Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN DAN TERAPI PADA

PASIEN TYPUS ABDOMINALIS


No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

UPT
Hj.Anah Rohanah,SKM,M.Kes
PUSKESMAS RAU NIP. 19670212 198802

1. Pengertian Pemeriksaan dan Terapi pada pasien typus abdominalis adalah suatu perangkat instruksi/
langkah-langkah yang dibakukan untuk mengenal, memahami, mendiagnosa, menatalaksana
dan memilih kasus typus abdominalis yang memerlukan rujukan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk:
a. Melakukan pemeriksaan dan memberikan terapi pada penderita typus abdominalis
b. Mencegahkomplikasi akibat typus abdominalis
c. Mencegah kematian akibat typus abdominalis
3. Kebijakan KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAU:
NO:…………………. Tentang Pelayanan Medis UPT Puskesmas Rau
4. Referensi a. PMK 514 /2015
b. SPO Pemeriksaan dan Terapi Dinas Kesehatan Kota Serang tahun 2012
a. Dokter melakukan anamnesis didapatkan tanda-tanda :
5.Prosedur / Keluhan :
Langkah-
langkah  Demam turun naik terutama sore dan malam hari (demam intermiten). Keluhan
disertai dengan sakit kepala (pusing pusing) yang sering dirasakan di area frontal,
nyeri otot, pegal-pegal, insomnia, anoreksia dan mual muntah.
Keluhan dapat pula disertai gangguan gastrointestinal berupa konstipasi dan
meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan BAB berdarah.
 Pada anak dapat terjadi kejang demam.
 Demam tinggi dapat terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga minggu
kedua.
b. Dokter melakukan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
 Suhu tinggi.
 Bau mulut karena demam lama.
 Bibir kering dan kadang pecah-pecah.
 Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan pada
anak.
 Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor.
 Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati).
 Hepatosplenomegali.
 Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi nadi).
 Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut :
 Penurunan kesadaran ringan sering terjadi berupa apatis dengan kesadaran
seperti berkabut. Bila klinis berat, pasien dapat menjadi somnolen dan
koma atau dengan gejala-gejala psikosis (organic brain syndrome).
 Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol.
c. Bila diperlukan dokter menganjurkan pemeriksaan penunjang
 Darah perifer lengkap
Hitung lekosit total menunjukkan leukopeni (<5000 per mm3), limfositosis relatif,
onositosis, aneosinofilia
dan trombositopenia ringan. Pada minggu ketiga dan keempat dapat terjadi
penurunan hemaglobin akibat perdarahan hebat dalam abdomen.
 Pemeriksaan serologi Widal
Dengan titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalahdemam tifoid.
Reaksi widal negatif tidak menyingkirkan diagnosis tifoid. Demam tifoid
dianggap pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pada pemeriksaan
ulang dengan interval 5-7 hari.
d. Dokter melakukan penegakan diagnosa
 Diagnosis Klinis
Suspek demam tifoid (Suspect case) . Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
didapatkan gejala demam, gangguan saluran cerna dan tanda gangguan kesadaran.
Diagnosis suspek tifoid hanya dibuat pada pelayanan kesehatan dasar.
 Demam tifoid klinis (Probable case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium yang
menunjukkan tifoid. dibantu dengan foto toraks.
e. Dokter melakukan penatalaksanaan
 Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
 Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi.
 Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
 Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas.
 Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran),
kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien.
 Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan mengurangi
keluhan gastrointestinal.
 Terapi definitif dengan pemberian antibiotik.
 Indikasi demam tifoid dilakukan perawatan di rumah atau rawat jalan:
 Pasien dengan gejala klinis yang ringan, tidak ada tanda-tanda komplikasi serta
tidak ada komorbid yang membahayakan.
 Pasien dengan kesadaran baik dan dapat makan minum dengan baik.
 Pasien dengan keluarganya cukup mengerti tentang cara-cara merawat serta
cukup paham tentang petanda bahaya yang akan timbul dari tifoid.
 Rumah tangga pasien memiliki atau dapat melaksanakan sistem pembuangan
ekskreta (feses, urin, muntahan) yang memenuhi syaratkesehatan pasien.
Antibiotik dan dosis penggunannya

ANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN

Kloramfenikol Anak : 50-100 mg/kg Merupakanobat yang seringdigunakan,


BB/hrselama 7-10 hr terkeneldanefektifuntuktifoid,
murahdandapat di berikan per oral/IV
Dewasa : 4 x 500 mg selama 10 sertasensitivitastinggi.
hr
Tidakdiberikanjikalekosit< 2000/ mm3

Ceftriaxone Anak : 80 mg/kg BB/ hrselama Cepatmenurunkansuhu,


7-10 hr, dosistunggal waktupemberianpendek, dosistunggal,
amanuntukanak-anak.
Dewasa : 2 – 4 gr/ hrselama 3
– 5 hr Pemberioan PO/IV

Ampicillin Anak : 50-100 mg/kg Amanuntukibuhamil.


