Anda di halaman 1dari 105

Rangkuman Diskusi Farmakologi Praktikum

Antihistamin

Nama : Vicka Anestya


Nim : 1848401010
Kelas : Reguler 1
Hari, Tanggal : Jumat, 20 Maret 2020

A. CTM (Generasi 1)
 Indikasi
Rhinitis alergi, meredekan gejala pilek, urtikaria, angiodema, reaksi anfilaksis, pruritis

 Kontarindikasi
hipersensitivitas terhadap komponen obat, penyakit pernapasan bawah misalnya asma, asma akut,
apnea tidur, wanita menyusui, bayi prematur

 Interaksi Obat
1. chlopheniramini + risperidone
Keduanya meningkatkan sedasi
2. Chlopheniramini + diphenhydramin
Keduanya meningkatkan sedasi

 ROTD
Mengantuk, lesu, pusing, mual, koordinasi terganggu, anoreksia, kelemahan otot

 Farmakokinetik
 Terikat protein : 29-37%
 Vd (volume distribusi)
• Anak-anak : 4-7 L/kg
• Dewasa : 6-12 L/kg
 Metabolisme : Hati (CYP2D6)
 Metabolit : mono desmethyl
 Ekskresi : urin
 Farmakodinamik
 Half- life
• Anak-anak : 10-13 jam
• Dewasa : 14-24 jam
 Durasi : 24 jam
 Waktu puncak obat : 2-3 jam
 Mekanisme Kerja
Antagonis reseptor Histamin H1 dalam pembuluh darah, saluran pernapasan, dan saluran
pencernaan

 Dosis
• Dewasa
tablet atau sirup : 4 mg 4-6 jam sekali ( tidak melebihi 24 mg/hari)
• Anak-anak
2-6 th : 1 mg 4-6 jam sekali (tidak melebihi 6 mg/ hari)
6-12 th : 2 mg 4-6 jam sekali ( tidak melebihi 12 mg /hari)
Lansia : 4 mg per hari atau setiap 12 jam sekali

 Resiko Kehamilan
• Paparan antihistamin pada trimester pertama tidak dilaporkan dikaitkan dengan peningkatan
resiko malformasi ; penelitian pada hewan tidak dilaporkan, tidak ada data terkontrol dalam
kehamilan manusia ; hanya direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan ketika
manfaatnya melebihi resikonya
• Berdasarkan kategori obat chlorpheniramini ini masuk pada kategori C
C : gunakan hati-hati jika manfaat lebih besar dibandingkan resikonya.

 Perhatian
Pada glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat, tukak lambung, obstruksi leher kandung kemih
Gunakan hati-hati pada gangguan hati dan ginjal

 Informasi untuk pasien


Chlorpheniramini dapat menyebabkan mengantuk,berhati-hatilah bila anda mengemudi atau
melakukan aktivitas yang mengharuskan anda tetap terjaga dan waspada. Hentikan pengobatan
jika terjadi reaksi alergi
B. Dipenhidramin (Generasi 1)
 Mekanisme Kerja
Histamin H1-reseptor antagonis dari sel-sel efektor dalam saluran pernafasan, pembuluh darah,
dan otot polos GI

 Indikasi
Untuk meredakan reaksi  alergi pada tubuh, seperti mata merahiritasi, gatal,bersin-bersin, batuk,
mabuk perjalanan, insomnia serta mengendalikan gejala pada penyakit parkison

 Kontraindikasi
Hipersesitif terhadap difenhidramin atau komponen lain dari formulasi, asma akut karena
aktivitas antikolinergik antagonis H1 dan mengentalkan sekresi bronkial pada saluran
pernafansan sehingga memperberat serangan asma akut, pada bayi baru lahir karena
potensial menyebabkan kejang atau menstimulasi SSP paradoksikal

 Farmakokinetik
Absorbsi :Diabsorbsi dengan baik di saluran pencernaan
Bioavailabilitas :PO, 42-62%
Metabolisme : Dimetabolisme oleh hati
Distribusi : Protein terikat: 98,5%
Ekskresi : Ekskresi: Urin (50-75%)

 Farmakodinamik
Durasi : ≤12 jam (penindasan suar yang diinduksi histamin); ≤10 jam (penekanan
wheal yang diinduksi histamin)
Onset : 15-30 menit
Waktu paruh : Waktu paruh: 5 jam (anak-anak); 9 jam (dewasa); 13,5 jam (tua)
Peak plasma : Waktu serum puncak: 2 jam (PO)

 Dosis
Reaksi Alergi
 Anak-anak :
2-6 tahun: 6,25 mg q4-6hr; tidak melebihi 37,5 mg / hari
6-12 tahun: 12,5-25 mg PO q4-6hr; tidak melebihi 150 mg / hari
>12 tahun: 25-50 mg PO q4-6hr; tidak melebihi 300 mg / hari
 Dewasa :
25-50 mg PO q6-8hr; tidak melebihi 300 mg / hari
10-50 mg (tidak lebih dari 100 mg) IV / IM q4-6hr; tidak melebihi 400 mg / hari
 Lansia :
25 mg PO / IV / IM q8-12hr; gunakan hanya untuk reaksi alergi darurat dengan dosis efektif
terkecil
Insomnia
 Anak –anak :
50 mg PO 30 menit sebelum tidur
 Dewasa :
<12 tahun (off-label): 1 mg / kg; tidak melebihi 50 mg; 30 menit sebelum tidur
>12 tahun: 50 mg PO 30 menit sebelum tidur

Batuk
 Anak-anak :
<12 tahun: Keamanan dan kemanjuran tidak ditetapkan
> 12 tahun: 25-50 mg PO q4-6hr; tidak melebihi 300 mg / hari
 Dewasa :
25-50 mg PO q4h ; tidak melebihi 150 mg / hari
 Lansia :
25 mg PO q8-12hari ; hindari pada lansia jika memungkinkan

Mabuk
 Anak –anak :
Berikan 30 menit sebelum gerakan
12,5-25 mg PO q6-8hr atau 150 mg / m²; tidak melebihi 300 mg / hari
 Dewasa :
25-50 mg PO q6-8 jam
Atau, 10-50 mg / dosis untuk pengobatan; dapat menggunakan hingga 100 mg jika diperlukan;
tidak melebihi 400 mg
 Lansia
25 mg PO / IV / IM 8-12 jam
Parkison
25 mg PO q8hr awalnya, lalu 50 mg PO q6hr; tidak melebihi 300 mg / hari
Atau, 10-50 mg IV dengan kecepatan tidak melebihi 25 mg / menit; tidak melebihi 400 mg / hari;
mungkin juga memberikan 100 mg IM yang dibutuhkan

 ROTD
Rasa kantuk, vertigo, konstipasi, takikardia

 Interaksi Obat
-Diphenhydramine + Albuterol
Diphenhydramine meningkat dan albuterol mengurangi sedasi.
-Diphenhydramine + Alprazolam
Diphenhydramine dan alprazolam keduanya meningkatkan sedasi
-Diphenhydramine + Fluoxetine
Diphenhydramine akan meningkatkan level atau efek fluoxetine dengan memengaruhi
metabolisme enzim hati CYP2D6

 Peringatan
Dapat menyebabkan sedasi, hati-hati menjalankan mesin atau mengendarai kendaraan. Efek
sedatif bertambah dengan pemberian bersamaan depresan SSP atau etanol. Difenhidramin
memiliki efek sedasi yang besar dan bersifat antikolinergik, sehingga tidak di sarankan
penggunaan jangka waktu lama

 Resiko Kehamilan
Difenhidramin adalah obat yang termasuk kategori kehamilan B
Katagori B : Tidak beresiko pada beberapa penelitian, penelitian pada hewan tidak menunjukkan
risiko tetapi penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian pada hewan menunjukkan
risiko kecil dan penelitian pada manusia dilakukan dan tidak menunjukkan risiko.

 Parameter yang dimonitoring


Meredakan gejala, kewaspadaan mental
 Peringatan
Dapat menyebabkan sedasi, hati-hati menjalankan mesin atau mengendarai kendaraan. Efek
sedatif bertambah dengan pemberian bersamaan depresan SSP atau etanol. Difenhidramin
memiliki efek sedasi yang besar dan bersifat antikolinergik, sehingga tidak di sarankan
penggunaan jangka waktu lama

 Informasi Untuk Pasien


-Diphendhyramine dapat menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi kendaraan bermotor atau
mengoperasikan mesin yang berbahaya setelah Anda menggunakan obat ini.
-Hindari minum minuman beralkohol ketika sedang menggunakan diphenhydramine. Minuman
beralkohol dapat meningkatkan efek kantuk.
-Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan lain, seperti
antidepresan,alkohol, atau obat obat penenang
-Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi dimenhydrinate, segera temui
dokter

C. Cyproheptadine (Generasi 1 )
 Mekanisme kerja
Serotonin dan antagonis histamin; menghambat reseptor H1, memediasi penyempitan bronkus,
kontraksi otot polos, edema, hipotensi, depresi SSP, dan aritmia jantung; mencegah pelepasan
histamin dalam pembuluh darah dan lebih efektif dalam mencegah respons histamin daripada
membalikkannya (Medscape)

 Indikasi
Untuk pengobatan rinitis alergi perenial dan musiman, rinitis vasomotor, konjungtivitis alergi
karena alergen inhalan dan makanan, manifestasi kulit alergi ringan tanpa komplikasi urtikaria
dan angioedema, perbaikan reaksi alergi terhadap darah atau plasma, urtikaria dingin,
dermatografi, dan terapi untuk anafilaksis reaksi ajuvan terhadap epinefrin.

 Unlable use
Migrain profilaksis, pruritus, kelenturan, sakit kepala: terkait kerusakan tulang belakang

 Resiko kehamilan
Kategori kehamilan : B
Laktasi : Ekskresi ASI tidak diketahui

 Kontraindikasi
Hipersensitivitas yang didokumentasi; Premature bayi dan neonatus; Wanita menyusui bersamaan
dengan terapi inhibitor monoamine oxidase; Glaukoma sempit; peplic ulcer, obstruksi
pyloroduodenal; Hipertrofi prostat simtomatik; obstruksi leher kandung kemih; lansia/pasien
lemah.

 ROTD
-Extrasystoles, hipotensi, palpitasi, takikardia
-Kebingungan, gangguan koordinasi, pusing, eksitasi, eufhoria, pingsan, halusinasi, sakit kepala,
histeria, insomnia, mudah marah, gugup, gugup, neuritis, gelisah, sedasi, kejang, kantuk, tremor,
vertigo
-Angioedema, fotosensitifitas, ruam, urtiaria
-Nyeri perut, anoreksia, nafsu makan meningkat, sembelit, diare, mual, muntah, xerostomia
-Sulit buang air kecil, frekuensi kemih, anemia kencing, leukopenia, trombositopenia
-Kolestasis, gagal hati, hepatitis, ikterus
-Penglihatan kabur, diplopia Otic: Labyrinthitis (akut), tinnitus
-Sekresi bronkus (penebalan), hidung tersumbat, faringitis
-Lain-lain: Reaksi alergi, syok anafilaksis, menggigil, diaforesis, kelelahan

 Peringatan
Eliminasi berkurang pada insufisiensi ginjal. Gunakan dengan hati-hati pada penyakit
kardiovaskular, termasuk hipertensi.
Pasien lanjut usia: Hindari penggunaan pada lansia karena tingginya insiden efek antikolinergik;
dapat memperburuk kondisi urin bawah yang ada atau hiperplasia prostat jinak; jika digunakan,
berikan pada kisaran dosis rendah dapat menyebabkan depresi SSP, yang dapat mengganggu
kemampuan mental; gunakan hati-hati saat mengoperasikan mesin berat
Gunakan hati-hati dalam penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi dan penyakit jantung
iskemik.
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan peningkatan tekanan intraokular, riwayat asma atau
gangguan pernapasan chornic lainnya, atau disfungsi tiroid
Antihistamin nonanticholinergic harus dipertimbangkan terlebih dahulu untuk pengobatan alergi.
Antihistamin dapat menyebabkan eksitasi pada anak kecil

 Interaksi Obat
Cyproheptadine + Alprazolam
Keduanya meningkatkan sedasi. Gunakan Perhatian / Monitor
Cyproheptadine + Albuterol
Cyproheptadine meningkat dan Albuterol mengurangi sedasi. Efek interaksi tidak jelas, hati-hati.
Gunakan Perhatian / Monitor
Brimonidine + Cyproheptadine
Brimonidine meningkatkan efek Cyproheptadine dengan sinergisme farmakodinamik. Minor /
Signifikansi Tidak Diketahui. Peningkatan depresi SSP

 Farmakokinetik
Absorpsi:
waktu puncak plasma6-9 jam
Metabolisme :
Dimetabolisme oleh glukuronidasi melalui UGT1A menghasilkan Metabolit: Kuanterner
ammonium glukuronida konjugat Eliminasi
Ekskresi:
Urin (40%), tinja (2-20%)

 Farmakodinamik
Cyproheptadine tidak mencegah pelepasan histamin melainkan berkompetisi dengan histamin
bebas untuk mengikat di lokasi reseptor HA. Cyproheptadine bersaing secara antagonis efek
histamin pada reseptor HA di saluran GI, uterus, pembuluh darah besar, dan otot polos bronkial.
Sebagian besar antihistamin memiliki sifat antikolinergik yang signifikan, tetapi Cyproheptadine
hanya memberikan efek antikolinergik yang lemah. Cyproheptadine juga bersaing dengan
serotonin di lokasi reseptor pada otot polos di usus dan lokasi lainnya.
Antagonisme serotonin pada pusat nafsu makan hipotalamus dapat menjelaskan kemampuan
Cyproheptadine untuk merangsang nafsu makan. Cyproheptadine juga telah digunakan untuk
melawan sakit kepala vaskular, yang banyak orang percaya disebabkan oleh perubahan aktivitas
serotonin, namun tidak jelas bagaimana Cyproheptadine memberikan efek menguntungkan pada
kondisi ini.
 Dosis
Anak-anak
Kondisi alergi: 0,25 mglkglday atau 8 mg / hari 2-3 dosis terbagi
2-6 tahun: 2 mg setiap 8-12 jam (tidak melebihi 12 mg / hari)
7-14 tahun: 4 mg setiap 8-12 jam (tidak melebihi 16 mg / hari)
Profilaksis sakit kepala migrain (penggunaan tidak berlabel):
4 mg setiap 8-12 jam
Dewasa:
Kondisi alergi: 4-20 mg / hari dibagi setiap 8 jam (tidak melebihi 0. 5 mg / kg / hari); beberapa
pasien mungkin memerlukan hingga 32 mg / hari
Untuk kontrol gejala yang memadai Spastisitas yang terkait dengan kerusakan sumsum tulang
belakang (penggunaan tanpa label):
Awal: 2-4 mg setiap 8 jam; maksimum: 8 mg setiap 8 jam
Lansia: Mulailah terapi di ujung bawah kisaran dosis
Penyesuaian dosis : (tidak terdapat di literatur)

 Informasi Untuk Pasien :


1. Cyproheptadine dapat menyebabkan kulit sensitif terhadap sinar matahari, sehingga rentan
mengalami iritasi kulit akibat paparan sinar matahari. Gunakan pakaian tertutup dan sunscreen.
2. Cyproheptadine dapat menyebabkan pusing, kantuk, dan penglihatan kabur. Jangan berkendara
atau melakukan aktivitas menggunakan mesin berat setelah mengonsumsi obat ini.
3. Jangan mengonsumsi minuman beralkohol cyproheptadine, karena dapat membuat pusing dan
kantuk yang lebih parah.
D. Promethazin
 Indikasi
Antihistamin, antiemetic,

 Mekanisme Kerja
Merupakan turunan fenotiazin dengan efek antidopaminergik (Pemblokir reseptor dopamin
mesolimbik dan reseptor alfa-adrenergik di otak) dan efek antihistamin (Pemblokiran reseptor
H1)

 Resiko Kehamilan
Kategori; C
Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian pada hewan
menunjukkan risiko dan penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian pada hewan
maupun manusia tidak dilakukan.

 Kontraindikasi
 Hipersensitif
 Glaukoma sudut sempit
 Obstruksi pyloroduodenal
 Stenosis tukak lambung
 Obstruksi leher kandung kemih
 Depresi SSP yang parah Koma
 Depresi pernapasan parah
 Pemberian subkutan atau intra-arteri BPH
 Bayi baru lahir / prematur, <2 tahun (risiko depresi pernapasan berpotensi fatal)

 ROTD
Takikardia, Bradikardia, Leukopenia, Leukopenia, Sedasi, Kebingungan, Disorientasi.

 Interaksi Obat
1. Promethazine + ropinirole
promethazine mengurangi efek ropinirole oleh antagonisme farmakodinamik
2. Promathazine + pramipexole
promethazine mengurangi efek pramipexole oleh antagonisme farmakodinamik
3. Promethazine + metildopa
promethazine mengurangi efek metildopa oleh antagonisme farmakodinamik

 Dosis
Alergi
-PO/PR : 25 mg sebelum tidur atau 12,5 mg sebelum makan dan sebelum tidur(kisaran dosis
6,25-12,5 mg tiap 8 jam)
- IV/IM : 25 mg; dapat diulangi dalam 2 jam bila perlu
Mual & muntah
- PO/PR:12,5-25 mg tiap 4-6 jam PRN
- IV/IM : 12,5-25 mg tiap 4-6 jam PRN
Mabuk
- 25 mg PO / PR 30-60 menit sebelum keberangkatan dan q8-12 jam PRN; pada hari-hari
perjalanan berikutnya, 25 mg PO / PR setiap pagi dan setiap malam

 Farmakodinamik

1) Durasi: PO (mabuk perjalanan), 4-6 jam; IV (mual dan muntah), 4-6 jam; hingga 12 jam

2) Onset (efek antihistamin): 3-5 menit (IV); 20 mnt (IM / PO / PR)

3) Waktu serum puncak: 6.7-8.6 jam (supositoria); 4.4 jam (sirup)

4) Waktu paruh: 10 jam (IM); 9-16 jam (IV); 16-19 jam (sirup)

 Farmakokinetik

 Absorpsi

o Disaluran pencernaan

o Bioavailability: 25% (PO/PR)

 Distribusi

o Protein bound: 93%


o Vd: 98 L/kg (syrup);

17-277 L/kg (range)

 Metabolisme

o Oleh enzim CYP2D6 di hati

o Metabolit:Promethazine sulfoxide dan glucuronides (inaktif)

 Eliminasi

o Ekskresi : - Urine (major),

- feses (minor)

 Informasi Untuk Pasien

Dapat mengganggu kemampun mengemudi atau melakukan tugas yang berat, sehingga pasien
sebaiknya tidak mengemudi dan melakukan aktivitas berat selama pengobatan

Dapat menyebabkan reaksi fotosensitifitas, oleh karena itu disarankan untuk menggunakan
pakaian tertutup dan menggunakan tabir surya ketika akan terpapar sinar matahari

E. Cetirizine (Generasi 2)
 Indikasi
Antihistamin, mengobati alergi

 Mekanisme Kerja
Antagonis reseptor Histamin H1; kompetitif dengan histamin pada sel-sel efektor di saluran
pencernaan, pembuluh darah dan saluran pernapasan

 Resiko kehamilan : B
Mungkin bisa diterima. penelitian pada hewan
menunjukkan risiko kecil dan penelitian pada manusia dilakukan dan tidak menunjukkan risiko.
Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui, karena cetirizine dieksresikan di ASI.

 Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap setirizin hidroklorida atau salah satu bahannya, levocetirizine, atau
hidroksizin

 ROTD
Kelelahan, mulut kering, sakit kepala, doare, sesak napas

 Farmakokinetik
Absorbsi : Cepat
Distribusi : 0,56 L / kg
Onset : 42 m (0.7 Jam)
Durasi : 24 jam
peak : 1 jam
protein binding: 93%
Metabolisme : Hati
Eliminasi (Half life) : 8 jam
Ekskresi : Urin (70%); feses (10%)

 Farmakodinamik
Cetirizine berkerja sebagai antagonis reseptor Histamin H1 dan kompetitif dengan histamin untuk
duduk disel-sel efektor di saluran pencernaan, pembuluh darah dan saluran pernapasan

 Dosis
urtikaria kronis, rinitis alergi
Anak 6-12 bulan : 2,5 mg sekali sehari
12 bulan - 2 tahun : 2,5 mg sekali sehari;dapat meningkat
Menjadi 2,5 mg setiap 12 jam jika diperlukan
2-5 tahun : Awal: 2,5 mg sekali sehari; dapat ditingkatkan
hingga 2,5 mg setiap 12 jam atau 5 mg sekali sehari
Anak 6 tahun dan Dewasa : 5-10 mg sekali sehari, tergantung pada tingkat keparahan gejala
Lansia : Awal: 5 mg sekali sehari; dapat ditingkatkan 10 mg / hari.
Tidak boleh lebih dari 10mg/Hari

 penyesuaian dosis gangguan hati ginjal :


Anak-anak <6 tahun : Penggunaan Cetirizine tidak dianjurkan
Anak-anak 6-11 tahun : <2,5 mg sehari sekali
Anak-anak <: 12 dan Dewasa :
Clcr 11-31mL/menit, hemodialisis, atau gangguan hati : 5 mg
sekali sehari
Clcr <11mL/menit, bukan dialisis: Cetirizine tidak
direkomendasikan

 Peringatan dan Perhatian


- Hindari alkohol, obat penenang, dan obat penenang, karena
peningkatan risiko kantuk
- Dapat menyebabkan depresi SSP; hindari kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan mental
sampai terbiasa dengan
- pengobatan
- Gunakan hati-hati pada gangguan hati dan ginjal
- Lansia mungkin lebih sensitif terhadap efek samping

 Interaksi Obat
1. Amifampridine + cetirizine
(cetirizine meningkatkan toksisitas amifampridine)
2. Crizotinib + cetirizine
(crizotinib meningkatkan kadar cetrizine oleh transporter MDR1)
3. Ritonavir+cetirizine
(ritonavir meningkatkan kadar cetirizine dengan menurunkan metabolisme)

 parameter yang dimonitoring


Meredakan gejala, sedasi dan efek antikolinergik

 Informasi untuk pasien


Cetirizine dapat menyebabkan efek samping sakit kepala dan kelelahan. Berhati-hatilah bila Anda
mengendarai atau melakukan aktivitas yang mengharuskan Anda tetap terjaga dan waspada.Dan
hentikan pengobatan ini jika Anda alergi cetirizine.

F. Levocetirizin
 Indikasi
Meredakan gejala alergi musiman dan musiman rinitis; pengobatan pada kulit dari urtikaria
idiopatik kronis

 Kontra Indikasi
• Hipersensitivitas yang terdokumentasi
• Penyakit pernapasan bawah, misalnya asma (kontroversial)
• Bayi prematur dan neonatus
• Wanita menyusui
• Hipersensitif terhadap levocetirizine atau cetirizine
• ESRD (CrCl <10 mL / mnt) atau pasien yang menjalani hemodialisis
• Anak-anak berusia 6 bulan hingga 11 tahun dengan gangguan ginjal

 Resiko Kehamilan
Tidak ada data tentang keberadaan levocetirizine dalam ASI, efek pada bayi yang disusui, atau
pada produksi ASI
Faktor Resiko pada kehamilan : B
à Mungkin bisa diterima. Penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko tetapi penelitian pada
manusia tidak tersedia atau penelitian pada hewan menunjukkan risiko kecil dan penelitian pada
manusia dilakukan dan tidak menunjukkan risiko.

 Perhatian
Perhatian pada glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat, stenosis tukak lambung, obstruksi
pyloroduodenal, atau obstruksi leher kandung kemih Dapat merusak kewaspadaan mental.
Hindari alkohol atau depresan SSP lainnya

 ROTD
Pusing, lelah, mengantuk, mual
 Farmakokinetika
Absorpsi
Bioavailabilitas : 64 -90 %
Onset : 1 Jam (alergi rhinitis); 1 hari (musiman)
Peak Plasma time : 0.5hr (oral solution); 0.9 hr (tablet)
Distribusi
Pengikatan Protein : > 90%
Vd : 0,4 L/kg
Metabolisme
Di metabolisem di enzim hati yaitu CYP3A4.
Ekskresi
Urine sebanyak 85 %
Feses sebanyak 13 %

 Mekanisme Kerja
Antagonis reseptor H1 (medscape)

 Farmakodinamika
Onset : 1 Jam (alergi rhinitis); 1 hari (musiman)

 Dosis
Rinitis alergi
Diindikasikan untuk menghilangkan gejala yang terkait dengan rinitis alergi musiman dan
tahunan
Dosis : 5mg PO perhari tiap malam. Beberapa pasien dapat merespon 2,5 mg / hari
Urtikaria kronik
Diindikasikan untuk manifestasi kulit urtikaria idiopatik kronis tanpa komplikasi
DO : 5mg PO perhari tiap malam resiko kehamilan : Tidak ada data tentang keberadaan
levocetirizine dalam ASI, efek pada bayi yang disusui, atau pada produksi ASI
Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal :
Anak-anak 6 bulan sampai 11 tahun : di kontraindikasikan
Anak-anak 12 tahun atau lebih dan orang dewasa :
Clcr 50-80 mL/menit : 2,5 mg sekali sehari
Clcr 30-50 mL/menit : 2,5 mg dua hari sekali
Clcr 10-30 mL/menit : 2,5 mg dua kali dalam seminggu (setiap 3 atau 4 hari)
Clcr < 10 mL/menit, pasien hemodialisisi : dikontraindikasikan
Penyesuaian dosis pada gangguan hati :
Penyesuaian tidak diperlukan
 Interaksi Obat
Levocetirizine + Ritonavir
Ritonavir meningkatkan kadar dari levocetirizine dengan menurunkan metabolisme (interaksi
obat farmakokinetik fase metabolisme)
Levocetirizine + Theophilin
Theophilin meningkatkan kadar levocetirizine dengan mengurangi eliminasi. Minor / Signifikansi
Tidak Diketahui. ( minor )

 Informasi yang diberikan pada pasien


Obat ini dapat membuat Anda mengantuk. Alkohol atau mariyuana (ganja) bisa membuat Anda
lebih mengantuk. Jangan mengemudi, menggunakan mesin, atau melakukan apa pun yang
membutuhkan kewaspadaan sampai Anda dapat melakukannya dengan aman. Hindari minuman
beralkohol.
Cara penggunaan :
Jika Anda menggunakan produk yang dijual bebas untuk mengobati sendiri, baca dan ikuti semua
petunjuk pada paket produk sebelum minum obat ini. Jika Anda memiliki pertanyaan,
konsultasikan dengan apoteker Anda. Jika dokter Anda telah meresepkan obat ini, minumlah
sesuai petunjuk. Obat ini diminum dengan atau tanpa makanan, biasanya sekali sehari di malam
hari. Jika Anda menggunakan bentuk cairan obat ini, ukur dosis dengan hati-hati

G. Desloratadine (Generasi 2)
 Mekanisme kerja
Antihistamin jangka panjang (antagonis reseptor H1)

 Indikasi
Rhinitis alergi dan urtikaria, rhinitis alergi parenial, urtikaria idiopatik kronik

 Kontra Indikisa
Hipersensitif thd desloratadine atau loratadine, Hipersensitif thd desloratadine atau loratadine,
wanita menyusui

 ROTD
Sakit kepala, demam, batuk, diare

 Resiko kehamilan
Data yang tersedia terbatas pada wanita hamil tidak cukup untuk menginformasikan risiko terkait
obat untuk cacat lahir utama dan keguguran ; tidak ada studi yang memadai dan terkontrol dengan
baik pada wanita hamil

 Interaksi Obat
- Isocarboxid
Isocarboxid meningkatkan efek desloratadine. Hindari atau gunakan alternatif.
- Eritromisin stearat
Eritromisin stearat meningkatkan efek desloratadine dengan menurunkan metabolisme.

