Anda di halaman 1dari 15

LATIHAN SOAL PERSIAPAN EN

DIVISI TROPIK INFEKSI


KAMSA HAMNIDA - NOVEMBER 2021

1. An. Brenda, 9 bulan dibawa ibu karena cemas abangnya Adi dirawat dengan difteri di RS. Brenda
tidak pernah dapat imunisasi sebelumnya, riwayat alergi amoksisilin dan ikan. Instruksi:
a. Sebutkan dua tindakan pencegahan terhadap Brenda?
Berdasarkan consensus th 2018: (ada 3)
- Biakan hidung tenggorok (KN atau kultur)
- Uji shick  jika uji shick negatif dan biakan positif  terapi sebagai karier 
eritromicin 10mg/kgbb/6 jam selama 7 hari
- Gejala klinis diikuti hingga selesai masa inkubasi (2-7 hari)
- Lengkapi imunisasi:
a. Jika sudah lengkap  booster toksoid difteri
b. Jika < 3 dosis atau tdk diketahui  segera imunisasi sesuai jadwal
- Pada pasien ini: Catch up DPT
Catch up difteri 2:
1. usia 4 bulan-6 tahun
- jarak dosis 1-2-3 adalah @ 4 minggu
- jarak dosis 3-4-5 adalah @6 bulan
2. usia 7 tahun-18 tahun
- jika dosis pertama yg diberikan >12 bulan, jarak 1 dan 2 adalah 10 tahun
jarak dosis 1-2-3 adalah @ 4 minggu
- jarak dosis 3-4-5 adalah @6 bulan

2. Anak laki-laki dengan BB 20 kg mengalami demam 5 hari. Dijumpai ruam kemerahan pada kulit.
Terdapat mimisan yang sudah berhenti. GCS 13. Suhu 36 0C. TD: 80/60 mmHg, FN 140x/menit, nadi
halus, akral dingin.
a. Diagnosis kerja?
Berdasar who 2011 = DHF grade III + encephalopati dengue
b. Tatalaksana awal di IGD.
- airway secure
- breathing Oksigenasi nasal 2 lpm/ mask 5 lpm (target saturasi 95)
- circulation  loading RL 400ml  evaluasi CCTV-R
30 menit pemberian cairan di IGD, kesadaranm embaik, TD 90/60 mmHg, urine 1 cc/kg/jam.
Nadi mulai kuat.
c. Sebutkan tata laksana lanjutan
- MRS
- Cairan : RLD5% 200ml/jam selama 1 jam  evaluasi  140ml/jam selama 2 jam 
evaluasi  100ml/jam selama 2 jam  evaluasi  60ml/jam selama 4-6 jam  evaluasi
 ganti holiday sigar maks 48 jam setelah syok
- Drugs :
- dexamethasone 3mg/8 jam iv
- tunda antibiotik
- Simptomatis dan suportif
- paracetamol 200mg jika demam
- nutrisi adekuat
- laktulosa
- omeprazol
- Monitoring: CCTV-R tiap 2 jam, balance cairan, produksi urin, kesadaran, perdarahan,
- KIE keluarga
d. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan?
DL serial, GDA serial, BGA, SE, Ca, FH, LFT, RFT
IgG dan IgM dengue
CXR AP RLD
Ct scan kepala jika didapatkan deficit neurologis menetap

Solo-2019
3. Anak usia 6 bulan datang dengan keluhan demam 5 hari, disertai dengan adanya keluhan mimisan.
Tidak ada sesak napas. Dari pemeriksaan fisis didapatkan rumple leed (+), hepar teraba 4 cm BACD.
Akral hangat, CRT kurang dari 2 detik. Pemeriksaan lab Hb 15, AL 2000, AT 95000, Hct 45%. BB 7kg
Pertanyaan
a. Diagnosis? DHF grade II (WHO 2011)
b. Bagaimana tatalaksana pasien?
- MRS
- Secure airway
- Breathing  tdk perlu support oksigen
- Sirkulasi  Infus RLD5% dianggap deficit 7% 50ml/jam (selama 1-2 jam)  evaluasi  35ml/jam
(selama 4-6 jam)  evaluasi  jika fase kritis selesai lanjut setara 3ml/kgbb/jam
- Simptomatis dan suportif
- paracetamol 70mg/6 jam po
- Monitoring:
- CCTV-R, balance cairan
- perdarahan
- DL serial, GDA
- CXR AP RLD
- KIE keluarga
- kemungkinan diagnosis
- mimisan dapat berulang
- dapat terjadi perburukan hingga syok
Jakarta- 2019
4. Anak panas 2 hari ada rash
gambar tenggorokan :

