Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

BED SIDE TEACHING (BST) PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) RUMAH SAKIT DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

KELAS INTERNE ASMA BRONKIAL

Oleh Annisya Harfan, S, Farm Dwi Dominica, S. Farm Engla Pebriyo, S. Farm Feni Rahayu Gusti, S. Farm Irmayanti, S. Farm 1241012007 1241012013 1241012019 1241012020 1241012025

PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS PADANG


2013

BED SIDE TEACHING (BST)

ILUSTRASI KASUS Pasien laki-laki lanjut usia datang kerumah sakit, dengan keluhan 3 hari yang lalu nyeri pada bagian ulu hati, tidak mual, tidak muntah, nafas sesak, batuk berdahak. Pasien mempunyai riwayat asma.

1. IDENTITAS PASIEN Nama Usia : : Djamadin Karim 82 tahun Asma bronkial

Diagnosa : 2. TANDA VITAL

Tekanan Darah (12/4/2013) : 140/90 mm Hg Nadi Pernafasan Suhu Kesadaran 3. PENGOBATAN R/ OMZ R/ Neciblox R/ Neurodex R/ Alprazolam R/ Codipront R/ TS II : : : :

4. TINJAUAN OBAT

OMZ (OMEPRAZOL) Komposisi Kelas Terapi : Omeprazole 20 mg : PPI (Penghambat Pompa Proton)

Mekanisme Kerja : menghambat sekresi asam lambung Sedian Dosis : kapsul 10 mg dan 20 mg : dispepsia karena asam lambung, 10-20 mg sehari selama 2minggu. Cara Pemberian Indikasi : oral (berikan segera sebelum makan) : tukak lambung dan tukak duodenum, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, pengurangan asam lambung selama anestesi umum, refluks

gastroesofagus, dispepsia karena asam lambung. Efek samping Interaksi obat : mual, nyeri perut, konstipasi, flatulance dan diare. : diberikan bersamaan dengan warfarin, diazepam dan siklosporin. Kontraindikasi Pemberian Edukasi pasien : hipersensitivitas terhadap omeprazol : Berikan sebelum makan : Ingatkan pasien untuk meminum obat sebelum makan Peringatkan pasien atas efek samping diare, ruam, bintik merah gatal pada kulit

NECIBLOK (SUKRALFAT) Komposisi Kelas terapi Mekanisme Kerja : Sukralfat 500 mg : Gangguan Gastrointestinal (Antasida) : Meningkatkan pertahanan mukosa lambung, dengan cara pembentukan kompleks sukralfat dengan protein yang membentuk lapisan pelindung menutupi ulkus. Sedian Dosis : Sukralfat 500 mg dan 1000 mg : 1 gr dalam keadaan lambung kososng, dan pada saat tidur selama 4 8 minggu. Indikasi Cara pemberian Efek samping : tukak duodenal, tukak lambung, gastritis, refluks. : oral : insomnia, vertigo, sakit kepala, pusing, pruritis, muntah, mulut kering, kembung, konstipasi, dan diare. Interaksi obat : tetrasiklin, warfarin, fenitoin, dan digoxin (dapat

mengganggu absorbsi obat tersebut, sehingga dianjurkan diberikan dengan interval 2 jam. Ciprofloksasin, simetidin, hidantoin, dan ranitidin tidak boleh diberikan bersamaan. Kontraindikasi Pemberian : hipersensitivitas terhadap omeprazol : berikan dengan segelas air saat perut kosong, 1 jam sebelum makan dan pada saat tidur Berikan obat lain 2 jam setelah pemberian sukralfat untuk meminimalisir efeknya terhadap absorbsi Edukasi pasien : sarankan pasien untuk menkonsultasikan obat lain yang digunakan kepada dokter atau apoteker Sarankan pasien untuk banyak minum dan makan makanan berserat untuk mencegah konstipasi akibat obat

Minta pasien untuk melaporkan efek samping seperti diare, konstipasi, mual bila muncul NEURODEX Komposisi : Vit-B1 mononitrat 100 mg, vit-B6 200 mg, vit-B12 250 mcg Kelas terapi Sedian Dosis Cara Pemberian Indikasi : Vitamin : tablet : 2 x sehari, 1 tablet : oral (berikan segera sebelum makan) : pencegahan dan penyembuhan kurang vitamin, neurotropik, gangguan pada sistem saraf pusat seperti neuralgia, neuritis perifer, polineuritis, parestsia, sindrom bahu lengan, kelelahan kerja dan kelelahan akibat ketuan.

ALPRAZOLAM Komposisi Kelas terapi Mekanisme kerja : Alprazolam 0,5 mg : Antiansietas / benzodiazepine : Potensiasi aksi dari GABA, sebagai neurotransmitor penghambat, menghasilkan hambatan neuronal dan depresi CNS, terutama pada system limbik Indikasi : ansietas, ansietas berkaitan dengan depresi, gangguan kepanikan dengan atau tanpa agoraphobia Kontraindikasi Rute / dosis : Hipersensitif terhadap benzodiazepine, psikosis : Ansietas Dewasa : PO 0,25 sampai 0,5 mg tid, max 4 mg/hari pada dosis terbagi

