantung
SOAL 8
Jawablah surat konsultasi berikut ini!
Kepada Yth
Dr Yose SpA
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon konsul pasien An M, lelaki, 3 bulan, ASI ekslusif, direncanakan untuk dilakukan
operasi labioschizis. Riwayat perdarahan dalam keluarga (-). Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 9.3 g/dl, AL 8.300/mm3, AT 232.000/mm3, MCV, MCH,MCHC dbn, PT dan
APTT dbn. Foto toraks kesan normal.
• Terima kasih,
• Dr Yulia Emma S
Di tempat
Dengan hormat,
Terima kasih atas konsulan pasien an M. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang , kami diagnosa pasien dengan anemia fisiologis, yang sering
dijumpai pada anak yang mengonsumsi ASI. Ibu diharapkan tetap mengonsumsi nutrisi
yang adekuat. ASI eksklusif tetap dilanjutkan hingga usia 6 bulan. Namun, untuk keperluan
operasi labioschizis, diharapkan minimal Hb 10 gr/ dl, sehingga saya anjurkan untuk
transfusi PRC Hb target 10 gr/dl; durante atau pra operasi. Setelah selesai transfusi, cek
kembali kadar Hb.
Jika ada masalah atau hal yang ingin ditanyakan, dapat konsul ulang kembali. Atas
kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Soal 9
Anak 3 tahun, BB = 14 kg, jatuh saat bermain sepeda, darah susah berhenti.
Pertanyaan:
a. Anamnesis apa yang dapat ditanyakan?
b. Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan?
c. Didapatkan defisiensi faktor VIII 5%, terapi apa yang akan diberikan?
1. Anamnesis:
- perdarahan sudah berapa lama, kira-kira berapa banyak volume
- apakah ada perdarahan sukar berhenti sebelumnya, lebam-lebam sebelumnya,
bengkak sendi, apakah ada transfusi sebelumnya
- Apakah ada riwayat keluarga yang memiliki hal yang sama
- Apakah ada riwayat pemakaian obat pengencer darah
2. Pemeriksaan
- Darah lengkap, aPTT, PT, TT, INR, Clotting time, Bleeding time, FVIII, dan FIX
3. Terapi
Umum:
- Rest: rehatkan sendi
- Ice: letakkan es di tempat perdarahan
- Compression: kompres/ menekan daerah perdarahan
- Elevation: Posisi lebih tinggi kaki yang berdarah
- Berikan oksigen bila perlu
Khusus:
- Injeksi FVIII (40%-5%) x 14x 0,5 : 250 unit per 12 jam per IV selama 3-5 hari
- Pertimbangan transfusi PRC bila Hb <7 gr/dL
- Injeksi asam traneksamat 350 mg /8 jam /IV selama 5 hari
- Edukasi keluarga kondisi pasien, pencegahan benturan, dan konseling genetik
Soal 10
Perempuan 15 tahun menoragia, Hb 8 g/dl, AT 280.000/mm3, AL 11.000/mm3, PT 38
detik, APTT 82 detik.
Pertanyaan:
a. Apa diagnosis pasien?
1. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan?
2. Bagaimana tatalaksana selanjutnya?
Khusus :
- Pemberian faktor von Willebrand, jika tidak ada berikan Cryopresipitat 10-15
ml/kgBB
- Pemberian Inj desmopresin 0.3 mcg/kg (maksimal 20 mcg) dalam 50 ml larutan
NS secara drips.
Soal 11
Anak laki-laki 2 bulan, pucat, kejang, tidak sadar 1 hari SMRS, muntah2 (+). Hb: 5, PT 3x,
APTT memanjang
Pertanyaan:
a. Apa diagnosa pasien tersebut
b. Bagaimana tatalaksananya?
SOAL 12
Seorang anak rujukan dari puskesmas, pucat, minum OAT bulan 1, sesak, demam. PF:
anemis, bising sistolik di semua katub, Hb 5.5 gr/dl, MDT kesan mikrositik, hipokromik
ada sel pensil.
Pertanyaan:
a. Tuliskan diagnosa pada pasien ini?
b. Bagaimana tatalaksana di UGD?
c. Bagaimana tatalaksana jangka panjang?
1. Diagnosis : sangkaan anemia defisiensi besi DD penyakit kronik + penyakit jantung
anemia + TB fase intensif bulan 1
2. Tatalaksana
Umum:
- airway: amankan patensi jalan nafas
- breathing: berikan nasal kanul 3 liter per menit
- Circulation: pasang akses intravena, pasang monitor
- Pantau tanda vital dan NGT
Khusus:
SOAL 13
Anak laki-laki 6 tahun sedang menjalani pengobatan TB paru yang saat ini telah
mencapai bulan ke 2 datang dengan keluhan sesak ketika beraktifitas, sesak
membaik saat duduk. Tidak didapatkan demam. Pemeriksaan fisis: nadi
150x/menit, RR 50 x/menit, murmur disemua ostium. Pada pemeriksaan gizi
Pada status antropometri didapatkan gizi kurang. Hasil lab: Hb 6,5, SI 19,
ferritin 90, saturasi transferrin 20. Hasil gambaran darah tepi tampak pada slide
berikut:
Sebutkan diagnosis secara lengkap?
Tatalaksana emergency?
Tatalaksana jangka panjang selanjutnya??
1. Diagnosis : CHF NYHA III ec penyakit jantung anemia + anemia defisiensi besi dd
penyakit kronis + TB paru dalam pengobatan fase intensif bulan ke 2 + gizi kurang
2. Tatalaksana :
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : oksigenasi sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang akses intravena dan inj furosemide 1 mg/kg/ dosis, Captopril
0.3 mg/kg/ kali, 3x sehari, Digoksin 10 mcg/kg/hari, dibagi 2 dosis
- transfusi PRC target 10 dengan kemampuan 5 ml/kg/ kali dan kecepatan 2 ml/kg/
jam
- posisi semifowler, Pasang monitor, saturasi oksigen, EKG, kateter urine, balans
cairan, vital sign dan status neurologis
- Pasang NGT, restriksi cairan
- Nutrisi adekuat
- Edukasi mengenai kondisi pasien, penyakit dan prognosis
SOAL 14
Pasien datang dengan keluhan pucat tiba-tiba, tidak demam, tidak ada perdarahan.
Pasien BAK seperti teh. Dari pemeriksaan fisis tidak didapatkan organomegali.
Pertanyaan:
a. Kemungkinan diagnosis?
b. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis?
SOAL 15
Skenario: Pasien 5 tahun perempuan CKD stage III datang dengan keluhan pucat.
Pasien juga tampak lebih pendek. Dari pemeriksaan tidak didapatkan organomegali,
terdengar bising di semua katup. Hb 4,7 MCV MCH MCHC (normo normo), panel besi
(Feritin tinggi). Disertakan juga BB 15kg, TB 102 cm
Pertanyaan:
a. Sebutkan diagnosis pasien secara lengkap?
b. Jelaskan pemberian transfusi secara detail!