a.Diagnosis : scarlet fever


b.Etiologi yang mungkin: strep beta hemoliticus grup A
c.Pemeriksaan penunjang:
DL, LED, CRP
RADT / Rapid streptococcus test (RST)
ASTO
Kult swab tenggorok
d.Tatalaksana:
- MRS
- Airway secure
- Breathing tdk perlu Oksigen support
- Circulation  Inf maintenance holiday segar
- Drugs:
- Penicilin V po (<27kg 3x250mg dan bila >27kg 3x500mg) atau
- Amoxicilin 50mg/kgbb/24 jam, atau
- Pencilin procain 600.000 unit im (utuk BB<27 kg), 1.200.000IU (BB>27kg) atau bila alergi
- eritromicin 10mg/kgbb/6 jam selama 10 hari
- Simptomatis dan suportif
- paracetamol 10mg/kgbb/6jam
- nutrisi adekuat
- Monitoring
- KIE keluarga
EN Malang-2019
5. Anak usia 1 tahun, BB 10kg, datang dengan bercak-bercak kemerahan di tangan kaki dan mulut, anak
demam dan turun bila diberi obat demam kemudian naik lagi.
Anak tidak mau makan hipersalivasi, muntah dengan mata cekung, lemah, kehausan
Terdapat gambar pasien dengan vesikel eritematous di tangan kaki dan mulut
a. Apa diagnosis? HMFD
b. Sebutkan 2 virus penyebab tersering  coxacie 16A dan enterovirus 71
c. Bagaimana tatalaksananya
- MRS
- stabilisasi airway dan breathing
- sirkulasi  rehidrasi 500ml dalam 3 jam lanjut holiday segar 1000ml/24 jam
- drugs: simptomatis dan suportif
- paracetamol 100mg/6 jam
- nutrisi adekuat
- monitoring
- KIE keluarga

EN 2019
6. Berikut ini kami konsulkan pasien Bayi Anya, lahir usia 36 minggu, SC a/i ibu HIV (+) pada
tanggal 3 Oktober 2019. Ibu didiagnosis TB milier dengan BTA positif dan sudah
mengonsumsi OAT selama 2 minggu.
Mohon advis mengenai:
1. Pemberian zidovudin
2. Profilaksis TB
3. Pemberian ASI
4. Pemeriksaan lanjutan untuk HIV
No Jawaban Skor
1 PENDAHULUAN 0,5
Kota, tanggal
Kepada dokter Puskesmas di tempat

2 Pemberian zidovudin : 1,5


Zidovudin diberikan untuk bayimulai usia 6-12 jam
Usia gestasi >35mgg: dosis zidovudin 4 mg/kg/dosis, 2x/hari selama 6 minggu
Usia gestasi 30-35mgg: dosis zidovudin 2mg/kg/dosis, 2x/hari selama 2mgg
dilanjutkan 3 mg/kg/dosis hari 15.
Zidovudin digunakan selama 6 minggu.
Usia gestasi <30 mgg: dosis zidovudin 2 mg/kg/dosis, 2x/hai
selama 4 minggu dilanjutkan 3 mg/kg/dosis. Zidovudin digunakan selama 6
minggu.

3 Profilaksis TB 1
 Setelah lahir, pastikan sakit TB atau tidak
 Jika neonatus asimtomatik, ibu terbukti TB sensitif OAT maka diberikan
pencegahan INH 10 mg/kgBB selama 6 bulan. Pada akhir bulan ke-6 bila
bayi tetap asimtomatik, profilaksis INH dihentikan dan dilakukan uji
tuberkulin.Jika tuberkulin positif harus dievaluasi kemungkinan sakit TB.
 Jika diagnosis sakit TB sudah dikonfirmasi atau bayi menunjukkan tada
klinis sugestif TB, pengobatan harus dimulai.
4 Pemberian ASI 1
Tidak diberikan ASI, berikan susu formula biasa, pastikan AFASS (acceptable,
feasible, affordable, sustainable, safe).
Jika tidak memungkinkan, beri ASI eksklusif, tidak boleh
bercampur ASI
5 Pemeriksaan lanjutan untuk HIV 1
 Usia 6 minggu: PCR RNA HIV I
 Usia 4-6 bulan: PCR RNA HIV II
 Usia 18 bulan: antibodi anti HIV
Contoh Surat Jawaban