Gangguan kepanikan Dosis awal : PO 0,5 mg tid; bila perlu tingkatkan maksimal 1 mg/hari untuk mg/hari Interaksi : Alkohol dan depresan SSP: additive efek depresan SSP. Cimetidine, kontrasepsi oral, disulfiram: dapat 3 sampai 4 hari. Bila diperlukan > 4

meningkatkan efek alprazolam. Digoxin: meningkatkan konsentrasi serum digoxin. Omeprazole: dapat

meningkatkan kadar serum alprazolam dan meningkatkan efek alprazolam. Theophylline: dapat mengantagonis efek sedatif alprazolam. Efek Samping : CV: Hipotensi, CNS: kebingungan, ataxia, pusing, amnesia, sakit kepala, koma, EENT: gangguan penglihatan dan pendengaran, GI: konstipasi, diare, mulut kering, mual, anoreksia, muntah. HEMA: leukopenia, agranulositosis, menurunnya anemis, kadar

trombositopenia,

hematocrit, HEPA: disfungsi hepar. Pemberian : dapat diberikan bersama makanan untuk menghindari isritasi saluran cerna, bila pasien sulit menelan, tablet dapat digerus Edukasi pasien : sarankan pasien untuk tidak menghentikan pengobatan secara mendadak, karena dapat menimbulkan gejala (seperti berkeringat, muntah, keram otot, tremor, kejang Peringatkan pasien untuk tidak menggunakan obat dalam jangka waktu lama karena dapat menyebabkan

ketergantunan CODIPRONT Komposisi : Codeine anhydrate 11,11 mg/5 ml

Phenyltoloxamine 3,67 mg/5 ml Kelas terapi Mekanisme kerja : Analgetik narkotik/antitusif : Menstimulasi menyebabkan reseptor opiate pada CNS, juga

penekanan

pernafasan,

menghambat

peristaltic usus, menstimulasi kemoreseptor dari muntah, Indikasi Kontraindikasi : Nyeri ringan hingga sedang, batuk : Hipersensitif terhadap opiat, obstruksi saluran pernafasan atas, asma akut, diare akibat keracunan Rute/dosis : Analgesik Dewasa : IM/slow IV/PO/SC 15-60 mg setiap 4-6 jam (maksimum 360 mg/hari). Anak : ( 0,5 mg setiap 4-6 jam. Antitusif Dewasa : PO 10-20 mg setiap 4-6 jam (maksimum 120 mg/hari), Anak (6-12 tahun): PO 5-10 mg setiap 4-6 jam (maksimum 60 mg/hari). Anak (2-6 tahun): PO 2,5-5 mg setiap 4-6 jam (maksimum 30 mg/hari) Interaksi : CNS depressant (seperti tranzquilizer, sedative, dan alcohol): menyebabkan additive depresan CNS Efek samping : CV: hipotensi, bradikardia, takikardia, shock, CNS: sedasi, disorientasi, euphoria, DERM: Berkeringat, pruritus, 1 tahun) IM/PO/SC

urtikaria, EENT: miosis, GI: mual, muntah, konstipasi, nyeri abdominal, anoreksia, GU: retensi urin, RESP: laringospasma, menekan reflek batuk, menekan pernafasan. Pemberian : Berikan bersama makanan atau susus untuk menghindari iritasi GI

Edukasi pasien

: Sarankan pasien untuk banyak minum air untuk mengatasi konstipasi

TS II Komposisi : Theophylline 130 mg Salbutamol 2 mg Theophylline Kelas terapi Mekanisme kerja : bronkodilator/derivate xantin : merelaksasi otot polos bronkus dan menstimulasi pusat pernafasan : mencegah bronkospasme akibat asma : hipersensitif terhadap xantin,kejang yang tidak teratasi dengan pengobatan Rute/dosis : Loading dose : Dewasa dan anak : PO 5 mg/kg. Maintenance : Anak 9-16 tahun : PO 3 mg/kg setiap 6 jam. Anak 1-9 tahun : PO 4 mg/kg setiap 6 jam. Pasien CHF : PO 1-2 mg/kg setiap 12 jam. Dewasa tidak perokok : 3 mg/kg setiap 8 jam Interaksi : quinolone antibiotic (seperti ciprofloxacin): meningkatkan kadar theophylline Efek samping : CV: palpitasi, takikardia, hipotensi, aritmia. CNS: sakit kepala, insomnia, kejang. GI: mual, muntah. GU: proteinuria, diuresis. Pemberian : Jika muncul iritasi GI, berikan makanan dengan segelas penuh air Edukasi pasien : Sarankan pasien untuk menghindari makanan yang mengandung kafein

Indikasi Kontraindikasi

Salbutamol Kelas terapi Mekanisme kerja : bronkodilator/simpatomimetik : Menyebabkan bronkodilatasi dengan merelaksasi otot polos bronkus melalui stimulasi reseptor beta-2 Indikasi Kontraindikasi Rute/dosis : mencegah dan mengobati bronkospasme akibat asma : takiaritmia jantung : Dewasa dan anak 4 kali sehari Interaksi : Beta-blocker: menyebabkan bronkospasme. Digoxin: 12 tahun 2 sampai 4 mg/dosis 3 sampai

salbutamol dapat menurunkan kadar digoxin dalam darah Efek samping : CV: palpitasi, angina, takikardia. CNS: tremor,

hiperaktivitas, sakit kepala, insomnia. GI: mual, muntah, diare. GU: retensi urin Pemberian : Berikan bersama makanan untuk mengurangi iritasi lembung Edukasi pasien : Sarankan pasien untuk menghindari makanan yang mengandung kafein

DAFTAR PUSTAKA Dipiro, Joseph T., 2006. Pharmacotherapy Handbook Ed.6. Companies. Gunawan, Sulista Gan. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.. FKUI. Jakarta Tatro, David S. 2003. A to Z Drug Fact. Fact and Comparison MCGraw Hill

Anda mungkin juga menyukai