1. Diagnosis : Anemia penyakit kronik due to CKD st III + Penyakit jantung anemia + gizi
kurang + perawakan pendek
2. Tatalaksana :
- Pemberian tranfusi diindikasi pada Hb < 7 :
- informed consent: keuntungan dan risiko transfusi
- Kebutuhan PRC : 318 ml dengan kemampuan 75 ml per kali dengan kecepatan 30
ml per jam (perlahan)
- Lama transfusi 30 menit – 4 jam
- Pemberian premedikasi injeksi furosemid 15 mg sebelum transfusi
- Sebelum transfusi, cek kembali identitas pasien, tanggal kadarluarsa, golongan
darah, rhesus, no batch kantong
- selama transfusi pantau tanda vital, tanda overload dan reaksi transfusi
- catat jam mulai dan selesai transfusi, volume darah, produk darah, reaksi yang
muncul, tanda vital
SOAL 16
• Anak laki-laki usia 1 bulan dibawa ke IGD dengan kondisi pucat dan tidak sadar.
Pasien saat di rumah sempat kejang, kejang seluruh tubuh. Setelah kejang pasien
tidak sadar. Pasien lahir dengan UK 37 minggu dengan BBL 3100 gr, lahir di bidan,
menangis kuat, gerak aktif. Saat lahir pasien tidak diberikan injeksi apapun.
• Hasil lab: Hb 3 gr/dL, AL 7000/uL, AT 140.000, PT memanjang, APTT memanjang
a) Apa yang ditemukan pada hasil radiologi di samping?
b) Apa diagnosa pasien tersebut?
c) Bagaimana tatalaksananya?
SOAL 17
Anak usia 3 tahun 2 minggu datang dengan keluhan pucat, terdapat
benjolan di leher, dan tidak nyeri. Keluhan tidak disertai demam,
perdarahan. Status gizi kurang. Terdapat benjolan di leher ukuran 2x1x1
cm, tidak nyeri, mobile. Tidak ada organomegali.
Lab : Hb 6,5 g/dL, index eritrosit rendah, Leukosit dan trombosit:
normal
Pertanyaan
a. Anamnesis tambahan untuk pasien ini
b. Pemeriksaan yang akan dilakukan berkaitan dengan limfadenopati
c. Diberikan transfusi, dan muncul reaksi urtikaria dan demam
1. Anamnesis tambahan :
- Usia, jenis kelamin, ras, status sosioekonomi keluarga,
- Riwayat perdarahan
- Gejala penyerta lain : riwayat demam, penurunan berat badan, kelelahan
atau berkeringat malam hari, diare berulang
- Riwayat intake
- Riwayat penyakit sebelumnya
- Riwayat mengkonsumsi obat tertentu
- Riwayat penyakit keluarga
- Karakteristik dari limfadenopatinya : onset dan durasi, lokasi, ukuran, nyeri,
konsistensi atau terfiksasi.
Soal 18.
Anak laki-laki 18 bulan datang dengan keluhan bintik-bintik merah di kedua kaki yang bertambah
banyak dan tampak pucat. Tidak ada demam, perdarahan di tempat lain, batuk, pilek.
Pemfis vital sign dalam batas normal. Bb 15 kg TB 80cm (overweight bila diplotting)
MCV MCH MCHC rendah (ada angkanya dan nilai normal labnya)
Intruksi
Respon 1
1. Diagnosis kerja
Sangkaan hemofilia
2. Tatalaksana
A : jaga patensi jalan nafas, posisikan miring agar jalan nafas tidak tertutup oleh darah
B : berikan oksigen jika diperlukan
C : pasang IV line
Hentikan perdarahan dengan menekan sumber perdarahan, jangan berkumur, jangan
menggosok gigi
Transfusi FFP 100 ml
Inj asam traneksamat 100 mg/8 jam/IV
Transfusi PRC jika HB <7 gr/dl
Penjajakan DL, PT, APTT, TT, INR, clotting time, faktor VIII, faktor IX
3. Edukasi
- Konseling genetik
- Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan trauma
- Pantau tanda perdarahan
- Hindari penggunaan obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi trombosit seperti
asetosal, NSAID
KARDIOLOGI
SOAL 1
Anak usia 7 tahun 23 kg, nyeri sendi berpindah-pindah sejak 2 minggu terakhir dari
lutut kanan, ke lutut kiri ke siku. Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu.
Sebelumnya anak sehat dan tidak ada keluhan. Pem. Fisik HR 100x/menit, RR 24x/mnt.
Pemeriksaan penunjang terdapat bising pansistolik grade 3/6 SIC 5 linea
midklavikularis (ada foto rontgen: kardiomegali dengan LVH). Hasil lab: LED meningkat,
ASTO: 800
• Pertanyaan:
a. Diagnosis kerja
b. Pemeriksaan penunjang
c. Tatalaksana
SOAL 2
Seorang anak usia 3 tahun, BB 15 kg, demam 5 hari, lidah merah, mata berwarna
merah dan berair, kemerahan pada telapak kedua tangan.
• Pertanyaan:
a. Sebutkan diagnosa yang mungkin pada kasus ini?
b. Pemeriksaan penunjang apa saja?
c. Terapi pada kasus ini?
1. Diagnosis : penyakit kawasaki inkomplit fase akut dd morbili, scarlet fever, SJS, S4
2. Pemeriksaan : DL, LED, CRP, SGOT, SGPT, albumin, elektrolit, urinalisa, CPK MB, EKG
dan ekokardiografi
3. Terapi :
Umum :
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : oksigenasi sesuai kebutuhan
- Circulation : akses intravena dan berikan cairan maintenance
- Tirah baring, Nutrisi adekuat
- Edukasi : mengenai penyebab dan perjalanan penyakit, pentingnya kontrol guna
evaluasi gejala penyakit, imunisasi hidup diberikan setelah minimal 11 bulan
selesai pengobatan IVIG, dan imunisasi lainnya setelah fase konvalesens,
pemantauan lebih panjang jika terdapat riwayat aneurisma aorta.
Khusus :
- IVIG 30 gr/iv, single dose, selama 10-12 jam pantau vital sign
- Aspirin 4x375 mg selama 2 minggu atau 3 hari bebas demam lalu tapp off 1x
75 mg selama 6-8 minggu sejak awitan dan diberhentikan jika pada
ekokardiografi tidak ditemukan kelainan koroner.
SOAL 3
Bayi 2 bulan berat badan tidak naik, keringat kalau minum terlalu lama, cepat
capek. Ada bising parasternal, HR 146x/menit, pulsasi nadi lengan dan tungkai
equal. Hepatomegali (+), edema (+)
• Pertanyaan:
a. Diagnosis anatomi yang paling mungkin?
b. Tatalaksana pada kasus ini?
c. Sebutkan 1 saja kelainan yang terdapat pada EKG sesuai diagnosis di atas!
d. Komplikasi selain gagal tumbuh dan gagal jantung
- amankan jalan nafas, berikan nasal kanul O2 2 liter permenit, pasang akses
intravena, restriksi cairan
- Pasang monitor, pantau vital sign dan saturasi oksigen, balans cairan, diet nutrisi
adekuat, ekokardiografi
Khusus:
3. Gambaran EKG : Right axis deviation, ada Left ventricular hypertrophy dengan
ditemukan R pada V1 melebihi normal, dan R pada V5 atau V6 melebihi normal, LV
strain di V5-V6
4. Komplikasi : Hipertensi pulmonal, eissemeinger syndrome, edema paru
SOAL 4
4. Anak usia 7 tahun 23 kg, nyeri sendi berpindah-pindah sejak 2 minggu terakhir dari
lutut kanan, ke lutut kiri ke siku. Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu.