Jakarta, 1 Mei 2017


Kepada. dr. Puskesmas

Banyak terima kasih atas konsul dr.X, di PUSKESMAS, An. By. Anya, perempuan,
usia 1 hari. Mengenai pemberian
zidovudin, Zidovudin diberikan untuk bayimulai usia 6-12jam dosis zidovudin 4
mg/kg/dosis, 2x/hariselama 6 minggu.
Mengenai Profilaksis TB
 Setelah lahir, pastikan sakit TB atau tidak
 Jika neonatus asimtomatik, ibu terbukti TB sensitif OAT maka diberikan
pencegahan INH 10 mg/kgBB selama 6 bulan. Pada akhir bulan ke-6
bila bayi tetap asimtomatik, profilaksis INH dihentikan dan dilakukan
uji tuberkulin.Jika tuberkulin positif harus dievaluasi kemungkinan sakit
TB.
 Jika diagnosis sakit TB sudah dikonfirmasi atau bayi menunjukkan tada
klinis sugestif TB, pengobatan harus dimulai
Jawaban perlunya diberikan ASI
Tidak diberikan ASI, berikan susu formula biasa, pastikan
AFASS (acceptable, feasible, affordable, sustainable, safe)
Selanjutnya Pemeriksaan lanjutan untuk HIV
 Usia 6 minggu: PCR RNA HIV I
 Usia 4-6 bulan: PCR RNA HIV II
 Usia 18 bulan: antibodi anti HIV
Demikian surat jawaban konsultasi ini dibuat. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih
Jakarta, 30 April 2017
TTD
dr. Usman, Sp.A(K)
SIP 123.456.789

Total Skor 5
7. An. Laki-laki usia 5 tahun dengan sindrom nefrotik yang sering datang kontrol ke klinik anda, datang
kontrol dengan keluhan muncul kemerahan disertai lenting berisis air di seluruh tubuh yang muncul
sejak kemarin, sebelumnya ada demam 2 hari yang lalu. Keadaan umum anak baik, masih mau makan
dan minum. Ibu pasien lupa status imunisasi anaknya. Berikut gambar kelainan kulit yang timbul.

A. Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini?


SN + varicela
B. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan!
DL, LFT, RFT, alb, UL sed,
PCR swab lesi
Tzank test
C. Jelaskan tatalaksana pada pasien ini!
- MRS di ruang isolasi
- Airway dan breathing
- Sirkulasi  Infus maintenance
- Drugs:
- Asiklovir 500mg/m2/8 jam selama 5 hari iv
- Imunoglobulin varicela single dose 400mg/kgbb single dose
- Suportif dan simptomatis
- Tunda MP pulse
- Steroid tunda
- Topical  lotio calamin
- Antihistamin : cetirizine 10mg/24 jam po
- Paracetamol 10mg/kgbb/6 jam po
- Nutrisi adekuat
- Tunda antibiotik
- Higienitas
- Monitoring
- KIE keluarga
EN 2017
8. Seorang ibu membawa anaknya usia 10 tahun dengan keluhan demam tinggi 40 derajat sudah 2 hari
disertai menggigil kedinginan kemudian keluar keringat banyak.selain itu anak juga lemah, mual, nafsu
makan berkurang. Riwayat 2 minggu yang lalu berpergian ke Papua. Pemeriksaan fisik : GCS 15, suhu 39
derajat, TD 100/70.hepatosplenomegali. BB 34kg
a. Apakah diagnosis dan Penyebabnya (lihat laptop)
Malaria tropikana  penyebabnya adalah P. falciparum
b. Sebutkan komplikasi berat yang bisa timbul pada kasus ini (halaman 191 RSCM)
- Penurunan kesadaran
- Kelemahan otot
- Kejang berulang
- Syok/hipotensi
- Oedem paru /ARDS
- Ikterus, dg bilirubin>3
- Hemoglobinouria
- Perdarahan spontan
- Hiperpireksia (>41C)
c. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
- DL, GDA, LFT, RFT, SE, Alb, UL sed, BGA
d. Tatalaksana pada pasien ini
- MRS
- Airway dan breathing
- Circulation  maintenance IVFD
- Drugs:
- DHP 1x2 tablet selama 3 hari
- Primakuin ¾ tablet single dose
- Suportif dan simptomatis
- Paracetamol 4x350mg po
- Nutrisi adekuat
- Monitoring
- KIE keluarga

