ANAFILAKSIS
BATASAN :
Anafilaksasi adalah suatu reaksi alergi yang terjadi akut, segera, hebat,
kontak dengan alergen.
sebagai akibat
DIAGNOSIS :
Anafilaksasi merupakan reaksi alergi sistemik, walaupun kadang-kadang di dahului oleh
rasa tidak enak / takut secara akut dan segera dapat timbul :
Bila nadi dan tekanan darah stabil infus diganti dengan D5 0,45 S.
PENYULIT
Rehjatan berkepanjangan
Henti jantung
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
-1-
BB : BB IDEAL
> 60 %
< 60 %
< 60 %
SEMBAB
+
+
Kwarshiorkor : Terutama kekurangan protein : moon fale, sembab, asites, rambut, crazy pavement
dermatosis, pembesaran hati.
Marasmus
: Gejala kekurangan energi berat, muka seperti orang tua, atropsi otot, lemak sub
kutan menipis, kulit kering dan berlipat-lipat.
Marasmik Kwarshiorkor : Gejala campuran.
Diagnosis dibuat berdasarkan :
- Anamnesis
: susunan diit sejak lahir.
Faktor-faktor penyebab medis dan non medis
- Pemeriksaan fisik : Gejala klinis DPE
Penyakit penyebab / penyerta
DIAGNOSIS BANDING :
Untuk kwarshiorkor
Nefrotik sindrom
Sirosis hepatis
Palegra infantil
PENATALAKSANAAN
Perbaiki diit
Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori / protein : Modisco
Bila ada informasi mulai dengan susu skim diencerkan (2,5 5 7,5) + glukosa 5 %
Vitamin A 100.000 IV IM 1 x
Kalau perlu transisi sel adrah merah padat (PRC) atau plasma
-2-
PENYULIT
Defisiensi vitamin A
Anemia berat
Hipoglikemi
Anorexia
Hipotermi
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
-3-
Air kemih
: - protein uri ringan
- Hematuri markos / mikroskopis
- Torak granuler / eritrosit
Darah
: - ASTO > 100 Todd.
- C3 < 50 mg / dl
DIAGNOSIS BANDING :
Hematuri berulang
Hipertensi
Payah jantung
Gagal ginjal
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
HIPERTENSI
BATASAN :
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik yang melebihi 95 % tekanan darah
menurut umur, pada 3 kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang 1 minggu.
DIAGNOSIS :
Ringan
: sakit kepala, muntah-muntah.
Berat
: gangguan visus, sakit kepala hebat, kejang-kejang koma, payah jantung,
gagal ginjal.
DIAGNOSIS BANDING
Hipertensi akut
Hipertensi kronik
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Hipertensi ringan
Hipertensi sedang
Hipertensi berat
PENYULIT
:
Ensafalopati hipertentif
Payah jantung
Gagal jantung
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
-5-
SINDROMA NEFROTIK
BATASAN
:
Sindroma nefrotik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan protein uria, hipo
albuminemia, hiperkolesterolemia dan sembab.
DIAGNOSIS :
Hiper kolesterolemia
DIAGNOSIS BANDING :
Malnutrisi
Infeksi
Hambatana pertumbuhan
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
-6-
STATUS ASMATIKUS
BATASAN :
Serangan asma akut yang tidak berkurang dengan pemberian adrenalin 3x atau beta agonis
nebulaizer dengan interval 20 menit.
Kita harus hati-hati dengan definisi ini oleh karena keadaan yang sangat kuat, asidosis, sianosis,
gagal nafas, kita tidak bisa menunggu pemberian adrenalin samapai 3 x dan pada keadaan ini
biasanya penderita sudah resisten terhadap adrenalin.
DIAGNOSIS :
Wheezing expiratoir, pada keadaan berat kadang-kadang sudah tidak didapatkan lagi.
Infus
Oksigen
Salbutamol
PENYULIT :
Atelektasis
Pneumothorax
Gagal nafas
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
-7-
Pielonefritis
Sistitis
PENATALKSANAAN
:
Memberantas infeksi dengan antibiotika.
Neonatus
: Ampisilin 50 100 g/kgBB/hari di bagi 3 4 dosis selama 10 14 hari.
Gentamycin 5 7 mg/kgBB/hari 2 3 dosis
ANAK
PENYULIT :
Pielonetritis
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
-8-
UNIT TERKAIT
CAMPAK
BATASAN :
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, di tandai oleh gejala prodromal
panas, batuk, pilek, radang mata dan bercak koplik disertai bercak merah makulo papuler, yang
menyebar keseluruhan tubuh untuk kemudian menghitam dan mengekupas.