Sebelumnya anak sehat dan tidak ada keluhan. Pem. Fisik HR 100x/menit, RR 24x/mnt.
Pemeriksaan penunjang terdapat bising pansistolik grade 3/6 SIC 5 linea
midklavikularis (ada foto rontgen: kardiomegali dengan LVH, edema pulmo). Hasil lab:
LED meningkat, ASTO: 800
Pertanyaan:
a. Kelainan yang ditemukan pada foto rontgen
b. Diagnosis kerja
c. Pemeriksaan penunjang
d. Tatalaksana
1. Diagnosis : cyanotic spell ec TOF + Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi
2. Tatalaksana :
Umum :
- posisi semifowler
- antibiotik eradikasi dengan Benzatin penisilin G 600.000 IU IM (skin test) lalu
dilanjutkan antibiotik profilaksis Benzatin penisilin G 600.000 IU IM setiap 28 hari
hingga usia 25 tahun
- jika alergi berikan eritromisin 4x 250 mg selama 10 hari dilanjutkan 2x250 mg
sampai usia 25 tahun
- prednison 4x15 mg selama 4 minggu dan ditapp off sampai 6 minggu
- aspirin 4x400 mg selama 6 minggu diberikan saat tapp off prednison minggu ke
6. Dosis diturunkan menjadi 4x350 mg setelah minggu ke 2
- inj furosemid 25 mg/12 jam
- captopril 3x 12.5 mg
- Inj dobutamin 10 mcg/kg/mnt
NEFROLOGI
SOAL 1
1. Diagnosis : Glomerulonefritis akut pasca streptokokus dengan komplikasi
ensefalopati hipertensi dd posterior leukoensefalopati + anemia perdarahan dd
anemia inflamasi
2. Pemeriksaan : DL, LED, GDS, elektrolit, fungsi ginjal, C3, ASTO, urinalisis, kultur urine,
EKG, swab tenggorok, foto toraks, MRI kepala
3. Tatalaksana
Umum :
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : O2 sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang infus, berikan kebutuhan cairan : IWL (20-25 cc/kg/hari) +
jumlah urine
- Pasang monitor, pantau VS, status neurologis, saturasi oksigen, balans cairan
- Nutrisi : jika terjadi peningkatan ureum berikan diet rendah protein : 0.5-1
gr/kg/hari, diet rendah garam : 0.5-1 gr/hari
- Edukasi kondisi pasien dan dirawat inap
- Imunisasi sesuai jadwal setelah sehat
Khusus :
SOAL 2
1. Diagnosis : sangkaan Infeksi saluran kemih atas (pielonefritis) +gastroenteritis akut
dehidrasi ringan sedang
2. Tatalaksana
Umum :
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : O2 sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang infus, berikan cairan hidrasi dengan RL 75 cc/kg habis dalam
4 jam pantau VS, klinis, saturasi oksigen, tanda dehidrasi dan balans cairan
jika stabil berikan cairan maintenance
- Kateter urine
- Diet adekuat per NGT
- Imunisasi jika kondisi sudah sehat
- Edukasi kondisi pasien, jaga kebersihan diri dan makanan, pasien rawat inap
Khusus :
SOAL 3
1. Diagnosa : Sindroma nefrotik dd/ GNAPS, kwashiorkor, protein losing enteropathy
2.Tatalaksana :
Umum:
- Airway: jaga patensi jalan nafas
- Breathing: Berikan suplementasi cairan sesuai kebutuhan
- Circulation: Pasang akses intravena dan restriksi cairan
- Pantau vital sign, balans cairan
- Nutrisi berikan diet rendah garam 0,5-1 gr/kgbb/hari dan cukup protein 1,5-2
gr/kgbb/hari
- Edukasi kondisi pasien, perjalanan penyakit, komplikasi yang mungkin timbul, dan
imunisasi hidup hanya dapat diberikan 6 minggu setelah stop obat steroid
- Cek DL, LED, KGD, elektrolit, albumin, fungsi ginjal, profil lipid, C3 dan C4, ASTO,
urinalisis, kultur urine
- Persiapan pemberian steroid seperti Mantoux test
Khusus:
- Inj furosemide 1 mg/kgbb/12 jam, jika edema refrakter dapat diberikan injeksi
albumin 20-25% 1 gr/kgbb selama 2-4 jam
- Captopril 0,3 mg/kgbb/12 jam
- Prednison full dose 2 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis selama 4 minggu lalu evaluasi
ulang, jika perbaikan maka dosis dapat diturunkan menjadi 2/3 dengan dosis
alternating selama 2-3 bulan
SOAL 4
1. Diagnosis : sindrom Nefrotik relaps jarang + sangkaan Infeksi Saluran Kemih
2. Tatalaksana
Umum
- Airway : jaga patensi jalan nafas
- Breathing : O2 sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang infus dan restriksi cairan
- Pasang monitor, pantau VS, status neurologis, saturasi oksigen, balans cairan
berdasarkan IWL + diuresis
- Nutrisi : diet rendah garam 0.5-1 gr/hari dan cukup protein 1.5-2gr/kg/hari
- Cek lab DL, LED, fungsi ginjal, septic marker, urinalisis, kultur urine.