e. Apakah pemeriksaan GDT masih diperlukan sebagai monitoring pasien ini? Bila perlu, sebutkan
pada hari ke berapa perlu dilakukan pemeriksaan ulang GDT (hapusan darah tepi).
Berdasarkan gebrak malaria 2019  evaluasi pengobatan dilakukan tiap hari pada pasien MRS
hingga klinis membaik dan mikroskopis negatif. Jika tidak MRS, evaluasi kuantitatif dilakukan pada
hari ke-3, 7, 14, 21, dan 28.
f. Jelaskan Kriteria sembuh dan kriteria gagal pada kasus ini
- Kriteria sembuh = apabila parasite aseksual tidak ditemukan pada hari ke-4 sampai hari ke-
28pengobatan, klinis membaik
- Kriteria gagal  indikasi pakai lini II
- Gejala klinis memburuk dan parasite aseksual +
- Gejala klinis tdk memburuk tp parasite aseksual tdk berkurang
- Lini 2 :
- Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
- Kina : 10mg/kg/hari, 3 kali/hari, selama 7 hari
- Doksisiklin :
- Usia 8-14 tahun : 2,2mg/kg/hari, 2 kali/hari, 7 hari
- Usia 15 tahun: 3,5mg/kg/hari, 2 kali/hari, 7 hari
- Tetrasiklin : 4mg/kg/kali, 4kali/hari, 7hari
- Primakuin : P. Falciparum : 0,75mg/kg, 1 kal

EN 2019 PALEMBANG
9. Skenario : Anak laki laki 10 tahun dgn nyeri menelan, tidak demam, leher bengkak, ada beslah putih
mudah berdarah jika diangkat.
Pertanyaan:
a. Diagnosis : difteri faring-tonsill + bullneck
b. Pemeriksaan penunjang
- KN hari ke-1, ke-2, dan ke-7
- Kultur swab tenggorok
- Elek test
- DL, CRP, LFT, RFT
- CXR
- EKG di minggu kedua
c. Tatalaksana komprehensif pada anak
- MRS di isolasi
- Airway  patensi airway, trakeostomi atas indikasi
- Breathing  Oksgenasi target saturasi >95
- Sirkulasi : maintenance IVFD holiday-segar
- Drugs:
- ADS 80.000-100.000 IU drip dg NaCl 100ml
- PP 50.000IU/kgbb/hari im selama 14 hari
- Jika alergi: eritromicin 40mg/kgbb/hari : 4 dosis
- Steroid 2mg/kgbb/hari selama 2 minggu, kemudian tap off
- Suportif dan simptomatis
- Nutrisi adekuat
- Paracertamol 10mg/kgbb/6 jam
- Monitoring
- KIE keluarga  tracing kontak, tatalaksana pencegahan pada kontak karier dg
eritromicin 10mg/kgbb/6 jam selama 7 hari
- Imunisasi minimal 2 minggu setelah ADS

ENT 2020
10. Anak datang dengan keluhan demam dan ruam.
Ruam muncul bersamaan dengan demam, mulai dari perut.
Anak juga mengeluhkan nyeri telan. Tidak ada batuk, pilek, mata merah.
Bibir dan mulut tampak kemerahan. Pembesaran kelenjar leher bilateral, diameter 1cm, nyeri tekan
(+).
a. Diagnosis
b. Pemeriksaan penunjang
c. Tatalaksana
d. Prognosis dan jelaskan alasannya
a.Diagnosis : scarlet fever
b.Etiologi yang mungkin: strep beta hemoliticus grup A
c.Pemeriksaan penunjang:
DL, LED, CRP
RADT / Rapid streptococcus test (RST)
ASTO
Kult swab tenggorok
d.Tatalaksana:
- MRS
- Airway secure
- Breathing tdk perlu Oksigen support
- Circulation  Inf maintenance holiday segar
- Drugs:
- Penicilin V po (<27kg 3x250mg dan bila >27kg 3x500mg) atau
- Amoxicilin 50mg/kgbb/24 jam, atau
- Pencilin procain 600.000 unit im (utuk BB<27 kg), 1.200.000IU (BB>27kg) atau bila alergi
- eritromicin 10mg/kgbb/6 jam selama 10 hari
- Simptomatis dan suportif
- paracetamol 10mg/kgbb/6jam
- nutrisi adekuat
- Monitoring
- KIE keluarga
e. Prognosis
- komplikasi jangka Panjang = DRA dan GNAPS