DIAGNOSIS :
Stadium Prodromal
Stadium Erupsi
Stadium Penyembuhan
DIAGNOSIS BANDING :
Rubela
Demam sekarlatina
Eksantema subitum
Infeksi stafilokokus
PENATALAKSANAAN
:
TANPA PENYULIT
Rawat jalan
Pengobatan simtomatis
DENGAN PENYULIT
Rawat inap
Bronkho pnemoni
Diare
Kejang demam
Ensefalitis
Laringitys akut
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
SEPSIS NEONATORUM
BATASAN :
Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis, yang ditandai dengan adanya gejala sistemik
disertai adanya bakterimia.
DIAGNOSIS KLINIS
:
Keadaan umum menurun, malas minum, seklerema neonatorum, hipo / hipertermi,
hipotoni otot, kejang, iritable, nafas tak teratur, sesak, apnue, takhikardi (>160x / menit), renjatan,
retensi lambung, mencret, muntah, kembung, pucat, kuning, tendensi perdarahan.
PENATALAKSANAAN
:
1.
Pemberian antibiotika
a.
Ampicillin 200 mg/kgBB/24 jam di bagi 2 dosis.
Gentamycin 5 mg/kgBB/24 jam di bagi 2 dosis.
b. Sefalo sporin generasi III
200 mg/kgBB/24 jam di bagi 2 dosis selama 10 14 hari.
2.
Suportif / simtomatis
3.
Sepsis yang berat dapat dilakukan transfusi tukar
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
- 10 -
DEMAM REUMATIK
BATASAN
:
Demam reumatik adalah suatu sindrome penyakit radang yang biasanya timbul setelah
suatu infeksi tenggorok oleh strepto kokus beta hemoli tikus golongan A, mempunyai
kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katup.
DIAGNOSIS :
Berdasarkan kriteria jones
Manifestasi mayor
Karditis
Poli arthritis migran
Nodul sub cutan
Eritema marginatum
Khorea
Manifestasi minor
Demam
Athrolgia
Riwayat demam reumatik /
penyakit jantung reumatik
LED meningkat
Protein C reaktif meningkat
Interval PR memanjang
Karditis tanpa kardiomegali : tirah baring selama 4 minggu dan mobilisasi bertahap selama 4
minggu
Karditis dengan kardiomegali : tirah baring selama 6 minggu, mobilisasi bertahap selama 8
minggu
Karditis dengan gagal jantung : tirah baring selama dalam keadaan gagal jantung dan mobilisasi
bertahap sealam 3 bulan.
Antibiotika :
Penicilin Benzatin 600.000 IV anak BB < 30 kg 1 x sehari
1,2 juta
anak BB > 30 kg 1 x sehari.
Atau eritromycin 50 mg/kgBB/hari selama 10 hari
Analgesik dan anti inflamasi :
Athralgia
: salisilat saja 75 100 mg/kg/hari
Arthritis/karditis tanpa kardiomegali
: salisilat 100 mg/kg/hari 2 mg
Dilanjtkan 75 mg/kg/hari 4 6
Karditis dengan kardiomegali /
: Prednison 2 mg/kg/hari 2 mg +
Gagal jantung
salisilat 75 mg/kg/hari 6 minggu.
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
- 12 -
Derajat I
Panas 2 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniguae (
)
Derajat II
Sama dengan derajat I
Ditambah dengan gejala perdarahan spontan seperti petichae, ekimosis, epistaksis,
hematemesis, melena, perdarahan gusi, dll
Derajat III
Gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( 120 kali / menit )
Tekanan nadi sempit ( 20 mm Hg ).
Derajat IV
- Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur.
- Anggota gerak dingin, berkeringat, kulit tampak biru.
- Trombositopeni ( 100.000 / mm 3 ).
- Hb dan PCV meningkat ( 20 % ).
- Leukopeni (mungkin normal atau leukositosis ) isolasi virus.
DIAGNOSIS BANDING :
Dengan renjatan
- Demam tifoid
- Renajtan septik / virus lain (tonsilo pharyngitis, hepatitis)
- 13 -
Dengan perdarahan
- ITP
- Leukimia
- Anemia aplastik
Dengan kejang
- Meningitis
- Ensefalitis
PENATALAKSANAAN
:
Indikasi rawat tinggal
Panas 3 5 hari di serta nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniguet positif, Hb dan PCV
meningkat
Oral ad libidum
Obat obatan
- Ab bila ada infeksi sekunder.
- Antipiretika untuk anti panas
- Darah bila perdarahan hebat.
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
- 14 -
T > 80 mm Hg
N < 120 / menit
Menguat
Akral hangat
RL
10 ml/kg/
1 jam
T < 80 mm Hg
N cepat
Akral dingin /
hangat
T palpasi
N cepat lemah
Akral dingin
Plasma / dextran
10 ml/kg/1 jam
Plasma / dextran
20 ml/kg/1 jam
Grade IV
(T=0, N=0)
Aleral dingin
RL 30 ml/kgBB/jam
T = 0, N = 0
Akral dingin
RL
10 ml/kg/1 jam
Plasma /
dektran
20 ml/kg/1
jam
Lasik
RL
Perdarahan otak
ARDS
15
DIARE
BATASAN :
Keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali / 24 jam
DIAGNOSIS :
Frekwensi buang air besar bertambah dengan bentuk dan konsistensi cair, berlendir atau
berdarah disertai gejala panas, muntah, kembung.