- Edukasi kondisi pasien dan komplikasi. Pantau tumbuh kembang
- Imunisasi dengan vaksinasi hidup 6 minggu setelah stop pengobatan steroid
- Persiapan pemberian prednison : cek antropometri, tekanan darah, mantoux test
Khusus :
SOAL 5
1. Diagnosis utama : Gagal ginjal kronik stage IV + sangkaan urosepsis
Diagnosis etiologi : Neurogenic bladder ec sangkaan spina bifida + Infeksi saluran
kemih
Diagnosis komplikasi : gizi buruk, asidosis metabolik, stunting
2. Pemeriksaan : DL, LED, albumin, fungsi ginjal, AGDA, elektrolit, GDS, septic marker,
urinalisis, kultur urine, kultur darah, USG ginjal dan saluran kemih (jika USG terdapat
kelainan, dilakukan MSU/ pielografi intravena), MRI lumbosakral, bone age, profil
tiroid, foto toraks
SOAL 6
1. Diagnosis : Hemolytic uremic syndrome dd/ purpura trombositopenik trombotik
2. Penyebab : Eschericia coli
NEUROLOGI
• Pertanyaan:
SOAL 1 :
1. Ananmnesa : riwayat kehamilan : bayi dengan riwayat, IUGR, prematur, BBLSR,
pemeriksaan TORCH ibu menunjukkan infeksi CMV, status imunitas ibudia
Pemeriksaan fisik : mikrosefali, ptekie, ikterik, hepatosplenomegali. Dapat juga
terjadi gangguan pendengaran, korioretinitis
2. Penunjang : Serologi IgG dan IgM anti CMV, PCR urine/saliva, antigen darah CMV,
MRI kepala (melihat kalsifikasi), pemeriksaan OAE (Otoacoustic Emission) dan
funduskopi mata
3. Tatalaksana :
Umum :
- Edukasi mengenai penyebab dan prognosis penyakit, pemantauan jangka
panjang klinis dan tumbuh kembang, jika ingin memiliki anak lagi baiknya
ibu melakukan pemeriksaan TORCH dulu dan pantau efek samping
pengobatan. Pemberian nutrisi adekuat dan imunisasi sesuai jadwal
Khusus : gansiklovir 6 mg/kg/12 jam iv selama 6 minggu Pantau DL, SGOT, SGPT,
dan urinalisis setiap minggu
SOAL 2 :
• Seorang anak laki-laki usia 9 bulan datang ke ruang emergensi dengan keluhan
kejang seperti yang terlihat di video (kejang fokal pada lengan kiri).Pasien juga
mengeluhkan tidak bisa BAK. Riwayat demam 3 hari, anak terlihat letargi.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9 gr%, Ht 27,4%, Leukosit 5000/mm 3,
Trombosit 150000/mm3 Gambaran MRI menunjukkan adanya T2: terdapat
penyangatan pada regio thalamus dan batang otak dengan perifokal edema di
sekitarnya, T1 C+ (Gd): terdapat gambaran open ring sign.
• Pertanyaan :
a. Sebutkan diagnosis pasien tersebut
b. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
c. Sebutkan tatalaksana yang diberikan kepada pasien tersebut
SOAL 3
• Seorang anak usia 24 bulan dibawa orangtuanya ke IGD dengan riwayat kejang 4
jam sebelum masuk RS. Kejang bersifat tonik-klonik, lamanya 2 – 3 menit,
frekuensi 3 x. Menurut orangtua anak pernah mengalami kejang saat usia 9 bulan
saat demam, frekuensi 3 x. Orangtua juga mempunyai riwayat kejang saat demam.
Dari pemeriksaan fisik sensorium CM, T: 39,5°C, BB: 10 kg.
• Pertanyaan :
a. Sebutkan diagnosis kerja saudara
b. Apakah perlu dilakukan EEG dan pencitraan? Sebutkan alasannya
c. Sebutkan tatalaksana pasien secara lengkap
SOAL 4 :
• Bayi usia 2 bulan datang dengan penurunan kesadaran, ada kejang, tidak ada
demam. ASI ekslusif, Riwayat pemberian vitamin K tidak ada. Dari pemeriksaan
fisik dijumpai pucat, reflex fisiologis meningkat. Diberikan gambar CT scan kepala
sebagai berikut.
a. Tuliskan diagnosis kerja dan diagnosis bandingnya
b. Tuliskan tatalaksananya
SOAL 6
1. Anak usia 5 bulan datang ke RS dengan penurunan kesadaran, BB 8kg. Ada riwayat
kejang, demam dan tidak mau makan. Pada pemeriksaan dijumpai anak dengan
keadaan somnolen, UUB membonjol, dijumpai paresis pada nervus III dan IV
sinistra. Dari pemeriksaan LCS dijumpai jumlah sel 100 dengan dominasi sel
mononuclear, protein 200, glukosa 25.
• Pertanyaan:
a. Apa diagnosis?
b.Tuliskan resep obat yang akan anda berikan
2. Resep :
Nama dokter: dr. Winny
SIP : 1234342345235
Tanggal : 21 Februari 2021
R/ Isoniazid 80 mg
Mf la pulv No. XXX
S1 dd pulv I a.c
-------------------------------------paraf
R/ Rifampisin 80 mg
Mf la pulv No.XXX
S1 dd pulv I a.c
-----------------------------------paraf
R/Pirazinamid 120 mg
Mf la pulv No.XXX
S1 dd pulv I a.c
----------------------------------paraf
R/ Ethambutol 120 mg
Mf la pulv No. XXX
S1 dd pulv I a.c
---------------------------------paraf
R/ Prednison 16 mg
Mf la pulv No. XXX
S1 dd pulv I p.c
-------------------------------paraf
R/ Vitamin B6 10 mg
Mf la pulv No. XXX
S1 dd pulv I
--------------------------------paraf
R/ Paracetamol syr fl. I
S4 dd cth I
--------------------------------paraf
Pro: X
Usia 5 bulan
BB : 8 kg
SOAL 7
Seorang anak usia 5 tahun, kejang, diawali kejang pada anggota tubuh kiri,
kemudian kepala miring ke kiri, kemudian menjalar ke tubuh bagian kanan, dan
akhirnya kejang pada seluruh tubuh, kaki terlihat tegang sedangkan tangan terlihat
menghentak-hentak, setelah kejang pasien mengeluarkan air liur dan kemudian
sadar.
Coba deskripsi apa yang sedang anda lihat? Kejang bersifat fokal menjadi kejang
yang bersifat umum. Apabila anda mendapatkan kasus ini di IGD, jelaskan
tatalaksananya?
1. Tatalaksana
Umum :
- Airway : Jika ada sisa muntahan disekitar mulut, miringkan pasien dan
pastikan jalan nafas bebas.
- Breathing : oksigenasi sesuai kebutuhan
- Circulation : pasang akses intravena
- Longgarkan pakaian Jika akses iv belum dapat, Segera berikan diazepam
rektal 10 mg (maksimal 2x, jarak 5 menit)
- Pasang monitor, saturasi, vital sign, kateter, NGT
- Cek DL, GDS, elektrolit, ureum, creatinin, SGOT, SGPT, EEG
- Nutrisi adekuat
- Edukasi kondisi pasien, komplikasi dan prognosis
Khusus :
- Jika sudah terpasang akses intravena dan masih kejang, berikan Inj diazepam
0.3-0.5 mg/kg/iv lambat
- Jika masih kejang inj fenitoin LD 20 mg/kg/iv dalam 50 cc NaCl 0.9% habis
20 menit (kecepatan 2mg/kg/menit). Jika dalam 20 menit, masih kejang,
dapat ditambahkan Inj Fenobarbital LD 20 mg/kg/iv dalam 20 cc NaCl 0.9%
dengan kecepatan 10-20 mg/kg/menit
- Bila kejang refrakter, konsul PICU untuk rawat intensif dan berikan drips
midazolam 0,1mg per kg (maks 10 mg) bolus lanjut 0,1 mg per kg per jam drip
atau propofol 1-3 mg dilanjut 2-10 mg/kg/jam dengan memantau ketat
patensi jalan nafas.
SOAL 8
Video bayi 9 bulan dgn kejang fokal tangan kiri, riwayat demam 3 hari, malas
minum, letargi. Hasil MRI ada gambaran white matter di frontotemporal kanan.