- Terapi HIV
1. Zidovudin diberikan untuk bayimulai usia 6-12 jam
- Usia gestasi >35mgg: dosis zidovudin 4 mg/kg/dosis, 2x/hari selama 6 minggu
- Usia gestasi 30-35mgg: dosis zidovudin 2mg/kg/dosis, 2x/hari selama 2mgg
dilanjutkan 3 mg/kg/dosis hari 15.
- Zidovudin digunakan selama 6 minggu.
- Usia gestasi <30 mgg: dosis zidovudin 2 mg/kg/dosis, 2x/hai
- selama 4 minggu dilanjutkan 3 mg/kg/dosis. Zidovudin digunakan selama 6 minggu.
2. Nevirapin 2mg/kgbb dalam 72 jam pertama setelah lahir 1 minggu pertama kemudian minggu
kedua 4mg/kgbb/hari (total 2 minggu)
3. 3TC 2mg/kgbb/12 jam selama 6 minggu
- Terapi terkait HBsAg
1. Imunisasi Hep 0 dalam 12 jam sebelum lahir
2. HbIg 0,5ml bersamaan dengan imunisasi Hep B 0
- ASI ekslusif atau Sufor (dengan AFASS), tidak boleh dicampur ASI dan sufor
- Mekanisme pemberian ASI  ASI perah, hindari direct berast fed jika ada luka di putting

12.

a. Diagnosis: SSSS (jika disebutkan detail yg resisten apa aja, maka + diagnosis MRSA)
b. Vancomicin loading 25mg/kgbb/hari  maintanace 15mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis selama
3 minggu
Bisa dikombinasi dg gentamicine jika terjadi infeksi sekunder
c. Bisa, kotrimoxazol (dosis TMP 4mg/kgbb/hari) dibagi 2 dosis selama 14 hari.

13.

a. S. Pertusis paroksismal
b. Penunjang:
- Swab PCR Pertusis
- DL, CRP, LED
- CXR
- RT-PCR Swab nasofaringeal SARS Cov-2
c. Tatalaksana
- MRS di isolasi
- airway paten
- breathing  O2 nasal 2 lpm
- sirkulasi  maintenance holiday segar IVFD
- drugs: eritromicin 10mg/kgbb/6 jam selama 14 hari
- suportif dan simptomatis
- paracetamol 10mg/kgbb/6jam bila demam
-nutrisi adekuat
-monitoring
- KIE keluarga
- imunisasi DPT setelah gejala sembuh sesuai jadwal

14. Seorang bayi usia 1 bulan dibawa ke klinik karena terlihat kuning, timbul bintik-bintik merah di seluruh
tubuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mikrosefali dan hepatomegali. Saat hamil hasil lab ibu CMV (+).
a. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk kasus ini?
b. Tatalaksana yang akan dilakukan serta monitoring yang diperlukan selama terapi?
Jawaban:
a. Lab: DL, RFT, LFT
IgG dan IgM CMV  tidak direkomendasikan karena sering positif palsu, dan bertahan maternal
sampai 18 bulan
Usia < 2 bulan = PCR CMV urine; usia >2 bulan = PCR CMV darah
MRI kepala dg kontras atau USG kepala atau CT scan kepala
Konsul THT  OAE dan BERA
Konsul mata  evaluasi korioretinitis
b. Tatalaksana
- MRS
- airway breathing
- circulation  ASI adekuat
- drugs: gansiklovir 6mg/kgbb/12 jam selama 6 minggu (dalam 28 hari pertama kehidupan)
- monitoring : LFT, DL, RFT (BUN, SK, GFR) (tiap minggu selama pemberian gansiklovir), dilanjutkan
monitoring efek samping terapi, perkembangan dan pertumbuhan termasuk skrining pendengaran
dan penglihatan rutin (usia 3 bulan, 6 bulan (disertai RT-PCR darah), usia 1tahun (RT-PCR darah),
dan 2 tahun)
- KIE keluarga: kemungkinan diagnosis, efek samping obat, prognosis dan sekuele jangka panjang
terbanyak adalah SNHL, keberhasilan terapi.