 Peringatan
Pada glaukoma sudut sempit, metabolisme lambat, hipertrofi prostat, stenosis tukak lambung,
obstruksi pyloroduodenal atau obstruksi leher kandung kemih. Gunakan dengan hati-hati pada
gangguan hati/ginjal.

 Farmakokinetik
 Protein terikat : 82-87%
 Metabolisme : Hati
 Metabolit : 3- hydroxydesloratadine
 Eksresi : urin 50%,
tinja 50%

 Farmakodinamik
 Half-life : 27 jam
 Onset : 1 jam
 Durasi : 24 jam
 Waktu plasma puncak :3jam
 Dosis
Rhintis alergi & urtikaria
5 mg PO per hari
Urtikaria Idiopatik kronis
Indikasi untuk menghilangkan pruritus dan gatal-gatal terkait dengan urtikaria iodiopatik
kronik
5 mg PO per hari
Modifikasi Dosis :
Gangguan ginjal: 5 mg PO per hari
Gangguan hati : Tidak diteliti
Anak-Anak
Rhinitis alergi parenial, urtikaria idiopatik kronis
<6 bulan : Keamanan dan kemanjuran tidak ditetapkan
6-12 bln : 1 mg PO per hari
1-5 thn : 1,25 mg PO per hari
6-12 thn : 2,5 mg PO per hari
12 thn keatas : 5 mg PO per hari
Rhinitis alergi & urtikaria :
2-5 thn : 1,25 mg PO per hari
6-12 thn : 2,5 mg PO per hari

 Informasi Untuk Pasien


Pasien harus diinstruksikan untuk menggunakan sesuai petunjuk.. Karena tidak ada efek makanan
pada ketersediaan hayati, pasien dapat diinstruksikan bahwa obat ini dapat dikonsumsi tanpa
memperhatikan makanan. Pasien harus dinasihati untuk tidak menambah dosis atau frekuensi
dosis, karena penelitian belum menunjukkan peningkatan efektivitas pada dosis yang lebih tinggi
dan somnolen dpat terjadi.
H. Ketotifen (Generasi 2)
 Indikasi
Pengobatan tambahan asma atopik ringan pada anak-anak

 Resiko kehamilan
Keamanan tidak ditetapkan, baik pengaruh risiko ataupun manfaat dari obat
Laktasi : obat dikeluarkan ke dalam ASI sehingga tidak boleh digunakan pada ibu menyusui

 Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap ketotifen atau komponen formulasi apa pun; penggunaan sirup ketotifen
pada pasien yang sensitif terhadap senyawa benzoat

 Reaksi Obat Tidak Dikehendaki


Efek Samping sakit kepala, mengantuk, nyeri mata, gangguan peradangan, keratitis, mydriasis,
gangguan kelopak mata, rhinitis, photophobia.

 Peringatan
Peringatan / Pencegahan yang Diindikasikan untuk perawatan profilaksis; tidak efektif untuk
pencegahan atau pengobatan serangan asma akut. Terapi untuk gejala asma akut (misalnya,
kortikosteroid, beta2-agonis, turunan xanthine) harus dipertahankan dan dikurangi secara
bertahap. Terapi ketotifen oral beberapa minggu mungkin diperlukan untuk mengamati respons
klinis sedangkan respons terapeutik maksimum biasanya membutuhkan durasi terapi 210 minggu.
Terapi harus dipertahankan setidaknya selama 2-3 bulan untuk menentukan efektivitas. Jika
terapi membutuhkan penghentian, kurangi secara bertahap selama 2-4 minggu. Bentuk sediaan
oral dapat menyebabkan sedasi dini dalam terapi. Efek sedatif dapat dikurangi dengan memulai
terapi pada setengah dosis harian yang direkomendasikan dengan peningkatan bertahap selama 5
hari ke dosis pemeliharaan.

 Interaksi obat
• Ketotifen + alprazolam
alprazolam dan ketotifen keduanya akan meningkatkan sedasi
• Ketotifen + metformin
Kombinasi akan mengurangi kadar trombosit (jarang)

 Farmakokinetik
• Absorbsi
Protein binding : 75%
Absorbsi : cepat ≤60%
T1/2 : 1 jam
• Distribusi
Bioavailabilitas : 50%
• Metabolisme
Metabolisme dihati.
• Ekskresi
Diekskresikan melalui urine 1% obat tidak diubah, 60-70% sebagai metabolit

 Farmakodinamik
Antagonis Histamin H1 yaitu memblokir histamin duduk direseptor H1 sehingga terjadi
bronkodilator

 Dosis
Dosis Oral: Asma atopik (pengobatan profilaksis): Anak-anak 6 bulan sampai 3 tahun: Awal:
0,05 mg / kg sekali sehari atau dalam 2 dosis terbagi selama 5 hari; Pemeliharaan: 0,05 mg / kg
dua kali sehari (dosis maksimum: 1 mg dua kali sehari) Anak-anak> 3 tahun: Awal: 1 mg sekali
sehari atau dalam 2 dosis terbagi selama 5 hari; Pemeliharaan: 1 mg dua kali sehari Penyesuaian
dosis pada gangguan ginjal: Tidak ada penyesuaian dosis yang diberikan dalam label pabrikan.
Penyesuaian dosis pada gangguan hati:
Tidak ada penyesuaian dosis yang diberikan dalam label pabrikan.

 Informasi kepada pasien


- Ikuti anjuran dokter dalam menggunakan obat
- Diminum sesudah makan
- Beri tahu dokter apabila sedang menjalani program diet rendah gula, karena kekotifen sirup
mengandung gula

I. Loratadine (Generasi 2)
 Indikasi
Alergi Rinitis, Urtikaria

 Mekanisme Kerja
Antihistamin trisiklik long-acting dengan aktivitas antagonis reseptor H1-selektif perifer
(medscape)

 Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap loratadine

 ROTD
> 10% Sakit Kepala (12%)
 
1-10% Somnolence (8%) Mengantuk (8%)
Nervousness (4%)
Kelelahan (3-4%)
Mulut kering (3%)
Hyperkinesia (3%) Konjungtivitis (2%)
Disfonia (2%)
Malaise (2%)
URTI (2%)
Sakit perut (2%)

 Dosis
• Alergi Rhinitis 10 mg PO qHari
atau 5 mg dua kali sehari;
tidak melebihi 10 mg qDay
• Urtikaria 10 mg PO qDay;
tidak melebihi 10 mg QDAY
( Medscape )
Penyesuaian dosis
• Pertimbangan Dosis
Gangguan ginjal (GFR <30 mL
/ mnt): 10 mg PO setiap hari
Gangguan hati: 10 mg PO

 Farmakokinetik
• Absorbsi
- Onset : 1-3 jam
- Waktu puncak : 8-12 jam
- Durasi : 24 jam
• Metabolisme
Di dalam hati
• Eliminasi
- Waktu paruh : 12-15 jam
- Ekskresi : Urine (40%)
Tinja (40%)

 Farmakodinamik
• Onset : 1-3 jam
• Waktu puncak : 8-12 jam
• Durasi : 24 jam

 Resiko Kehamilan
Kategori kehamilan : B
B: Mungkin bisa diterima. Entah penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko tetapi
penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian pada hewan menunjukkan risiko kecil dan
penelitian pada manusia dilakukan dan tidak menunjukkan risiko
( Medscape )

 Interaksi
Metabolisme/ Efek-Efek Transportasi Substrat CYP2D6 (minor), CYP3A4 (minor),
P-glikoprotein,
Catatan: Penugasan status substrat Mayor / Minor berdasarkan potensi interaksi obat yang relevan
secara klinis; Menghambat CYP2C19 (lemah). CYP2C8 (lemah), CYP2D6 (lemah)
( Drug Information Handbook )

 Peringatan
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati atau ginjal; penyesuaian dosis
direkomendasikan. Beberapa produk mungkin mengandung fenilalanin.
( Drug Information Handbook )

 Parameter yang dimonitoring


Trigliserida, kolesterol, LFT, elektrolit, pemantauan HIV dasar, glukosa
( Drug Information Handbook )

 Informasi untuk pasien


• Loratadine merupakan obat untuk mengobati alergi seperti rhinitis dan urtikaria
• Minum obat ini dengan atau tanpa makanan biasanya sehari sekali atau sesuai dengan arahan
dokter atau yang tertera pada kemasan produk
• Selalu ikuti petunjuk dan intruksi dari dokter sesuai resep atau sesuai yang tertera pada kemasan
• Apabila terjadi efek samping yang berlebih konsultasikan kepada dokter
• Beri tahu dokter jika alergi anda tidak membaik setelah 3 hari menggunakan obat ini atau jika
gatal-gatal berlangsung lebih dari 6 minggu

J. Fexofenadine (generasi 3)
 Indikasi
Meringankan gejala yang terkait dengan alergi musiman
rinitis; pengobatan urtikaria idiopatik kronis
Pelabelan OTC: Menghilangkan gejala yang terkait dengan allergic rinitis

 Kontraindikasi
Hipersensitivitas

 Resiko Kehamilan: C
(Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian pada hewan
menunjukkan risiko dan penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian pada hewan
maupun manusia tidak dilakukan)

 Peringatan
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal; direkomendasikan penyesuaian dosis. Keamanan dan kemanjuran pada anak-
anak <6 bulan
belum didirikan/ditegakkan; tablet disintegrasi oral tidak direkomendasikan untuk digunakan
pada anak-anak <6 tahun; tablet disintegrasi oral mengandung fenilalanin.Pemberian bersama
dengan jus buah dapat menurunkan kemanjuran

 ROTD
>10% :
Muntah
1-10%:
Sakit kepala, (5-10%)
Diare (3-4%)
Batuk (4%)
Dismneore (2%)

 Interaksi
 Efek meningkat
Fexofenadine dapat meningkatkan kadar / efek dari:
Alkohol(Etil); Antikolinergik; ARIPiprazole; CNS Depressants; Methotrimeprazine; Serotonin
Reuptake Selektif Inhibitor
Tingkat / efek Fexofenadine dapat ditingkatkan dengan:
Conivaptan; Draperidol; Eltrombopag; Eritromisin;
Erythromycin (Sistemik); HydrOXYzine; Itrakonazol;
Ketoconazole, Ketoconazole (Sistemik); Methotrimeprazine; Inhibitor P-glikoprotein / ABCB1;
Pramlintide; Verapamil
 Efek menurun
Fexofenadine dapat menurunkan kadar / efek dari:
Asetilcholinesterase inhibitor (Pusat); Benzylpenicilloyl Polylysine; Betahistine Tingkat / efek
Fexofenadine dapat dikurangi dengan:
Acetylcholinesterase Inhibitors (Central); Amfetamin;
Antasida; Jus anggur; P-glikoprotein / ABCB1 Induser; Rifampin; Tocilizumab

 Farmakokinetika
Absorpsi
Absorpsi berlangsung cepat
• Onset = 60 menit
• Durasi = lebih dari sama dengan 12 jam
• Time to peak = ODT ( 2 jam, menjadi 4 jam bila dengan makanan tinggi lemak); suspensi
( 1 jam ); tablet ( 2.6 jam )
Distribusi
Terdistribusi dengan berikatan pada protein (60-70%)
Metabolisme
Di metabolisme dihati ( 5% )
Eksresi
• Waktu paruh = 14,4 jam (31% hingga 72% lebih lama di gangguan ginjal) Ekskresi =
Tinja (80%) dan urin (11%)

 Farmakodinamika
Onset: memberikan efek pada tubuh setelah 60 menit

 Mekanisme Aksi
Fexofenadine adalah metabolit aktif dari terfenadine dan seperti terfenadine ia berkompetisi
Dengan histamin untuk menduduki reseptor H1 pada sel efektor di dalam sistem pencernaan,
Pembuluh darah dan sistem pernafasan; tampaknya fexofenadine tidak melewati sawar darah
Otak sampai tingkat tertentu, sehingga menghasilkan pengurangan potensi sedasi.

 Dosis
Urtikaria idiopatik kronis:
 Anak-anak 6 bulan hingga <2 tahun: 15 mg dua kali sehariUrtikaria idiopatik kronis, rinitis alergi
musiman:
 Anak-anak 2-11 tahun: 30 mg dua kali sehari
 Anak-anak lebih dari sama dengan12 tahun dan Dewasa: 60 mg dua kali sehari atau 180 mg
sekali sehari
 Lansia:
Dosis awal: gunakan hati-hati; sesuaikan dosis untuk gangguan ginjal.
Rinitis alergi (pelabelan OTC):
 Anak-anak 2-11 tahun: 30 mg dua kali sehari
 Anak-anak lebih dari sama dengan12 tahun dan Dewasa: 60 mg dua kali sehari atau 180 mg
sekali sehari

Penyesuaian Dosis Untuk Gangguan Ginjal


CLcr <80 ml/menit:
 Anak 6 bulan sampai <2 tahun:
Awal: 15 mg sekali sehari
 Anak 2 – 11 tahun:
Awal: 30 mg sekali sehari
 Anak ≥ 12 tahun dan Dewasa:
Awal: 60 mg sekali sehari

 Parameter yang dimonitoring


Menghilangkan Gejala

 Informasi untuk pasien


Supensi, tablet:
Berikan hanya air; tidakberikan jus buah. Kocok suspensi dengan baik sebelum
menggunakannya
Tablet disintegrasi oral:
Ambil dalam perut kosong. Jangan menghilangkan bungkus blister sampai diberikan. Gunakan
tangan yang kering, letakkan segera di lidah. Tablet akan larut dalam hitungan detik, dan dapat
ditelan dengan atau tanpa cairan (jangan diberikan dengan jus buah). Jangan dibagi atau
dikunyah.

K. Brompheniramine (Generasi 3 )
 Indikasi
Rinitis alergi dan vasomotor musiman, meredakan gejala pilek, urtikaria ,angioedema, reaksi
anafilaksis, pruritus, konjungtivitis alergi.

 Mekanisme Kerja
Antagonis reseptor Histamin H1

 Dosis
Dewasa:
• Alergi : 4 mg PO 4-6jam (tidak lebih dari 24 mg perhari) PRN (jika perlu)
• Penggunaan jangka panjang : 8-12 mg tablet PO per12jam atau, 12-24 mg kapsul PO perhari
Anak dibawah 12th 0.5 mg/kg/hari terbagi 6 jam PO

 Farmakokinetik
Metabolisme : terutama di hati, hasil metabolitnya turunan asam propionat terkonjugasi dengan
glisin.
Ekskresi : melalui urine
Distribusi : volume 11,7 L/kg

Farmakodinamik
Onset : 30 menit
Waktu paruh : 11,8 – 34,7 jam
Peak plasma time : 2-5 jam

 Kontraindikasi
Hipersensitivitas yang terdokumentasi penyakit pernapasan bawah, misalnya asma (kontroversial)
Bayi prematur & neonatus, Wanita menyusui

 ROTD
Bervariasi dalam kejadian & keparahan dengan obat individu pasien individu juga bervariasi
dalam kerentanan. Frekuensi Tidak Didefinisikan :
Depresi SSP, Kantuk, Sedasi mulai dari kantuk ringan hingga tidur nyenyak (paling sering),
Pusing, Kelesuan, Koordinasi terganggu, Kelemahan otot, Gelisah, susah tidur, gemetaran,
eufhoria, gugup, delirium, jantung berdebar, kejang jarang terjadi, Kesulitan epigastrium
 Resiko Kehamilan
Kategori C
LAKTASI : eksresi dalam susu tidak diketahui atau dikontraindikasikan
Kategori definisi
secara umum dapat diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukan bukti risiko
janin

 Peringatan
Perhatian pada glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat, stenosis tukak lambung, obstruksi
pyloroduodenal, atau obstruksi leher kandung kemih

 Interaksi Obat
Brompheniramine + eluxadoline
Meningkatkan efek yang lain dengan sinergisme farmakodinamik .hindari atau gunakan obat
alternatif . Hindari pemberian bersama dengan obat lain yang menyebabkan konstipasi.
Brompheniramine + alprazolam
brompheniramine dan alprazolam keduanya meningkatkan sedasi.
Brompheniramine +Isocarboxazid
Isocarboxazid meningkatkan efek brompheniramine oleh yang lain. Isocarboxazid tidak boleh
diberikan dalam kombinasi dengan antihistamin karena efek depresan SSP potensial aditif.
Inhibitor MAO juga Memperpanjang dan mengintensifkan efek antikolinergik dari antihistamin

 Informasi Untuk Pasien


Obat tidak boleh dikonsumsi oleh anak dibawah 4th , serta wanita hamil dan menyusui yang tidak
mendapatkan persetujuan oleh dokter, obat diminum bila perlu dan dengan resep dokter.

L. Dimenhydrinate (Generasi 3)
 Indikasi
Digunanakan untuk perawatan dan pencegahan mual, vertigo, dan muntah yang berhubungan
dengan mabuk perjalanan.

 Unlable use
Kategori enthanolamine derivate histamin agonis, histamin antagonis, generasi pertama
 Mekanisme kerja
Gabungan dari beberapa logam berat yang membentuk relatif stabil, kelat beracun, larut yang
akan disekresikan oleh urine. Dapat menghambat stimulasi vestibular dan menghambat
asetilkolin.

 Kontra indikasi
Hipersensitive terhadap dimenhydramine atau diphenhidramine.

 ROTD
Gelisah, mengantuk , gemetaran, eufhoria, gugup, anorexia, jantung berdebar, dan lesu.

 Peringatan dan perhatian


Dapat mengganggu kemampuan untuk mengemudi atau beroperasi berat. Jangan diberikan
bersamaan dengan aminoglikosida. Pasien dengan kejang, glaukoma, pembesaran kelenjar
prostat, asma, dan hati akut.

 Interaksi
1. dimenhydrinate +chlorpheniramine : keduanya meningkatkan efek sedasi
2. dimenhydrinate + tramadol : keduanya meningkatkan efek sedasi
3. dimenhydrinate + warfarin : dimenhydrinate meningkatkan efek warfarin dengan mekanisme
belum diketahui.

 Farmakokinetik
Waktu bekerja
oral : anak-anak 6-8 jam
dewasa 4-6 jam
intra muskular : anak-anak 4 X /hari
dewasa setiap 4 jam
intra vena : dewasa setiap 4 jam

 Farmakodinamik
Absorbsi :
intra muskular : cepat
oral : tidak terabsorbsi
Distribusi : ke semua jaringan termasuk otak
Metabolisme : di hati
Ekskresi : urine
waktu paruh : 0,5-1 jam

 Dosis
Oral
• Anak-anak:
2-5 tahun : 12,5-25 mg setiap 6-8 jam, maksimum 75 mg/hari
6-12 tahun : 25-50 mg setiap 6-8 jam, maksimum 150 mg/hari
• Dewasa
50-100 mg setiap 4-6 jam, tidak melebihi 400 mg/hari

Intra muskular
• Anak-anak
1,25 mg/kg atau 37,5 mg/kg 4x/hari, maksimum 300 mg/hari
• Dewasa
50 mg setiap 4 jam, maksimum 100 mg setiap 4 jam

Intra vena
• Dewasa
50 mg setiap 4 jam, maksimum 100 mg setiap 4 jam

 Penyesuaian dosis untuk gangguan fungsi hati dan ginjal :


Konsultasikan dengan dokter

 Parameter yang dimonitoring :


Fungsi ginjal, pH urin, reaksi yang terkait infeksi.

 Informasi untuk pasien


• Bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
• Untuk pasien yang mudah mengalami mabuk perjalanan dapat meminum obat 30-60 menit
sebelum melakukan perjalanan.
• Tidak dianjurkan untuk pasien yang mengendarai kendaraan karena dapat menyebabkan kantuk.

Rangkuman Diskusi Farmakologi Praktikum


Antiinflamasi

Nama : Vicka Anestya


Nim : 1848401010
Kelas : Reguler 1
Hari, Tanggal : Jumat, 27 Maret 2020

A. Celecoxib
 coba diperhatikan penjelasan terkait mekanisme celecoxib? Salah bnr obat tsb mhambat
enzim cox 1 dan 2 jadi celocoxib itu menghambat cox 2. Jadi NSAID selektif.
Perbedaannya pada mekanisme kerjanya.
Untuk NSID selektif itu hanya menhambat pada enzim COX-1.
Untuk yang NSID non selektif menghambat pada enzim COX-1 dan COX-2
 berikan contoh satu interkasi obat dg celcoxib ya? Jelaskan secara singkat
contoh interaksi salah satu obat dengan celecoxib di medscape,
Misalnya dengan acebutolol : celecoxib mengurangi efek acebutolol oleh antagonisme
farmakodinamik.
 Bisa dijelaskan bagaimana mekanismenya celecoxib dapat meningkatkan kejadian
thrombosis? Jadi penggunaan obat celexocib dapat meningkatkan trombosis atau
penyempitan pembuluh darah dikarenakan obat ini hanya menghambat COX-2,
sedangkan COX-1 tetap membentuk trombkosan A2 yang berfungsi sebagai mediator
feedback positif untuk aktivasi platelet atau pembentukan trombosit (keping darah).
Disisi lain prostaksilin merupakan vasodilator agregasi platelet yang pembentukannya di
katalisis utamanya oleh COX-2. Penggunaan obat celexocib akan menyebabkan
ketidakseimbangan dimana sintesis prostasiklin berkurang, sementara tromboksan A2
tetap terbentuk. Tromboksan A2 ini mempunyai sifat vasokonstriktor, itu sebabnya
terjadi penyempitan pembuluh darah

B. Meloxicam
 Apa yg dimaksud dg ulserasi dan perforasi lambung akaibat pgunaan meloxicam?
Ulserasi adalah peradangan pda usus besar yang tersambung ke anus
Perforasi lambung adalah terbentuknya lubang pada dinding lambung.
 Bisa dijelaskan kembali bagaimana mekanisme ROTD itu bisa terjadi?
Mekanisme rotd bisa terjadi karena Penghambat selektif siklooksigenase-2 meningkatkan
toleransi saluran cerna. Faktor lain juga ikut menentukan kepekaan efek pada saluran
cerna
 Apa yang dimaksud dengan thrombotik cardiovascular? Dan bagaimana meloxicam bisa
menyebabkan ini?
Trombotik cardiovaskular adalah kondisi adanya gumpalan darah di pembuluh darah
vena.Karena menghambat selekif siklooksigenase-2 sehingga menyebabkan thrombotik
cardiovascular
 Bagaimana jika ada obat lain yang menyebabkan protein binding meloxicam menjadi
75%? Apa yg terjadi?
Protein binding adalah obat yang terikat pada protein, obat yang bebas atau yang tidak
terikat protein itu yang akan menyebabkan efek terapi. Untuk meloxicam protein
bindingnya 99,4% nah apabila ada obat yang menyebabkan protein binding meloxicam
menjadi 75% itu menyebabkan banyak obat yang bebas (tidak terikat dengan protein)
sehingga menyebabkan toksisitas.
 apa informasi yang sangat penting yang harus kita tekankan pada pasien? Karena obat
meloxicam ini banyak dibeli bebas di apotek?
Informasi yang harus ditekankan pada penggunaan meloxicam yaitu jangan
mengonsumsi obat meloxicam dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter
karena meloxicam dapat menyebabkan gejala gangguan kesehatan seperti risiko
kardiovaskular (seperti trombotik, infark miokard, dan stroke) dan gastrointestinal
(seperti ulserasi dan perforasi lambung). Gunakan obat Meloxicam sesuai petunjuk
dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan

C. Indometacine
 1. Off label persalinan premature.... Bagaimana kaitan mekanisme kerja ini dengan
penggunaan pada persalinan premanture?
Indomethacin direkomendasikan untuk kehamilan >32 minggu karena dapat
mempercepat penutupan duktusarteriosus dan masuk dalam kategori D ( Ada bukti positif
mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa).
 Berapa penyesuaian dosis utk pasien dg gangguan fs ginjal dan hati?
Untuk pasien gangguan ginjal tidak di anjurkan mengkonsumsi obat indomethacin
 Parameter apa saja yg dimonitor terkait pgunaan indometacine?
Parameter yg hrus dimonitoring ada respon monitiror misalnya respon terhadap nyeri
Monitor fungsi ginjal dengan melihat kreatin serum
 Cara Mengatasi ROTD terkait pgunaan indometasin?
Obat indomethacin ini dapat mengatasi ROTDnya karena obat indomethacin ini
direkomendasika untuk membantu kelahiran premature

D. Ketorofen
 Jelaskan lagi mengenai sediaan ketorofen lepas lambat. Apa bedanya dg ketoprofen yg
bukan lepas lambat?
Ketoprofen dapat digunakan sebagai pengganti untuk ibuprofen dan aspirin, karena dosis
penggunaan lebih kecil untuk mencapai efektivitas yang sama dengan aspirin. Ketoprofen
dapat menyebabkan gangguan saluran cerna, reaksi hipersensitivitas, serta waktu
paruhnya relatif pendek sehingga diperlukan pemakaian berulang untuk mempertahankan
kadar terapetiknya. Hal ini diatasi dengan formulasi ketoprofen dalam sediaan lepas
lambat, untuk mengurangi frekuensi pemakaian obat. Dengan demikian efek samping
dapat diminimalkan, dan kadar terapetiknya dapat dijaga konstan.Ketoprofen dapat
diformulasi menjadi sediaan lepas lambat karena mempunyai permeabilitas yang baik.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai log P-nya, yaitu 3,12. Di mana batasan nilai log P yang
baik untuk sediaan lepas lambat adalah 1-3.Dosis obat pada sediaan lepas lambat
umumnya lebih besar daripada sediaan konvensional, sebagai dosis pemeliharaan untuk
mempertahankan konsentrasi terapeutik obat selama 8-12 jam.
 Kontra indikasi:
Mutlak dan Relatif ?
Jadi perbedaan Kontraindikasi mutlak dan relatif yaitu kalau Kontraindikasi mutlak
adalah Kontraindikasi yg harus benar benar dipatuhi karna jika tetap dilakukan akan
berbahaya bagi kesehatan sedangkan Kontraindikasi relatif adalah suatu kondisi yang
dapat meningkatkan resiko buruk bagi kesehatan jika mengonsumsi obat tersebut
meskipun demikian pada situasi tertentu ketika tidak ada pilihan obat lain maka obat ini
dapat di konsumsi
 ROTD: bgmn cara mengatasi ROTD nya?
Jadi salah satu ROTD dari ketoprofen yaitu dispepsia (sakit maag) sehingga cara
mengatasi nya dengan meminum obat ketoprofen bersamaan dengan makanan atau
setelah makan