PENATALKSANAAN
Rasa haus
Oliguri ringan
D. Ringan
ditambah
Turgor kulit menurun
U 2 besar cekung
Mata cekung
D. Sedang
ditambah
Kesadaran menurun
Renjatan
D. Berat
Resusitas cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit
Diet :
Makanan tetap diberikan
ASI diteruskan
Formula diencerkan
Obat obatan anti diare tidak di anjurkan
Pada umunya tidak perlu anti mikroba
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
Kebutuhan Cairan
+ 30 ml / kg / 1 jam
+ 70 ml / kg / 3 jam
+ 50 ml / kg / 3 jam
+ 10 20 ml / kg
Setiap diare dan
minum
Cara Pemberian
C1
IV
C 1 atau oralit
IV / NT
CII atau oralit
IV / NT
Oralit atau larutan Sampai diare
RT
berhenti
Perkecualian :
Neonatus
Cairan III
Cairan II
Penyakit Penyerta
Jenis Cairan
30 ml / kg / 2 jam
70 ml / kg / 6 jam
30 ml / kg / 2 jam
70 ml / kg / 6 jam
Cairan Khusus
CI
: - RL
- NS
C II
: - HSD
- Kaen 3 B
C III
: - Dio o18 S
PENYULIT
:
Gangguan elektrolit
Prolong diare
Diare kronis
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
17
MENINGITIS
BATASAN
:
Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua lapisan selaput
otak yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi
berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri spesifik atau non spesifik atau virus.
DIAGNOSIS :
Neonatus
Gejala tidak khas, panas, anak tampak malas, tidak mau minum, muntah, kesadaran
menurun, ubun ubun besar, kadang kadang cembung, pernafasan tidak teratur.
C.
Pengobatan Sistomatis
Diazepam 0,2 0,5 mg/kgBB/dosis
Turunkan panas : paracetamol 10 mg/kgBB/dosis, kompres air PAM
Pengobatan Suportif
Cairan intravena
Zat asam
Pemenuhan nutrisi kalau perlu sonde
Penanganan penyulit
Fisio terapi
DIAGNOSIS BANDING
:
18
Meningismus
Abses otak
Tumor otak
PENYULIT
:
Hidrosefalus
Sembab otak
Abses otak
Renjatan septik
Pnemoni
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
19
GAGAL JANTUNG
BATASAN
Keadaan dimana jantung gagal mempertahankan fungsinya sehingga curah jantung
tidak mampu memenuhi kebutuhan perfusi / metabolisme jaringan tubuh terutama organ
organ vital.
DIAGNOSIS
Cepat lelah, tidak kuat minum, berat badan sulit naik, sering batuk pilek, panas,
terjadi gangguan pertumbuhan.
Takikardi ( > 15 % ), takipnea, bendungan vena jagularis, kencing berkurang, hipotensi dan
adanya bising jantung. Pada pemeriksaan foto thorax : kardiomegali, dan adanya bendungan
vena paru, asidosis, anemi, gangguankeseimbangan elektrolit, tanda tanda infeksi.
Pemeriksaan EKG : gangguan irama, adanya hipertropfi.
PENATALAKSANAAN
1. Istirahat
2. Posisi setengah duduk
3. Bersihkan jalan nafas
4. Sementara puasa
5. Oksigen
6. Awasi adanya aspirasi akibat adanya muntah
7. Obat-obatan
a.
Digitalis
Digoxin
Dosis initial total digitalizing dose (TDD)
Premature
: 0,020 mg/kg
Aterm
: 0,030 mg/kg
< 2 tahun
: 0,40 mg/kg
> 2 tahun
: 0,030 0,040 mg/k
b.
c.
d.
Furosemid : 1 mg/kgBB/dosis
Vasodilator : Cap topril Neonatus : 0,1 0,4 mg/kg/dose (1-4x sehari)
Bayi
: 0,5 6,0 mg/kg/dose tiap 6 24 jam
Anak
: 12,5 mg/dose tiap 12 jam
Antibiotika : sesuai penyakit penyerta
20
2.
SERANGAN SIANOSIS
BATASAN
Keadaan klinis dimana bayi atau anak mendadak biru dengan pernafasan cepat lalu
menjadi lemas disertai dengan lejang atau bahkan mati.
PENATALAKSANAAN
1. Penderita di tidurkan dengan posisi Knee Elbow (bayi) atau Knee Chest
2. Longgarkan seluruh pakaian
3. Oksigen
4. Nabic
5. Infus kalau sudah membaik perhatikan kebutuhan kalori
6. Obat obatan
3.
B.
Taki aritmia
BATASAN
Kenaikan frekwensi jantung sampai 140 240 kali / menit, pucat, gelisah dan
berkeringat.