15. Anda mendapatkan telfon dari dokter jaga di IGD dan mengonsulkan pasien. Anak berusia 5 tahun, BB
20 kg, datang ke IGD dengan demam disertai kejang dan kaku diseluruh tubuh sejak 3 hari, saat kejang
pasien sadar. Pasien sering mengeluh sakit gigi dan 5 hari terakhir Mulut sulit membuka (gambar). Pasien
belum pernah imunisasi.

Pemeriksaan fisik:
demam dan sadar. SpO2 87%. Wajah seperti pada gambar. Terdapat ronki basah kasar pada paru kanan
atas.
Hb 11,7g/dL, Ht 32%, Leukosit 21.000/uL, trombosit 430.000/uL
● Apa diagnosis pada kasus ini?
● Bagaimana tata laksana pada kasus ini?
● Edukasi apa yang perlu dilakukan?
Jawaban:
a. Diagnosis: tetanus derajad 2 + pneumonia aspirasi
b. Tatalaksana:
- MRS di ruang isolasi gelap
- Airway  patensi airway, intubasi/trakeostomi atas indikasi
- Breathing  O2 mask 5 lpm target saturasi > 95%
- Sirkulasi  IVFD maintenance HS
- Drugs:
- Metronidazole load 15mg/kgbb  lanjut maintenance 7,5mg/kgbb/6jam selama 7-10
hari, iv, atau Penicilin procain 50.000IU/kgbb/hari im selama 7-10 hari
- Tambah ceftriaxone 100mg/kgbb/hari :2 dosis (bila ada sepsis atau pneumonia)
- ATS 50.000-100.000 IU  ½ dosis diberikan im dan ½ dosis diberikan iv  lakukan uji
kulit terlebih dahulu atau jika ada HtIg maka diberikan HtIg 3000-6000iu im
- Simptomatis dan suportif
- Diazepam 0,1-0,2mg/kgbb/4 jam (untuk pasien ini)  jika berat diberikan drip siringe
pump 20mg/kgbb/hari di ICU  jika membaik dilanjut oral 8mg/kgbb/hari dibagi 6-
8dosis
- Prinsip penurunan diazepam 5-10mg/hari, bila kejang sudah membaik (spastik
berkurang)
- Nutrisi adekuat
- Perawatan luka/port d’entry  konsul bedah mulut utk atasi gigi  jaringan nekrotik
dibuang
- Perawatan rangsangan minimal
- Cegah aspirasi berulang  selang NGT, bila perlu TPN (pada tetanus sedang-berat)
- Monitoring
- klinis, TTV, tanda hipersensitivitas ATS, balance cairan
- tanda gagal nafas  intubasi dan ventilator mekanik
- catch up imunisasi: DPT diberikan 4 dosis, tanpa dosis ke-5 (karena usia sudah > 4tahun saat
diberikan dosis keempat). Jarak dosis 1 dan 2 dan 3 adalah 4 minggu. Jarak antara dosis 3 dan
4 adalah minimal 6 bulan.
c. Edukasi:
- Diagnosis
- Tatalaksana selama di RS
- Prognosis
- Jadwal catch up imunisasi