E. Piroxicam
 Off label : encok? Jelaskan lagi secara singkat
Jadi, kategori pd wanita kehamilan ada 2 ya? C dan D? Jelaskan lagi
Piroxicam byk digunakan secara bebas di masyrakata kita? Apa risikonya? Dan apa yg
bisa kita lakukan utk menanggulanginya?
Jadi off lable dari piroxicam itu gout (medscape), gout itu asam urat mebyebabkan Nyeri
dan peradangan terjadi ketika terlalu banyak asam urat yang mengkristal dan menumpuk
pada sendi atau sering disebut encok bu
Untuk kategori kehamilan disebutkan untuk obat ini ada 2 yaitu tipe C dan D
Kategori C (sebelum minggu ke-30 kehamilan): Obat-obatan yang berdasarkan efek
farmakologisnya telah atau diduga mampu memberikan dampak buruk bagi janin, namun
tidak sampai menyebabkan suatu kecacatan yang sifatnya permanen.
Kategori D (setelah minggu ke-30 kehamilan): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap
janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari
risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Resiko penggunaan secara bebas di masyarakat tentu akan sangat besar, terlebih obat ini
trmasuk kategori obat keras sehingga pemakaiannya harus dengan resep dokter apalgi
obat ini memiliki banyak interaksi sehingga di khawatirkan tanpa adanya resep dokter
akan berbahaya bagi pasien. Penanggulanya bisa seperti pemberian edukasi dalam bentuk
langsung atau seperti pamflet agar masyarakat lebih teredukasi dan bijak dalam
pengunaan obat
 berikan contoh secara jelas satu aja terkait interaksi obat ya
Interaksi
piroxicam dan asam aminolevulinic topikal. meningkatkan toksisitas yang lain dengan
sinergisme farmakodinamik. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. Setiap obat dapat
meningkatkan efek fotosensitisasi dari yang lain.
piroxicam dan apixaban keduanya meningkatkan antikoagulasi. Hindari atau Gunakan
Obat Alternatif.
piroxicam, benazepril. antagonisme farmakodinamik. Hindari atau Gunakan Obat
Alternatif. Pemberian bersama dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang
signifikan. NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dari inhibitor ACE. Mekanisme
interaksi ini kemungkinan terkait dengan kemampuan NSAID untuk mengurangi sintesis
vasodilatasi prostaglandin ginjal.
piroxicam, enalapril. antagonisme farmakodinamik. Hindari atau Gunakan Obat
Alternatif. Pemberian bersama dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang
signifikan. NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dari inhibitor ACE. Mekanisme
interaksi ini kemungkinan terkait dengan kemampuan NSAID untuk mengurangi sintesis
vasodilatasi prostaglandin ginjal.
 Ekskresi obat sebagian besar lewat mana ya?
Tinja menjadi hitam akibat dari pgunaan piroxicam. Knp bisa begitu? Waktu paruh
piroxicam cukup panjang, yakni sekitar 14-158 jam (rata rata 50 jam)
Piroxicam diekskresikan dua kali lebih banyak pada urine dibandingkan pada feses. dan
tinja berwarna hitam itu merupakan tanda adanya perdarahan di saluran cerna(lambung)

F. Diklofenak
 Ada natrium diklofenak dan ada kalium diklofenak. Bedanya apa ya?
Perbedaan dari keduanya adalah garam kalium yang ada di obat diklofenak lebih mudah
larut dalam air dibandingkan dengan garam natrium. Sehingga kalium diklofenak dapat
diabsorpsi lebih cepat dibandingkan dengan natrium diklofenak. Kalium diklofenak
dilepaskan lebih cepat dibandingkan dengan natrium diklofenak. Hal ini berdampak pada
penggunaannya secara klinis. Pada keadaanyang akut dan nyeri yang agak berat, lebih
baik menggunakan kalium diklofenak dibandingkan dengan natrium diklofenak
 Ada sediaan lainkah selain sediaan oral?
ada bu sediaan lain yaitu sediaan topikal suppositoria semisolid dari natrium diklofenak
bentuk sediaannya gel, kemudian ada sediaan injeksi juga bu dan ada bentuk sediaan tetes
mata juga bu
 bagaimana pgunaan na diklofenak dg ibuprofen?
Penggunaan diklofenak dengan ibuprofen bersamaan akan meningkatkan resiko
koagulas/ pendarahan, selain itu juga dapat menyebabkan overdosis karna cara kerja yang
sama yaitu menghambat enzim cox 1 dan cox 2. Selain itu juga ibuprofen dan diclofenac
berasal dari golongan yang sama yaitu NSAID dan ada indikasi yg sama antara ibuprofen
dan diclofenac yaitu antiinflamasi.
Jadi sebaiknya pilih untuk diminum salah satu antara diclofenac atau ibuprofen, jangan
diminum bersama
 Mengapa hrs berhati2 pd pasien sg hipertensi, stroke? Jelaskan ya.
Knp gak boleh bersamaan di minum dg obat pengencer darah?
untuk pertanyaan kenapa harus berhati2 pada pasien hipertensi dan stroke..
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Sering di sebut sebagai the
silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 6 kali. Pada
pasien hipertensi,tekanan darah akan meningkat ≥ 140 mmHg/ ≥ 90 mmHg secara
persisten. NSAID dengan mekanismenya sebagai obat antiinflamasi memiliki efek
samping terhadap meningkatkan tekanan darah. Sehingga akan menjadi suatu masalah
ketika pasien dengan riwayat penyakit hipertensi tersebut mengkonsumsi NSAID untuk
mengatasi inflamasi karena penyakit arthritis atau penyakit lain nya.
Untuk pertanyaan kedua,kenapa tidak boleh diminum bersamaan dengan obat pengencer
darah..? Dikarenakan akan meningkatkan pendarahan terkait interaksi obat nya. Contoh
nya Diclofenac dan heparin(obat pengencer darah) memiliki interaksi yaitu kedua nya
meningkatkan antikoagulasi,maka dari itu tidak boleh diminum bersama obat pengencer
darah krena akan meningkatkan pendarahan

G. Ibuprofen
 Jelaskan kembali pguna ibuprofen sbg off label used ya.
Jadi unlable use dari obat ibu profen ini dapat digunakan juga pada kondisi seperti
1.Cystic fibrosis yaitu Sebuah gangguan keturunan yang mengancam jiwa serta merusak
paru-paru dan sistem pencernaan.
2. Gout adalah sejenis sakit sendi atau arthritis yang ditandai dengan pembengkakan pada
sendi akibat kadar asam urat berlebih dalam tubuh. 
3. Ankylosing spondylitis adalah radang sendi (arthritis) pada punggung yang membuat
bagian punggung belakang terasa nyeri dan kaku. Biasanya, rasa sakit dan kaku akan
dirasakan mulai bagian leher hingga punggung bawah
4. Sakit kepala migran akut
 Sebagai antipiretik lebih aman mana,nih. Paracetamol atau ibuprofen? Terutama utk
anak2. Jelaskan scr singkat ya.
menurut saya lebih aman Paracetamol terutama untuk anak-anak karna untuk obatan
yang sistem kerjanya menghambat Cox1 dan 2 , harus hati hati juga dalam penggunaan
nya, penggunaan obat golongan NSAID juga menyebabkan kerja pada enzim Cox 1 dan 2
sehingga menyebabkan produksi leukotrein semakin banyak. Leukotrein dapat
menstimulasi bronkokontriksi pada otot polos bronkus sehingga memperparah obstruksi
saluran pernapasan
 apa yg terjadi jika ibuprofen diminum bersamaan dg diuretik Hema kalium? Jelaskan scr
singkat ya ?
Disini saya ambil contoh obat diuretic hemat kalium yaitu amilorid
Jadi jika Ibuprofen diminum bersamaan dengan obat amiloride,Ibuprofen dan amiloride
keduanya dapat meningkatkan kalium serum atau biasa disebut hiperkalemia bu
 Td disinggung bahwa ibuprofen digunakan od kasus dismenorhea? Lebih aman mana
dibandingkan pct? Jelaskan secara singkat, kaitkan dg mekanisme dan efek sampingnya
ya?
Penggunaan ibuprofen sebagai obat penekan nyeri (Dismenorhea) dapat mempengaruhi
terjadinya gastritis disebabkan karena ibuprofen bersifat lipofilik dan asam, sehingga
mempermudah penangkapan ion hidrogen masuk mukosa lambung dan menimbulkan
kerusakan. Kemudian, penghambatan COX-1 dan COX 2 mengakibatkan produksi
Prostaglandin yang menurun, dimana PG merupakan substansi sitoproteksi yang amat
penting bagi mukosa lambung. Jadi lebih aman menggunakan Paracetamol sebagai
analgesik untuk mengurangi resiko iritasi pada GI

H. Flurbiprofen
 Pgunaan utk management nyeri? Bisa jelaskan lagi secara detail?
Manajemen nyeri bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol nyeri ataupun
mengatur nyeri secara optimal. Tak hanya itu, manajemen nyeri juga berguna untuk
mengurangi resiko lanjut dari efek samping nyeri tersebut, yang pada akhirnya pasien
mampu mengontrol ataupun nyeri yang dirasa tersebut hilang.
 Kenapa penggunaan obat ini pada pasien kardiovaskular harus berhati hati?
Karena, NSAID dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik kardiovaskular yang
serius, infark miokard (MI), dan stroke, yang dapat berakibat fatal.
Risiko dapat meningkat dengan durasi penggunaan.
Pasien dengan faktor risiko atau penyakit kardiovaskular yang ada mungkin berisiko
lebih besar
NSAID dikontraindikasikan untuk nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi bypass
graft arteri koroner (CABG) (peningkatan risiko MI dan stroke).
 Mengapa pgunaan pd pasien karduovaskukar hrs berhati2?
ROTD kategori apa,Yu?
Bagaimana cara mengatasi ROTD tsb?
Rotd dari flurbiprofen adalah tipe A karena efeknya begantung pada farmakologis obat
sehingga dapat diprediksi (contohnya ialah masalah pencernaan akibat konsumsi
flurbiprofen atau NSID lainnya yang dapat mengiritasi lambung karena aktifitas
farmakologinya yg berupa penghambatan prostaglandin) cara mengatasi rotd ini dapat
dengan penggunaan setelah makan dan penggunaan dengan dosis sesuai.
 1.Mengapa pd pasien gangguan ginjal tdk direkomendasikan mgunakan obat ini?
utk pasien gangguan ginjal tidak direkomendasikan mengkonsumsi nsaid. mengapa?
karena bisa kita lihat pada gambar, peran prostaglandin pada pembuluh darah yaitu
vasodilatasi dan pada ginjal filtrasi dan laju aliran darah. namun pada nsaid prostaglandin
nya dihambat supaya tidak disintesis akibatnya pembuluh darah menjadi vasokontriksi.
pembuluh darah tidak hanya di tempat yang bengkak/inflamasi bisa juga pembuluh darah
di ginjal. karena hal itu harusnya prostaglandin membantu laju aliran darah di ginjal
namun krna nsaid, prostaglandin dihambat jadi pasokan darah yang masuk ke ginjal lebih
sedikit
2. Informasi penting g utk pasien?
informasi penting untuk disampaikan kepada pasien yaitu obat diminum setelah makan
karena seperti yang diketahui efek samping dari nsaid itu bisa menyebabkan gangguan
pada saluran gi. maka baiknya kita berikan informasi kepada pasien terkait penggunaan
obat nsaid ini sehingga efek yang tidak diharapkan tidak terjadi. begitu bu kurang
lebihnya

I. Asam Mefenamat
 Unlable use: sakit kepala vaskar? Bisa jelaskan lagi?
Jadi unlabel use dari asam mefenamat yaitu sakit kepala vaskular yang berkaitan dengan
mekanisme kerjanya yang Menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan tubuh
dengan menghambat setidaknya cyclo-oxygenase (COX), COX-1 dan COX-2.
Yang dapat menghambat rasa nyeri
 Bagaimana cara mengatasi ROTD di atas,
untuk mengurangi ROTD penggunaan obat asam mefenamat tersebut yaitu dengan
meminum obat asam mefenamat sesudah makan bu.
 Apa yg terjadi jika kalium serum meningkat?
kalium serum meningkat ini bisa menyebabkan hiperkalemia.
untuk penggunaan asmef pada pasien anemia harus hati hati karena untuk menghindari
risiko terjadinya perdarahan berlebih didalam tubuh bu.
 Mengapa penggunaan asmef pd pasien anemia hrs berhati2? Jelaskan scr singkat ya....
 Onset cepat? Berapa lamakah onsetnya?
Berapa lama pgunaannya?
untuk onset obat asam mefenamat yang tertera di medscape cepat bu, berdasarkan yang
saya cari secara umum untuk onset cepat sekitar 30 menit bu. Lama penggunaannya
untuk nyeri akut tidak melebihi 7 hari, dan untuk dismenore tidak melebihi 3 hari

J. Fenoprofen
 Alergi apa tadi? Bisa jelaskan lagi ya...
fenoprofen di kontraindikasikan pada pasien yang alergi ASA atau alergi aspirin bu.
Aspirin sendiri merupakan obat golongan NSAID, satu golongan dengan Fenoprofen.
Yang dimaksudkan disini lebih kepada pasien yang hipersensitif terhadap NSAID di
sarankan tidak mengkonsumsi Fenoprofen yang juga merupakan NSAID.
 Onset brp lama? Bosa dijelaskan kembali?
Onset dari fenoprofen adalah 2-4 jam . Onset sendiri adalah waktu yang diperlukan obat
dari awal diminum hingga memberikan efek . Sedangkan kalau untuk waktu puncak
plasma nya ini 2 jam, dan waktu puncak plasma adalah waktu dimana konsentrasi plasma
mencapai puncak
 Tolong jelaskan keamanan fenoprofen utk pasien geriatri dg mkaitkan bdsrkan kriteria
stopp start
didasarkan pada kriterian STOPP, penggunaan fenopren pada pasien geriatri dapat
memunculkan Potentially Inappropriate Medications (PIMs) atau potensial penggunaan
obat yang tidak tepat. Dimana itu dapat terjadi pada pasien geriatri dengan riwayat ulcer
peptik atau perdarahan di saluran pencernaan, atau pasien geriatri dengan gagal jantung
 Penggunaan fenoprofen dan ketorolac secara bersamaan disebut duplikasi obat. Apa yg
terjadi? apabila fenoprofen ketorolac digunakan bersamaan dapat meningkatkan toksisitas
bu.
Berapa lama pgunaan yg aman pd pasien?
Untuk lamanya penggunaan yg aman pada pasien, obat tersebut baik digunakan hingga
nyeri pada pasien tersebut hilang bu.

K. Naproxen
 0bat Naproxen merupakan NSAID non spesifik karena cara kerjanya dengan cara
menghambat Cox 1 dan Cox 2
 Durasi obat 12 jam, jadi aturan pakainya 2 x sehari
 Klirens kreatinin normal adalah 88-128 mL / menit untuk wanita sehat dan 97–137 mL /
menit untuk pria sehat.
Untuk clcr < 30 ml jadi untuk penderita gangguan ginjal dan hati tidak diperkenankan
memakai obat ini.
Untuk obat Naproxen masuk ke dalam kategori,
A: Secara umum dapat diterima. Studi terkontrol pada wanita hamil tidak menunjukkan
bukti risiko janin.
B: Mungkin bisa diterima. Entah penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko tetapi
penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian pada hewan menunjukkan risiko
kecil dan penelitian pada manusia dilakukan dan tidak menunjukkan risiko.
C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian pada
hewan menunjukkan risiko dan penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian
pada hewan maupun manusia tidak dilakukan.
D: Gunakan dalam keadaan darurat yang MENGHAMBAT LIFE ketika tidak ada obat
yang lebih aman. Bukti positif risiko janin manusia.
X: Jangan gunakan dalam kehamilan. Risiko yang terlibat lebih besar daripada manfaat
potensial. Alternatif yang lebih aman ada.

Jadi untuk obat Naproxen ini masuk ke dalam kategori C

L. Aspirin
 Kehamilan trimester 3, dimulai dari bulan ke 7
 Bagaimana dosis:
1. Aspirin sebagai antiinflamasi?
Anak-anak:
Oral : Awal : 60-90 mg/kg/ hari dalam dosis terbagi;
perawatan biasa: 80-100 mg/ kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam
Dewasa :
Oral: Awal: 2,4-3,6 g/hari dalam dosis terbagi;
perawatan biasa: 3.6-5.4 g/hari dalam dosis terbagi.
2. Aspirin sebagai antiplatelet?
Dosis yang disarankan 3-5 mg/kg/hari hingga 5-10mg/kg/hari diberikan sebagai dosis
harian tunggal.
 Off label digunakan sebagai apa? Jadi off lable atau unlable adalah obat yang di gunakan
di luar indikasi,disini contoh nya digunakan untuk kanker kolorektal yang dosis nya
600mg/hari.
Penggunaan untuk kanker kolorektal
Mengurangi risiko terkena kanker kolorektal herediter (yaitu, sindrom Lynch) hingga
60% jika dikonsumsi setiap hari selama minimal 2 tahun (medscape)
Pada literature salah satu jurnal yang telah dibaca bahwa, karsinogenesi akan
meningkatkan metabolisme as. arakhidonat menjadi PG oleh COX2 yang mana PG sndiri
dapat membantu berkembangnya tumor menjadi kanker.
sedangkankan aspirin ini mekanisme kerjanya menghambat sintesis PG oleh COX1 dan 2
bu, jadi dia bisa jadi salah satu obat untuk terapi kanker korolektar.
 Apa kategori ROTD aspirin? untuk yang kategori rotd dari aspirin yaitu kategori A,
karena efek rotd nya dapat diperkirakan berdasarkan efek farmakologinya / menkanisme
kerjanya dari obat aspirin, contohnya yaitu bronkokonstriksi
 Bisa tolong berikan salah contoh secara mendetail terkait kontarindikasi dan
penjelasannya?
Jadi pada kontraindikasi tedapat hipersensitivitas terkait aspirin termasuk urtikaria yang
diinduksi aspirin, asma yang tidak toleran terhadap aspirin.
Mengapa tidak boleh diberikan pada penyakit asma karena golongan nsaids ini
menghambat enzim COX, sehingga produksi PGE2 juga menurutn, nah ini
mengakibatkan leukotrien diproduksi berlebihan oleh enzim lipoxygenase sehingga
menyebabkan kadar leukotrien tinggi dan menyebabkan bronkokonstriksi (penyempitan
saluran pernafasan)
 Bagaiman penggunaan aspirin utk pasien dg penyakit asma? Aspirin itu efek sampingnya
pada sistem pernafasan jadi aspirim dapat memeperbruk penyakit asma jadi harus
dihindari dan diganti obat lain. Karna rotd dadi aspirin salah satuya bronkospasme yaitu
penyempitan saluran pernapasan menuji paru paru
 Apa yg terjadi jika aspirin berinteraksi dg obat yg meningkatkan kinerja aspirin? Jika
kadar aspirin tinggi didalam tubuh maka akan menyebabkan stimulasi sistem saraf
pusat yang diikuti dengan depresi;selain itu dapat juga timbul konfusi, dizziness,tinnitus,
gangguan pendengaran nada tinggi, delirium, psikosis,stupor bahkan koma. Tinnitus dan
gangguan pendengaran pada intoksikasi salisilat ini terjadi karena peningkatan tekanan
dalam labirin dan pengaruh sel‐sel rambut di cochlea,diduga akibat vasokonstriksi dalam
mikrosirkulasi di telinga dalam
 Informasi mendasar apa yg harus diberikan kpd pasien?
informasi pasien
-Simpan obat aspirin pada suhu ruangan
-Minum obat aspirin menggunakan air putih
-Konsumsi obat ini bersama dengan makanan agar mengurangi efek samping sakit perut
atau gangguan pencernaan,karena efek samping aspirin adalah tukak lambung
Rangkuman Diskusi Farmakologi Praktikum
Kortikosteroid

Nama : Vicka Anestya


Nim : 1848401010
Kelas : Reguler 1
Hari, Tanggal : Jumat, 3 April 2020

A. Prednisolon (Kelompok 1)
1. Apakah prednisone termasuk pro drug? Apa metabolite aktifnya?
Jawab =
Prednison merupanan pro drug yang didalam hati akan segera diubah menjadi
prednisolone senyawa aktif steroid. Metabolit aktifnya prednisolon.

2. Bagaimana penggunaan prednisone pada anak2?


Jawab =
Anak-anak usia 0–11 tahun: 1–2 mg/kgBB per hari, selama 3–10 hari. Dosis maksimal 60
mg per hari.

3. Berapa lama pemakaian prednisone yg dianjurkan?


Jawab =
Untuk lama penggunaan 3-10 haridan jawaban selanjutnya terkait

4. Apa yg dimaksud dengan pegunaan sebagai offlabel? Mengapa pengobatan od


pneumonia dikatakan sebagai offlabel?
Jawab : .Obat off-label adalah obat diluar indikasi yang tertera dalam label dan belum
atau diluar persetujuan oleh badan atau lembaga yang berwenang atau jika di Indonesia
adalah Badan POM. Disebut off lable pada pneumonia karena obat ini adalah anti
inflamasi dan immunosupressi akan tetapi obat ini juga dapat digunakan sebagai obat
peneumonia pada pasien AIDS (tidak tercantum pada lable)

5. Apakah boleh dihentikan tiba-tiba?


Jawab =
Obat prednison tidak boleh dihentikan tiba" tanpa konsultasi ke dokter, beberapa kondisi
akan lebih buruk ketika mendadak berhenti, karna bisa menyebabkan lemah, kehilamgan
berat badan,mual,sakit otot, pusing kelelahan.

6. Apa ROTD nya dan bagaimana cara mengatasi ROTD nya?


Jawab =
Untuk ROTD salah satunya alergi. Untuk mengatasinya beritahu dokter jika anda pernah
memiliki reaksi yg tidak biasa atau alergi terhadap obat ini atau obat-obayan lainnya.
Juga beritahu ahli kesehatan jika anda memiliki jenis lain dari alergi, seperti untuk
makanan, pewarna, pengawet, atau hewan. Untuk produk non resep, baca label atau
bahan obat dengan hati-hati

7. Mengapa interaksi obat antara prednisone dan lbuprofen disebut sinergisme


farmakodinamik?
Jawab =
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang  mempunyai efek
farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat
disebabkan karena kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang
bekerja pada sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini  biasanya dapat diperkirakan
berdasarkan sifat farmakologi  obat-obat yang berinteraksi. Pada umumnya, interaksi
yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga dengan obat sejenisnya.
Disini ibuprofen merupakan gol. NSAID yang memiliki efek samping yang sama dengan
kortikosteroid yang dapat meningkatkan risiko Ulserasi GI

8. Disebutkan bahwa obat ini bisa digunakan selain dari indikasi nya yaitu untuk pneumonia
pada AIDS dan penyakit crohn. Mengapa obat ini bisa untuk kedua penyakit itu?
Jawab =
Prednison adalah obat jenis kortikosteroid. Disini prednisone digunakan untuk
peradangan paru-paru (pneumonia) pada penderita AIDS agar gejala peradangan mereda.
Obat steroid umumnya aman untuk penderita AIDS.

9. Diterangkan bahwasanya dengan pemakaian dosis tinggi dapat menurunkan imunologi.


Obat golongan kortikosteroid ini dapat menurunkan imunitas tubuh (imonosupressan),
dari penjelasan ppt kalian jika obat prednison dikonsumsi oleh seseorang yang menderita
inflamasi sekaligus covid-19 apakah direkomendasikan?
Jawab =
tidak direkomendasikan, benar karena adanya covid-19 yang menyerang paru-paru
menyebabkan adanya peradangan sebagai bentuk pertahanan diri. Artinya tubuh
membutuhkan imun yang tinggi.
Sedangkan seperti yg di sampaikan kemarin, bahwa obat kortikosteroid dapat menekan
imunitas tubuh. Sehingga kalau diberikan obat kortikosteroid pada pasien terinfeksi
covid-19 ini malah akan semakin menurunkan inunitas tubuh dan tubuh tidak bisa
melawan virus .
10. Interaksi obat prednison+ibuprofen akan menyebabkan toksisitas yg lain dengan
sinergisme farmakodinamik. Toksisitas seperti apa yg disebabkan oleh interaksi tersebut
dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab =
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang  mempunyai efek
farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat
disebabkan karena kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang
bekerja pada sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini  biasanya dapat diperkirakan
berdasarkan sifat farmakologi  obat-obat yang berinteraksi. Pada umumnya, interaksi
yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga dengan obat sejenisnya.
Disini ibuprofen merupakan gol. NSAID yang memiliki efek samping yang sama dengan
kortikosteroid yang dapat meningkatkan risiko Ulserasi GI

11. Pada informasi kepada pasien, hindari penghentian mendadak obat ini (tappering dose).
Apa yg terjadi jika melakukan pemberhentian obat secara mendadak ?
Jawab =
Obat diluar indikasi yang tertera dalam label dan belum atau diluar persetujuan oleh
badan atau lembaga yang berwenang atau jika di Indonesia adalah Badan POM. Disebut
off lable pada pneumonia karena obat ini adalah anti inflamasi dan immunosupressi akan
tetapi obat ini juga dapat digunakan sebagai obat peneumonia pada pasien AIDS (tidak
tercantum pada lable)

12. Prednisone ini diindikasikan untuk antiinflamasi dan imunosupresif. Kemudian off label
nya untuk mengobati pneumonia pada pasien AIDS. Bukankah pada pasien AIDS
imunitasnya harus tinggi? Lalu mengapa diberikan prednisone yang merupakan
imunosupresif?
Jawab =
Prednison adalah obat jenis kortikosteroid. Disini prednisone digunakan untuk
peradangan paru-paru (pneumonia) pada penderita AIDS agar gejala peradangan mereda.
Obat steroid umumnya aman untuk penderita AIDS.