PENATALAKSANAAN
1.
Merangsang refleks vagus
2.
Oksigenasi
3.
Obat obatan digitalis
Bradiaritmia
BATASAN
Keadaan dimana denyut jantung menjadi sangat lambat : 40 50 kali / menit.
Suara jantung lemah, keringat dingin, muntah muntah dan kesadaran menurun.
PENATALAKSANAAN
1.
Infus
2.
Oksigenasi
3.
Efedrin 20 50 y dalam dextrose 5 % tetes rumatan
Bila Belem bisa berhasil, Isoproterenol 0,01 0,02 mg / kgBB di lanjutkan
dengan rematan 0,05 0,4 mg/kg/menit
4. Belem berhasil rujuk
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
21
BRONKHIOLITIS
BATASAN
Bronkhiolitis adalah penyakit infeksi paru akut yang menyerang bayi, di tandai oleh
obstruksi saluran nafas Cecil karena proses Madang.
DIAGNOSIS
Menyerang anak usia < 6 bulan ( terbanyak )
Bersin, batuk, pilek, panas, muntah, takipmia, takikardi, gelisah, sianosis, retraksi inter kostal dan
sub kostal, rales pada akhir inspirasi, wheezing eks piratoar, pernafasan cepat dangkal bila keadaan
lebih hebat.
X Ro
: hyper aerated
Didapatkan bercak bercak tersebar mungkin atolektasis atau pnemoni kecil kecil.
DIAGNOSIS BANDING
Bronkho pnemoni
Pertusis
Asma bronkhial
Payah jantung
PENATALAKSANAAN
Infus
Oksigen
Antibiotika bila penyakit berat, atau keadaan umum yang kurang baik, adanya infeksi
sekunder atau bronkho pnemoni. Antibiotika yang diberikan sesuai seperti pnemoni.
PENYULIT
Infeksi sekunder
Gagal nafas
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
22
TUBERKULOSIS PARU
BATASAN
Infeksi paru oleh mikrobakterium tuberkulosis pada anak terbanyak merupakan
tuberkulosis primer yang terdiri atas infeksi primer dan kompleks primer.
DIAGNOSIS
BKB
Pemeriksaan bakteriologis dari kumbah lambung atau pemeriksaan PA bila mungkin dapat
menegakkan diagnosis
KRITERIUM DIAGNOSIS TUBERKULOSIS ANAK
1.
Bakteri / PA
2.
Bakter / PA ( - )
MI ( + )
X foto ( + )
Sumber ( + )
BCG ( - )
3.
Bakteri / PA ( - )
MI ( + )
Umur 6 tahun / konversi dalam 1 tahun terakhir
X foto ( - )
Sumber ( + ) / ( - )
Gejala ( + ) / ( - )
BCG ( - )
4.
5.
Bakteri / PA ( - )
MI ( + )
Umur 6 tahun
X foto ( - )
Sumber ( + ) / ( - )
Gejala ( + )
BCG ( - )
Bakteri / PA ( - )
MI ( - )
23
BCG ( + )
- Bakteri / PA ( + )
BCG ( + )
- Bakteri / PA ( - )
- MI ( + )
- X foto milier / kel, para trakheal / hil membesar
- Sumber ( + ) / ( - )
- Gejala ( + ) / ( - )
Bila salah satu dari kriterium di atsa di penuhi dapat di buat tuberkulosis aktif.
PENATALAKSANAAN
Tuberkulosis
: Rifampicin 10 mg/kgBB/hari
INH 15 mg/kgBB/hari
Selama 9 bulan
Milier
: INH 20 mg/kg/hari 18 bulan
Rifampicin 10 mg/kg/hari 18 bulan
Strep 20 40 mg 3 bulan
BCG it is
: INH 15 mg/kg/hari sampai mengecil
Rifampicin 10 mg/kg/hari sampai mengecil
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
24
DIFTERI
BATASAN
Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang di sebabkan oleh corynebacterium
diphtheriae, disertai terbetuknya pseudo membrane pada mukosa dan atau kulit.
DIAGNOSIS
Merupakan kumpulan gejala dari berbagai lokasi, sebagai akibat kerja kuman, toksin dan
penyulit.
Isolasi
Antitoksin
: ADS
Ringan 20.000. KI IM
Sedang 40.000 KI IV
Berat 100.000 KI / IV
Bila uji kulit
ADS di berikan secara bersedka.
Perawatan :
Umum : Tirah baring mutlak
Cukup cairan dan kalori
Makanan lunak mudah di cerna
Penderita gawat perlu cairan infus
Khusus : Mengatasi sumbatan jalan nafas kalau perlu trakheostomi
Penanganan penyulit
Pencegahan : Imunisasi ( DPT / DT )
PENYULIT
Renjatan
Miokarditis
Neoritis
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
KOLERA
BATASAN
Kolera adalah suatu penyakit infeksi yang di tandai oleh dan / atau mencret akut yang di
sebabkan oleh toksin vibro kolera.