&Amoksisilin BB/hrselama 7-10 hr
SeringdikombinasidenganKloramfenik
Dewasa : 1,5 – 2 gr/ hrselama olpadapasienkritis.
7-10 hr
Tidakmahal,

Pemberian PO/IV

Cotrimoxazole Anak : TMP 6-19mg/kg Murah, pemberian oral


BB/hratau
( TMP – SMX )
SMX 30-50 mg/kg
BB/hrselama 10 hr

Dewasa : 2 x 160-800 selama 7


– 10 hr

Quinolone Ciprofloxacin : 2 x 500 mg Efektifmencegahrelapsdankanker


selama 1 minggu
Pemberian oral
Ofloxacine : 2 x 200-400 mg
selama 1 minggu Tidakdianjurkanpadaanak-anak

Cefixime Anak : 1,5 – 2 mg/kg Amanuntukanak, efektif


BB/hrdibagi 2 dosisselama 10
hr Pemberian Oral

Thiamfenicol Anak : 50 mg/kg BB/hrselama Dapatdipakaianakdandewasa


5-7 haribebaspanas
Cukupsensitifpadabebeapadaerah.
Dewasa : 4 x 500 mg/ hr

f. Dokter melakukan rujukan bila terdapat kriteria rujukan


Dirujuk apabila :
 Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak perbaikan.
 Demam tifoid dengan tanda-tanda kedaruratan.
 Demam tifoid dengan tanda-tanda komplikasi dan fasilitas tidak mencukupi
6. Diagram
ANAMNESA PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
alir YA

PENEGAKAN
DIAGNOSA

PENATALAKSANAAN RUJUK BILA ADA KRITERIA RUJUKAN

CATAT DIBUKU REGISTER

7. Hal-hal
yang perlu Buku Register
diperhatikan

8. Unit Terkait 1. Klinik Umum / BP


2. Ruang Tindakan / UGD
3. Pendaftaran
4. Laboratorium
5. Ruang KIA
6. Ruang MTBS
9. Dokumen - Rekam Medis
Terkait - Catatan Tindakan
- Formulir Rujukan

10. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan
SPOPEMERIKSAAN DAN TERAPI PADA PASIEN
TYPUS ABDOMINALIS

UPT DAFTAR TILIK


PUSKESMAS RAU

No Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah Dokter melakukan anamnesis didapatkan keluhan

 Demam turun naik terutama sore dan malam


hari (demam intermiten). Keluhan disertai
dengan sakit kepala (pusing pusing) yang
sering dirasakan di area frontal, nyeri otot,
pegal-pegal, insomnia, anoreksia dan mual
muntah.
Keluhan dapat pula disertai gangguan
gastrointestinal berupa konstipasi dan
meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan
BAB berdarah.

 Pada anak dapat terjadi kejang demam.


 Demam tinggi dapat terjadi terus menerus
(demam kontinu) hingga minggu kedua?

2 Apakah Dokter melakukan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-


tanda :

 Suhu tinggi.
 Bau mulut karena demam lama.
 Bibir kering dan kadang pecah-pecah.
 Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated
tongue), jarang ditemukan pada anak.
 Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor.
 Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati).
 Hepatosplenomegali.
 Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh
yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi
nadi).
 Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut :
 Penurunan kesadaran ringan sering
terjadi berupa apatis dengan kesadaran
seperti berkabut. Bila klinis berat,
pasien dapat menjadi somnolen dan
koma atau dengan gejala-gejala
psikosis (organic brain syndrome).
 Pada penderita dengan toksik, gejala
delirium lebih menonjol?

3 Apakah Bila diperlukan dokter menganjurkan pemeriksaan


penunjang

 Darah perifer lengkap


Hitung lekosit total menunjukkan leukopeni
(<5000 per mm3), limfositosis relatif,
onositosis, aneosinofilia
dan trombositopenia ringan. Pada minggu
ketiga dan keempat dapat terjadi penurunan
hemaglobin akibat perdarahan hebat dalam
abdomen.
 Pemeriksaan serologi Widal
Dengan titer O 1/320 diduga kuat
diagnosisnya adalahdemam tifoid. Reaksi
widal negatif tidak menyingkirkan
diagnosis tifoid. Demam tifoid dianggap
pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali
lipat pada pemeriksaan ulang dengan
interval 5-7 hari?
4 Apakah Dokter melakukan penegakan diagnosa

 Diagnosis Klinis
Suspek demam tifoid (Suspect case) . Dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan
gejala demam, gangguan saluran cerna dan
tanda gangguan kesadaran. Diagnosis suspek
tifoid hanya dibuat pada pelayanan kesehatan
dasar.

 Demam tifoid klinis (Probable case)


Suspek demam tifoid didukung dengan
gambaran laboratorium yang menunjukkan
tifoid. dibantu dengan foto toraks
5 Apakah Dokter melakukan penatalaksanaan pasien

 Terapi suportif dapat dilakukan dengan:


 Istirahat tirah baring dan mengatur
tahapan mobilisasi.
 Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
 Konsumsi obat-obatan secara rutin dan
tuntas.
 Kontrol dan monitor tanda vital
(tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran),
kemudian dicatat dengan baik di rekam
medik pasien.
 Terapi simptomatik untuk menurunkan demam
(antipiretik) dan mengurangi keluhan
gastrointestinal.
 Terapi definitif dengan pemberian antibiotik.
 Indikasi demam tifoid dilakukan perawatan di
rumah atau rawat jalan:
 Pasien dengan gejala klinis yang ringan,
tidak ada tanda-tanda komplikasi serta tidak
ada komorbid yang membahayakan.
 Pasien dengan kesadaran baik dan dapat
makan minum dengan baik.
 Pasien dengan keluarganya cukup mengerti
tentang cara-cara merawat serta cukup
paham tentang petanda bahaya yang akan
timbul dari tifoid.
 Rumah tangga pasien memiliki atau dapat
melaksanakan sistem pembuangan ekskreta
(feses, urin, muntahan) yang memenuhi
syaratkesehatan

6 Apakah Dokter melakukan rujukan bila terdapat criteria


rujukan pasien dengan kasus berat?

CR = ……% Rau , ………………

Pelaksana/Auditor

………..

Anda mungkin juga menyukai