13. Dosis untuk pasien penyakit hepatitis itu jika kita perhatikan setiap minggunya dosis
diturunkan. Tujuannya apa? Mengapa harus selalu diturunkan? Dan mengapa setiap
minggu?
Jawab =
Tujuannya supaya pemberhentian obat tidak secara tiba-tiba (mendadak).
Seberapa lama steroid dilakukan tapering tergantung pada penyakit yang mendasari dan
seberapa cepat tubuh memproduksi hormon steroid itu sendiri. Jika semua berjalan
dengan baik, 4-6 minggu (atau lebih) merupakan waktu yang cukup untuk tapering.

14. Apa kategori resiko kehamilan obat Prednisolon?


Jawab =
Tipe C

B. Betametasone (Kelompok 2)
1. Kondisi kesehatan apa yang bisa mengganggu kinerja obat ini? dan apa yang harus
dilakukan dalam keadaan overdosis?
Jawab =
Betametason dapat berinteraksi dengan kondisi kesehatan Pasien,Interaksi ini dapat
memperburuk kondisi kesehatan pasien atau mengubah cara kerja obat.Sangatlah penting
untuk selalu membiarkan dokter dan apoteker mengetahui semua hal mengenai kondisi
kesehatan yang tengah Pasien jalani.Pasien jg harus memberi tahu dokter sebelum
menggunakan betametason jika memiliki penyakit seperti:
Diabetes
Hiperadrenokortisisme
Infeksi lainnya
Ocular toxicities
Gangguan sistem imun

2. Apa yg terjadi pada pasien jika tetap mengkonsumsi alkohol bersamaan dengan obat ini?
Jawab =
Dapat meningkatkan iritasi mukosa lambung (DIH hal 223)

3. Untuk penyesuaian dosis hati apakah sebenarnya ada?


Jawab =
Penyesuaian dosis untuk pasien gangguan hati sebenernya dapat digunakan tetapi
memerlukan perhatian khusus dan itu harus di resepkan oleh dokter karena obat
betamethasone ini secara luas dimatabolismekan dihati

4. Untuk obat betamethason apa ada sediaan lain? Dan jika ada bagaimana dosis dan
penggunaannya?
Jawab =
Karena betamethason ini merupakan antiinflamasi topikal, maka kebanyakan sediaannya
adalah krim. Tetapi, selain krim, betamethason juga tersedia dalam bentuk sediaan tablet,
sirup, dan injeksi. Dan biasanya sediaan bukan obat tunggal, melainkan sediaan
dikombinasikan dengan obat lain.

5. Mengapa pada saat mengonsumsi betamethasone tidak boleh mendekati orang yang
terkena cacar air atau campak?
Jawab =
Obat bethametason adalah obat golongan kortikosteroid yang dapat melemahkan imunitas
tubuh karena sifatnya yang imonosupressan. Pertanyaannya, mengapa ketika konsumsi
bethametason tidak boleh dekat² dengan penderita cacar? Hal ini disebabkan karena
bethametason sendiri efeknya dapat menurunkan imunitas tubuh, penderita cacar dapat
menularkan penyakitnya. Apabila dekat² dengan penderita cacar dikhawatirkan akan
menularkan penyakitnya kepada pasien yg sedang mengonsumsi obat bethametason
dikarenakan pasien imunya sedang rendah akibat konsumsi bethamethason jadi ia lebih
mudah terserang/tertular penyakit.

6. Obat ini di kontraindikasikan kepada pasien apa ya?


Jawab =
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap betametason, kortikosteroid lain, atau komponen
apa pun dari formulasi; infeksi jamur sistemik; Administrasi I.M dikontraindikasikan
dalam idiopatik trombositopenia purpura

7. Mengapa betamethasone dapat menyebabkan cepat nya pematangan paru janin pada
pasien dengan persalinan premature?
Jawab =
Pemberian kortikosteroid sebelum paru matang akan memberikan efek berupa
peningkatan sintesis fosfolipid surfaktan pada sel pneumosit tipe II dan memperbaiki
tingkat maturitas paru. Kortikosteroid bekerja dengan menginduksi enzim lipogenik yang
dibutuhkan dalam proses sintesis fosfolipid surfaktan dan konversi fosfatidilkolin tidak
tersaturasi menjadi fosfatidilkolin tersaturasi, serta menstimulasi produksi antioksidan
dan protein surfaktan. Efek fisiologis glukokortikoid pada paru meliputi peningkatan
kemampuan dan volume maksimal paru, menurunkan permeabilitas vaskuler,
meningkatkan pembersihan cairan paru, maturasi struktur parenkim, memperbaiki fungsi
respirasi, serta memperbaiki respon paru terhadap pemberian terapi surfaktan post natal.
Nah salah satu contoh obtanya adalah betametason ini

8. Betamethasone dapat meningkatkan efek dari loop diuretik. Interaksi yang seperti apa
yang terjadi antara betamethason dengan loop diuretik ini? Di fase apa? Dan kaitannya
apa dengan hipertensi?
Jawab=
Betamethasone dapat meningkatkan efek dari loop diuretik dengan mempengaruhi
metabolisme loop diuretik di hati, akibatnya malah akan menyebabkan hipotensi dan juga
hiperkalemia pada pasien

C. Dexamethason (Kelompok 3)
1. Salah satu off lable dari dexamethason yaitu spinal cord compression. Bagaimana
dexamethason bisa menjadi unlable drug pada penyakit tersebut?
Jawab =
Kompresi medula spinalis disebabkan oleh kondisi apa pun yang memberi tekanan pada
sumsum tulang belakang. Kompresi medula spinalis dapat terjadi di mana saja mulai
dari leher (tulang belakang leher) hingga punggung bawah (tulang belakang). Gejalanya
meliputi mati rasa, sakit, dan lemah Bergantung pada penyebab kompresi. pemberian
dexametason bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mempertahankan atau
memulihkan fungsi neurologis. Tujuan lain termasuk stabilisasi kolom tulang belakang
dan kontrol tumor lokal.

2. Mengapa obat dexamethasone dikontraindikasikan untuk pasien yang menderita malaria


sebebral. Apakah untuk malaria jenis lain kasus nya sama? Rani
Jawab =
Malaria serebral merupakan komplikasi dari malaria akibat kerusakan sawar darah otak
oleh parasit malaria. Pemberian kortikosteroid yang bersifat immunosupresan
dikontraindikasikan. Malaria serebral umumnya disebabkan oleh plasmodium
falciparum.
Mengonsumsi Dexamethasone dengan salah satu indikasinya yaitu imunosupresan
dapan menurunkan imun sehingga penderita mudah terinfeksi plasmodium Falciparum,
dengan itu dapat memperparah kondisi dari penderita malaria serebral.

Untuk malaria lain, umumnya malaria terjadi akibat dari infeksi parasit Plasmodium,
dengan itu apabila meminum Dexamethasone yg bersifat imunosupresan mengakibatkan
orang tersebut mudah terinfeksi parasit tersebut dikarenakan keadaan imun yg rendah.

3. Dikatakan bahwa simetidin akan meningkatkan kadar dexametason melalui


metabolisme. Lalu apa yg akan terjadi bila kadar dexa nya tinggi?
Jawab =
Interaksi antara obat dexamethason dan simetidin dapat meningkatkan kadar dari
dexamethason. Apabila kadar dexamethason tinggi di dalam darah, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya toksisitas atau kercacunan dexamethason yang dapat
membahayakan tubuh. Salah satu gejala yang mungkin timbul seperti sesak napas, detak
jantung cepat, kejang dan kulit atau bibir kebiruan

4. Sudah dijelaskan tentang macam-macam reaksi obat tidak dikehendaki. pertanyaannya,


termasuk kategori apakah ROTD tersebut?
Jawab =
ROTD pada dexamethasone termasuk ROTD tipe A karena ROTD yang ditimbulkan
dapat diprediksi dan ROTD tersebut berhubungan dengan kerja farmakologis obat

5. Terkait dexamethason untuk penyakit edema selebral, bagian apa yang menjadi sasaran
dexamethason dalam mengobati penyakit edema serebral ini?
Jawab =
Dexamethason digunakan untuk mengurangi edema pada edema serebral.
Deksametason adalah agen yang disukai karena sifat aktivitas mineralokortikoidnya
sangat rendah. Penurunan edema dengan kortikosteroid dapat terjadi karena penurunan
permeabilitas sel endotel,meningkatnya clearance cairan dalam ruang ekstraselular atau
perubahan metabolik yang terjadi dalam jaringan tumor.

6. Adakah bahaya yang dapat timbul akibat penggunaan obat dexamethasone dalam jangka
waktu yang lama? Apakah mungkin bisa menimbulkan penyakit baru?
Jawab =
Penggunaan dexamethasone untuk jangka panjang membuat penggunanya dapat
mengalami peningkatan kadar glukokortikoid, peningkatan kadar gula dalam darah
(akibat aktivitas glukokortikoid yang meningkakan glukoneogenesis), dan lebih rentan
mengalami infeksi (sifat kortikosteroid adalah immunosupresan).

7. Terkait rotd dari dexamethasone, bagaimana pemberian obat dexamethasone pada


pasien penderita penyakit maag?
Jawab =
Apabila memiliki riwayat gangguan pada lambung sebaiknya hati hati atau menghindari
penggunaan dexametason karena efek samping pada saluran pencernaan dapat terjadi
seperti mual, muntah, sensasi tidak nyaman di perut hingga nyeri perut. Jika memang
penggunaan obat dexa di perlukan maka obat dexa dapat di konsumsi setelah makan.

8. Obat dexamethasone ini metabolismenya di hati, mengapa obat ini tidak


dikontraindikasikan dengan pasien yang mempunyai penyakit gangguan fungsi hati,
apakah ada alasannya?rian
Jawab =
Glukokortikoid, termasuk deksametason, prednisolon, dan metilprednisolon, banyak
digunakan untuk mengobati penyakit kuning pada pasien dengan hepatitis berat,
disfungsi hati, atau gagal hati. Dilaporkan bahwa glukokortikoid menurunkan tingkat
disfungsi hati atau mortalitas pada pasien tersebut. Penggunaan deksametason dan obat-
obatan lain secara bersamaan dapat mengubah metabolisme elektrolit dan meningkatkan
pembentukan metabolit reaktif yang berpotensi hepatotoksik yang dapat berkontribusi
pada peningkatan enzim hati.

D. PREDNISOLON (Kelompok 4)
1. ROTD dari prednisolon kan bisa menyebabkan osteoporosis. Bagaimana cara untuk
mencegah atau menangani rotd tersebut?
Jawab =
Jadi benar bahwa ROTD obat prednisolon adalah terjadinya osteoporosis karena terjadi
pengurangan kepadatan mineral pada tulang,namun resiko ROTD ini akan muncul
apabila pemakaian obat dalam jangka waktu lama dan dalam dosis yang tinggi.
Dikutip dari Express,oleh professor Gothenburg University cara mengatasi kekurangan
mineral tulang akibat obat prednisolone adalah dengan di berikan obat alendronate
untuk mengatasi osteoporosis obat ini dan prednisolon aman di konsumsi bersamaan
karena tidak ada interaksi,
Dan juga dengan memakan makanan penambah kalsium untuk pembentukan masa
tulang. Namun ada baiknya konsultasikan kedoker.

2. Mengapa obat prednisolon harus digunakan hati2 pada pasien hipertensi?


Jawab =
Prednisolone merupakan obat golongan glukokortikoid yang salah satunya memberikan
efek menghambat sintesis nitrit oksit, yang mana nitrit oksit berperan sebagai
vasodilator. Apabila dihambat maka akan terjadi vasokontriksi dan terjadi hipertensi.
Jadi sebaiknya konsultasikan ke dokter dahulu bila ingin mengkonsumsi prednisolone
dengan riwayat penyakit hipertensi

3. Mengapa prednisolon harus digunakan hati-hati pada pasien insufisiensi ginjal?


Jawab =
Prednisolon merupakan kortikostreoid jenis glukokortiroid . Glukokortikoid harus
digunakan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit ginjal. Rasio risiko dan
keuntungan harus dipertimbangkan dengan baik pada tiap-tiap pasien dan masing-
masing kasus. Glukokortikoid akan meningkatkan katabolisme protein, menyebabkan
peningkatan konsentrasi nitrogen yang akan memperparah kasus gagal ginjal.
Dengan meningkatnya konsentrasi nitrogen maka akan mengakibatkan uremia. Apa sih
uremia itu? Yaitu Kondisi ketika kadar ureum dalam darah terlalu tinggi (> 50 mg/dl).
Ureum/senyawa nitrogen bersifat racun dan perlu segera dikeluarkan dari tubuh melalui
ginjal, apabila konsentrasinya terlalu tinggi akan menyebabkan cepat lelah, pusing,
mual, muntah, kram kaki dan memperparah pasien dg penyakit gagal ginjal.

Sehingga perlu berhati2 dalam pemberian prednisolon kepada pasien gagal


ginjal/insufisiensi ginjal

4. Berkaitan dengan ROTD prednison dapat menyebabkan Jerawat. Kenapa prednison


dapat menyebabkan jerawat? Kemudian bagaimana cara meminimalisir ROTD ini?
Jawab =
Prednisolone yang dapat menyebabkan jerawat.
Jadi, Prednisolone merupakan salah satu obat golongan Glukokortikoid yang
memberikan efek salah satunya pada metabolisme lemak.
Nah obat ini dapat meningkatkan produksi minyak oleh kelenjar sebaceous (kelenjar
minyak) dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi, akibatnya bakteri yang terdapat
pada kulit akan menyebabkan munculnya jerawat.
*Untuk meminimalisir Jika ROTD ini terjadi, ada baiknya untuk memeriksakan diri
pada dokter agar dilakukan penghentian penggunaan obat secara bertahap (tappering
off) karena jika tiba-tiba dihentikan bisa menimbulkan efek samping lain. Nantinya juga
akan dilakukan penanganan pada jerawat baik menggunakan krim ataupun juga
antibiotik jika diperlukan.

5. Pada mekanisme kerja prednisolon memiliki aktivitas minerakortikoid yang rendah ,


jelaskan maksud dari mekanisme ini!
Jawab =
Kortikosteroid itu ada 2 golongan yaitu glukokortiloid dan mineralokortikoid yg di
sekskresi ditempat yang sama. Prednisolone yg merupakan glukokortikoid memiliki
aktivitas mineralokortikoid yang rendah. Hal ini dikarenakan prednisolone memiliki
sruktur yang mirip dengan mineralokortikoid, sehingga memiliki aktivitas yang sama
dengan mineralokortikoid. Karna memiliki struktur yang mirip maka prednisolone dapat
bekerja seperti mineralokortikoid. Contoh dari aktivitas mineralokortikoid rendah yaitu
berula retensi na dan cairan.

6. Untuk unlable usenya untuk bells palsy bisa dijelaskan mengapa dapat digunakan untuk
gangguan tersebut?
Jawab =
Jadi bell's palsi ini merupakan kelumpuhan otot wajah yang diakibatkan peradangan
pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi
berbeda. Jadi Prednisolone ini dapat menjadi salah satu terapi untuk penyakit tersebut
sebagai antiinflamasi (peradangan) pada penyakit tersebut

7. ROTD terkait insomnia, bisa dijelaskan kenapa prednisolon bisamengakibatkan ROTD


berupa insomnia?
Jawab =
Mekanisme obat prednisolone ini memengaruhi kelenjar adrenalin, terjadi penekanan
pada kelenjar adrenalin karena glukokortikoid eksogen menekan hormon pelepas
kortikotropin hipotalamus dan hormon adrenokortikotropik hipofisis sehingga membuat
gangguan relaksasi dan sulit tidur
*Obat prednisolone merupakan golongan Glukokortikoid yang mana glukokortikoid ini
akan meningkatkan hormon kortisol didalam tubuh dan mengganggu kerja kelenjar
adrenal. Ketika kerja kelenjar adrenal terganggu, hormon kortisol yang seharusnya
meningkat saat pagi hari akan meningkat pada malam hari sehingga menyebabkan
gelisah dan mengalami insomnia.

8. Jelaskan interaksi obat presnisolon dengan obat antibiotik mikrolida!


Jawab =
Menurut litratur yg saya baca jadi Erythromycin Prednisolon akan meningkatkan level
atau efek prednisolon dengan memengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 hepatic /
intestinal. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. Prednisolon + Basa eritromisin
prednisolon akan menurunkan kadar atau efek basa eritromisin dengan memengaruhi
metabolisme enzim CYP3A4 enzim hati / usus. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif.
Pantau Erythromycin base + Basa erythromycin Prednisolon secara dekat akan
meningkatkan level atau efek prednisolon oleh transporter eflux P-glikoprotein
(MDR1). Gunakan Perhatian / Monitor.

E. METILPREDNISOLON (Kelompok 5)
1. Apakah juga harus dilakukan tappering dose atau boleh langsung berhenti apabila gejala
sudah tidak dirasakan, seperti halnya prednison yg harus melakukan tappering dose?
Jawab =
Penggunaan obat-obatan kortikosteroid dalam dosis besar dan/atau jangka panjang
perlu diiringi dengan tapering-off. Karena bila obat ini dihentikan secara tiba-tiba, dapat
terjadi gejala penarikan (withdrawal symptoms) berupa kelelahan, nyeri pada sendi,
lemah otot, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, demam, hipoglikemia,
hipotensi, dan dehidrasi.

2. Mengapa dalam pemakaian methylprednisolon bb perlu di monitoring?


Jawab =
Dari beberapa artikel yang sudah dibaca penggunaan obat ini bisa menyebabkan
metabolisme melambat dan menambah deposit lemak tubuh, terutama di bagian perut.
Sehingga dokter akan menyarankan untuk menimbang setiap hari dan melaporkan
apabila kenaikan bb yg tidak biasa

3. Cidera otak yg dimaksud bagaimana dan mengapa dikontraindikasikan?


Jawab =
Cedera otak yang dimaksut yakni cedera terkait otak yang memengaruhi seseorang
secara fisik, emosional, dan juga sikap.
Dikontraindikasikan karna pada rotd kortikosteroid dapat terjadi perubahan tingkah laku
seperti kegelisahan.
4. Terkait dosis metilprednisolon terdapat terapi dosis tinggi diberikan sekurang
kurangnya 30menit, yang dimaksud terapi dosis tinggi dengan kondisi pasien yg seperti
apa/bagaimana?
Jawab =
Terapi dosis tinggi yaitu terapi dosis yang diberikan kepada pasien dengan kondisiyang
sudah parah, sehingga harus diberikan obat methylprednisolon ini sekurang-kurangnya
15-30 menit, jika oemberian lewat dari itu maka akan menyebabkan kondisi pasien
semakin memburuk

5. Dikatakan bahwa interaksi Metilprednisolon + Ibuprofen. Meningkatkan toksisitas


secara sinergisme. Peningkatan risiko ulserasi GI. Penggunaan dimonitoring.
Pertanyaanya apa kaitannya antara interaksi tersebut sehingga dapat meningkatnya
resiko ulserasi GI?
Jawab =
Ibu profen diindikasikan juga untuk radang sendi, sehingga jika diminum bersamaan
dengan methylprednisolon akan menimbulkan toksisitas sinergisme, sehingga timbulnya
efek sinergisme tersebut maka akan menyebabkan peningkatan resiko ulserasi GI

6. Didalam farmkodinamik itu tadi disebutkan bahwa mekanismenya akan menurunkan


produksi prostalgandin, bagaimana jika produksi prostalgandinnya meningkat? Apa
yang terjadi?
Jawab =
Jadi obat akan menghambat enzim fospolifase A2 sehingga tidak terbentuk asam
arakidonat, asam arakidonat tidak terbentuk menyebabkan tidak terbentuk juga
prostaglandin. Sehingga produksi prostaglandin menurun

7. Bagaimana cara mengatasi ROTD dari obat methilprednisolone tersebut?


Jawab =
Mengatasi rotd pada penggunaan kortikosteroid terjadi osteoporosis bisa diatasi dengan
pemberiaan suplemen kalsium selama menggunakan kortikosteroid,jika mengalami rotd
yang sudah parah bisa konsultasi ke dokter

F. HIDROKORTISON (Kelompok 6)
1. Mengapa obat ini tidak boleh digunakan pada pasien yg memiliki kondisi medis seperti
infeksi jamur/virus/bakteri dan pada pasien penderita sifilis dan TBC?
Jawab =
Karena pasien dengan kondisi seperti infeksi jamur/virus/bakteri, penderuta sifilis, dan
TBC dimana keadaan pasien harus memiliki sistem imunitas yg kuat agar dapat
melawan infeksi tersebut, sedangkan obat hidrokortison yg merupakan golongan
kortikosteroid ini obat yg menurunkan/melemahkan sistem imun sehingga kondisi
sistem imun pasien akan menurut akibat penggunaan obat tersebut infeksi makin
memburuk dan sulit untuk disembuhkan
2. Di peringatan, dijelaskan bahwa penggunaan kortikosteroid berkepanjangan, dapat
menyebabkan peningkatan intraokular dan glaukoma/katarak? Jelaskan mengapa hal itu
bisa terjadi?
Jawab =
Dari jurnal yang saya baca, Cotlier mengatakan bahwa steroid dapat masuk ke serat sel
sel lensa crystalline dan kemudian bereaksi dengan kelompok khusus asam amino dari
lensa kristal sehingga menyebabkan agregasi protein dan kekeruhan lensa. Kekeruhan
lensa tersebut adalah tanda dari penyakit katarak

3. Disebutkan harus hati-hati pada pasien hipertensi dan ulkus peptikum, apakah ada
hubungannya mekanisme kerja hidrokortikosteroid dengan hal tersebut?
Jawab =
Sepertinya tidak ada hubunganya karena pada penderita hipertensi lebih dipengaruhi
pada dosis jika diberikan dg dosis/jumlah yg lebih besar daripada jumlah fisiogis
hidrokortison termasuk golongan kortikosteroid dimana hidrokortison mempunyai efek
mineralokortikoid,dpt menyebabkan retensi berlebih pada natrium dan hilangnya kalium
pada cairan dlm tubuh(sedikit retensi natrium dpt menyebabkan gangguan jantung)
selanjutnya hidrokortison juga mempunyai efek glukokortikoid dimana pada pemakain
yg lama dpt menyebabkan ulkus peptikum disaluran cerna bagian atas.mekanisme
terjadinya blom diketahui mungkin melalui hbatan penyembuhan luka yg disebabkan
faktor-faktor

4. Bagaimana mekanisme terjadinya ROTD dari penggunaan hidrokortison yaitu dibaetes


melitus?
Jawa =
Obat hidrocortisone merupakan gol kortikosteroid, penggunaan kortikosteroid dapat
menyebabkan glukoneogenesis atau pembentukan glukosa (gula) baru, baik di perifer
maupun di hepar hati. Hal tersebut menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi,
sehingga berisiko bila dikonsumsi oleh pasien diabetes, dan wanita hamil yang memiliki
anggota keluarga dengan riwayat diabetes. Namun peningkatan gula darah tersebut
bersifat sementara.

5. ROTD dari hidrokortison salah satunya menyebabkan osteoporosis. Mengapa hal itu
bisa terjadi?
Jawab =
Ada berrbagai mekanisme yang menyebabkan osteoporosis akibat pemberian
Glukokortikoid disinin yaitu hidrocortisone apabila digunakan dalam
jangka lama adalah :
1. Supresi fungsi osteoblas yang secara potensial meningkat kan apoptosis osteoblas.
Maksudnya disini fungsi osteoblas adalah sbgai pembentuk sel sel tulang baru namun
krn obat hidrokortison yg merupakan gol.glukokortikoid menyebabkan apoptosis atau
matinya sel pada osteoblast sehingga pembentukan tulang menurun.
2. Peningkatan resorpsi osteoklas akibat stimulasi resorpsi tulang. glukokortikoid dapat
meningkatkan resorpsi osteoklas dmna osteoklas merupakan perusak jaringan tulang.
3. pemberian Glukokortikoid akan menyebabkan
absorbsi kalsium di usus menurun dimana yg kita tahu kalsium ini berperan dalam
proses pembentukan tulang

6. Mengapa penggunanan obat ini dapat menyebabkan tertundanya penyembuhan luka?


Jawab =
Obat hidrokortison merupakan obat yang termasuk golongan kortikosteroid Mekanisme
kerja dari obat kortikosteroid adalah menghambat asam arakidonat sehingga tidak
terbentuk prostaglandin dimana prostaglandin ini berperan dalam proses penyembuhan
luka, jadi jika obat ini digunakan maka penyembuhan luka akan terhambat

7. Jelaskan kenapa pada rotd dapat menyebabkan jerawat?


Jawab =
Obat golongan Kortikosteroid adalah obat yang mengandung steroid, Obat ini dapat
meningkatkan produksi minyak oleh kelenjar sebaceous dan membuatnya lebih rentan
terhadap infeksi. Seperti yang kita ketahui efek dari penggunaan kortikosteroid pada
metabolisme lemak yaitu Meningkatkan lipolisis dijaringan lemak. Pada penggunaan
khronis dapat terjadi redistribusi sentral lemak didaerah dorsocervical,bagian belakang
leher ( “ Buffalo hump “ ) muka ( “ moon face ” ) supraclavicular,mediastinum anterior
dan mesenterium.

8. Mengapa peristiwa neorologis yang serius dapat menyebabkan kematian dengan injeksi
epidural? Jelaskan!
Jawab =
Jadi kita ketahui dulu bahwa peristiwa neurologis serius yang dimaksud yaitu
diantaranya infark sumsum tulang belakang, paraplegia, quadriplegia, kebutaan kortikal,
dan stroke. jika peristiwa tersebut terjadi sangat serius maka bisa menyebabkan
kematian, laporan kematian pun sudah dilaporkan berdasarkan medscape
Rangkuman Diskusi Farmakologi Praktikum
Obat Batuk

Nama : Vicka Anestya


Nim : 1848401010
Kelas : Reguler 1
Hari, Tanggal : Jumat, 10 April 2020

A. Ambroxol
1. Mengenai interaksi obat ini dengan antibiotik yaitu peningkatan bersama dg antibiotik dapat
menyebabkan peningkatan penerimaan antibiotik dalam jaringan paru pru, bisa lebih
dijelaskan tidak ini maksudnya gimana?
Jawaban =
Jadi begini ambroxol adalah golongan obat pengencer dahak (mukolitik) dan disini contoh
antibotik yg diambil amoxicillin, dimana amoxicillin ini adalah golongan obat antibiotik
penicillin. Kedua obat ini memiliki fungsi yg berbeda dan dapat bersinergi untuk membantu
kesembuhan. Terutama disini untuk mengatasi infeksi saluran nafas dengan gejala batuk
berdahak yg disebabkan oleh infeksi bakteri.
Jadi sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk pemakaian ambroxol dengan obat golongan
antibiotic

2. Es dari obat ambroxol dapat menyebabkan gangguan pada GI dan sebaiknya diminum setelah
makan. Pertanyaannya adalah efek nyata dari gangguan GI ini berupa apa?
Jawaban =
Ambroxol merupakan obat yang termasuk dalam golongan mukolitik dan berfungsi untuk
mengurangi kekentalan dahak. Ambroxol dapat membantu memudahkan pengeluaran dahak
dari saluran pernapasan. Obat ini dapat diminum setelah makan.