DIAGNOSIS
Sebagian besar asimtomatis, manifestasi dapat berupa muntah, mencret gangguan
metabolisme dan keseimbangan elektrolit dan cairan.
Muntah berupa bening, mencret berupa tinja encer, putih bercampur lendir seperti air tajin, dengan
bau amis yang khas, Fishy Sweet Odor
Akibat muntah / mencret yang banyak dalam waktu singkat timbul :
Dehidrasi berat
Gangguann keseimbangan elektrolit dan asam basa
Hipoglikemia
DIAGNOSIS BANDING
Infeksi E.Coli
PENATALAKSANAAN
Mengatasi cairan yang hilang secepat mungkin renjatan teratasi tidak melebihi 50 ml / kg / 1
jam selanjutnya 20 ml / kg / jam selama 3 jam dengan cairan riger laktat dan oralit per oral.
Sembab paru
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
26
KEJANG DEMAM
BATASAN
Kejang demam adalah bangkitan demam yang terjadi pada saat suhu meningkat di
sebabkan oleh proses ekstrakarium.
DIAGNOSIS
Kejang demam yang memenuhi modifikasi Kriteria Li Ving Stone :
Meningitis
Ensefalitis
Abses otak
PENATALAKSANAAN
Pengobatan :
Diazepam 0,3 0,5 mg / kg / dosis IV (pelan pelan) bila belum berhenti dapat di ulang
dengan dosis yang sama setelah 20 menit
Pengobatan penyebab
Penanganan suportif
PENCEGAHAN
Beri Diazepam dan anti piretika pada penyakit yang disertai demam
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
ENSEFALITIS
BATASAN
Infeksi yang mengenai CNS yang di sebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang
non purulent.
DIAGNOSIS
Gejala mklinis tidak spesifik, dapat bersifat akut atau perlahan lahan
Dapat berupa panas, sakit kepala, muntah muntah, protofobi, kaku kuduk bila infeksi
mengenai nemingen.
Pemeriksaan CSS pleositosin antara 50 200 sel, dimana sel limfosit yang dominan, protein
agak meningkat, glukose dalam batas normal.
DIAGNOSA BANDING
Meningitis tuberkulosa
Ensepalopati
PENATALAKSANAAN
Pengobatan penyebab
Pengobatan suportif
ABC harus di pertahankan sebaik baiknya
Pemberian makanan secara adekuat baik interal maupun parenteral
Obat obatan bila perlu :
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
TETANUS
BATASAN
Tetanus hdala penyakit infeksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot tanpa di
sertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman Clostridium tetani
DIAGNOSIS
Tetanus anak
keluhan di mulai dengan kaku otot local, di susul dengan kesukaran untuk membuka mulut
(trismus)
diikuti grjala rhisus sardonikus, opistotonus, kekakuan otot dinding perut dan ekstermitas.
Pada keadaan yang berat dapat terjadi kejang spontan, gangguan saraf otonom seperti hiper
pireksia, hiper hidrosis, kelainan irama jantung, dan akhirnya terjadi hipoksia yang berat.
Bila period of onset pendek, penyakit cepat berkembang menjadi berat.
Tetanus Neonatorum
bayi normal dan bisa menetek dalam 3 hari pertama, hari berikutnya bayi sukar menetek.
Mulut mencucu seperti mulut ikan
Rhisus sardomikus dan kekakuan otot ekstermitas
Tanda tanda infeksi tali pusar kotor
Hipoksia dan sianosis
Semua tetanus neonatorum masuk dalam derajat berat
DIAGNOSIS BANDING
Kelainan lokal yang menyebabkan trismus, asimetri wajah dan kejang lokal
Meningitis, ensefalitis
Tetani
Keracunan strikmin
Sepsis
Defisiansi Vitamin B 6
Trauma kelahiran
PENATALAKSANAAN
Debridemen : dengan cara membuang jaringan yang rusak, membuang benda asing, merawat
luka atau infeksi umbilikus.
29
Antibiotika : penisilina prokain 50.000 100.000 KI / kgBB / hari, 1 2 kali sehari 10 hari
Antibiotika dapat di tambaha sesuai penyulit yang timbul.
Netralisasi toksin : di beri ATS 5000 100.000 KI.
Perawatan suportif :
Nutrisi dan cairan :
- Pemberian cairan IV disesuaikan jenis dan keadaan penderita
- Nutrisi tinggi kalori k/p nutrisi parenteral
- Bila sonde nasogastrik dapat di pasang segera makanan di berikan per oral
Menjaga pernafasan tetap efisien :
- Pembersihansaluran nafas
- Pemberian zat asam
Mengurangi kekakuan dan mengatasi kejang :
- Anti konvulsan di berikan secara titrasi, di sesuaikan kebutuhan dan respon klinis
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
30
Persiapan :
A.