Saat ini anak somnolen, UUB menonjol, hemiparesis (+)
• Pertanyaan :
a. Apa diagnosisnya?
b. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan etiologi penyebab?
c. Tatalaksana lengkap pada bayi tersebut?
SOAL 9
Seorang lelaki 6 bulan anak datang dengan kejang dan demam. Dokter kemudian
membuat keputusan untuk melakukan penegakan diagnosis dengan lumbal pungsi.
• Pertanyaan:
a. Sebutkan kontraindikasi dan indikasi lumbal pungsi
b. Peragakan cara lumbal pungsi?
1. Indikasi :
- Infeksi SSP
- Perdarahan subarakhnoid
- Metastase ke subarakhnoid
- Mastoiditis yang mengarah ke meningitis
- Sangkaan mielitis
- Sepsis
- Fever of known origin
- Pengobatan Benign Intracranial Hypertension
- Pengobatan intratekal
2. Kontraindikasi :
- Infeksi kulit disekitar lokasi lumbal pungsi
- Infeksi di medula spinalis daerah lumbal pungsi
- Abses serebri atau tumor
- Syok/kegawatdaruratan
3. Peragakan :
- Anak berbaring miring dengan kepala dan lutut ditekuk dekat tepi meja
- Asisten membantu mempertahankan posisi pasien
- Daerah yang akan di pungsi adalah perpotongan SIAS kanan dan kiri dengan
tulang belakang
- Bersihkan daerah pungsi sekitar 10 cm ke arah luar dengan povidon iodine
dan alkohol 70%
- Pasang doek steril.
- tandai daerah yang akan dipungsi dengan ditekan menggunakan ibu jari
- Menusukkan jarum pungsi secara perlahan hingga terasa tahanan, biasanya
tahanan berkurang jika sudah menembus duramater
- Keluarkan mandrain secara perlahan untuk melihat apakah sudah tepat
didaerah serebrospinal. Jika cairan belum keluar, lakukan reposisi ulang
(putar jarum 90 derajat dan Jika cairan juga belum keluar, masukkan
kembali mandrain dan tusukkan jarum lebih dalam).
- Jika sampel sudah diperoleh, keluarkan jarum dan Tutup bekas luka dengan
kasa betadine.
- Pasien bedrest 24 jam
SOAL 10
Video ada anak yang disebutkan demam dan mengalami kejang umum selama 16
menit kemudian berhenti setelah diberikan diazepam supp.
• Pertanyaan:
a. Tentukan diagnosis dan tata laksananya jika kejang berulang!
b. Apakah perlu EEG?
c. Apakah perlu pemeriksaan radiologis?
d. Berikan edukasi pada keluarga
e. Perlukah pemberian profilaksis kejang?
SOAL 11
Seorang anak 6 tahun sering mengalami bengong sejak 6 bulan terakhir. Dia
mengalami kesulitan belajar di kelas karena sering menggalami hal ini. Dalam sehari
pasien mengalami hal ini 4-5 kali. Tidak didapatkan demam. Anak masih aktif.
• Setting: ada video (anak disuruh meniup baling-baling (ini khas utk provokasi pada
anak dengan kecurigaan absens epilepsy) , kemudian tiba-tiba anak bengong,
sebelum bengong seperti ada gerakan pada sudut bibir kiri, terdapat EEG dengan
gambaran berikut:
a. Apa diagnosisnya?
b. Sebutkan terapi dan dosis yang diberikan?
c. Berapa lama akan diberikan pengobatan?
1. Diagnosis : Generalized absense seizure, childhood absense epilepsy, etiology
genetic, komorbid gangguan belajar
2. Terapi: asam valproat 15-40 mg/kg/hari dibagi 2 dosis
3. Lama pemberian sampai 2 tahun bebas kejang
SOAL 12
Anak perempuan, 5 tahun, keluhan berjalan tidak seperti biasanya, bersifat mendadak
sejak 1 minggu sebelum ke RS, kejang fokal klonik, 3x seminggu, 1 - 2 kali per hari,
interval 1-2 hari, lama 2-3 menit, selama dan sesudah kejang anak sadar.
Tidak demam, perkembangan sebelumnya normal
Tidak ada keluhan lain, demam (-), riwayat trauma kepala (-), sakit kepala (-),
muntah (-), penurunan kesadaran (-).
Dari Pemeriksaan fisik : Anak sadar, komunikasi baik, tidak terdapat paresis saraf
kranial. Terdapat peningkatan refleks fisiologis dan hipertonus ringan pada
ekstremitas kanan. Refleks babinksi kanan positif.
(Video : Anak perempuan berdiri sambil memegang hp mainan. Anak di instruksikan
untuk berjalan bolak-balik. Kemudian respon anak lambat ketika menerima instruksi.
Terdapat kelainan saat berjalan dan parese pada tangan)
Pertanyaan :
• Apakah kelainan yg tampak pada video?
• Sebutkan 3 diagnosis banding yg mungkin!
• Pemeriksaan penunjang apa yg diperlukan?
Soal 13.
Anak perempuan, 5 tahun, keluhan berjalan tidak seperti biasanya (lihat video), mendadak sejak 1
minggu sebelum ke RS, kejang fokal klonik, tiga kali dalam seminggu, 1 sampai 2 kali per hari,
interval 1-2 hari, lama 2-3 menit, selama dan sesudah kejang anak sadar.
Tidak ada keluhan lain, demam (-), riwayat trauma kepala (-), sakit kepala (-), muntah (-), penurunan
kesadaran (-).
Pemeriksaan fisis :
Terdapat peningkatan refleks fisiologis dan hipertonus ringan pada ekstremitas kanan. Refleks
babinksi kanan positif.
Video : Anak perempuan berdiri sambil memegang hp mainan. Anak di instruksikan untuk berjalan
bolak-balik. Kemudian respon anak lambat ketika menerima instruksi. Terdapat kelainan saat
berjalan dan parese pada tangan.
Ilustrasi parese tangan pada pasien
Intruksi
Stroke iskemik
Tumor serebri
Respon 2
1. Nama dan hasil observasi serta pemeriksaan neurologi pada video : KPR +++/+++
2. Nama dan hasil pemeriksaan neurologi pada video : klonus kaki +/+
3. Interpretasi hasil pemeriksaan neurologi pada kedua video :lesi upper motor neuron
4. Diagnosis kerja yang paling mungkin : Cerebral palsy ec HIE
RESPIROLOGI
SOAL 1
Anak berusia 6 tahun dengan keluhan demam, batuk pilek serta sesak napas. Kedua
saudaranya juga terdapat demam serta batuk pilek. Anak tampak gelisah dan apatis.
• Alat dan perlengkapan:
• Diberikan laptop dengan head set. Saat diputar video ada anak yang terbaring
dengan suara napas croup, dengan retraksi suprasternal dan epigastrium.
• Ada gambar foto rontgen AP. Pada foto rontgen didaerah servikal tampak steeple
sign.