3. Bagaimana pemberian obat ambroxol pada pasien dengan gangguan sal. Pernafasan (asma/
bronkospasme)?
Jawaban =
Untuk pemberian obat ambroxol pada pasien gangguan saluran pernafasan yaitu contoh nya
asma, ambroxol bisa diberikan atau digunakan oleh pasien asma sebagai terapi tambahan
bukan terapi utama, karena ambroxol dapat membantu mengurangi batuk yang merupakan
salah satu gejela dari asma

4. Apakah obat ambroxol ini dapat digunakan dalam jangka waktu panjang tanpa konsultasi
dengan dokter?
Jawaban =
Obat Ambroxol merupakan salah satu jenis obat keras yang harus menggunakan resep dokter.
Oleh karena itu, selalu ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum
memulai mengonsumsi obat batuk ambroxol.Dosis dan lamanya pengobatan akan bergantung
berdasarkan kondisi medis dan respon terhadap pengobatan.
Obat batuk ambroxol tidak disarankan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, jadi
konsumsi obat ini sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dokter.

5. di peringatan disuruh beritahu dokter kalau sedang hamil menyusui dan merencanakan hamil.
apa yang akan terjadi jika kondisi pasien seperti diatas itu minum obat ambroxol?
Jawaban =
kondisi pasien yang terjadi apabila:
 bila saat hamil mengonsumsi obat ambroxol bisa berbahaya untuk si janin yang
dikandung, untuk kategori ibu hamil masuk kategori C, harus dibatasi mengonsumsi
obat ambroxol maka dari itu harus pengawasan dari dokter.
 Untuk ibu menyusui, mengonsumsi obat ambroxol dapat berbahaya untuk si bayi,
karna obat ambroxol ini bisa diekskresikan melalui ASI, yang nantinya dapat
membahayakan si bayi. Sehingga harus pengawasan dari dokter.
 Untuk ibu yang sedang merencanakan hamil, ada beberapa obat tertentu yang
mempengaruhi kesuburan, termasuk obat ambroxol, yang mana dapat mengganggu
kerja hormon reproduksi sehingga memengaruhi produksi sel telur hingga mencegah
dinding rahim menebal, maka dari itu selalu konsultasikan dengan dokter,agar dokter
menentukan jenis serta dosis yang tepat untuk kondisi pasien.
6. Diperingatan itu kan ada tulisan jangan menggunakan ambroxol jika memiliki riwayat alergi
terhadap ambroxol. Pertanyaannya, bagaimana jika pasien memiliki riwayat alergi terhadap
obat tersebut,apakan ada pengganti obat yang sama indikasinya dengan obat tersebut?
Jawaban =
Pada pasien yang mengalami alergi bisa diganti dengan obat lain dengan indikasi yang sama
seperti ambroxol yaitu mukolitik atau pengencer dahak. Biasanya pasien memiliki alergi
ambroxol dan bromhexine. Ambroxol cair biasanya mengandung sorbitol, ini tidak
dianjurkan diminum oleh orang dengan riwayat keluarga intoleransi fruktosa. intoleransi
fruktosa adalah karena tidak adanya hormon adolase B di dalam tubuh. Hormon yang satu ini
merupakan hormon yang bertugas untuk memecah fruktosa dan membantu penyerapan
fruktosa. Jadi untuk pasien yang memiliki elergi bisa diganti dengan golongan mukolitik lain
seperti erdostein ataupun asetilsistein

7. Diperingatankan ada reaksi alergi yang terjadi apabila mengonsumsi obat ambroxol, nah bisa
diberi tahu reaksi alergi seperti apa?
Jawaban =
Reaksi alergi yang terjadi adalah ruam kulit, angiodema dan urtikaria. Jika sudah terjadi
alergi sebaiknya segera dihentikan konsumsi ambroxol dan konsultasi kepada dokter.

8. terkait rotd ambroxol,Apakah boleh jika pasien menderita batuk berdahak kemudian diberi
ambroxol tetapi dia juga memiliki penyakit maag jika blh knp dan jika tidak kenapa?
Jawaban =
Terkait dengan salah satu ROTD nya yang dapat menyebabkan gangguan GI, penggunaan
ambroxol pada pasien yang memiliki penyakit ulkus lambung atau maag sebaiknya lebih
berhati-hati dalam menggunakan obat ini yaitu dengan mengikuti anjuran dari dokter dan
minum obat sesudah makan.

B. Benzonate
1. di peringatan point ke 3, reaksi hipersensitivitas dilaporkan dengan terapi, (mungkin
berhubungan dengan mengisap dan atau mengunyah kapsul), bisa tolong dijelaskan ?
Jawaban =
2. Hal apa saja yang harus di perhatikn dari obat tersebut?
Jawaban =
- bacalah label yang tertera pada obat , Informasi-informasi seperti komposisi obat, dosis, dan
efek samping harus dibaca dengan seksama.
- Berikan obat sesuai umur anak,
Selalu ikutilah petunjuk pemakaian.
- Telan obat seluruhnya,jangan mengunyah,menghisap,atau melarutkan obat dimulut anda,
karna dapat menyababkan mati rasa di mulut/ tenggorokan dan juga dapat menyebabkan
tersedak atau reaksi alergi yang parah
- Lihat juga bagian efek samping.janhan makan atau minum sampai efek mati rasa tersebut
hilang,segera hubungi media jika terus berlanjut atau bahkan memburuk

3. Pada slide perhatian dituliskan bahwa overdosis yg di sengaja atau tidak disengaja pada
benzonatate telah mengakibatkan kematian,terutama pada anak-anak. Nah jika terjadi
overdosis obat pasti ada gejala-gejala yang timbul,apakah ada cara yang bisa menangani
gejala gejala tersebut agar tidak sampai terjadi kematian selain di bawa ke dokter?
Jawaban =
obat benzonate dikhususkan pemakaiannya untuk pasien dewasa dan anak yang usianya lebih
dr 10th. Pertanyaannya disini adalah apakah ada gejala-gejala yang timbul dari overdosis obat
dan dapat ditangani tanpa harus dibawa ke dokter.?
Gejala overdosis obat ini ditandai dengan tremor, merasa gelisah, kejang-kejang, denyut
jantung lambat , denyut nadi lemah, pingsan, dan pernapasan lambat (pernapasan mungkin
berhenti). Menurut saya dari efek overdosis tersebut untuk Tremor dapat dicegah dengan
mengurangi konsumsi kafein. Sedangkan untuk overdosis lainnya sebaiknya perlu
dikonsultasikan ke dokter.
Kesimpulannya:sebaiknya konsultasi ke dokter karena efek overdosis yang ditimbulkan
merupakan efek penyakit yang serius.

4. Apakah obat ini bisa diminum dengan berbagai golongam obat terkait interaksinya yg tidak
ada?
Jawaban =
Sampai saat ini belum ada penelitian studi yang jelas mengenai interaksi benzonatate dengan
obat-obat lainnya. Maka dari itu, di literatur (medscape dan drug information handbook) tidak
tercantum interaksi obatnya.
Menurut kami, terkait dengan aman atau tidaknya, karena benzonatate ini efek sampingnya
yang tidak biasa seperti mengantuk, sakit kepala, halusinasi, dan bronkospasme, maka
penggunaan benzonatate tetap dimonitor saat bersamaan dengan obat-obat yang dapat
memicu efek samping tersebut.
Sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter kita sedang menerima terapi obat lain saat akan
diberikan benzonatate.

5. boleh tidak dalam penggunaan obat ini diberhentikan tiba tiba atau harus perlahan-lahan
mengurangi penggunaannya?
Jawban =
Obat ini dipakai jika perlu, jika sedang batuk dan dengan dosis yang sesuai, tidak melebihi
600mg/hari
Jika sudah sembuh batuknya boleh langsung diberhentikan

6. Dari efek samping ada hidung tersumbat, bagaimana cara obat ini hingga dapat menyebabkan
es hidung tersumbat?
Jawaban =
Jadi obat benzonatate tersebut dapat menyebabkan efek samping hidung tersumbat yaitu
apabila setelah mengonsumsi obat tersebut jaringan di dalam hidung meradang dan
membengkak sehingga rongga hidung menyempit. Produksi lendir juga dapat meningkat.
Hal-hal itulah yang menyebabkan hidung tersumbat. Tapi tidak semua pasien dapat
mengalami efek samping dari obat tersebut

7. Di ppt disebutkan dosis untuk dewasa dan anak diatas 10 tahun, lalu bagaimana untuk
penggunaan di bawah 10 tahun (misal 8 tahun) apakah diperbolehkan menggunakan obat ini?
Jika iya berapa dosisnya?
Jawaban =
Anak <10 tahun:
Keamanan dan kemanjuran nya tidak di tetapkan (medscape)
Tidak ditetapkan karena tidak diperbolehkan mengingat bahwasanya obat ini harus diminum
secara langsung
Takutnya kalo anak-anak bisa aja ngunyah/menghisap si benzonatate ini. sehingga dapat
berakibat fatal menyebabkan kebingungan, halusinasi atau perilaku aneh yg lainnya
8. Pada PPT bagian perhatian poin ke 4 dijelaskan bahwa Kasus terisolasi dari perilaku
abnormal (kebingungan mental dan halusinasi visual) dilaporkan.
Apa yang menyebabkan obat tersebut hingga menyebabkan kebingungan dan halusinasi
visual ?
Jawaban =
Benzonatate sendiri dapat memengaruhi sistem saraf. Maka dari itu obat ini dapat
menyebabkan kebingungan dan halusinasi yaitu terkait dengan rotd obat itu sndri jadi jika
pasien trsbt mengalami rotd dari obt ini pasien akan mngalami kebingungan dan halusinasi
jadi segera dilaporkan jika mngalami hal tersebut agar tdk terjadi hal hal yang tidak
diinginkan terhadap pasien

C. Guaifenesin
1. Mengapa pada infomasi yg diberikan pada pasien, obat guaifenisin tidak bole digunakan
untuk mengobati gejala pilek pada anak dibawah 6 tahun, apakah efek yang akan ditimbulkan
jika diberikan?
Jawaban =
Penggunaan guaifenesin pada anak dibawah 6 tahun diperbolehkan, hanya jika disarankan
oleh dokter. selain itu, produk obat batuk pilek belum terbukti aman atau efektif pada anak di
bawah 6 tahun.
 So, apa obat batuk produktif untuk anak dengan usia dibawah 6 tahun? Berikan
penjelasan scr singkat ya
Jawaban =
Penanganan penyakit batuk pilek pada anak yang aman hanya tindakan suportif yang
aman berupa hidrasi dan nasal saline karena beberapa obat batuk pilek belum dapat
dibuktikan keefektifan nya pada anak dibawah 6 tahun. namun, banyak sediaan
beredar dipasaran seperti mucos drop yang berisi ambroxol yang bisa digunakan
untuk anak usia dibawah 6 tahun.

2. Bagaimana jika pasien yg menderita fenilketonuria terlanjur mengonsumsi obat antitusif yg


mengandung fenilalanin? Apa yg akan terjadi? Dan bagaimana mengatasi efek yg
ditimbulkan?
Jawaban =
apasih fenilalanin? Fenilalanin termasuk asam amino yang banyak terdapat dalam makanan.
Fenilalanin penting bagi tubuh karena merupakan senyawa kimia yang mengantar atau
menyampaikan pesan pada sistem saraf otak. Kandungannya tidak merugikan tubuh asalkan
sesuai dengan dosis aman. Akan tetapi, fenilalanin tidak bisa dikonsumsi oleh penderita
fenilketonuria.
nah jika pasien fenilketonuria terlanjur mengonsumi bagaimana? lalu apaapa yang terjadi?
bagaimana mengatasi efeknya?
Fenilketonuria merupakan kelainan yang menyebabkan penimbunan asam amino fenilalanin.
Zat fenilalanin menjadi berbahaya saat masuk ke dalam tubuh penderit fenilketonuria (PKU).
Orang yang menderita penyakit ini akan membuat zat fenilalanin tertimbun dalam darah, zat
tersebut kemudian bersifat toksin pada otak. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
keterbelakangan mental jika tidak ditangani. Pada bayi yang baru lahir harus segera diatasi
pada tiga minggu pertama. Penyakit ini dapat diturunkan secara genetis dan merupakan
penyakit yang cukup langka.
Penderita fenilketonuria harus menghindari makanan yang mengandung fenilalanin tinggi
dan menggantinya dengan suplemen tironisa sehingga otak bisa berkembang secara optimal,
penderita juga dianjurkan untuk tes darah secara rutin
lalu jika pasien fenilketonuria sudah terlanjur menium obat dengan kandungan fenilalanin
pasien segera hentikan konsumsi obat lalu segera konsultasikan ke dokter.

3. Apakah obat guafenesin ini dapat menyebabkan ketergantungan setelah penggunaan jangka
panjang dan apakah dapat digunakan untuk pasien yang mengalami batuk berkelanjutan yang
disebabkan oleh merokok? Tolong dijelaskan
jawaban =
Dosis yang diberikan untuk pasien biasanya telah disesuaikan dengan kondisi Pasien serta
respon pasien terhadap pengobatan. Dan umumnya, guaifenesin digunakan ketika ada gejala
yang memerlukan pemakaiannya, misalnya batuk berdahak. sehingga bisa dikatakan
penggunaanya pro renata atau jika diperlukan saja. Guaifenesin digunakan untuk meredakan
batuk yang sifatnya sementara yang disebabkan oleh flu biasa, bronkitis, dan penyakit
pernapasan lainnya. produk ini tidak digunakan untuk batuk yang sifatnya terus menerus yang
diakibatkan aktivitas merokok atau masalah pernapasan jangka panjang (seperti bronkitis
kronis, emfisema) kecuali diarahkan oleh dokter.
4. Metabolisme guaiafenesin terletak di hati, yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana
metabolisme guaiafenesin pada pasien dengan gangguan hati?
Jawaban =
jika guaifenesin diberikan kepada pasien dengan gangguan hati, kemungkinan metabolismeny
tidak maksimal. untuk data pasti yang menjelaskan hal ini belum dtemukan. tapi ada artikel
yang menyatakan efek gangguan hati kemungkinan dapat mempengaruhi metabolisme suatu
obat. untuk guaifenesin sendiri tidak ada DO penyesuaian pada pasien gangguan hati.

5. obat guiafenesin ini indikasinya untuk batuk , bagai mana jika di konsumsi untuk mengatasi
batuk kering apakah dapat memberikan efek?
Jawaban =
didasarkan pada mekanisme kerjanya, untuk batuk nonproduktif atau batuk kering, pilihan
terapi yang tepat adalah dengan menggunakan obat batuk golongan antitusif. karena pada
batuk kering, tidak ada sekresi dahak berlebih, sehingga penggunaan antitusif yang menekan
respon batuk lebih baik digunakan. jika ekspektoran digunakan pada batuk kering, maka ini
bukan pilihan terapi yang tepat mengingat mekanisme kerja ekspektoran yang menstimulasi
seseorang agar batuk dan mengeluarkan dahaknya.

6. melihat dari interaksih obat tsb, jadi bagaimana kesimpulan yg dapat ditarik, melihat kurang
jelas nya informasi yang didapati..
Jawaban =
Dari slide interaksi obat yang diperoleh dari litearure Drug Information Handbook dan
Medscape, dapat disimpulkan bahwa interaksi obat guaifenesin dengan obat lain belum
tersedia data signifikannya, atau dalam artian belum diketahui apakah ada interaksi obat
antara guaifenesin dengan obat lain.

7. Guaifinesin boleh tidak diberikan ke pasien asma yang batuknya itu kadang2 kering, kadang2
juga berdahak?
Jawaban =
Guaifenesin sendiri adalah ekspektoran. Obat Ini membantu melonggarkan kemacetan di
dada dan tenggorokan, membuatnya lebih mudah untuk batuk melalui mulut Anda. Biasanya
guaifenesin dikombinasi dengan obat asma seperti Dyphylline dan guaifenesin yang
merupakan obat kombinasi yang digunakan untuk mengobati batuk dan masalah pernapasan
yang disebabkan oleh kondisi seperti asma bronkial.
Jadi, guaifensin dapat diberikan pada pasien asma.
 1. Apakah setiap ien asma hsr diberikan obat batuk?
2. Obat batuk apa yg paling telat utk pasien asma?
Jawaban =
1. Untuk pasien asma apakah perlu obat batuk?
Gejala asma sendiri salah satunya adalah batuk namun tidak semua penderita asma
mengalami ini jadi jika tidak batuk tidak perlu mengonsumsi obat batuk untuk
penderita asma.
2. Untuk obat batuk yg tepat pada penderita asma, lebih baik jangan diberi obat batuk
yg bersifat Antitusif karena obat ini bekerja dengan menekan batuk, sedangkan jika
penderita asma batuknya ditekan maka dapat menyebabkan lendir yg ada di dalam
tubuh tidak bisa keluar. Sengingga dapat menyebabkan sesak nafas menjadi lebih
parah.

8. Kenapa guaifenesin ini dapat diminum sebelum makan atau sesudah makan?
Jawaban =
Untuk obat guaifenesin dapat digunakan sebelum dan sesudah makan, untuk penggunaan
sebelum makan hal ini dikarenakan obat ini kemungkinannya sangat kecil untuk
menimbulkan mual atau gangguan pencernaan. sehingga selain dapat dikonsumsi sesudah
makan juga bisa dikonsumsi sebelum makan

D. Dextrometorfan
1. Pada ppt tertera di peringatan dan perhatian mengenai halusinasi, kenapa obat
dextromethorpan dapat menyebabkan halusinasi?
Jawaban =
Dextromthorpan (DMP) bekerja pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dengan berikatan pada
reseptor sigma-1 yang ada pada medula dan terlibat dalam pengaturan refleks batuk.
Selain itu, dektromethorpan juga bersifat sebagai antagonis reseptor NDMA (N-Methyl D-
Aspartate) yang ada dalam SSP, sehingga pada dosis tinggi efeknya akan menyerupai
Ketamin yang juga merupakan antagonis NDMA. Antagonis terhadap NDMA dapat
menimbulkan efek euforia dan halusinasi.

2. pada bagian Peringatan dan perhatian. Kenapa Dextrometrophan dapat menyebabkan


takikardia?
Jawaban =
Sebelumnya saya akan menjelaskan mekanisme kerja dari dextromethophan terlebih dahulu
-Mekanisme antitusif didasarkan pada pengikatan reseptor sigma-1 yang berada didekat pusat
batuk di medulla dan terlibat dalam pengaturan refleks batuk. Fungsi fisiologis reseptor
sigma-1 masih banyak yang belum diketahui, tetapi aktivitas reseptor sigma-1 salah satunya
memberikan efek penekan batuk.
Metabolit aktif dextrometrofan sebagai antagonis rangsangan reseptor asam amino di N-
methyl-d-aspartat (NMDA) berada di sistem syaraf pusat .
-Dikarenakan antagonis reseptor NMDA (N-Methyl D-aspartat) yang berada di sistem syaraf
pusat, maka salah satunya dapat menyebabkan efek adrenergik (takikardia) jika seseorang
tersebut mengkonsumsi dextromethorphan dalam dosis besar.

3. bisa dijelaskan kenapa salah satu kontraindikasi dextrometorphan adalah batuk produktif?
sedangkan ada kombinasi dextrometorphan dengan GG yang merupakan ekspektoran, dan
GG ini sendiri diindikasikan untuk batuk produktif, atau batuk berdahak?
Jawaban =
jadi dextrometorphan inikan merupakan antitusif yang berkerja dengan cara menekan batuk.
kenapa tidak boleh dikonsumsi pada pasien dengan gejala batuk produktif? karena dapat
menyebabkan retensi sutum, dimana Retensi sutum adalah suatu keadaan dimana pasien tidak
dapat membersihkan dahak dari saluran pernafasan. Jadi nanti akan terjadi penumpukan
dahak yang akan menyebabkan kesulitan bernafas dan Hipoksia (kekurangan oksigen) ketika
oksigen didalam tubuh kurang, ini akan menyebabnya terganggunya kerja organ tubuh hingga
dapat menyebabkan kematian.
berdasarkan hasil diskusi kami, memang hampir sebagian obat obat batuk dipasaran
mengkombinasikan antitusif dan ekspektoran, namun jika dilihat dari mekanisme kerjanya,
MK kedua golongan ini sangat bertabrakan, yang antitusif menekan batuk, yang ekspektoran
mengencerkan dahak, sehingga tidak rasional.
Namun kemungkinan jika pada obat kombinasi seperti itu, kemungkinan dosisnya sudah
disesuaikan.

4. berkaitan dengan perhatian dan peringatan , phenylketonuria : mengandung aspartame ,


izin bertanya aspartame ini apa yang jadi sasaran utamanya untuk diperhatikan dan
diperingatkan? adakah reaksi tidak dikehendaki sehingga muncul di peringatan dan
perhatian?
Jawaban =
Fenilketonuria atau PKU adalah penyakit bawaan lahir akibat kelainan genetik.
Fenilketonuria menyebabkan penderitanya tidak bisa menguraikan asam amino
fenilalanin, sehingga zat ini menumpuk di dalam tubuh. akan menyebabkan beberapa
komplikasi, yaitu:
-Kerusakan otak yang permanen
-Tumbuh kembang anak terhambat
-Gangguan tingkah laku dan emosional
Jadi beberapa merek tablet Dextromethorphan mungkin dipermanis dengan aspartam sumber
fenilalanin ,dan akan menyebabkan kadar fenilalanin tinggi
Jadi Orang-orang dengan kondisi pku tidak dapat memproses fenilalanin dalam tubuh dengan
baik sehingga terjadilah penumpukan. Oleh karena itu, konsumsi aspartam dapat berisiko
membahayakan bagi penderita penilketonuria

5. kenapa dextrometorphan tidak boleh dikonsumsi oleh anak dibawah 4 tahun ?


jawaban =
Jadi Dextromethophan merupakan antitusif yang bekerja secara sentral,menekan pusat batuk
di susunan saraf pusat.
Jadi ada pada jurnal "profil pengunaan obat batuk pilek bebas pada pasien anak dibawah
umur 6 tahun"
Di jelaskan kenapa obat batuk,sepertii dextromethorphan tidak boleh digunakan pada anak di
bawah 4 tahun karena dosis pada anak di bawah umur 4 tahun tidak ada,dan dosis anak yang
ada saat ini diperoleh dari ekstrapolasi dosis dewasa sehingga adanya produk dengan
berbagai komposisi kombinasi mempermudah timbulnya kelebihan dosis.
Jadi apabila obat dextromethorpan digunakan untuk anak di bawah umur 4 tahun akan
menjadi toxic.

6. Pada ppt disebutkan bahwa peringatan obat dextrometorphan yaitu hati-hati pada pasien yang
dibius, dilemahkan atau terbatas pada posisi terlentang. Jelaskan kaitan penggunaan obat
dextrometorphan dengan peringatan tersebut?
Jawaban =
Pada dosis tinggi, efek dari obat dextromethorphan ini dapat menyerupai obat-obatan
terlarang, seperti Phencyclidine (PCP) dan ketamin. Keduanya adalah obat bius yang
digunakan untuk keperluan medis seperti operasi.
Jadi menurut saya penggunaan obat dextromethorphan harus di gunakan dengan hati-hati dan
memperhatikan dosisnya. Jika dosis terlalu tinggi maka efek obat akan menyerupai obat bius.
Maka dari itu harus digunakan hati hati pada pasien yang dibius,dilemahkan atau terbatas
pada posisi terlentang.
Jika tidak digunakan dengan hati hati pemberian dosis dextromethorphan dapat tidak tepat
dan dapat menyerupai obat bius dengan kata lain pasien yang dibius akan mengalami
kelebihan obat bius pada tubuhnya, ini dapat memberikan efek berbahaya bagi tubuh pasien,
seperti :
- Tekanan darah pasien cenderung akan turun.
- Sistem saraf pasien akan rusak.
- Overdosis pemberian anestesi akan menyebabkan pasien mengalami gangguan pernapasan
dan sistem peredaran darah.

7. mengapa obat dextromethorpan kebanyakan di kombinasi dengan obat lain ? Apa


pengaruhnya ?
Jawaban =
jadi obat dekstrometorfan ini dikombinasikan karena pada dosis tinggi dan dan obat tunggal,
obat ini dapat memicu halusinasi jika dikonsumsi berlebihan dan juga obat ini seringkali
disalah gunakan oleh remaja untuk kita sebut dengan fly gitu,, makanya sejak tahun 2014
menurut artikel yang saya baca dekstrometorphan yang tunggal ini dicabut edarannya maka
makanya dia dikombinasikan dengan obat batuk lainnya atau obat flu, untuk meminimalisir
efek utamanya tadi jika dikonsumsi berlebihan .

8. pada obat dextrometorfan di pringatan fenilokturia mengandung aspartam, itu maksudnya


bagaimana?apakah ada kandungan aspartam pada obat? Atau bagaimana?
Jawaban =
Jadi kami sendiri belum menemukan adanya literatur /jurnal yang menyebutkan secara pasti
bahwa dextrometorphan mengandung aspartam, namun kemungkinan beberapa merk tablet
dextrometorphan dipermanis dengan aspartam (sumber fenilalanin).
Penggunaan aspartam dilarang untuk orang yang menderita fenilketonuria. Ini adalah
penyakit kelainan metabolisme tubuh karena kekurangan enzim untuk mencerna salah satu
asam amino esensial, yaitu fenilalanin yang merupakan salah satu komponen pada aspartam.
yang mana jika penderita fenilketonuria mengkonsumsi obat yang mengandung aspartam
maka akan menyebabkan kadar fenilalanin tinggi sehingga tidak boleh dikonsumi oleh pasien
dengan riwayat fenilketonuria.