II.
Konseling :
Tujuan
Manfaat
Bahaya
: diagnosis RDS
: memprediksi RDS postnatal
: tidak ada
B.
C.
Slym zuiger
Spuit injeksi 5 cc / 10 cc
Handschoen steril
Pelaksanaan
A.
Pra tindakan :
Bayi di rapikan dan di gendong diletakkan di atas infant Warmer yang sudah disiapkan.
B.
Tindakan :
1.
Cuci tangan / memakai handschoen.
2.
memasang slang sonde
3.
Menghisap cairan lambung dengan spuit injeksi 5 cc / 10 cc ( sebelum minum ),
sebaiknya di lakukan pada bayi berumur kurang dari 1 jam. Tiap bayi kurang
31
4.
5.
6.
7.
8.
bulan ( < 36 minggu ) segera setelah lahir di pasang sonde hidung yang bersih
dan kering dan di lakukan retensi.
cairan retensi bila tidak mengandung darah atau mekonium diambil sebanyak
00,5 cc dan di masukkan ke dalam tabung bersih berisi 0,5 cc PZ dan 1 cc
alkohol.
Tabung ini kemudian di letakkan secara tegak lurus ke dalam rak tabung
dibiarkan 15 menit, baru di perhatikan adanya gelembung udara yang terletak
pada permukaan cairan.
Tergantung banyaknya gelembung udara yang berada pada permukaan cairan,
test ini di beri nilai sebagai berikut :
- Tak ada gelembung negatif berarti baru matang 60 % resiko untuk
RDS.
- 1/3 permukaan tertutup gelembung negatif berarti paru matang 60 %
resiko untuk RDS
- 1/3 1/3
Bayi di kembalikan pada tempatnya semula.
membereskan alat alat kemudian cuci tangan
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
32
Alat :
- Tabung reagen 2
- Centrifuge
Obat :
- Aquadest
- NaOH 1 %
II.
PELAKSANAAN
1.
Cuci tangan
2.
mengambil bahan yaitu berak darah atau muntah darah satu bagian, di campur dengan
lima bagian aquadest kemudian di sentrifuge sampai timbul endapan dan cairan yang
berwana merah jambu.
3.
Pada cairan yang merah jambu di tambahkan 1 cc NaOH 1 %, di tunggu samapi 1 2
menit
4.
Awasi perubahan warna kuning dari cairan tersebut :
Kalau berubah kuning coklat berarti darah dari berak atau muntah tadi, berasal
dari darah ibu yang tertelan.
Kalau warna tetap merah jambu berarti ada perdarahan dari bayi itu sendiri.
5.
pemeriksaan selesai, alat alat di bereskan kemudian cuci tangan
33
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
IKTERUS NEONATORUM
BATASAN
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya bili
rubin pada jaringan tersebut akibat peningkatan kadar bili rubin dalam darah
Hyper bili rubinemia Neonatorum memperhitungkan di utamakan bili rubin indirek ( I ).
Harga normal : Direk ( D ) < 1,0 mg %
Indirek ( I ) < 2 mg %
Harga patologis : bili rubin dalam darah
I : bayi atern > 12 mg %
I : bayi premature > 10 mg %
Atau peningkatan kadar 0,2 mg / jam atau 4 mg / hari
DIAGNOSIS
Ikterus fisiologis
Tampak pada hari III IV
Bayi tampak sehat
Kadar < 12 mg %
Menghilang paling lambat 10 14 hari
Tak ada faktor resiko
Sebab : proses fisiologis
Ikterus Patologis
timbul pada umur < 36 jam
Cepat berkembang
Bisa disertai anemia
Bisa disertai lebih lama > 2 minggu
34
PENATALAKSANAAN
Menghilangkan penyebab
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
DEMAM TIFOID
BATASAN
Adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan oleh kuman salmonella typhi.
DIAGNOSIS
Panas lenih 1 (satu) minggu, gangguan GIT berita diare / konstipasi, nyeri perut, gangguan
kesadaran berupa penurunan kesadaran, lidah kotor, hemato megali, splino megali, relatif
bradikardi.
Peningkatan titer antibody yang bermakna ( uji widal ) titer anti body 0 = 1 : 200.
Gambaran darah tepi : Leukositosis, Leukopeni, Anemi, Aneifisinofilla atau Linfositosis relatif.
Diagnosis pasti apabila diketemukan kuman dalam darah, sumsum tulang, tinja atau air kemih.
DIAGNOSIS BANDING
Campak
Meningitis
Malaria
PENATALAKSANAAN
Suportif
Istirahat total
35
Makana sebaiknya tidak merangsang, tidak banyak mengandung serat dan bahan bahan yang
menimbulkan gas.
