Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOLOGI

(Jenis Obat Analgetik-Antipiretik)


Nama kelompok :

1. Elia Catur A (206120003)


2. Qorin Al Istiqomah (206120005)
3. Putri Khaeru Nikmah (206120033)

Analgetik dan antipiretik adalah golongan obat yang berfungsi sebagai antidemam sekaligus
antinyeri. Obat golongan ini bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang sendi, cedera,
sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid, sekaligus bisa mengatasi demam.

1. Klasifikasi Obat : PARACETAMOL

 Indikasi :
Acetaminophen atau paracetamol adalah obat untuk penurun demam dan pereda nyeri,
seperti nyeri haid dan sakit gigi. Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan
600 mg, sirup, drop, suppositoria, dan infus.
Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu
prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda
peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.
 Aturan Pakai :

1) Dewasa
325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol biasanya
tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg. Paracetamol 500 mg dapat
diminum tiap 4–6 jam sekali untuk meredakan demam.
2) Anak < 2 bulan
10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter
3) Anak 2 bulan–12 tahun
10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis maksimal 5
kali pemberian dalam 24 jam.
4) Anak > 12 tahun
325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam
 Efek Samping dan Bahaya Paracetamol (Acetaminophen)
Paracetamol jarang menyebabkan efek samping. Namun, paracetamol bisa
menimbulkan beberapa efek samping berikut jika digunakan secara berlebihan:
1) Demam
2) Muncul ruam kulit yang terasa gatal
3) Sakit tenggorokan
4) Muncul sariawan
5) Nyeri punggung
6) Tubuh terasa lemah
7) Kulit atau mata berwarna kekuningan
8) Timbul memar pada kulit
9) Urine berwarna keruh atau berdarah
10) Tinja berwarna hitam atau BAB berdarah
Jika dikonsumsi secara berlebihan, paracetamol bisa menyebabkan overdosis, dengan
gejala berupa:
1) Perut bagian atas terasa sakit
2) Kehilangan nafsu makan
3) Mual atau muntah
4) Diare
5) Keringat dingin
 Mekanisme Kerja
Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu
prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda
peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.
 Komposisi Obat Paten
Paracetamol nama dagang/paten PAMOL
Kandungan :Paracetamol 500 mg

2. Klasifikasi Obat : IBUPROFEN

 Indikasi
Sebagai antiinflamasi untuk rheumatoid arthritis, osteoarthritis, gout, dan juvenile
rheumatoid arthritis. Ibuprofen juga diberikan sebagai terapi simtomatik untuk
meredakan nyeri dan demam pada berbagai kondisi, termasuk untuk dismenorrhea
primer.
 Aturan Pakai
1) Dosis ibuprofen untuk dewasa
Dosis ibuprofen untuk mengatasi nyeri dan peradangan, seperti radang sendi atau nyeri
haid, serta demam adalah 200-800 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal per hari adalah 3,2
gram.

2) Dosis ibuprofen untuk anak-anak


Dosis ibuprofen untuk anak-anak dalam mengatasi berbagai kondisi penyakit dan gangguan
adalah:
a. Kondisi: nyeri dan demam.
Dosis anak usia 6 bulan ke atas: 4-10 mg/kgBB setiap 6-8 jam.
Dosis maksimal per hari: 40 mg/kgBB.
Ibuprofen tidak dianjurkan untuk bayi usia di bawah 6 bulan.
b. Kondisi: penyakit juvenile idiopathic arthritis (radang sendi pada anak-anak).
Dosis: 30-50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 3 kali pemberian.
Dosis maksimal 2,4 gram per hari.
c. Kondisi: penyakit patent ductus arteriosus.
Dosis awal 10 mg/kgBB yang diberikan melalui infus selama 15 menit, kemudian
dilanjutkan dengan dosis 5 mg/kgBB setelah 24 jam dan 5 mg/kgBB setelah 48 jam.
 Efek Samping dan Bahaya Ibuprofen
1) Perut kembung
2) Mual dan muntah
3) Diare atau malah sembelit
4) Sakit maag
5) Demam
6) Sakit kepala
7) Perubahan mood
 Mekanisme Kerja
Ibuprofen bekerja dengan cara menghalangi tubuh memproduksi prostaglandin, yaitu
senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Sebagai dampaknya, nyeri dan
peradangan menjadi berkurang.
 Komposisi Obat Paten
Tiap kemasan Arbupon mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
1) Ibuprofen 100 mg / 5 ml sirup
2) Ibuprofen 400 mg / caplet