E. Asetilsistein
1. disebut bahwa unlable use dari obat asetilsistein adalah disfungsi ginjal, berapa dosis
asetilsistein untuk pasien disfungsi ginjal?
Jawaban =
Nefrotoksisitas terkait Agen Kontras (Off-label) Pencegahan 600 mg PO q12 jam selama 2
hari pada hari sebelum dan hari pemberian agen kontras (medsacape)

2. apa maksudnya pada resiko kehamilan untuk asetilsistein yg dapat memberikan tingkat
protektif pada janin?
Jawaban =
Resiko kehamilan pada acetylsistein ini masuk pada kategori B yang artinya acetylcysteine
telah terbukti menyeberang
plasenta dan dapat memberikan tingkat perlindungan pada janin. Tetapi jika perlindungan
protektif terhadap janin kurang maka akan terjadi resiko pada janin mengalami kecatatan
maupun lainnya. Sehingga dibutuhkan tingkat protektif kehamilan pada kategori B
acetylsistein ini

3. mengapa obat asetilsistein ini minumnya harus ditelan dan tidak boleh dikunyah ataupun
dihancurkan kapsulnya?
Jawaban =
Kapsul langsung ditelan bersamaan dengan air putih dari pada dikunyah. karna fungsi kapsul
ini sendiri dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak

4. apakah asetilsistein cocok diberikan kepada penderita batuk kering?dan apa alasannya?
Jawaban =
Tidak cocok, karena tujuan dari obat asetilsistein adalah sebagai mukolitik yaitu
mengeluarkan dahak. Pada kasus batuk kering tidak terdapat dahak sehingga cocok diberikan
obat golongan lain yaitu golongan antitusiv
5. Mengapa Pada farmakodinamik acetylsisteine dlm melakukan aktivitas mukolitik melalui
kelompok sulfidril dapat menurunkan viskositas lender pada sekresi paru?
Jawaban =
Asetilsistein dapat menurunkan viskositas lendir sekresi paru dikarenakan Derivat dari asam
amino sistein ini berdaya memperpendek rantai-rantai panjang mukoprotein dari dahak
hingga menjadi lebih cair dan lebih mudah dikeluarkannya dengan batuk.

6. mengapa asetilsistein dikontrandikasikan untuk pasien asma dan bronkospasme? bisa


dijelaskan melalui mekanisme nya?
Jawaban =
Asetilsistein dapat menyebabkan bronkospasme terutama pada pasien asma akut yang
disebabkan oleh pelepasan histamin lokal dan penghambatan takifilaksis allergen oleh
Acetylcysteine. Sehingga dikontraindikasikan pada pasien asma

7. Bagaimana obat asetilsistein ini mampu sebagai pencegahan disfungsi ginjal?


Jawaban =
Kadar Kreatinin tinggi dalam darah merupakan salah satu cara menegakkan diagnosis gagal
ginjal. N-asetilsistein sebagai antioksidan dapat bekerja menetralkan radikal bebas secara
langsung dan merupakan prekusor glutation telah terbukti dapat meningkatkan pembersihan
kreatinin serum 25% setelah pemberian N-asetilsistein intravena. Terdapat penelitian di RSI
Sultan Agung Semarang periode desember 2014 yang bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan pemberian N-asetilsistein intravena dengan perubahan kadar kreatinin pada pasien
gagal ginjal sebelum dilakukan hemodialisis.
Data yg diperoleh dapat disimpulkan terdapat hubungan pemberian N-asetilsistein intravena
dengan perubahan kadar kreatinin pada pasien gagal ginjal dengan penurunan kadar kreatinin
sebesar 37,6%.

F. Codein
1. Didalam mekanisme disebutkan bahwa codein terikat pada reseptor opioid dalam SSP dan
untuk penakanan batuk, tetapi pada rotd disebutkan bahwa dapat menyebabkan bradikardia
dan takikardia, mengapa bisa menimbulkan rotd tersebut, apa hubunganya dengan
mekansime codein?
Jawaban =
Terkait dengan mekanisme dari codein sendiri yaitu dimana terikat pada reseptor opioid
dalam SSP. Artinya obat ini adalah pusat depresi sistem saraf. Ini berarti mereka
memperlambat fungsi sebagian besar tubuh. Dampaknya serangan jantung akibat
penyalahgunaan opium yaitu dapat mencakup bradycardia, suatu kondisi yang menyangkut
perlambatan detak jantung.

2. Mengapa penghilang rasa sakit menjadi salah satu parameter yg dimonitoring?


Jawban =
Kodein merupakan obat jenis analgetik opioid atau termasuk kedalam jenis zat narkotika dan
psikotropika yg mana digunakan untuk mengatasi nyeri ringan dan sedang sehingga codein
harus digunakan sesuai dengan penggunaanya tidak boleh sembarangan dan harus melalui
resep dokter jika melakukan penyalahgunaan pada obat tersebut dapat mengakibatkan
kecanduan sehingga dalam pemberian codein sebagai penghilang rasa nyeri masuk dalam
parameter monitoring

3. rotd kodein dapat menyebabkan depresi pernapasan, mengapa kodein dapat menyebabkan
depresi pernapasan?
4. Pada kontra indikasi kan dijelaskan bahwa terjadi depresi pernafasan yg signifikan pada
anak-anak dibawah 12tahun, apa yg menyebabkan anak dibawah 12 tahun menjadi depresi
pernafasan, lalu apakah anak diatas 12 tahun tidak mengalami hal tersebut?
Jawban =
izin menjawab pertanyaan dari diah ayu. 1. karena pada anak anak khususnya anak umur
kurang dari 12 tahun, masih belum bisa memetabolisme kodein dengan baik karena enzim
enzim dalam tubuhnya juga belum matang. dimana di ppt sudah tertera bahwa enzim dalam
hati akan mengubah kodein menjadi morfin. nah variasi genetik yang dibawa oleh anak-anak
ini mempercepat metabolisme kodein, menghasilkan tingkat morfin yang lebih tinggi dari
normal dalam darah setelah konsumsi kodein. Kondisi ini secara perlahan dapat
memperlambat pernapasan dan fungsi pernapasan.
pada dosis juga untuk anak umur kurang dari 12th tidak direkomendasikan untuk
mengkonsumsi obat ini

5. Mengapa kodein bisa menyebabkan konstipasi ataupun sembelit?


Jawaban =
Opioid bekerja pada reseptor spesifik yang ditemukan di berbagai tempat di dalam tubuh,
yaitu saluran gastrointestinal dalam sistem saraf pusat (SSP).
Nah Reseptor ini tidak hanya mengontrol nyeri tetapi juga memperantarai konstipasi terkait
dengan penggunaan opioid.
Salah satu reseptor tersebut dinamakan reseptor mu.
Reseptor ini juga banyak terdapat di saluran pencernaan. Ketika reseptor mu diaktifkan,
motilitas usus dan sekresi mukosa menjadi turun drastis. Penurunan peristaltik ini, ditambah
lagi dengan berkurangnya sekresi cairan dalam usus, serta penyerapan kembali cairan dari
usus, membuat tinja keras sehingga sulit dikeluarkan.

6. Pada peringatan dijelasakan bahwa pengguanan jangka panjang dapat menyebabkan sindrom
penarikan opioid neonatal, contoh efek yg ditimbulkan terhadap sindrom tersebut apa ya?
Jawaban =
Sindrom penarikan opioid neonatal adalah sindrome putus obat yang dialami oleh bayi baru
lahir karena pada masa kehamilan sang ibu mengonsumsi obat tersebut, hal tersebut berefek
pada beberapa gejala yang di alami oleh sang anak (neonatus) salah satunya yaitu gangguan
pernapasan pada bayi, contoh lain adalah kejang kecil dan tremor
 Apa yang dimaksud dengan obat yang menyebab withdrawl
withdrawal Sindrom adalah sindrom penarikan, juga dikenal sebagai sindrom
penghentian, terjadi pada individu yang telah mengembangkan ketergantungan
fisiologis pada obat-obatan atau alkohol dan yang menghentikan atau mengurangi
penggunaannya.
Nah kalau withdrawal sendiri adalah ketergantungan, dan sindrom penarikan
merupakan salah satu indikator dari sindrom ketergantungan
Contoh obat obat yang dapat mengakibatkan withdrawal sindrome adalah obat
narkotik golongan opioid (kodein), ada juga obat depresan SSP (benzodiazepine)
Nah jika sindrome penarikan opioid neonatal sendiri disebut Neonatal abstinence
syndrome (NAS) adalah sekelompok masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang
terpapar obat-obatan terlarang atau resep yang menimbulkan kecanduan saat berada
di dalam rahim ibu. Dua jenis utama NAS dikenali: NAS karena penggunaan zat-zat
prenatal atau maternal yang mengakibatkan gejala penarikan pada bayi baru lahir dan
NAS pascanatal akibat penghentian obat-obatan seperti fentanyl atau morfin yang
digunakan untuk terapi nyeri pada bayi baru lahir.
7. farmakodinamik terikat pada reseptor opioid dalam ssp,menyebabkan penghambatan jalur
nyeri naik, tolong jelaskan maksut dari jalur naik itu seperti apa dan penangannya seperi apa?
Jawaban =
Mengenai mekanisme codein yaitu terikat pada reseptor opioid dalam SSP, menyebabkan
penghambatan jalur nyeri naik, yang dimaksud adalah pada saat codein mengikat reseptor
opioid yang ada dalam sistem saraf pusat akan menghambat jalannya rasa nyeri yang sedang
meningkat(naik), menyebabkan hiperpolarisasi neuron yang mengarah ke penghambatan
pelepasan neurotransmitter nosiseptif yg menyebabkan efek analgesik dan menurunkan rasa
nyeri karena berkurangnya rangsangan saraf. Penanganan dari meningkatnya rasa nyeri
adalah dengan pemberian codein itu sendiri dengan dosis yang sesuai(ditetapkan oleh dokter)

8. Kenapa pda info pasien digunakan hati hati oleh pasien dengag kondisi hipoksia?
Jawaban =
Jadi hal ini berkaitan dengan golongan dari obat kodein yaitu antitusif, antitusif sendiri dapat
menyebabkan retensi sputum yang berakibat menyebabkan hipoksia dan ROTD dari kodein
ini juga menyebabkan depresi pernapasan
Rangkuman Diskusi Farmakologi Praktikum
Antiasma

Nama : Vicka Anestya


Nim : 1848401010
Kelas : Reguler 1
Hari, Tanggal : Jumat, 17 dan 24 April 2020

A. Budesonide
1. pada Indikasi yang dimaksud mengatasi ekserbasi ppok itu yang bagaimana, jelaskan?
kemudain budesonide ini termasik terapi untuk asma akut atau asma kronik ya?
Jawab =
Pada pasien dengan eksaserbasi PPOK ,ekserbasi adalah kondisi di mana gejala PPOK
yang dialami memburuk. Memburuknya gejala PPOK ini disebut juga flare-up PPOK.
Budesonid ini berguna untuk mengatasi asma kronis yang harus digunakan setiap hari
sebagai profilaksis kambuhnya asma.

2. kenapa salah satu kontraindikasi budesonide adalah bronkospasme akut?


Jawab =
Obat ini tidak diindikasikan untuk mengatasi broksospasme akut karena efeknya jangka
panjang. Karena kandungan obat ini merupakan kategori obat kortikosteroid. Obat
kortikosteroid jika tidak digunakan sesuai aturan dapat menyebabkan perubahan hormon
penting dan merubah fungsi tubuh.
Berdasarkan jurnal yang saya baca,Terapi asma terdiri dari dua modalitas terapi obat: (1)
untuk mengurangi inflamasi kronik dan menangani hiperresponsif saluran nafas dengan
obat anti inflamasi yaitu *glukokortikoid inhalasi* dan penghambat leukotriene, dan (2)
untuk menangani kontraksi berlebihan akut dari otot polos saluran nafas yaitu dengan
*obat golongan bronkodilator* yang dapat merelaksasi saluran nafas.
Target kerja obat pada saluran nafas dapat langsung merelaksasi otot polos atau dengan
menghambat/memblok aksi dari bronkokonstriktor.
Menurut catatan Yayasan Asma Indonesia hingga saat ini masih banyak penderita asma
yang tidak mendapatkan diagnosis tepat sesuai klasifikasi asma yang di Indonesia
ditetapkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Ketidaktepatan diagnosis
membuat penderita tidak mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga kondisinya justru
memburuk, derajat asmanya meningkat dan akhirnya menurunkan kualitas hidup serta
meningkatkan resiko kematian dan ini sering kali dijumpai dalam praktek sehari-hari,
baik di pusat kesehatan primer (puskesmas), rumah sakit, maupun praktek swasta (Zein,
2008).
Jadi untuk brokospasme itu akan lebih baik diberikan obat bronkodilator.

3. Jelaskan kenapa ROTD obat budesonide dapat menyebabkan nyeri punggung?


Jawab =
Budesonide ini kortikosteroid jenis glukokortikoid. Efek glukokortikoid terhadap tulang
yaitu :
Pada pemakaian yang lama dapat menghambat fungsi osteoblast dan mengurangi
pembentukan tulang baru menyebabkan terjadinya osteopenia.
- Meningkatkan jumlah osteoclast
- Secara tidak langsung mengurangi absorbsi calcium di saluran cerna
- Efek sekunder glukokortikoid juga meningkatkan Parathyroid hormon dalam serum.
- Meningkatkan ekskresi calcium di ginjal
Sehingga tulang menjadi tipis dan keropos dan menyebabkan sakit tulang.

4. Kenapa perlu dilakukan monitoring pada pertumbuhan pasien anak ?


Jawab =
Perlunya melakukan monitoring pada pasien anak saat diberikan budesonide
(kortikosteroid), dikarenakan kortikosteroid dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Hal ini tergantung pada besarnya dosis, dan lama penggunaan. Biasanya yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan ini yaitu penggunaan kortikosteroid jangka
panjang. Dalam keadaan fisiologis, steroid berperan penting pada sintesis kartilago,
namun pada pemberian dosis tinggi dan jangka waktu lama, steroid akan mempengaruhi
pulsasi dan sekresi hormon pertumbuhan melalui peningkatan tonus hipotalamus, yang
kemudian akan menekan m-RNA dari IGF-I di hati. Steroid berperan sebagai agen
katabolik dengan menekan sintesis kolagen melalui penekanan aktifitas IGF–I serta
menghambat pertumbuhan progenitor osteosit (sel tulang), mitosis kartilago.

5. Mengapa pada pasien diabetes harus berhati hati dalam penggunaan obat budosonid?
Jawab =
Obat budesonide adalah obat golongan kortikosteroid dimna oada efek metabolisme obat
tersebut dapat menyebabkan glukoneogenesis atau pembentukan glukosa baru baik di
perifer maupun di hepar hati. Hal ini dapat menyebakankan kadar gula darah menjadi
tinggi , sehingga beresiko bila dikonsumsi oleh pasien diabetes, pasien dengan berat
badan berlebih, dan wanita hamil yang memiliki anggota keluarga riwayat diabetes

6. Mengapa budesonid harus digunakan hati hati pada pasien perdarahan


Jawab =
budesonide harus digunakan hati-hati pada pasien perdarahan karena salah satu efek
samping dari penggunaan budenosid adalah mimisan, sehingga akan semakin
memperparah perdarahan nya

7. mengapa harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat budesonide bagi penderita


Myasthenia Gravis?
Jawab =
Jadi myasthenia gravis ini adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan otot,
penyakit MG ini dapat menyerang otot pernapasan juga dimana hal ini menyebabkan
penderita mengalami beberapa gangguan dalam pernafasan, mulai dari nafas yang
pendek, kesulitan untuk menarik nafas yang dalam sampai dengan gagal nafas.
Sedangkan berdasarkan literatur medscape obat budesonide ini terdapat ROTD yaitu
infeksi saluran pernapasan. Hal inilah yang menyebabkan pasien yang Menderita
myasthenia gravis ini harus berhati hati Jika menggunakan obat budesonide ini, oleh
karena itu lebih baik dikonsultasikan kepada dokter agar tidak membahayakan pasien

8. pada resiko kehamilan kan kategori B untuk inhalasi,nah bagaimana cara mengetahui
manfaatnya lebih besar daripada risikonya, jika pada saat ibu hamil mengonsumsi
budesonide kemudian ternyata risikonya lebih besar, apa yang dilakukan?
Jawab =
menurut literature yang kami baca (DIH)”Studi pada wanita hamil yang menggunakan
inhaled budesonide tidak menunjukkan peningkatan risiko kelainan. Korosteroid inhalasi
direkomendasikan untuk pengobatan asma selama kehamilan”jadi menurut kami untuk
inhalasi budesonide lbh baik dan aman digunakan pd ibu hamil dri pada yg tablet,dan pd
budesonide tablet kami blm dapat memastikan keamanannya pd wanita hamil dikrnakan
blm ada literature yg mnjlskan jadi sebaiknya untuk ibu hamil agar menggunakan
budesonide inhalasi saja jangan tablet agar menghindari hal yg tdk diinginkan,jika terjadi
resiko pd saat menggunakan inhalasi sebaiknya segera menghubungi dokter

B. Salbutamol
1. di informasi pada pasien ada Jika jantung berdebar dan detak jantung cepat konsultasi ke
dokter. Nah memangnya terjadi apa pada pasien karna penggunaan obat tersebut
Jawab =
Salbutamol adalah obat yang bekerja di reseptor beta adrenergik tubuh. Reseptor ini hampir
terdapat diseluruh tubuh, terutama di lapisan otot polos pernapasan dan otot jantung. Ketika
mengkonsumsi salbutamol, maka reseptor ini akan dirangsang. Perangsangan pada reseptor di
paru-paru akan membuat otot pernapasan menjadi lebih relaks sehingga saluran pernapasan
akan terbuka lebih lebar. Hal ini akan sangat membantu pada orang dengan asma. Namun,
mengkonsumsi obat ini secara per oral (diminum) akan membuat obat ini masuk ke dalam
aliran darah. Konsekuensinya adalah obat ini tidak hanya akan bekerja di reseptor yang ada di
otot pernapasan. Otot jantungpun juga akan mendapat rangsangan dari kadar obat di dalam
darah. Efek salbutamol terhadap otot jantung adalah meningkatkan denyut jantung. Namun,
tidak semua orang akan mengalami hal demikian (tergantung sensitivitas orang masing-
masing, ada yang akan terasa dominan dan ada yang akan terasa ringan).

2. Mengapa pada penggunaan obat sambutamol ini harus memonitoring tekanan darah,tes fungsi
paru dan detak jantung pasien?
Jawab =
Pada pasien asma terjadi penyempitan saluran pernapasan sehingga pasien kesulitan dalam
bernapas . Maka perlu dilakukan tes FEV1 dan tes fungsi paru untuk mengetahui keadaan
saluran napas dari si pasien saat penggunaan obat ini .
Albuterol meskipun pada tingkat yang lebih rendah, juga merangsang reseptor adrenergik
beta-1. Beta-1 reseptor lebih banyak pada jantung dan ginjal. menaikkan heart rate (jumlah
denyut jantung per unit waktu), menaikkan kontraksi jantung. Sehingga perlu dilakukan
monitoring terhadap detak jantung .
Salbutamol juga menyebabkan kontraksi otot sehingga berpengaruh terhadap tekanan darah .
Maka perlu di monitor terhadap tekanan darah

3. Bagaimanakah mekanisme salbutamol ini dapat menyebabkan hiperglikemia?


Jawab =
Salah satu rotd salbutamol adalah hiperglikemia hal ini dikarenakan salbutamol merupakan
agonis beta 2 adrenergik. Beta 2 reseptor adrenergik dapat menyebabkan penurunan sekresi
insulin di pankreas yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah
( hiperglikemia )

4. untuk dosis buat pasien ginjal dan hati ada ga, bisa ga pake obt ini ataau bagaimana?
Jawab =
Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal. Tidak diperlukan penyesuaian dosis (termasuk pasien yang menjalani
hemodialisis, dialisis peritoneal, atau CRRT (Drug information handbook). Sedangkan untuk
penyesuaian dosis pada pasien gangguan hati tidak ada dosis penyesuaian yang tercantum,
sehingga disarankan penggunaannya untuk hati-hati.

5. Kan terlalu banyak merek dangang obat asma selai salbutamol ,apa yang terjadi apabila kita
mengganti obat salbutamol yang sering kita gunakan dengan obat merek dagang lain misal
teosal,apakah boleh jika mengganti obat tsb,dan apakah ada efek samping yang berbhya jika
kita mengganti obat?
Jawab =
Obat salbutamol dengan nama dagang seperti teosal bisa digunakan dengan dosis yang sesuai
tetapi penggunaan nya tersebut harus dikonsultasikan atau dengan anjuran dokter.

6. Obat salbutamol/albuterol di metabolismenya dihati. Hasil metabolit di hati itu berupa apa?
Jawab =
Ester 4-0-sulfat albuterol

7. terkait Interaksi albuterol + amilorid : amilorid meningkat dan albuterol mengurangi kalium
serum, apa yg terjadi pada tubuh kalo terjadi interaksi tersebut?
Jawab =
interaksi obat yang terjadi pada tubuh pasien bisa saja mengalami

1. Hiperkalemia

2. Hipokalemia

3. Tidak mempengaruhi kadar dari kalium didalam darah karena albuterol dan amilorid
memiliki efek berlawanan pada kadar kalium serum

Berdasarkan literatur medscape efek interkasi tidak jelas sehingga perlu berhati hati dan
monitor dalam penggunaan obat

8. Pada slide perhatian, ada pernyataan bahwa " beberapa inhaler menggunakan HFA sebagai
propelan bukan CFC, jika tidak maka perangkat setara, Nah maksudnya itu bagaimna, bisa
tolong dijelaskan?
Jawab =
Penggunaan cfc sebagai propelan pada inhaler obat asma sudah tidak dianjurkan bahkan
sudah dihapuskan, hal ini dikarenakan penggunaan CFC dapat menyebabkan penipisan
lapisan ozon. Sehingga digunakan bahan yang lebih ramah seperti HPA sebagai propelan
inhaler obat asma

C. Terbutalin
1. Untuk dosis pada IV di PPT tidak disebutkan, berapa dosis IV yg tepat untuk pasien dewasa, apa
akibatnya jika penggunaan IV maupun PO dikonsumsi berkepanjangan?
Jawab =
berdasarkan literatur medscape untuk dosis IV yg tepat untuk pasien dewasa adalah 1 mg/mL ,
pertanyaan selanjutnya akibat penggunaan berkepanjangan menyebabkan kematian dan reaksi
serius yang merugikan dilaporkan setelah pemberian berkepanjangan terbutalin oral atau suntik
untuk ibu hamil dan Peristiwa serius juga penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
takikardia, hiperglikemia sementara, hipokalemia, aritmia, edema paru, dan iskemia miokard
2. mengapa tertabutalin tidak boleh di berikan pada pasien hirpertiroid apa kaitannya dengan
mekanismenya?
Jawab =
Terbutaline merupakan obat yang digunakan untuk mengobati mengi dan sesak napas karena
masalah paru-paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, bronchitis, dan emfisema). mekanisme
kerja dari terbutaline yaitu Stimulator reseptor adrenergik beta ( beta-2 receptor agonist)
menyebabkan relaksasi otot polos bronkial / uterus
(Medscape )
Dimna Hipertiroidisme adalah produksi hormon tiroksin yang terlalu banyak.
Salah satu cara mengurangi efek hormon tiroid pada jaringan perifer adalah dengan menggunakan
obat golongan beta blocker
Karena saling berlawanan golongan obatnya dengan Terbutaline maka apabila pasien
menggunakan obat Terbutaline ini pada pasien hipertiroid maka efek dari hipertiroid bisa
meningkat atau memperparah efek dari hipertiroid.

3. Di ppt dijelaskan bahwa ada interaksi obat terbutaline+7dyhidrocodein, apa yg dialami pasien
jika obat tersebut dikonsumsinya?
Jawab =
Jadi dari interaksi tersebut bisa memberikan efek sedasi lebih/meningkatkan efek sedasi dan bisa
mengurangi efek sedasinya. tetapi bisa juga tidak terjadi apa-apa karna interaksinya dari
medscape tertulis tidak jelas, karna obat satu meningkatkan dan obat satunya lagi menurunkan

4. pada interaksi terbutalin+dyhidrocodein dapat meningkatkan efek sedasi. Apa yg harus dilakukan
jika timbul efek sedasi tersebut?
Jawab =
Mohon maaf indah sebelumnya,pada interaksi terbutaline+dihydrocodeine, efek obat dari
terbutaline bukan *meningkatkan* efek sedasi,akan tetapi *mengurangi* efek sedasi.
Jadi obat dihydrocodeine ini memiliki efek samping yaitu salah satu nya itu sedasi,jika diminum
bersamaan dengan terbutaline, terbutaline ini akan mengurangi efek sedasi tersebut. Jadi tidak
perlu dilakukan apa2 karena memberikan efek yang baik yaitu mengurangi efek sedasi nya

5. Dippt disebutkan bahwa protein binding obat tertabutalin 25%, jika ada obat lain yang
menyebabkan protein binding tertabutalin menjadi 20% apa yang terjadi?
Jawab =
Bila terdapat obat yang dapat membuat protein binding pada terbutalin menjadi 20 % (persentase
menurun), artinya zat obat yang tidak terikat di dalam darah akan lebih bnyak sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan level/kadar obat (terbutalin). Hal ini dapat berpotensi
menyebabkan keracunan/ toksisitas obat pada pasien.

6. Bagaimana mekanisme jika obat terbutalin dikaitkan dengan golongan β-Blocker? Apakah akan
menyebabkan keparahan pada asma atau bagaimana?
Jawab =
Terbutaline termasuk kedalam agonis beta bekerja dengan mengaktifikan sel beta-2 reseptor yang
berfungsi melemaskan otot-otot pada saluran pernapasan dan membuka jalan napas. Jalan napas
yang terbuka dapat membantu untuk meredakan sesak napas yang diderita oleh pasien asma
Beta blocker ada 2 jenis yaitu:
a. Penghambat beta selektif.
Bertugas menghambat reseptor beta-1 dengan efek memengaruhi kerja jantung, namun
tidak pada jalur pernapasan. Jenis-jenis obat penghambat beta selektif adalah atenolol,
betaxolol, bisoprolol, metoprolol, dan nebivolol.
b. Penghambat beta nonselektif:
Bertugas menghambat reseptor beta-1 dan beta-2 dengan efek yang memengaruhi
jantung, pembuluh darah, dan jalur pernapasan. Jenis-jenis penghambat beta nonselektif
adalah carvedilol, propranolol, dan timolol.

apabila obat ini dikombinasikan dengan beta blocker nonselektif kemungkinan besar asma pasien
akan kambuh kembali atau pasien dengan riwayat asma bisa kembali mengalami bronkospasme
akibat dari penggunaan beta blocker non selektif karena obat tersebut akan memblock sel beta 1
dan beta 2 karena sifatnya yang tidak selektif.