16. Seorang anak usia 11 tahun datang dengan demam 39°C yang sudah berlangsung selama 12 hari.
Demam terutama pada sore/malam hari. Sudah satu hari ini pasien mengalami penurunan kesadaran.
Mual (+), muntah (+), nyeri perut tidak jelas, diare (+). Tidak ada hemiparesis.
Pikirkan diagnosis, pemeriksaan, dan tata laksana yang mungkin bagi pasien tersebut.
Jawaban:
a. Diagnosis
Prolonged fever s. Tiphoid fever DD malaria, sepsis, keganasan + encephalopathy tiphoid dd
encephalitis bacterial
b. Pemeriksaan
DL, HDT, LFT, RFT, SE, GDA, Ca, BGA, CRP, LED
IgM/IgG tubex salmonella
CT scan kepala dg kontras jika RFT baik
Kult darah
BOF, CXR
c. Tatalaksana
- MRS
- airway paten
- breathing
- sirkulasi : IVFD holiday – segar
- drugs:
lini I
- kloramfenikol 100mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis 10-14 hari iv ataupun oral, atau
- amoxicillin 150mg/kgbb/hari dibagi 3 do selama 14 hari atau
- kotrim (TMP 4mg/kgbb/kali) selama 10 hari
Lini II
- Ceftriaxone 80mg/kgbb/24 jam selama 5 hari, atau
- cefixime 10mg/kgbb/hhari : 2 dosis atau
- azitromicin 10mg/kgbb/hari selama 5 hari
- Suportif dan simptomatis:
- paracetamol 10mg/kgbb/6 jam
- nutrisi adekuat
- Monitoring:
- VS, klinis, kesadaran, respon terapi
- balance cairan
- tanda perforasi abdomen
- KIE keluarga
- diagnosis
- tatalaksana selama di RS
- prognosis
- imunisasi (mulai usia 2 tahun, diulang setiap 3 tahun) dan hand hygiene
- karier salmonella bila s.typi masih ada di urine / feses selama >6-12 bulan  obat ampicillin
25mg/kgbb/6 jam selama 6-12 minggu

SOAL EN Agustus 2021


Tomo, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke IGD karena kejang seluruh tubuh selama 3 menit. Setelah kejang
anak sadar. Riwayat demam tinggi mendadak 4 hari yang lalu. Didapatkan diare 3-4x/sehari @1 sendok
makan, lembek. Mual, dan minum anak berkurang saat sakit. BAK terakhir sulit diketahui karena memakai
pampers. Selama ini pasien hanya minum ASI sejak lahir. Lahir premature 34 minggu.
Pemeriksaan fisik : tampak sakit berat, somnolen, tidak sianosis. BB 13 kg
TD 70/50 mmHg, nadi 140 x/menit, laju nafas 48 x/menit, suhu 36.3 C.
Kepala leher : UUB datar, mata tidak cekung, tidak pucat, tidak ikterik.
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-).
Paru : vesikuler kanan melemah, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Abdomen : distended, hepar teraba membesar, llien tak teraba.
Ekstremitas : akral dingin, CRT > 2 detik, ptekie di badan dan ekstremitas.
Rectal toucher : darah (+)
Status neurologis :
pupil bulat isokor, refleks cahaya baik.
Tidak ditemukan adanya lesi UMN
Hasil lab : Hb 12.3; Ht 38%; leukosit 2400/mm3; trombosit 32.000/mm3;
hitung jenis : -/-/-/38/52/10
1. Sebutkan rencana pemeriksaan penunjang?
DL serial, RFT, SE, Ca, LFT, GDA, BGA, FH, lab persiapan tranfusi (Golda dan croosmatch)
IgG/IgM dengue
CXR RLD dan AP; BOF
CT scan kepala dengan kontras jika RFT baik
2.Terangkan diagnosis anda?
2009 = Severe dengue (syok + GI bleeding) + encephalopathy dengue dd KDK dd encephalitis + obesitas
2011 = DHF grade 3 + upper GI bleeding + encephalopathy dengue dd KDK dd encephalitis + obesitas
3. Faktor risiko yang menyebabkan pasien ini mengalami kondisi berat?
- obesitas
- usia muda
4. Tuliskan tata laksana pada pasien ini?
• Stabilisasi
• Airway = secure airway
• Breathing = Oksigenasi O2 5 lpm
• Circulasi = pasang IV line 2 line.
• Inf. RL loading 20ml/kgbb (260ml) selama 1 jam  evaluasi vital sign dan PU  jika
baik, lanjut setara 7-5-3 ml//kgbb/jam (diturunkan sesuai evaluasi klinis)
• Tranfusi FWB 10cc/kgbb  disesuaikan perdarahan (melena)
• Supportif
• Anti kejang  bila kejang lagi, diazepam iv 0,3mg/kgbb atau bila berulang loading fenitoin
• Paracetamol jika demam
• Puasa sementara
• Nutrisi adekuat parenteral
• Monitoring
- CCTV-R setiap jam (CRT, colour, Temp, Volume nadi, Rate nadi)
- Laboratorium (DL, GDA) / 6 jam
- Balance cairan dan produksi urin / 6 jam
• KIE keluarga

Anda mungkin juga menyukai