3. Klasifikasi Obat : SALISILAT

 Indikasi :
Asam salisilat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang
disebabkan oleh penebalan dan pengerasan kulit, seperti mata ikan dan kutil di kulit
tangan dan kaki. Asam salisilat juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi dan
mencegah munculnya jerawat
 Aturan Pakai
Dosis asam salisilat untuk setiap pasien berbeda-beda, tergantung sediaan obat, kondisi
kulit, dan respons pasien terhadap obat. Berikut adalah pembagian dosis asam salisilat
berdasarkan kondisi yang ingin ditangani:
1) Hiperkeratosis dan kulit bersisik : Asam salisilat dengan sediaan 1,8-3%, 1-4 kali
sehari
2) Jerawat : Asam salisilat dengan sediaan 0,5-2%, 1-3 kali sehari
3) Kutil dan kapalan : Asam salisilat dengan sediaan 12-40% dioleskan pada kutil atau
kapalan selama 48 jam. Untuk asam salisilat sediaan 5-17% dengan campuran
collodion, gunakan secukupnya hingga kutil atau kapalan mengering dan terlepas
 Efek Samping
Efek samping belum tentu terjadi di setiap penggunaan obat. Namun, segera cari
bantuan medis jika terjadi efek samping serius.
Efek samping yang mungkin terjadi karena penggunaan asam salisilat, antara lain:
1) Iritasi kulit ringan
2) Ruam kulit
3) Kulit kering
4) Pengelupasan kulit
5) Perubahan warna kulit
6) Rasa panas pada kulit
7) Toksisitas atau keracunan salisilat yang ditandai dengan mual, muntah, pusing, lesu,
dan diare
 Mekanisme Kerja Obat
Mekanisme kerja asam salisilat adalah dengan melarutkan zat-zat dalam tautan antar sel
sehingga terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum korneum.
Lapisan kulit kemudian akan mengalami deskuamasi.
 Komposisi Obat Paten
Kalpanax Salep
Salep Kalpanax mengandung bahan aktif asam salisilat, asam benzoat, dan sulfur. Selain
dipercaya dapat mengatasi infeksi jamur kulit, Kalpanax Salep juga dapat digunakan
untuk eksim dan gigitan serangga.
4. Klasifikasi Obat: ANTALGIN
 Indikasi:
Antalgin digunakan untuk menurunkan demam, dan meredakan nyeri ringan hingga
sedang, seperti sakit kolik abdomen (kram perut), nyeri haid, sakit kepala, sakit gigi,
sakit akibat kecelakaan, peradangan atau inflamasi, hingga manajemen nyeri setelah
operasi.
 Aturan Pakai:
Dosis Antalgin ditentukan berdasarkan usia pasien dan bentuk sediaan obat. Berikut
adalah pembagian dosis Antalgin:
- Antalgin tablet
Dewasa: 0.5-1 g dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis maksimal 4 g/hari dengan jangka
waktu maksimal 3-5 hari.
Anak-anak > 3 bulan: dosis ditentukan berdasarkan berat badan. Dosis yang
disarankan yaitu 8-16 mg/kgBB dikonsumsi 3-4 kali sehari.
- Antalgin suntikan
Dewasa: 1 g sebanyak 4 kali/hari atau 2,5 g sebanyak 2 kali/hari. Dosis dapat
disesuaikan berdasarkan keparahan penyakit dan respons pasien terhadap obat.
Dosis maksimal 5 g/hari.
Anak-anak > 3 bulan: dosis ditentukan berdasarkan berat badan.