Jika tidak ada alternatif lain, beta blocker kardioselektif dapat digunakan dengan sangat hati hati
dibawah pengawasan dokter spesialis.

7. Pada peringatan kan disebutkan bahwa harus diberikan hati-hati pada pasien kardiovaskular
ataupun aritmia. Bagaimana jika pasien yg terkena kardiovaskular memiliki riwayat asma dan
diberikan obat terbutalin? Apa yang akan terjadi pada pasien tersebut jika mengkonsumsi obat
kardiovaskular dan asma secara bersamaan?
Jawab =
Untuk pasien kardiovaskular yg mempunyai riwayat asma, jika diberikan obat terbutalin disini
obat kardio akan menurunkan efek terbutalin oleh antagonisme farmakodinamik...sehingga tidak
memiliki efek yg maksimal.
Bisa dilihat juga dari mekanisme kerja dari kedua golongan obat tersebut..
Dimana bisa saja pasien dapat mengalami efek samping yg berlebih..
Jadi sebaiknya ketika ke dokter sebutkan semua obat/riwayat yg dialami agar dokter bisa
menyesuaikan dengan kondisi pasien.

8. Mengapa penggunaan obat terbutaline dengan pasien diabetes melitus dapat memperparah
penyakitnya?
Jawab =
Obat terbutalin meningkatkan kadar gula dalam darah,sedangkan orang diabetes melitus itu
kelebihan gula darah karena tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup ,jadi
otomatis gula dalam darah yang sudah tinggi semakin tinggi setelah mengkonsumsi obat
terbutalin,yang dapat memperparah penyakitnya

D. Ipratopium
1. Apakah obat ipratopium ini aman untuk ibu menyusui?
Jawab =
Penggunaan ipratropium bromide pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori B. Pada ibu
menyusui, tidak diketahui apakah ipratropium bromide dikeluarkan melalui ASI atau tidak.
Meskipun obat yang larut dalam lemak dapat masuk pula ke dalam ASI, tidak dapat
dipastikan bahan aktif ipratropium bromide dapat disekresikan melalui ASI. Terutama pada
sediaan obat dalam bentuk aerosol di mana sedikit sekali dosis yang diberikan yang akan
masuk ke dalam peredaran darah. Namun demikian, penggunaan obat ini pada ibu menyusui
tetap perlu mendapatkan perhatian khusus.

2. Bagaimana terkait dosis dari ipatropium, apakah pada orang dewasa dan anak memiliki dosis
yg sama dalam penggunaannya? Tolong dijelaskan kaitannya dengan dosis penyakit paru
obstruktif kronik dan eksaserbasi asma akut yg tertera pada ppt.
Jawab =
Untuk yg PPOK dosis penggunaan antara dewasa dan anak2 sama saja namun untuk asma
akut ada perbedaan nya. Ini adalah dosis penggunaan nya untuk PPOK dan asma akut :
a. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
Sediaan inhaler: 2 kali semprot tiap 6 jam. Frekuensi pemberian dapat ditambahkan bila
diperlukan, namun pemakaian jangan melebihi 12 kali semprot/hari
Sediaan cairan nebulisasi: 2,5 ml (500 mcg) setiap 6-8 jam
b. Perburukan Asma Akut
Dewasa :
Sediaan inhaler: 8 kali semprot/kali pemberian tiap 20 menit sekali sampai 3 kali
pemberian
Sediaan larutan nebulisasi: 500 mcg setiap 20 menit sampai 3 kali pemberian
Anak-anak :
Anak di bawah 12 tahun (sediaan inhaler): 4-8 kali semprot/kali pemberian tiap 20 menit
atau seperlunya sampai 3 kali pemberian
Anak 12 tahun atau lebih (sediaan inhaler): 8 kali semprot/kali pemberian tiap 20 menit
atau seperlunya sampai 3 kali pemberian
Anak di bawah 12 tahun (sediaan larutan nebulisasi): 250-500 mcg tiap 20 menit sampai
3 kali pemberian, lalu setelahnya bisa diberikan lagi bila diperlukan
Anak 12 tahun atau lebih (sediaan larutan nebulisasi): 500 mcg tiap 20 menit sampai 3
kali pemberian, lalu setelahnya bisa diberikan lagi bila diperlukan.
3. Bagaimana dosis untuk gangguan ginjal dan hati..?apakah ada penyesuaian dosis?
Jawab =
Tidak ada penyesuaian dosis ginjal dan hati, obat ipratopium digunakan dengan cara inhalasi
(sediaan : inhaler, lar inhalasi) sehingga tidak ada proses metabolism

4. terkait peringatan dan perhatian yang di ppt yaitu ,Mengapa Agen bronkodilasi inhalasi dapat
menyebabkan bronkospasme paradoks ?
Jawab =

5. Pada slide peringatan dituliskan dapat menyebabakan retensi urin,mengapa obat ipratopium
ini dapat menyebabkan retensi urin,apakah terkait mekanisme kerja nya atau bagaimana?
mohon dijelaskan
Jawab =

6. Di slide peringatan dan perhatian dituliskan bahwa obat ini dapat memperburuk glaukoma
sudut sempit Mengapa obat ipratopium dapat memperburuk glukoma sudut sempit?
Jawab =
Karena glaukoma sudut tertutup atau glaukoma sudut sempit / glaukoma akut kondisi ini
dapat terjadi karena drainase yang buruk.Selain itu,kondisi ini diakibatkan oleh sudut antara
iris dan kornea yang terlalu sempit,secara fisik dihalangi oleh iris.Sehingga lama dalam mata
tidak dapat di keluarkan hingga akhirnya menyebabkan tekanan bola mata yang meningkat
akan menyebakan memperburuk mata akan menjadi buta.

7. Apa yang terjadi jika pasien menggunakannya secara berlebih dari dosis yg sudah diberikan
dokter?
Jawab =
Apabila obat diberikan secara berlebihan tidak sesuai anjuran dokter akan terjadi over dosis
sehingga menyebabkan toksisitaa

8. Bagaimana efeksamping kerja obat tersebut?


Jawab =
Efek samping obat ipratropium yaitu: Rasa pusing, mual, rasa panas di ulu hati, sensasi
seperti asam lambung yang naik ke kerongkongan (heartburn), sulit buang air besar, sering
merasa ingin buang air kecil namun terasa sulit dan nyeri ketika buang air kecil, rongga mulut
kering, nyeri punggung belakang

E. Zufirlukast
1. di informasi kpd pasien disebutkan zafirlukast dapat menyebabkan sakit kepala. Mengapa?
bisa dijelaskan terkait mekanisme nya gak?
Jawab =
Jadi Mekanisme dari zafirlukast ini kan adalah antagonist reseptor leukotrien, leukotrien
sendiri ini yang menyebabkan bronkokontriksi dan vasokontriksi. Nah ketika leukotrien
dihambat, pembuluh darah yg tadinya mengalami penyempitan (vasokontriksi) akan
mengalami pelebaran kembali (vasodilatasi). Vasodilatasi inilah yang menimbulkan sakit
kepala.

2. pada peringatan disebutkan bahwa zafirlukast tidak untuk bronkospame? Itu kenapa ?
Jawab =
Bronkospasme adalah penyempitan saluran pernafasan menuju paru-paru atau bronkus akibat
mengencangnya otot-otot dinding bronkial yang melapisinya. Bronkospasme rentan dialami
oleh orang yang menderita asma atau alergi yang berkaitan dengan saluran pernafasan.
Obat Zafirlukast adalah leukotrien-reseptor antagonis selektif dan kompetitif (LTRA) dari
leukotrien D4 dan E4 (LTD4 dan LTE4), komponen dari apa yang disebut slow-reacting
substance of anaphylaxis (SRSA) atau zat anafilaksis yang bereaksi lambat. Dengan
menghambat aktivitas aksi cysteinyl leukotriene .
Jadi obat zafirlukast ini bermanfaat sebagai obat asma kronik.
inilah mengapa obat ini tidak segera efektif dan tidak untuk bronkospasme pada serangan
asma akut atau bornkospasme akut.

3. mengapa obat zafrilukast dikontra indikasikan pada pasien gangguan hati?


Jawab =
Gangguan hati adalah istilah yang digunakan ketika hati mengalami gangguan sehingga tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut literature yang telah kami baca yaitu medscape, dijelaskan bahwa obat zafirlukast
proses metabolisme nya yaitu terjadi di hati.
Pada gangguan fungsi hati metabolisme obat dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat,
sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang diharapkan
Seperti yang kita ketahui, ketika seseorang mengalami gangguan hati berarti fungsi hatinya
telah menurun. Itulah penyebabnya mengapa obat zafirlukast ini dikontraindikasikan pada
pasien gangguan hati, karena jika di konsumsi oleh pasien yang memiliki gangguan hati maka
akan menghambat proses metabolisme dari obat zafirlukast ini.

4. Pada peringatan dapat menyebabkan munculnya sindrom churg straus. Apa itu syndrom
churg straus? Mengapa obat zafirlukast dapat menyebabkan penyakit tersebut?
Jawab =
1. Sindrom Churg-Strauss adalah gangguan langka dan tidak dapat disembuhkan. Sindrom
Churg-Strauss juga dikenal sebagai granulomatosis eosinophilic dengan kelainan polyangiitis
yang ditandai dengan peradangan pembuluh darah. Peradangan ini dapat membatasi aliran
darah ke organ-organ vital dan jaringan lainya, kadang-kadang secara permanen merusak
organ dan jaringan tersebut.
2. Maaf sebenarnya bukan obat zafirlukast yg menyebabkan timbulnya syndrom churg
straus, akan tetapi obat zafirlukast yg menyebabkan eosinofilia,vaskulitis dan pneumonia
eosinofilia yg konsisten terhadap syndrom churg straus. (maaf ada kesalahan pemilihan kata
di ppt)
Jadi disini saya akan menjelaskan dahulu gejala dari syndrom churg straus,
• -Eosinofilia
(sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu eosinofil) .Eosinophil adalah jenis sel darah putih
yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi tertentu. Biasanya, eosinofil
membuat hanya persentase kecil dari sel darah putih, tapi dalam sindrom Churg-Strauss,
jumlah sel-sel ini sangat tinggi dan tidak normal (*Eosinifilia*) ditemukan dalam darah atau
jaringan, di mana mereka dapat menyebabkan kerusakan yang serius.
Ctt : eosinofilia berbeda dg eosinofil
• Vaskulitis
adalah peradangan pembuluh darah yang parah (vaskulitis). Karena penyempitan pembuluh
darah, peradangan mengurangi aliran darah ke organ-organ vital dan jaringan seluruh tubuh,
termasuk kulit, jantung, sistem saraf tepi, otot, tulang, dan saluran pencernaan. Kadang-
kadang, ginjal juga akan terpengaruh.
• Demam, batuk, sulit bernapas, asma
dapat dilihat bahwa gejala dari syndrom churg straus adalah eosinofilia dan vaskulitis. Dan
obat zafirlukast dapat menyebabkan eosinofilia dan vaskulitis, sehingga sangat perlu
diperhatikan/diperingati penggunaannya terhadap pasien yg memiliki syndrom churg straus
karena dpt memperparah keadaan pasien.
• Pneumonia eosinofilik
pneumonia eosinofilik memang bukan gejala dari syndrom churg straus, pneumonia
eosinofilik adalah penyakit di mana eosinofil (sejenis sel darah putih) terakumulasi di paru -
paru dengan gejala batuk, demam, sulit bernapas, dengan timbulnya penyakit pneumonia
eosinofilik pada penderita syndrom churg straus dapat memperparah keadaan pasien.
Sehingga perlu diperhatikan/diperingati untuk pemberian obat zafirlukast kpd pasien
syndrom churg straus

5. Mengapa terjadi peningkatan risiko infeksi pada usia >55th dalam penggunaan obat tersebut?
berarti apakah obat tsb tidak cocok untuk pasien dg umur >55th?menurut kalian obat asma
apa yg paling cocok untuk pasien pada usia tsb?
Jawab =
Pada lansia atau pada pasien lanjut usia di atas 55 tahun Pembersihan zafirlukast hepar pada
orang dewasa berusia 55 tahun dan lebih tua, menghasilkan peningkatan 2-3 kali lipat dalam
konsentrasi plasma maksimum dan total area di bawah kurva . Zafirlukast dapat
meningkatkan risiko infeksi (7,0% vs 2,9%, masing-masing zafirlukast vs kejadian plasebo),
terutama infeksi saluran pernapasan yang lebih rendah, pada orang dewasa yang lebih tua,
meskipun infeksi yang dicatat tidak parah.
Dan juga sistem kekebalan tubuh lansia yang rendah akan rentan terhadap berbagai penyakit,
hingga ancaman kerusakan sistem imunitas secara bertahap.
Gejala asma pada lansia dapat ditangani dengan beberapa jenis obat yang dapat meredakan
gejala dalam jangka pendek serta mengontrol timbulnya gejala dalam jangka panjang. Saat
memberikan obat yang bebas dijual di pasaran, lebih baik hindari obat asma yang
mengandung steroid.
Jadi pemberian obat ini tidak cocok untuk lansia diatas 55 tahun
Pemberian obat asma yang mengandung steroid sebenarnya berguna untuk meredakan gejala
asma yang muncul secara tiba-tiba (akut). Namun lama-kelamaan, kandungan steroid dapat
menimbulkan efek samping, seperti membuat tulang menjadi lemah, munculnya ulkus. Jadi
lebih baik di gunakan nebulizer,karena jika di beri inhaler pasien lansia akan kesulitan dalam
menekan agar gas keluar.

6. Pada peringatan disebut kan bahwa obat zafirlukast dapat menyebabkan perubahan perilaku,
perilaku seperti apa? Jelaskan
Jawab =
contoh perubahan seperti berupa fisik seperti memukul. perubahan mood seperti, memaki
maki, ungkapan kemarahan,ketakutan/ kejengkelan (frustasi), depresi, gangguan tidur

7. Apakah obat zafirlukast bisa mengobati/mengatasi serangan asma mendadak?kalau bisa


kenapa kalau tidak kenapa?
Jawab =
Zafirlukast adalah obat untuk mencegah gejala asma dan mengurangi jumlah serangan asma
pada orang berumur 5 tahun dan lebih. Obat ini membantu memudahkan pernapasan dengan
mengurangi bengkak (radang) di dalam saluran udara. Penggunaan obat ini secara teratur
mampu membantu mengendalikan asma, meningkatkan kemampuan berolahraga, dan
mengurangi jumlah waktu yang Anda butuhkan untuk menggunakan alat bantu napas.
Obat ini dikenal efektif mengatasi penyakit asma karena kemampuannya yang dapat
menghambat aktivitas leukotriene yakni, suatu bahan kimia yang menyebabkan
pembengkakan pada paru-paru dan penyempitan saluran udara sehingga dapat menimbulkan
gejala terjadinya penyakit asma.
Obat ini tidak langsung bekerja dan tidak digunakan untuk mengobati serangan asma
mendadak.

F. Teofilin
1. Bagaimana pemberian obat teofilin kepada pasien hepatitis B atau C?
Jawab =
Jadi hepatitis B/ C sendiri adalah virus yang dapat menyebabkan radang hati yang kronik.
Jika pasien hepatitis b/ c ingin mengkonsumsi teofilin, dosis yang diberikan juga harus
mempertimbangkan dosis untuk gangguan hati yaitu: setelah dosis awal(5-7 mg/kg/iv)
diberikan dosis 0.39 mg/kg/jam untuk 12 jam berikutnya, kemudian 0.08-0.16 mg/kg/jam
(Medscape)

2. dikondisi kehamilan apakah sepenuh nya teofilin di ekskresikan di asi? bagimana bisa teofilin
diekskresikan melalui asi.
Jawab =
pada kondisi menyusui tidak sepenuhnya teofilin di ekskresikan melalui ASI karna utama nya
teofilin diekskresikan melalui urin
Ada 4 mekanisme penting obat dapat sampai (permeasi) ke dalam ASI, yaitu :
a. Difusi Pasif
Berlangsung berdasarkan perbedaan konsentrasi pada kedua sisi barier, berupa cairan
atau lemak. Difusi terjadi melalui pori-pori kecil pada membran sel, menyebabkan hanya
dapat dilalui oleh molekul-molekul kecil saja, seperti metanol. Kecuali pada pembuluh
darah kapiler dan limfe yang memiliki pori-pori cukup besar sehingga dapat dilalui oleh
molekul yang cukup besar. Obat larut dalam air melewati barier cairan, sedangkan obat
larut lemak melewati membran yang terdiri dari lipid.
b. Difusi dg bantuan karier khusus
Yang bertindak sebagai karier adalah enzim – enzim atau protein tertentu. Terjadi melalui
perbedaan konsentrasi atau konsentrasi yg sama pada kedua sisi barier. Lebih
menentukan perbedaan aktifitas kimia suatu bahan pada kedua sisi barier. Bahan yg
berdifusi dg cairan ini umumnya mudah larut dalam air, tetapi terlalu besar untuk melalui
pori – pori dari membran.
c. Difusi aktif
Memerlukan energi untuk transpor, karena menuju daerah dg konsentrasi tinggi.
Menggunakan energi untuk pasasi dari glukosa, asam amino, kalsium, magnesium, dan
natrium.
d. Pinositosis atau kebalikannya
Pada pinositosis, obat melekat pada dinding sel, kemudian mengalami invaginasi atau
evaginasi. Dinding sel & obat memisahkan diri, sehingga obat dapat masuk atau keluar
sel. Pinositosis menggunakan molekul yang sangat besar & protein tidak berdifusi secara
pasif, aktif, atau dengan bantuan karier. pH lingkungan & derajat ionisasi obat, sifat obat
basa atau lemah, tingkat kelarutan, menentukan kesanggupan difusi yang berbeda.
OBAT teofilin dapat menyebabkan iritabilitas atau tanda lain dari toksisitas ringan pada
bayi seperti wajah memerah, banyak menangis dan tanda iritabilitas lainnya

3. kenapa pada ROTD dituliskan dapat menyebabkan retensi urin?


Jawab =
Peak serum adalah kadar senyawa bioaktif tertinggi yang terukur dalam
darah/serum/plasama.
Jadi jika peak serum teofilin kosentrasinya >30mcg/ml akan terjadi toksisitas. Toksisitas
tersebut yang mengakibatkan retensi urin (medscape)
Terkait rotd Teofilin yang dapat menyebabkan retensi urin, hal ini berhubungan dengan
indikasi toefilin yg selain obat asma juga bisa sebagai obat diuretik yaitu golongan metil
xantin. Efek diuretik dari methylxanthines telah lama diakui. Penggunaan theophylline
sebagai diuretik berhenti dengan diperkenalkannya thiazides. Diureis telah diamati dalam diri
para pasien akibat keracunan teofisika, tetapi hal ini kurang penting bagi sistem saraf pusat
dan efek obat kardiovaskular. Dilaporkan adanya kasus bayi yang menerima terapi apnea
dengan diuresis yang diinduksi teofilik dan dehidrasi. hiperglikemia juga merupakan bagian
dari komplek gejala keracunan teofilom dan dapat turut menyebabkan efek diuretik dengan
menyebabkan diuretik osmotik. Jika diureis cukup penting, hipokalemia, yang dicatat pada
orang-orang yang keracunan parah dan tidak muntah terus-menerus, dapat diperparah dengan
hilangnya kalium dari ginjal. Relaksasi otot detrusor yang mengarah ke tensi buang air kecil
telah dilaporkan terutama pada para pria lanjut usia yang cenderung prostatisme.
Relaksasi otot detrusor yang mengarah ke retensi urin telah dilaporkan terutama pada pria
yang lebih tua yang memiliki kecenderungan ke arah prostatisme.
Tindakan diuretik ringan dari methylxanthine terutama merupakan hasil dari penghambatan
reabsorpsi cairan tubulus di sepanjang tubulus proksimal ginjal.

4. terkait peringatan kenapa theophilin dapat menurun ketika di gunakam pada pasien gagal
jantung koghesif,edema paru akut?
Jawab =

5. Dijelaskan di bagian peringatan pada ppt bahwa penggunaan teofillin pada pasien aritmia
dapat memperburuk aritmia. Tolong dijelaskan bagaimana mekanisme dari obat teofilin
sehingga dapat memperburuk aritmia.
Jawab =
mengapa teofilin akan memperburuk Aritmia jantung. Hal ini karena teofilin mampu
menghambat reseptor adenosisn untuk efek bronkodilatornya, nah penghambatan terhadap
reseptornadenosin itulah yang memperburuk kondisi aritmia

6. berkaitan dengan ROTD teofilin dapat menyebabkan kejang. Bagaimana mekanisme teofilin
sehingga dapat menyebabkan kejang?
Jawab =
Saya sebelumnya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai peak serum.
Peak serum adalah kadar senyawa bioaktif tertinggi yang terukur dalam
darah/serum/plasama.
Jadi jika peak serum teofilin kosentrasinya >30mcg/ml akan terjadi toksisitas. Toksisitas
tersebut yang mengakibatkan reaksi berupa kejang.

7. Untuk pasien akibat rokok untuk penggunan konsumsi obatnya bagaimana?


Jawab =
Untuk perokok, mengkonsumsi obat theophyllin ada ketentuan dosisnya, yaitu: 0,79 mg / kg /
jam IV untuk 12 jam berikutnya setelah dosis dimuat, kemudian 0,63 mg / kg / jam atau 5 mg
/ kg PO (Medscape)

8. pada point peringatan, kenapa teofilin harus digunakan hati-hati jika pada pasien
hipertiroidisme? Ada hubungannya dengan point nomor 1 atau bagaimana? Tolong dijelaskan
Jawab =
Rangkuman Diskusi Farmakologi Praktikum
Enzime

Nama : Vicka Anestya


Nim : 1848401010
Kelas : Reguler 1
Hari, Tanggal : Jumat, 1 Mei 2020

A. Enzyme Lipase
1. Untuk sediaan beredar dari enzim lipase ini ada tidak ya? kalau ada merk nya apa serta
indikasi nya apa? apakah obat ini dapat dibeli tanpa resep dokter?
Jawab =
jadi untuk sediaan enzim lipase yang beredar adalah obat digestin, dimana sediaan digestin
ini tersaji dalam bentuk kombinasi enzim pencernaan (seperti amilase, lipase atau protease)
disini kami mengambil salah satu merk dagang yaitu Vitazym yg merupakan tablet salut
enterik dengan komposisi lipase amylase, protease. Nah untuk obat ini indikasinya sebagai
suplemen makanan untuk membantu memelihara kesehatan pencernaan, dan obat ini
termasuk obat golongan bebas dengan logo berwarna hijau jadi tidak memerlukan resep dari
dokter.

2. terkait indikasi tolong lebih dijelaskan kembali sesuai pemahaman anda?


Jawab =
Jadi enzim lipase ini merupakan salah satu enzim pencernaan yang umumnya diberikan
kepada penderita gangguan pencernaan.
Nah terkait dengan fibrosis kistik, yaitu penyakit yang dapat menyebabkan lendir dalam
tubuh menjadi tebal dan lengket. Lendir tersebut dapat membuat saluran pankreas tersumbat,
sehingga menghalangi enzim pencernaan bergerak ke usus. Akibatnya, tubuh menjadi
kesulitan menyerap nutrisi dari makanan

3. Terkait interkasi enzym lipase dengan orlistat, memang orlistat ini obat apa yaa, sehingga
bisa menghambat enzim lipase?
Jawab =
Orlistat adalah obat yang digunakan untuk menangani kelebihan berat badan atau obesitas.
Orlistat bekerja dengan cara menghambat enzim yang mencerna lemak, sehingga lemak yang
dimakan tidak dicerna dan tidak diserap ke dalam tubuh.
Nah dengan mekanisme kerjanya yang saling berlawanan maka kedua obat ini tidak boleh
digunakan bersamaan

4. apakah ada penyakit yang menyebabkan defisiensi enzim lipase?kalau ada, apa saja?
jawab =
a. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn merupakan salah satu jenis penyakit radang usus. Penyebab pasti
penyakit ini belum diketahui, namun diduga berkaitan dengan faktor keturunan, pola
makan yang kurang sehat, stres berat, hingga kelainan pada sistem kekebalan tubuh.
Penyakit ini bisa menimbulkan gejala berupa kelelahan, berat badan turun, diare
parah, nyeri perut, BAB berdarah, hingga malnutrisi.
b. Cystic fibrosis
Penyakit ini menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi tebal dan lengket. Lendir
tersebut dapat membuat saluran pankreas tersumbat, sehingga menghalangi enzim
pencernaan bergerak ke usus. Akibatnya, tubuh menjadi kesulitan menyerap nutrisi
dari makanan.
Gejala yang muncul pada penyakit ini bervariasi, tergantung pada organ mana yang
terdampak. Jika menyerang saluran pencernaan, cystic fibrosis dapat menimbulkan
gejala berupa diare kronis, malnutrisi, feses berminyak, nyeri perut, hingga berat
badan yang terus berkurang.
c. Penyakit celiac
Penyakit ini menyebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga
penderitanya tidak bisa mengonsumsi gluten. Gluten adalah protein yang ditemukan
pada biji-bijian, seperti gandum dan jelai (barley).
Saat penderita penyakit celiac mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung gluten, maka sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi berlebihan. Hal
ini kemudian akan menimbulkan peradangan dan kerusakan di saluran cerna rusak.
Penderita penyakit celiac akan merasakan beberapa gejala, seperti diare, sakit perut,
kembung, nyeri otot, lemas, atau konstipasi, setelah mengonsumsi gluten.

5. Pada informasi obat jangan mengonsumsi obat tersebut dengan dosis ganda. Apa yg
dimaksud dengan dosis ganda? Dan mengapa obat enzim lipase tidak boleh di konsumsi
dengan dosis ganda?
Jawab =
Dosis ganda artinya meningkatkan penggunaan dosis obat.Akibat fatal dari penggunaan dosis
ganda adalah overdosis. Saat overdosis, tubuh akan menunjukkan gejala-gejala tertentu yang
sering kali bertentangan dengan kita saat sedang dalam kondisi sehat.
Sehingga jika digunakan dosis ganda maka dosis semakin tinggi dan pada Penggunaan
suplemen enzim lipase dalam dosis tinggi perlu diawasi, karena justru dapat memperparah
gejala cystic fibrosis. Suplemen lipase juga dapat menimbulkan efek interaksi obat jika
dikonsumsi bersamaan dengan orlistat.

6. kenapa pada suplemen ini tidak disarankan untuk ibu menyusui jelaskan resiko yang terjadi?
Jawab =
Semua asi mengandung lipase karna enzim lipase berguna untuk menguraikan lemak dalam
asi agar mudah dicerna oleh bayi, jika mengonsumsi suplemen enzim lipase lagi maka akan
menyebabkan kadar enzim lipase semakin tinggi dalam asi, maka akan semakin cepat sel sel
lemaknya terurai sehingga dapat menghasilkan asi yang bau tengik dan cenderung
berminyak, akibatnya banyak bayi yang menolak untuk minum asi padahal asi tersebut
masih layak diminum.