• Pertanyaan:
1. Apa diagnosis pada pasien ini
2. Tatalaksana
SOAL 2
Seorang ibu membawa anak berusia 3 tahun, dengan keluhan batuk 1 bulan, berat
badan menurun 2 minggu disertai dengan penurunan nafsu makan. Riwayat kontak
dengan penderita TB dewasa dijumpai yaitu kakek pasien. Pasien direncanakan untuk
dilakukan uji tuberkulin. Kepada ibu sudah dijelaskan dan sudah setuju untuk
dilakukan tes tersebut.
Pertanyaan :
• Lakukan pemeriksaan uji tuberculin, nasihat setelah disuntik dan apa yg dihindari
• Kapan dilakukan pembacaan hasil uji tuberculin?
• Setelah waktu yang ditentukan, ibu datang kembali membawa anaknya untuk
pembacaan hasil. Bagaimana cara melakukan pengukuran hasil uji tuberkulin
• Tuliskan interpretasi hasil pembacaannya
1. Uji tuberkulin :
- Sediakan larutan PPD RT 23 2TU dan periksa tanggal kadaluarsa
- Spuit 1 cc dan kapas alkohol
- Cuci tangan 6 langkah
- Pakai sarung tangan
- Lakukan Asepsis pada volar lengan bawah, 5-10 cm dari lipatan siku dan biarkan
kering
- Suntikan tuberkulin PPD 0.1 ml secara intrakutan dengan jarum menghadap ke
atas dan membentuk sudut 15 derajat dengan kulit hingga terbentuk indurasi
pucat dengan diameter 5 mm
- Jika tidak berhasil, ulangi dengan jarak 5 cm dari tempat semula
- Lepas sarung tangan dan Cuci tangan kembali
- Catat tanggal dan jam tindakan, lokasi penyuntikan dan nomor slot PPD
2. Nasihat/edukasi : jangan lingkari daerah suntikan dengan pulpen dan jangan
ditekan
3. Dibaca: 48-72 jam setelah penyuntikan (paling baik setelah 72 jam)
4. Cara ukur indurasi : Palpasi dengan jari untuk menentukan tepi indurasi, tandai tepi
kiri dan kanan dengan alat tulis, ukur diameter transversal indurasi dengan
penggaris transparan,dan hasil dalam mm
5. Interpretasi :
- 0-4 mm : negatif
- 5-9 mm : positif meragukan, lakukan pemeriksaan 2 minggu kemudian
- > 10 mm : positif
- pada anak anergi/immunocompromised, positip bila > 5 mm
- pada anak post imunisasi vaksin hidup, dilakukan uji tuberkulin setelah 6 minggu
pasca imunisasi
SOAL 3
Anak usia 7 tahun sesak di sekolah saat olahraga. Dibawa ke IGD, kondisi anak sesak
nafas, sulit berkata-kata, terdengar wheezing pada pemeriksaan fisik. Sudah
dilakukan nebulasi dengan salbutamol 2 kali (belum berespon. Anak sudah
terdiagnosis asma sejak usia 4 tahun, kambuh 2 kali dalam setahun terakhir).
Pertanyaan:
• Diagnosis secara lengkap
• Tatalaksana
• Ada foto rontgen (gambaran atelektasis). Apa komplikasi asma yang tampak pada
foto? apa anjuran tatalaksananya?
SOAL 4
Video bayi usia +3 bulan yang menggunakan O2 sungkup terlihat sesak nafas. Bentuk
dada anak cembung, suka terdengar suara anak ngorok. Sejak 1 bulan ini berat badan
anak sulit naik dan anak sering batuk-batuk. Tidak ada keluhan demam.
Pertanyaan:
• Sebutkan 3 kelainan yang terlihat di video
• Jelaskan tatalaksananya
Khusus :
- Suportif
- Edukasi orang tua bahwa rata-rata kondisi akan membaik saat usia 2 tahun dan
tidak memerlukan intervensi bedah
- Edukasi tanda kegawatan : sesak nafas dan sianosis segera bawa ke RS
- Pencegahan obstruksi saluran nafas dengan pengaturan posisi dan pencegahan
infeksi respiratori
- Pencegahan aspirasi dengan pemberian makanan secara hati-hati, bila perlu
dengan NGT.
- Jika setelah usia 1 tahun kondisi semakin memberat, dapat dilakukan tindakan
operasi seperti epiglotoplasti, trakeoplasti
SOAL 5
Bagaimana persiapan dan prosedur melakukan induksi sputum
- Sediakan mesin nebulizer, sungkup inhalasi anak, larutan NaCl 3%, NaCl 0.9%
dan salbutamol, spuit 3 cc
- Anak telah puasa minimal 3 jam, bersihkan area rongga mulut dengan
berkumur, pastikan saturasi oksigen > 92% selama tindakan
- Cuci tangan 6 langkah dan pakai pelindung diri (sarung tangan)
- Lakukan inhalasi dengan SABA (salbutamol) 1 respule + NS diencerkan menjadi 5
cc selama 15 menit
- Lanjutkan dengan inhalasi NaCl 3% sebanyak 5 cc selama 15 menit
- Fisioterapi dada untuk mobilisasi sekret
- Untuk anak > 6 tahun, Minta anak bernafas dalam 2x lalu menghembuskan nafas
perlahan, lalu nafas dalam 1x dan hembuskan kuat, lalu nafas biasa dan
dibatukkan. Tampung dahak dalam pot sputum yang telah disediakan
- Untuk anak < 6 tahun, dilakukan penyedotan dari hidung dan mulut dengan
selang suction yang berbeda yang terhubung dengan dengan mucus extractor,
sebanyak 2 pot
- Periksakan hasil ke laboratorium
- Catat tanggal dan waktu pemeriksaan
SOAL 6
Ada laptop menampilkan gambar rontgen efusi pleura. Di meja ada narasi:
anak BB 11 kg, berat badan tidak naik2, pengasuh TB aktif (kalo gak salah
pengasuhnya batuk darah), mantoux test 15 mm, anak hanya mau minum obat
yang digerus. Disediakan lembar resep.
Pertanyaan :
• Apa diagnosisnya?
• Tuliskan resepnya
Pro : X, 11 kg
SOAL 7
Anak usia 3 hari, BB 3000 gram, ibu HIV, TB milier dalam terapi OAT (+). Datang
ingin dirujuk untuk perawatan ke PKM dekat rumah. Sudah mendapat obat
puyer 2x sehari.
Tuliskan surat rujukan ke puskesmas yang berisi:
Langkah pengobatan selanjutnya
Terapi profilaksis yang diberikan
Bila pasien terkena PCP bagaimana terapi selanjutnya
Bagaimana pemberian susunya
Bagaimana imunisasinya
Konsul
Kepada Yth.