FARMAKOLOGIS
Obat obatan
Khloramphenical 50 100 mg / kg / hr
3 kali sehari selama 10 14 hari
Amoxicilin 100 mg / kg / hr
1 3 kali sehari selama 14 hari
Kontrimoksasol 8 10 mg / kg / hr
2 3 kali sehari selama 10 14 hari
PENYULIT
Pnemoni
Hepatitis
Kelainan neurologi
Arthritis
Parotitis
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
Bila kadar bilirubin indirect > 12 mg / 100 ml di lanjutkan untuk 24 jam lagi
(maksimal 2 x 24 jam). Foto terapi di hentikan bila kadar bilirubin indirect < 10 mg %
Bila kadar bilirubin indirect > 10 mg % dan < 12 mg / 100 ml beri istirahat selama 12
jam dan kemudian di beri lagi selama 24 jam
Pada bayi berumur > 5 hari : Bila kadar bilirubin tetap < 12 mg % terapi sinar tak perlu di
berikan.
Bayi cukup bulan
Kadar bilirubin indirect > dari 18 mg % untuk bayi berumur < 96 jam
Kadar bilirubin indirect > 18 mg % untuk bayi > 96 jam (empat hari)
Bila kadar bilirubin indirect < 18 mg % terapi sinar di hentikan sampai dengan 12 jam
dan diberi lagi selama 24 jam
Terapi sinar di hentikan bila kadar bilirubin indirect < 15 mg % bagi bayi setelah umur
5 hari.
Persiapan
Persiapan alat
1.
Lampu neon / foto therapi
2.
Tempat tidur bayi dengan peralatannya
3.
Kain kasa, plester, gunting, kertas karbon
4.
salep mata.
Pelaksanaan
A. Pratindakan :
Memberi penjelasan kepada keluarga pasien tentang hal hal yang akan di lakukan
B. Tindakan :
Sebaiknya tutup mata di buka bila bayi di beri minum dan diangkat dari lampu.
Tiap 6 jam posisi tubuh bayi di rubah : terlentang miring ke kanan telungkup
mering ke kiri dan sebagainya.
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
37
ASPHYXIA NEONATORUM
Nama Ibu / ayah
:
No. Status bayi
:
Alamat
:
Tgl / jam / lahir
:
Umur kehamilan (Dubowitz).Minggu
1. Macam persalinan
:
2. Obat obat pada ibu (Analgetik, Anestetika, etc.)
3. Apgar Score
:
1 menit
5 menit
10 menit
Detik jantung
Pernapasan
Refleks
Tonus Otot
Warna kulit
:
15 menit
Etc
4. Resusitasi :
- Pernpasan mulut ke mulut dari .............sampai.............menit post pertum
38
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
RAWAT GABUNG ( RG )
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
A.
2.
Bayi Transisi
39
B.
C.
1.
Bayi lahir dengan perkiraan kontaminasi ( lahir dukun, PKM, dll )
2.
Bayi sudah jelas infeksi
3.
Bayi rawat ulang ( Her op )
Inum di rawat gabung
D.
E.
Pemulangan bayi
WEWENANG
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
Hindarkan kedinginan
Pertimbangkan antidotum
2. Post Portum
Tergantung dari apgar score
a.
Apgar score : 7 10
Observasi dan isap lendir bila perlu.
b.
Apgar score : 4 6
Rangsang taktil
O2 dengan sungkup : secukupnya saja.
c.
Apgar score : 0 3
Mouth nose
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
Neonatal Hyperbilirubinemia
C.
Bengkok (nierbeken)
Thermometer
Stetoskop
Lampu pemanas
Kadar bilirubin
Hb
Golongan darah
43
B.
Cooms test
Kadar G6PD
5.
Perawat menggunakan pakaian khusus (barak short) topi dan masker.
Tindakan
Perawat cuci tangan
Pasien disiapkan di tempat tidakan
Lampu pemanas di pasang dan di arahkan pada pasien (diusahakan jangan
sampai terjadi hypothermia)
Setelah dokter siap pasien ditidurkan terlentang
2 tempat untuk melakukan transfusi tukar di tentukan.
Tempat pertama untuk mengeluarkan darah.
Umunya dipilih vena vena di daerah dorsum dari tangan bayi. Vena
daerah tersebut cukup jelas dan cukup besar untuk di lakukan fungsi vena.
Tangan bayi di tekuk ke bawah (dibuat flexy bawah) dan tangan bayi di pegang
dengan ibu jari berada di atas punggung tangan bayi. Dengan menekuk tangan
bayi, kita bisa memberi tekanan pada vena sehingga vena terbendung dan lebih
mudah di lakukan fungsi vena. Vena fungsi bisa di lakukan dengan jarum no.
21 atau 23 atau sebaiknya dengan kateter vena no. 24 (karena kemungkinan
terjadi bekuan darah lebih kecil). Gerakan irama untuk mengeluarkan darah
diatur dengan tekanan jari jari.
Catatan.
2.