B. Enzym Protease
1. didalam ppt, kalian mengambil contoh sediaan obat cotazym tablet (kombinasi yg terdiri dari
enzim lipase, protease, amylase, dll) pertanyaannya apakah bisa menganti dengan obat yg
lain ketika pada saat penggunaanya obat enzim ini mengalami alergi protein?
Jawab =
Maaf sebelumnya ini kesalahan dari kelompok kami yang tidak lengkap dalam menuliskan
kontraindikasinya , kontraindikasi sebenarnya yaitu alergi protein babi, jadi jika alergi dengan
obat ini pengobatannya dapat diganti dengan obat yang tidak mengandung protein babi

2. bolehkan obat cotazym f tab 30 s dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui?
Jawab =
untuk kategori kehamilan protease tidak di cantumkan namun Protease sendiri merupakan
salah satu komponen dari enzim pancrelipase. Jadi disini kami ambil resiko kehamilan
menggunakan pankrelipase menurut medscape yaitu:
Kategori C: Gunakan dengan hati-hati jika manfaat lebih besar daripada risiko. Penelitian
pada hewan menunjukkan risiko dan penelitian pada manusia tidak tersedia atau penelitian
pada hewan maupun manusia tidak dilakukan.

3. Apakah protease hanya termasuk enzim golongan hidrolase?


Jawab =
Iya protease masuk kedalam golongan hidrolase dimana Golongan Hidrolase,yaitu enzim
yang dengan penambahan air (adanya air) dapat mengubah suatu substrat menjadi hasil akhir.
dimana protease akan memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti
menjadi oligopeptida pendek atau asam amino, dengan reaksi hidrolisis pada ikatan peptida.

4. bagaimana enzim protease dapat menyebabkan efek samping sakit kepala bila dihubungkan
dengan mekanisme kerjanya..
jawab =
Salah satu konstituen protease prancelipase adalah crymotripsin yang bekerja pada residu
hidrofobuk contohnya tirosin.. nah asam amino tirosin yang terbentuk akan diubah menjadi
tyramine. Tyramin inilah yang Jika jumlahnya terlalu banyak, akan membuat risiko terkena
sakit kepala atau migrain akan meningkat

5. Keadaan seperti apakah fibrosis kistik itu, apa saja gejalanya dan apa penyebab itu bisa
terjadi?
Jawab =
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih memiliki 1
gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan penyakit
hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini.Seseorang yang hanya memiliki 1
gen tidak akan menunjukkan gejala.
Penyakit ini timbul karena mutasi pada satu gen yang menyandikan protein pengatur
perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Akibatnya, terjadi dehidrasi dan
pengentalan sekresi yang menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang
mengeluarkan cairan ke dalam saluran tertentu dalam tubuh)
Untuk gejalanya membutuhkan diagnosis medis dan gejala bervariasi dan dapat meliputi
batuk, infeksi paru-paru berulang, ketidakmampuan untuk menambah berat badan, dan tinja
berlemak.

6. terkait kontraindikasi. Mengapa di kontraindikasikan terhadap pasien dengan alergi protein?


Dan efek apa yg terjadi jika pasien dengan alergi protein mengkonsumsi nya?
Jawab =
Karena enzim protease salah satu komponen dari pankrelipase, alergi terhdap protein
merupakan kontraindikasi dari pankrelipase, jadi digunakan nya harus hati hati terhdap pasien
yg alergi protein babi, karena protease diekstraksi dri kelenjar pankreas babi.
Maaf ada keliruan, di ppt kami seharusnya kontraindikasi nya alergi terhadap protein babi.
Umumnya, efek samping berdampak pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan.

7. Jenis enzim merupakan protease dimana merupakan salah satu enzim pencernaan yg
berfungsi dalam proses pencernaan protein, sedangkan pada kontraindikasi alergi terhadap
protein. Bagaimana maksudnya?
Jawab =
Karena obat ini diekstraksi dari kelenjar protein babi/pankreas babi makanya orang yg alergi
dengan protein babi tidak boleh minum obat ini.

8. pada ppt terkait metabolisme yaitu metabolisme tidak relevan, bisa dijelaskan lagi mengenai
metabolisme nya ?
jawab =
Arti dari metabolisme tidak relevan yaitu obat ini tidak dapat digunakan secara langsung
harus melalui beberapa proses metabolisme di lambung, pankreas dan usus halus, obat
tersebut mengandung enzim protease, enzim protease adalah enzim pencernaan yg bertugas
untuk memecah protein dalam makanan menjadi asam amino. Jenis enzim protease yaitu
pepsin (enzim pencernaan utama di gastrointestinal /lambung= mengubah protein menjadi
pepton) , tripsin (mengubah pepton menjadi asam amino sehingga makanan dapat di serap
oleh usus halus) dan kimotripsin (mempercepat pemecahan protein)

C. Enzim Pancrelipase
1. Apabila ada pasien diabetes yang menggunakan terapi obat acarbose namun juga harus
mengonsumsi obat prankealipase kedua obat ini dijelaskan bahwa ada interaksi obat,
bagaimana solusi untuk pasien ini?
Jawab =
Solusinya ,dikarenakan adanya keterangan pengawasan artinya pasien diharuskan untuk
berhati2 dalam menggunakan kedua obat ini secara bersamaan. Karena berdasarkan
interaksinya pancrelipase dapat menurunkan efek dari acarbose yang interaksinya terjadi pada
fase farmakodinamik, sehingga disarankan untuk pasien memberi jeda waktu minum ketika
hendak mengkonsumsi obat ini min 30 menit -1jam

2. Dalam dosis dituliskan dapat dititrasi hingga 2500 unit / kg / makan berdasarkan respons.
Tolong jelaskan kembali maksud dosis tersebut?
Jawab =
terkait dengan dosis.
Umumnya, mulai 500 unit lipase / kg PO per makan; dapat dititrasi hingga (can titrate up to)
2500 unit / kg / makan berdasarkan respons; tidak melebihi 10.000 unit lipase / kg / hari..
Maksudnya adalah, penggunaan enzim ini dimulai dari 500 IU/kg, selanjutnya dapat
ditingkatkan hingga 2500 IU/kg dan tidak melebihi 10.00 IU/kg..

3. Pada slide perhatian terdapat bahwa hindari melebihi dosis maksimum karena risiko
kolonopati fibrosing. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah ada kaitannya dengan mekanisme
kerja?
Jawab =
Jadi kolonopati fibrosing itu adalah penyempitan sudut ileocecal dan usus besar pada pasien
dengan fibrosis kistik yang mengkonsumsi pankreatin dalam dosis tinggi.
Berdasarkan literatur yang saya baca disebutkan bahwa
https://kingad.ru/id/uzi-golovy-i-shei/sposob-primeneniya-kreon-10000-ot-chego-pomogaet-
kreon-instrukciya-po-primeneniyu/

Saat menerima Creon 10.000 dalam dosis tinggi untuk cystic fibrosis, ada kasus striktur di
usus atau kolonopati fibrosing. Tetapi setelah banyak penelitian, para ilmuwan belum
menerima bukti hubungan antara penyempitan usus dan penggunaan kapsul.
Namun demikian, pasien yang menggunakan obat dalam dosis besar, jika terjadi manifestasi
yang tidak biasa, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan medis untuk mendeteksi fibrosing
colonopathy.

https://kingad.ru/id/uzi-grudnojj-kletki/kreol-instrukciya-po-primeneniyu-kreon-instrukciya-
po-primeneniyu/

Sebagai tindakan pencegahan untuk mengecualikan lesi usus pada pasien dengan cystic
fibrosis, disarankan untuk mengendalikan semua gejala yang tidak biasa atau perubahan
dalam rongga perut - terutama jika pasien menggunakan lebih dari 10.000 IU lipase / kg / hari

4. Berdasarkan ppt disebutkan bahwa salah satu ROTD obat ini adalah hiperglikemia,
bagaimana obat ini dapet menyebabkan hiperglikemik?
Jawab =
Berdasarkan yang saya baca dari literatur dibawah ini :
https://www.alodokter.com/fungsi-pankreas-dan-penanganan-gangguan-pankreas

Secara umum, fungsi pankreas dalam tubuh adalah memproduksi hormon dan enzim untuk
menghancurkan makanan di dalam perut.
Secara khusus Fungsi pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsi eksokrin dan endokrin.
1.Fungsi eksokrin
Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan produknya melalui suatu saluran,
menuju ke permukaan tubuh atau jaringan lain di dalam tubuh. Contohnya adalah kelenjar air
liur, kelenjar keringat, dan kelenjar saluran cerna.
Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan ke
saluran cerna. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya, enzim lipase
untuk menguraikan lemak, kemotripsin dan tripsin untuk mencerna protein, serta amilase
untuk menguraikan karbohidrat.
2.Fungsi endokrin
Sedangkan kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan produknya ke dalam
peredaran darah. Fungsi kelenjar endokrin pada pankreas adalah mengeluarkan hormon, yaitu
hormon insulin dan hormon glukagon. Kedua hormon ini berperan dalam mengatur kadar
glukosa atau gula dalam darah.
Hormon insulin akan mengikat glukosa dari darah untuk dibawa ke berbagai jaringan di
dalam tubuh, agar bisa digunakan sebagai energi. Hormon insulin ini juga penting bagi hati,
karena membantu hati menyerap glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Glikogen
berguna sebagai cadangan energi saat tubuh membutuhkan energi ekstra. Saat glukosa dalam
darah terlalu rendah, hormon glukagon yang akan memecah kembali glikogen di hati menjadi
glukosa.
Pankreas yang sehat akan memproduksi enzim dan hormon dalam jumlah dan waktu yang
tepat ketika kita makan. Namun, pankreas yang memiliki gangguan tidak mampu
memproduksi enzim pencernaan secara optimal, sehingga penyerapan makanan juga
terganggu. Karena penyerapan terganggu maka terjadi penumpukan gula pada tubuh yang
menyebabkan hiperglikemia

5. resiko apa yang terjadi jika pasien mengonsumsi obat ini secara berlebihan?
Jawab =
jika mengkonsumsi obat pancrelipase ini secara berlebihan dapat menyebabkan over
dosis,munculnya efek samping dan juga jika diminum bersama obat lain dapat memicu
interaksi dri obat obatan tersebut dan jugaa jika mengkonsumsi obt ini secara berlebih juga
dapat menyebabkan peningkatan kadar enzimn shga jika kadar enzim ini berlebih dapat
meningkatkan kadar gula darah(hiperglikemia). Bukan hanya obat pancrelipase saja yg tidak
blh dikonsumsi secara berlebihan tetapi untuk semua jenis obat krna dikhawtirkan dpt trjdi
hal yg tidak diinginkan jadi ikuti anjuran yg diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan
dalam meminum obat

6. Pada indikasi dijelaskan untuk penggantian enzim pankreas untuk pengobatan insufisiensi
eksokrin pankreas, yg dimaksudkan dengan insufisiensi eksokrin pankreas itu apa?
Jawab =
Insufisiensi Eksokrin Pankreas atau Exocrine Pancreas Insufficiency (EPI) terjadi ketika
pankreas tidak dapat membuat atau melepaskan cukup enzim pencernaan untuk memecah
makanan dan menyerap nutrisi. Gangguan ini paling berdampak pada proses pencernaan
lemak.

7. Apakah keefektifannya berbeda jika menelan kapsul scara lgsng dengan membuka cangkang
kapsul lalu mencampurkannya dg makanan?
Jawab =
Cangkang kapsul terbuat dari bahan gelatin yang relatif aman bagi tubuh. Obat dikemas
dalam bentuk kapsul, biasanya bertujuan untuk mengatur masa kerja obat dalam tubuh. Hal
ini didasarkan pada prinsip dimana cangkang kapsul akan dicerna perlahan oleh asam
lambung dan obat akan diserap secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Dengan
membuka cangkang kapsul, hal ini secara tidak langsung mengganggu mekanisme dari kerja
obat yang ditargetkan sejak awal. Pada sebagian kasus hal ini bisa menimbulkan efek
samping yang kurang nyaman atau kelebihan dosis.dgn demikian pada beberapa kasus, cara
seperti ini masih diperbolehkan, terutama pada pasien yang kesulitan menelan kapsul, namun
tentunya dengan penyesuaian dosis. Oleh karena itu sebaiknya mengkonsumsi dalam bentuk
kapsul kecuali memang karena kondisi tertentu , dan jika terpaksa harus membuka cangkang
kapsul hal itu harus berkonsultasi dengan dokter untuk penyesuaian dosis agar tidak terjadi
efek yang tidak diinginkan.

8. Bagaimana obat ini bisa menyebabkan rotd nyeri perut apakah ada hubhngannya dengan
mekanisme kerja obat ini?
Jawab =
Obat pancrealipase ini termasuk kedalam enzim percernaan, obat ini adalah obat yang
membantu mencerna nutrisi penting dalam makanan, seperti protein, karbohidrat, dan lemak
di dalam tubuh. Nah gangguan rotd nyeri perut yang terjadi disini disebabkan karena
terjadinya proses metabolisme yang tidak terjadi secara normal. dimana ekskresi dari obat
tersebut berupa tinja terganggu dan menumpuk diperut sehingga akibat terganggunya saluran
pencernaan karena kurangnya enzim di dalam tubuh itulah yang menyebabkan reaksi nyeri di
perut pasien tersebut.
D. Enzim Trypsin
1. pada perhatian obat ada pernyataan di hadapan penyembuhan defisiensi seng atau
hemoglobin dapat ditunda, itu maksudnya apa ya?
Jawab =
Maksudnyaa untuk pasien yg sedang dalam penyembuhan defesiensi seng itu klo dia pake
obat ini akan gagal atau tertunda penyembuhannya.

2. disini kan bentuk sediaan nya ada 2 ya sediaan salep dan aerosol,yang ingin saya tanyakan ,
apakah ada ketentuannya dimana kita harus menggunakan salep atau menggunakan aerosol
pada saat menggunakan obat ini?
Jawab =
Bentuk sediaan trypsin yaitu salep dan aerosol. Tidak ada ketentuan khusus untuk
penggunaan trypsin dalam bentuk salep ataupun aerosol

3. terkait diperingatan dan perhatian itu disebutkan bahwa jgn gunakan diarteri segar itu mksd
bagaimana?tolong dijlskan
jawab =
Jangan digunakan pada kulit yang memiliki luka arteri terbuka karna dapat menyebabkan
iritasi.

4. apakah penggunaan enzym trypsin ini pengobatannya harus dengan saran dari dokter?
Jawab =
Iya, jika pasien mengalami seperti dibawah ini:
1.Rasa sakit atau seperti tersengat di sekitar area luka.
2.Reaksi peradangan, seperti demam, menggigil, kulit terasa hangat, hingga jantung berdebar
dan sesak napas.
3.Reaksi alergi berat, seperti timbul ruam dan gatal pada kulit, pusing, serta wajah, lidah, dan
tenggorokan menjadi bengkak, hingga sesak napas.

5. Apa yang terjadi jika memaparkan formulasi areosol pada nyala api atau suhu tinggi?
Jawab=
Aerosol merupakan sediaan yang dikemas dibawah tekanan tinggi, maka apabila aerosol
dipaparkan pada nyala api atau suhu tinggi maka akan menyebabkan meledak atau
terbakarnya produk.
6. Salep trypsin ini kan berindikasi untuk terapi ulkus kulit dan penyembuhan luka.
Izin bertanya, luka seperti apa sekiranya yang dapat diobati? (Ex: luka bakar atau luka kecil
dsb)
Jawab =
Trypsin salep dapat dioleskan langsung ke 'luka dan peradangan pada kulit' untuk
menghilangkan jaringan mati serta membantu penyembuhan luka

7. Sebaiknya penggunaan obat ini lebih baik di balut atau dibiarkan saja terbuka?
Jawab =
Obat ini dapat digunakan tanpa dibalut atau juga dapet dibalut dengan pembalut yang sesuai.

8. Di ROTD itu ada salah satunya menyebutkan sensasi kulit terbakar, pertanyaannya kenapa
dapat menyebabkan kulit terbakar? mohon penjelasannya
Jawab =
Pada rotd ini bisa menyebabkan sensasi rasa terbakar karna sediaan obat ini merupakan
bentuk sediaan topikal, sehingga pada waktu pemakaian atau pengaplikasiaannya dapat
menyebabkan rasa terbakar karena dalam sediaan obat tripsin ini mengandung komponen
balsam yg dapat merangsang lapisan kapiler

E. Enzim Laktase
1. Apa yg akan terjadi jika seseorang tidak sengaja mengkonsumsi enzim laktase dengan dosis
yg berlebihan?
Jawab =
Mengonsumsi enzim laktase dengan dosis yang berlebihan dapat menyebabkan overdosis

2. Apakah laktase ini memiliki interaksi dengan obat lain atau makanan?
Jawab =
Tidak ada interaksi antara obat yang mengandung enzim laktase dengan obat lain atau dengan
makanan

3. Hal apa saja yang dapat dilakukan pasien yang menderita intoleransi laktosa namun tetap
ingin mengonsumsi susu dan prodak olahannya?
Jawab =
Penderita intoleran laktosa dapat mengkonsumsi susu kedelai sebagai pilihan.
Apabila ingin mengkonsumsi susu yang mengandung laktosa dapat terlebih dahulu
mengkonsumsi obat laktase ataupun obat dicampurkan dengan susu ataupun produk olahan
susu.

4. Terkait dengan informasi obat. Untuk terjadinya overdosis itu gejalanya bisa seperti apa ya.?
Jawab =
Beberapa gejala umum yang terjadi pada seseorang yang mengalami overdosis biasanya
meliputi pupil yang membesar, berjalan tidak stabil, sakit dada, kesulitan bernapas, bibir biru,
mual, dan muntah.
Pada tahap lanjut, gejala yang timbul dapat berupa suhu tumbuh yang tinggi, tremor, hilang
kesadaran, dan berujung kematian.

5. pada point efek samping, itu rata2 efek samping laktase ini kekulit ya? Bisa jelaskan kenapa?
Jawab =
Efek samping pada konsumsi obat yang mengandung enzim laktase ini berupa reaksi alergi
sehingga efek sampingnya akan timbul pada kulit.

6. Pada indikasi sediaan beredar dijelaskan bahwa obat ini untuk menghilangkan ketidak
nyamanan terkait intoleransi laktosa. Yang ingin saya tanyakan apakah obat ini hanya
menghilangkan gejala dari intoleransi laktosa saja atau bisa untuk menyembuhkan intoleransi
laktosanya ya?
Jawab =
Penggunaan obat yang mengandung enzim laktase ini bersifat mengurangi gejala dari
intoleransi laktosa berupa kembung, diare dan kram perut.

7. mengapa obat ini tidak bisa diminum orang lain / dikonsumsi bersama dgn orang lain ?
jawab =
Obat tersebut tidak bisa diminum orang lain atau dalam artian kita tidak bisa berbagi obat
yang kita miliki dengan orang lain, karena belum tentu orang tersebut diIndikasikan perlu
untuk mengonsumsi obat tersebut.
8. Terkait perhatian,kenapa pasien fenilketonuria harus menghindari produk yang terdapat
aspartamnya? Dan sebaiknya di ganti dengan yang bagaimana ?
Jawab =
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl
ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino
asam aspartatdan asam amino essensial fenilalanin
Dalam keadaan normal, fenilalanina diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh.
Gangguan dalam proses ini ( penyakitnya disebut fenilketonuria disingkat PKU)
menyebabkan penderita tidak dapat menguraikan fenilalanin sehingga fenilalanin tertimbun
dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental.
Untuk penggantian obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

F. Vitazym
1. kenapa salah satu kontraindikasi pada obat adalah hipersensitivitas terhadap protein babi?
Jawab =
obat ini sebenarnya sedang ditarik edarannya karena obat ini sedang dalam tahap penelitian
apakah memang benar obat ini mengandung protein babi atau tidak, jadi di perhatiannya ini
dituliskan untuk yang hipersensitifitas terhadap protein babi, karena ketika seseorang telah
memiliki hipersensitifitas terhadap protein babi maka itu akan menyebabkan penyakit jantung
nah kalau dia sudah punya penyakit jantung dan obat nya juga memiliki hipersensitivitas
terhadap protein babi maka ini akan memperburuk keadaan..
nah jadi intinya obat ini sedang dalam penelitian apakah memang benar obat ini mengandung
protein babi atau tidak Dan obat ini sedang ditarik edarannya, untuk kepentingan penelitian.

2. Mengapa perlu berhati- hati penggunaan obat ini pada anak dengan gangguan cystic fibrosis?
Jawab =
Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah penyakit keturunan yang menyebabkan lendir-lendir
di dalam tubuh menjadi kental dan lengket.
Pada penderita penyakit cystic fibrosis, terdapat kelainan pada gen yang mengatur aliran
cairan dan garam di dalam sel. Kelainan gen ini menyebabkan lendir menjadi lengket dan
menghambat sejumlah saluran di dalam tubuh, salah satunya yaitu saluran pencernaan.
Akibatnya lendir dapat menyumbat saluran yang membawa enzim pencernaan dari organ
pankreas ke usus halus, sehingga tubuh penderita tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan
yang dikonsumsi.
Maka dari ituu harus berhati2 dengan pasien yang mengalamai penyakit cystic fibrosis ini.

3. Salah satu ROTD dari obat ini adalah hiperurisemia, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Jawab =
Asam urat atau hyperuricemia umumnya terjadi ketika kadar purin dalam tubuh sangat
tinggi. Akibatnya tubuh akan bereaksi dan menyebabkan rasa nyeri di bagian kaki atau
tangan.
Hiperurisemia atau penyakit asam urat terbentuk ketika tubuh 'kelebihan' purin. Purin adalah
senyawa kimia hasil dari metabolisme protein.
Obat vitazym ini mengandung enzim emilase, ketika seseorang mengkonsumsi enzim ini
secara berlebihan maka salah satu efek pada tubuh adalah terjadinya gangguan fungsi ginjal.
Kandungan lainnya dari obat vitazym ini adalah protease. Protease adalah enzim yang
berfungsi untuk mengurai protein menjadi asam-asam amino yang penting untuk tubuh. Purin
adalah suatu zat yang berasal dari asam amino.
Dalam kondisi normal, tubuh akan mengeluarkan purin dan asam urat lewat urin melalui
ginjal,namun ketika terjadi gangguan fungsi ginjal akibat penggunaan enzim amilase yang
berlebihan akibatnya, purin yang tak bisa dikeluarkan tubuh pun mengendap dan berubah
menjadi kristal di seluruh bagian tubuh menyebabkan asam urat/hiperuresemia.
Mohon maaf jika jawaban dari saya kurang tepat. Mungkin teman-teman dan ibu siti ingin
menambahkan.

4. mengapa perlu dilakukan monitoring terhadap gejala perut ?


jawab =
Menurut diksusi kami, gejala perut yang dimaksud disini adala gangguan pencernaan
khususnya pada pankreas akibat karbohidrat sulit dipecah krn defisiensi amilase, kenapa
harus dimonitoring? Karena pasien yang mempunyai gangguan pencernaan tersebut harus
selalu dimonitor kadar amilasenya yang ada di dalam darah untuk selalu memastikan
kadarnya stabil dan obat yang mengandung amilase dapat mengatasi gejala tersebut.

5. Mengapa pada saat mengganti merek obat perlu Berhati-hati?


Jawab =
Karena di khawatirkan pasien sedang mengalami kerusakan pada saluran empedu,dan pasien
hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Dan pada pasien penderita diabetes harus berhati2 karena obat ini mempengaruhi kadar gula
darah.
Jangan mengubah merek atau bentuk sediaan produk tanpa konsultasi dokter atau
apoteker,produk yang berbeda mungkin berisi jumlah yang berbeda dari enzim pencernaan.
Sehingga perlu di perhatikan saat akan mengganti merek lain.

6. pada peringatan dan perhatian , pada dosis membentuk masalah khusus ada bedak, nah
mengapa pada sediaan bedak dapat menyebabkan iritasi sal. pernapasan dan hidung?
Jawab =
Jadi jika obat enzim ini berbentuk bubuk / serbuk/bedak jangan menghirup obat enzim
pencernaan tersebut. Karena terdapat zat zat yang terkandung dalam obat enzim yang dapat
menyebabakan efek tidak di kehendaki serta partikel sebuk/bubuk yang dapat mengangu
saluran pernafasan,
Karenanya itu bisa menyebabkan iritasi pada lapisan dalam hidung dan mencetuskan
timbulnya gejala pada penderita asma.

7. Jelaskan Kenapa salah satu kontraindikasi obat adalah pankreatitis akut?


Jawab =
jadi salah satu gejala atau ciri dari penyakit pankreatitis akut adalah meningkatnya atau
tingginya kadar enzim amilase dalam tubuh, sehingga jika pasien yg menderita penyakit
pankreatitis akut diberikan lagi enzim amilase, dikhawatirkan akan memperburuk keadaan
pasien tersebut

8. Jelaskan kenapa rotd dari obat ini bisa menyebabkan mual muntah sedangkan obat ini
digunakan untuk gangguan pencernaan.
Jawab =
Vitazym adalah suplemen obat yang mengandung beberapa enzim dan multivitamin untuk
membantu proses pencernaan dan metabolisme di dalam tubuh.
Vitazym tidak memiliki efek samping yang parah. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kondisi
alergi atau hipersensitif terhadap salah satu atau beberapa kandungan yang ada di dalam
vitazym bisa memicu terjadinya tanda-tanda reaksi efek samping/rotd.

Salah satu kandungan dari vitazym adalah Deoxycholic acid. Yaitu asam empedu yang
memiliki peran dalam melarutkan lemak yang dikonsumsi agar lebih mudah diserap oleh
usus. Disisi lain berperan sebagai koleretik atau meningkatkan produksi asam empedu oleh
tubuh.
Ketika vitazym tidak digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan atau digunakan dengan
dosis yang lebih tinggi , maka rotd berupa mual pun dapat terjadi. Dosis obat yang terlalu
tinggi mengakibatkan kandungan Deoxycholic acid yang dikonsumsi pun tinggi sehingga
memungkinan deoxycholic acid memproduksi asam empedu dengan jumlah yang lebih besar,
sehingga merangsang terjadinya reaksi mual dan muntah.
Untuk itu obat ini pun dianjurkan untuk dikonsumsi setelah makan, agar menghindari
terjadinya reaksi mual dan muntah akibat meningkatnya produksi asam empedu.

Anda mungkin juga menyukai