Dr. X
Di PKM setempat
Dengan hormat,
Berikut kami lampirkan rujukan atas pasien kami:
Nama: Bayi X
Usia: 3 hari
Diagnosa: BIHA + Sangkaan TB paru + NCB-SMK
Mohon lanjutkan tatalaksana untuk bayi tersebut yaitu Zidovudine 2x12 mg
selama 6 minggu, lalu diganti menjadi kotrimoksazol dosis TMP 1x15 mg, dan di
rencanakan pemeriksaan PCR HIV. Berikan profilaksis INH 1x30 mg selama 6
bulan. Bila pasien menunjukkan gejala PCP (batuk, demam, sesak) dan foto
rontgen mengkonfirmasi diagnosis tersebut, berikan cotrimoksazole dosis TMP
ditingkatkan menjadi 4x15 mg po selama 21 hari. Untuk pemberian susu,
diberikan susu formula bila memenuhi kriteria AFASS, tetapi jika tidak maka
diberikan ASI dengan penjelasan risiko penularan. Imunisasi sesuai jadwal pada
bayi yang tidak bergejala, kecuali BCG dan polio oral.
Mohon konsultasi ulang bila ada permasalahan lebih lanjut
Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Dr. X, SpA
SOAL 8
Anak usia 10 tahun, berat 30 kg, asma dengan serangan 2x seminggu. Pasien
dikeluhkan batuk terus menerus. Lalu pasien dibawa ke IGD dan dinebul 2x,
kemudian setelah nebul wheezing/mengi hilang. Pasien dirujuk ke spesialis anak
karena masih dengan batuk batuk yang menetap (kesan seperti masih serangan).
Ada rhinorea, hidung tersumbat dan sering bersin bersin sehingga mengganggu
tidur pasien.
Pertanyaan:
Tuliskan diagnosis secara lengkap?
Berikan tatalaksana pada pasien?
1. Diagnosis : rinitis alergi persisten derajat sedang berat + asma persisten sedang
tidak dalam serangan
2. Tatalaksana :
Umum :
- Mengetahui dan menghindari faktor pencetus (debu, tungau, asap rokok, dll) ,
istirahat yang cukup, hindari stres, cairan yang cukup, jaga kebersihan lingkungan
dan ajarkan pemakaian inhaler
Khusus :
SOAL 9
Anak usia 12 tahun 32 kg datang dengan keluhan sesak napas, gelisah, lebih
senang duduk. Selama 1 bulan hampir setiap hari, pasien batuk. Sering bersin di
pagi hari, membaik siang hari.
Pertanyaan:
Diagnosis?
Tatalaksana di IGD?
Tatalaksana jangka panjang?
Khusus :
Asma : Controller dengan ICS dosis sedang + LABA atau alternatif ICS dosis
tinggi + LABA , atau ICS dosis tinggi + LTRA atau ICS dosis tinggi + teofilin lepas
lambat
SOAL 10:
• Anak usia 5 tahun datang untuk konsultasi penggunaan obat asma. Pasien
merupakan penderita asma persisten ringan tidak dalam serangan.
• Station ini merupakan dialog interaktif dengan penguji. Di meja disediakan
boneka, spacer, masker, MDI+salbutamol, MDI+KS, MDI+LABA+KS, turbuhaler
(symbicort)
Pertanyaan:
a. Bagaimana cara mengunakan obat pereda
b. Bagaimana cara mengunakan obat pengendali
1. Pemberian MDI+spacer
2. obat pereda yang digunakan adalah golongan SABA salbutamol
Dosis 2-4 semprot, berikan 1 semprot obat ke dalam spacer diikuti 6-8
tarikan napas. Bila belum perbaikan, berikan semprot berikutnya dengan
siklus yang sama.
Jika membaik dengan dosis 4 semprot, inhalasi dihentikan.
Jika tidak membaik dengan dosis 4 semprot RS
SOAL 11
Diagnosis banding croup : sumbatan benda asing, laringitis difteri, epiglotitis
akut, laringotrakeitis akut
SOAL 12
• Seorang anak datang berobat dikarenakan mengalami demam 6 hari disertai batuk
dan sesak. Pada pemeriksaan fisis didapatkan pengembangan dada kanan
tertinggal, stem fremitus pada dada kanan menurun, perkusi kanan redup (kiri
sonor), suara dasar vesikuler, hemithoraks kanan menurun
Pertanyaan :
• Diagnosis banding pada pasien tersebut
• Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menunjang diagnosis
SOAL 13
Video bayi dengan NGT, nasal canule, sesak, retraksi, dan terdengar stridor saat
inspirasi
• Bayi laki-laki, usia 5 bulan, berat badan 6 kg. Saat masuk IGD bayi
tampak sesak, kebiruan. Keluhan tidak disertai batuk, pilek dan
demam. Sejak usia 2 bulan sering mengelukan sesak. Pada 2 jam
SMRS, bayi dikatakan tampak semakin sesak setelah diberikan
minum.
Pertanyaan :
a. Sebutkan Diagnosis pasien
b. Tatalaksana pada pasien
c. Edukasi kepada keluarga
Inj ampisilin 300 mg/ 6 jam / iv dan inj gentamisin 45 mg/ 24 jam /iv
3. Edukasi :
- pencegahan aspirasi dengan pemberian makan harus perlahan, dan bila perlu via
NGT
- Edukasi kalau laringomalasia rata-rata perbaikan di usia 2 tahun,
- Edukasi kegawatan: sesak nafas dan sianosis
- Pencegahan obstruksi saluran nafas : pengaturan posisi dan pencegahan infeksi
respiratori
- Jika usia 1 tahun masih belum ada perbaikan, dilakukan tindakan operasi dengan
epiglotoplasti atau trakeoplasti
Soal 13.
Dibawa ke IGD dengan keluhan sesak memberat sejak dua jam sebelumnya.
Sejak usia satu bulan, napas berbunyi keras saat menarik napas. Tidak ada demam dan batuk,
menetek sering gelagepan karena napas berbunyi.
Dua jam sebelum di bawa ke IGD, pasien tampak sesak setelah menetek. Tidak ada demam dan
batuk sebelumnya.
Instruksi
1. Apa diagnosis?
Pneumonia aspirasi + sangkaan laringomalasia
2. Sebutkantatalaksana!
Jaga patensi jalan nafas, atur posisi nyaman, bersihkan lendir dengan postural drainage,
pertimbangkan intubasi jika diperlukan
Berikan oksigen
Pasang IV line, pastikan sirkulasi baik
Tatalaksana khusus :
Ampisilin 250 mg/6 jam/IV
Gentamisin 40 mg/24 jam/IV
Cek lab DL, AGDA, elektrolit, septic marker, kultur darah dan sputum
Konsul ke departemen THT-KL jika dijumpai kesulitan makan yang menetap atau gagal
tumbuh
3. Edukasi untuk orang tua?
Memberikan makan dengan hati-hati bila perlu dengan nasogastric atau dot dengan lubang
menetes kecil
Tanda-tanda bahaya seperti sesak dan kebiruan agar segera dibawa ke RS
Laringomalasia rerata akan mengalami perbaikan dalam 2 tahun, jika setelah usia 1 tahun
belum ada perbaikan maka dilakukan tindakan operasi
Respon 5
1. Diagnosis kerja
TB milier
2. Medikamentosa :
Rifampisin 1x60 mg
Isoniazid 1x 40 mg
Pirazinamide 1x150 mg
Etambutol 1x80 mg
Prednison 2x4 mg
Vitamin B6 1x1 tab
3. Pemeriksaan penunjang
Tes cepat molekuler TBC dari bilas lambung, pewarnaan gram dan kultur, fungsi hati, DL, LED
13/12/2020
Soal 1.