Heparin
Kalsum glukonas 10 %
Cairan NaCl fisiologis
Buat flow chart yang cermat dengan memperhatikan hal hal tersebut di bawah
ini :
Catat :
Berak (frekuensi dan kualitasnya)
Diuresis
Catatan :
Pelaksanaan 3 jam untuk menukar darah 300 cc (kecepatan rata rata 1,5 /
menit).
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
NEONATOLOGI
IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR
SAMPAI DENGAN PULANG
45
BAYI LAHIR
1. Kamar bersalin.
a.
Begitu bayi lahir, segera di tunjukkan jenis kelaminnya pada ibunya.
b.
Di buat gelangan tangan pada ibu dan bayi oleh petugas
Meliputi :
Nama Ibu
Jenis kelamin bayi
Nomor CM ibu dan bayi
Bila lahir OK di tunjukkan kepada keluarganya.
2. Pengisian CM
Identitas bayi
Jenis kelamin
Nomor register.
4. Bayi di bawa ketuang neonatologi dengan membawa CM
II.
BAYI DI RAWAT
1. Ruangan neonatologi.
Dilakukan serah terima antara pengantar bayi dengan penerima bayi dan di catat
dalam buku ekspedisi bayi baru dari kamar bersalin dan ruang neonatologi.
Bagi harinya dilakukan pengecekan oleh kepala ruangan neonatologi atau staf yang
ditunjuk dengan mencantumkan tanda tangan pada bayi lahir.
2. Ruangan bersalin.
Apabila bayi rawat gabung, maka bayi di serahkan kepada ibu bayi dan ibu bayi
mencantumkan tanda tangan pada buku bayi lahir dengan mencocokkan peneng pada bayi
dan ibu.
Pengawasan dilakukan bersama antara lain :
Petugas neonatologi
Ibu bayi
Apabila bayi rawat gabung (RG) penggal, setiap ibu meneliti atau mengunjungi
bayinya, mencocokkan peneng gelangan tangan ibu dan bayi serta nomor CM.
46
Surat Keterangan Pengambilan Bayi satu lembar untuk ibu dan satu lembar untuk di
lampirkan pada CM.
Apabila bayi sudah dinyatakan boleh pulang maka orang tua / keluarga menyerahkan
Surat keterangan pada Surat Perjanjian Pengambilan Bayi dan dilampirkan pada CM.
IV. BAYI MENINGGAL DUNIA
1. Meninggal dunia di kamar bersalin / OK
Bayi dengan berat kurang dari 500 gr langsung di serahkan keluarga dan
mencantumkan tanda tangan penerima buku expedisi kematian.
Bayi dengan berat badan lebih dari 500 gr, petugas menunjukkan bayi kepada
keluarga dan menyerahkan ke IKK.
2. Meninggal dunia di ruang neonatologi.
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
47
II.
PENDAHULUAN
A. DASAR PEMIKIRAN
1. Surat kelahiran merupakan dokumen yang bersifat otentik yang dibuat atas dasar
kenyataan bahwa seorang pasien telah melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangil.
2. bahwa tata cara pembuatan Surat Kelahiran selama ini masih perlu ditingkatkan.
B.
PENGERTIAN
Yang dimaksud Surat kelahiran dalam protap ini adalah surat keterangan
yang di berikan kepada pasien sebagai bukti bahwa pasien yang bersangkutan
melahirkan di kamar bersalin Rumah Sakit Umum Daerah bangil.
C.
TUJUAN
Protap ini disusun dengan tujuan :
1. Menciptakan suatu landasan kerja bagi tenaga kesehatan yang terkait.
2. Memberi kejelasan hak hak dan kewajiban pihak pihak terkait, baik tenaga kesehatan /
pasien maupun keluarga yang bersangkutan.
III. PELAKSANAAN
A.
KEWAJIBAN SEORANG BIDAN
1. Dipoli hamil.
a.
Mewajibkan kepada setiap pasien / keluarganya untuk menyerahkan
fotokopy Surat Nikah dan KSK, masing masing 1 lembar kepada bidan
setempat dengan tujuan agar bidan yang bersangkutan dapat secepatnya
mencantumkan nama ibu dan ayah dari bayi yang akan di lahirkan.
b.
Menerima dan mencocokkan kebenaran surat tersebut dengan surat aslinya,
kemudian melampirkannya pada status pasien yang bersangkutan.
2. Di kamar bersalin.
a.
Mewajibkan kepada setiap pasien / keluarganya untuk menyerahkan surat
nikah dan KSK masing masing 1 lembar kepada bidan setempat, terutama
bagi pasien yang belum menyerahkan di poliklinik.
b.
Menerima dan mencocokkan kebenaran surat surat tersebut dengan
aslinya, kemudian melampirkannya pada status.
c.
Kepala ruangan bersalin di tugaskan membuat surat kelahiran
48
B.
Dokter Spesialis Anak, PPDS Anak, Dokter UGD dan Dokter Umum yang bekerja di bagian
Anak.
UNIT YANG MENANGANI
49
50
51
52