Bayi Wati, perempuan, usia 2 bulan, lahir cukup bulan, berat lahir 2500 gram, panjang badan 48 cm.
Wati diasuh oleh nenek karena ibu meninggal dunia akibat TB/HIV saat pasien berusia 2 minggu. Ibu
sempat merawat pasien. Saat ini Wati mendapat susu formula 60 ml tiap 2 atau 3 jam.
Pemeriksaan fisis :
Tampak rewel, terlihat kurus, tanda vital baik, reflex hisap baik. Sistem organ lain tak terdapat
kelainan. BB = 2,7 kg, PB= 50 cm, LK = 36 cm
Intruksi
1. Tuliskan apakah anda setuju bahwa Wati termasuk gizi buruk atau stunting ? Jelaskan !
BB/U : <-3SD; PB/U : <-3SD; BB/PB : -3<Z score<-2
By wati tidak termasuk gizi buruk dikarenakan berdasarkan kurva pertumbuhan WHO 2006
BB/PB masih -3<Z score<-2 termasuk dalam gizi kurang. Berdasarkan kurva WHO 2006
PB/U : <-3SD termasuk severe stunted, namun bayi belum bisa dikatakan stunting
dikarenakan etiologi stunted atau penyakit kronis belum dapat disingkirkan.
2. Tuliskan rencana pemberian nutrisi untuk Wati saat ini!
Height age : 110-120 kkal/hari
Kebutuhan kalori : RDAxBBI = (110-120)x3,4 = 374-408 kkal/hari
Diet susu formula standar 75 ml/3 jam/oral
Evaluasi toleransi dan akseptabilitas diet
3. Tuliskan langkah pemeriksaan penunjang untuk penegakkan diagnosis pada Wati !
HIV : PCR HIV
TBC : foto thoraks, uji tuberkulin, tes cepat molekuler, pewarnaan gram dan kultur
4. Terlepas dari kasus ini, tuliskan berbagai kondisi ibu yang membuat bayi tidak diberi ASI
(sementara ataupun permanen) !
Ibu HIV, Ibu yang mengkonsumsi NAPZA, ibu dengan sakit berat, ibu yang sedang menjalani
pengobatan tertentu, ibu dengan lesi herpes simpleks di payudara
Soal 2.
Anak laki-laki 18 bulan dating dengan keluhan bintik-bintik merah di kedua kaki yang bertambah
banyak dan tampak pucat. Tidak ada demam, perdarahan di tempat lain, batuk, pilek.
Pemfis vital sign dalam batas normal. Bb 15 kg TB 80cm (overweight bila diplotting)
MCV MCH MCHC rendah (ada angkanya dan nilai normal labnya)
Intruksi
Soal 3.
Anak perempuan, 5 tahun, keluhan berjalan tidak seperti biasanya (lihat video), mendadak sejak 1
minggu sebelum ke RS, kejang fokal klonik, tiga kali dalam seminggu, 1 sampai 2 kali per hari,
interval 1-2 hari, lama 2-3 menit, selama dan sesudah kejang anak sadar.
Tidak ada keluhan lain, demam (-), riwayat trauma kepala (-), sakit kepala (-), muntah (-), penurunan
kesadaran (-).
Pemeriksaan fisis :
Video : Anak perempuan berdiri sambil memegang hp mainan. Anak di instruksikan untuk berjalan
bolak-balik. Kemudian respon anak lambat ketika menerima instruksi. Terdapat kelainan saat
berjalan dan parese pada tangan.
Intruksi
Stroke iskemik
Tumor serebri
Soal 4.
Dibawa ke IGD dengan keluhan sesak memberat sejak dua jam sebelumnya.
Sejak usia satu bulan, napas berbunyi keras saat menarik napas. Tidak ada demam dan batuk,
menetek sering gelagepan karena napas berbunyi.
Dua jam sebelum di bawa ke IGD, pasien tampak sesak setelah menetek. Tidak ada demam dan
batuk sebelumnya.
Instruksi
4. Apa diagnosis?
Pneumonia aspirasi + sangkaan laringomalasia
5. Sebutkan tatalaksana!
Jaga patensi jalan nafas, atur posisi nyaman, bersihkan lendir dengan postural drainage,
pertimbangkan intubasi jika diperlukan
Berikan oksigen
Pasang IV line, pastikan sirkulasi baik
Tatalaksana khusus :
Ampisilin 250 mg/6 jam/IV
Gentamisin 40 mg/24 jam/IV
Cek lab DL, AGDA, elektrolit, septic marker, kultur darah
Konsul ke departemen THT-KL jika dijumpai kesulitan makan yang menetap atau gagal
tumbuh
6. Edukasi untuk orang tua?
Memberikan makan dengan hati-hati bila perlu dengan nasogastric atau dot dengan lubang
menetes kecil
Tanda-tanda bahaya seperti sesak dan kebiruan agar segera dibawa ke RS
Laringomalasia rerata akan mengalami perbaikan dalam 2 tahun, jika setelah usia 1 tahun
belum ada perbaikan maka dilakukan tindakan operasi
Soal 5.
Anti, perempuan, 12 tahun, dating dengan keluhan demam berulang sejak tiga bulan yang lalu.
Keluhan di sertai dengan nyeri dan bengkak pada persendian, serta pucat.
Anak sadar, tekanan darah 150/90 mmHg, suhu badan 38,8C. Pada kulit didapatkan bercak seperti
pada gambar di bawah ini dan pada sendi lutut kanan dan pergelangan kaki kanan didapatkan
edema, terasa panas, nyeri dan kerterbatasan gerak sendi.
Pemeriksaan laboratorium :
Intruksi
Soal 6.
Ina, perempuan, usia 1 tahun 9 bulan, dating ke poli dengan demam dan sesak napas, disertai BAB
cair 5 kali sehari, konsistensi lembek tanpa lender dan darah. Saat ini pasien malas minum. Pasien
sering diasuh oleh nenek yang tinggal serumah. Saat ini nenek sakit demam dan sesak, juga sedang
di bawa ke poli penyakit dalam untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan fisis :
Kompos mentis, tidak sianosis, nadi 130x/menit, RR 66x/menit, suhu 38,5C, SatO 2 88% (udara kamar)
Kelopak mata tidak cekung, mukosa bibir dan lidah masih basah. Tampak nasal flare, retraksi costae
(+), dan terdengar crackles saat auskultasi.
Pemeriksaan Penunjang :
4. Tuliskan diagnosis kerja secara lengkap dan klasifikasi penyakit menurut IDAI!
Probable COVID-19 dengan gejala berat + diare akut tanpa dehidrasi + anemia ec infeksi
Dan
Dan
Tidak ada penyebab keterlibatan infeksi bakterii yang menyebabkan inflamasi (sepsis
bakteri, sindrom syok karena stafilokokkus/streptokokkus)
Dan