 Efek Samping:

1) Radang lambung rasa perih atau sakit pada uluhati (gastritis) alias sakit maag
2) Hiperhidrosis (keringat berlebih)
3) Retensi cairan dan garam dalam tubuh
4) Reaksi alergi bagi mereka yang rentan atau sensitif, berupa gatal pada kulit,
kemerahan atau edemaangioneurotik
5) Mual, muntah
6) Diare, sembelit
7) Pada pemakaian Antlagin dalam jangka waktu panjang secara teratur, metampiron
dapat menimbulkan kasus agranulositosis
 Mekanisme Kerja Obat
Antalgin termasuk pada derivat metasulfonat dari amidopirin yang mudah larut dalam
air dan cepat diserap kedalam tubuh. Ia bekerja secara sentral pada otak untuk
menghlangkan nyeri, menurunkan demam,dan menyembuhkan rheumatik.Antalgin
memengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas reseptor rasa sakit
dan termostat yang mengatur suhu tubuh. Obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan
intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala.Obat ini juga efektif terhadap
nyeri yang berkaitan dengan inflamasi.
 Komposisi Obat
Antalgin mengandung senyawa aktif metamizole. Senyawa ini dikenal juga dengan nama
metampiron atau dipiron
5. Klasifikasi Obat: TRAMADOL
 Indikasi:
Golongan obat analgetik-antipiretik ini biasanya dikonsumsi sebagai pereda nyeri kronik
yang berat dan pada rasa nyeri pasca operasi.
 Aturan Pakai
Dosis tramadol untuk dewasa dan anak-anak 12 tahun ke atas adalah 50-100 mg/hari,
setiap 4-6 jam. Konsumsi obat tramadol tidak boleh melebihi 400 mg per hari. Pada
lansia di atas 75 tahun, dosis tramadol tidak boleh melebihi 300 mg per hari.
Tramadol dalam bentuk injeksi atau suntik hanya diberikan di rumah sakit oleh petugas
medis, dan dosisnya ditentukan oleh dokter.
 Efek Samping
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan tramadol adalah:
1) Pusing
2) Sakit kepala
3) Kantuk
4) Mual
5) Muntah
6) Konstipasi
7) Mulut kering
8) Berkeringat
9) Energi menurun
Pada kondisi tertentu, tramadol dapat menyebabkan efek samping serius, terutama jika
digunakan pada anak-anak. Disarankan untuk segera menghubungi dokter apabila
terjadi hal-hal berikut setelah menggunakan tramadol:
1) Sulit tidur
2) Jantung berdebar
3) Gelisah
4) Halusinasi
5) Sesak napas
 Mekanisme Kerja Obat
Jenis obat ini bekerja dengan cara mengubah respons otak dalam merasakan sakit
sehingga terjadi efek pereda nyeri. Tubuh manusia menghasilkan opioid yang dikenal
dengan endorfin. Maka, dapat dikatakan tramadol mirip dengan zat di otak yang disebut
endorfin, yaitu senyawa yang berikatan dengan reseptor (bagian sel yang menerima zat
tertentu). Reseptor kemudian mengurangi pesan rasa sakit yang dikirim tubuh
seseorang ke otak. Tramadol bekerja dengan cara serupa untuk mengurangi jumlah rasa
sakit yang menurut otak sedang terjadi. Namun sekali lagi perlu diingat, jenis obat ini
tidak cocok untuk semua orang dan penggunaannya harus di bawah pengawasan
dokter. 
 Komposisi Obat
Setiap tablet atau kapsul tramadol berisi 50 mg tramadol hydrochloride. Selain sediaan
polos (tunggal) tramadol, terdapat juga sediaan kombinasi tramadol dengan
paracetamol untuk mengatasi nyeri.
6. Klasifikasi Obat: NAPROXEN
 Indikasi
Naproxen adalah obat untuk mengurangi nyeri, bengkak, dan kemerahan akibat
peradangan yang disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti penyakit asam
urat, rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, atau ankylosing spondylitis.
 Aturan Pakai
Dosis naproxen yang diresepkan dokter dapat berbeda pada tiap pasien. Berikut ini
adalah dosis umum naproxen berdasarkan tujuan penggunaan dan usia pasien:
- Tujuan: Mengatasi juvenile rheumatoid arthritis
Anak-anak usia >5 tahun: 10 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi
- Tujuan: Mengatasi rheumatoid arthritis, osteoarthritis, atau ankylosing spondylitis
Dewasa: 500–1.000 mg per hari, yang bisa dibagi dalam 1 atau 2 jadwal konsumsi.
- Tujuan: Mengatasi penyakit asam urat
Dewasa: Dosis awal 750 mg, lalu dilanjutkan dengan 250 mg tiap 8 jam, hingga nyeri
reda.
- Tujuan: Mengatasi nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri haid
Dewasa: Dosis awal 500 mg, lalu dilanjutkan dengan 250 mg tiap 6–8 jam selama
dibutuhkan. Dosis maksimal adalah 1.250 mg per hari.
 Efek Samping
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi naproxen adalah:
1) Kantuk
2) Pusing
3) Mual dan muntah
4) Sakit perut
5) Diare
6) Konstipasi
Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau
semakin memberat. Anda perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau
efek samping yang lebih serius, seperti:
1) Nyeri dada
2) Napas pendek atau kesulitan bernapas
3) Nyeri atau sulit menelan
4) Sakit kuning
5) Gangguan penglihatan
6) Kulit mudah memar
7) Bengkak pada pergelangan kaki atau tungkai
8) Perdarahan saluran cerna yang bisa ditandai dengan muntah darah, tinja berdarah,
atau BAB hitam
 Mekanisme Kerja Obat
Naproxen bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin. Prostaglandin akan
diproduksi saat tubuh mengalami luka atau cedera serta menyebabkan munculnya
tanda dan gejala peradangan, termasuk nyeri dan bengkak.
 Komposisi Obat
Naproxen
7. Klasifikasi Obat: ASAM MEFENAMAT
 Indikasi
Asam mefenamat atau Mefenamic Acid merupakan obat yang termasuk dalam golongan
anti infalamasi non steroid sebagai anti nyeri pada tingkat ringan hingga sedang. Obat
ini dapat digunakan untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri akibat
trauma, nyeri pada otot dan nyeri sesudah operasi.
 Aturan Pakai
Dosis asam mefenamat terbagi berdasarkan usia dan kondisi yang ditangani. Berikut
adalah pembagian dosisnya:
- Tujuan: mengatasi nyeri
Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan dengan 250 mg tiap 6 jam selama
7 hari.
Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh dokter.
- Tujuan: meredakan nyeri haid
Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam
selama 2 sampai 3 hari.
Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh dokter.
Dosis obat di atas bisa berubah, tergantung kepada kondisi pasien, tingkat
keparahan rasa sakit, serta respons tubuh terhadap obat.
 Efek Samping dan Bahaya Asam Mefenamat
Jika tidak digunakan sesuai aturan, asam mefenamat berpotensi menimbulkan beberapa
efek samping di bawah ini:

1) Hilang nafsu makan


2) Sariawan
3) Mual dan muntah
4) Sakit maag
5) Diare
6) Gangguan pencernaan
7) Ruam pada kulit
8) Sakit kepala
9) Kelelahan dan mengantuk
10) Tinnitus
 Mekanisme Kerja Obat
Asam mefenamat bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase I dan II,
yang mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin dan
thromboksan. Asam mefenamat juga menyebabkan inhibisi agregasi platelet dengan
mengurangi pembentukan thromboksan A2.
 Komposisi Obat
Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg.
8. Klasifikasi Obat: METAMIZOLE
 Indikasi:
Metamizole adalah obat analgetik-antipiretik yang berguna sebagai antinyeri sekaligus
antidemam. Metamizole juga dikenal dengan metampiron atau dipiron.
 Aturan Pakai
Dosis metamizole berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan menentukan dosisnya
sesuai dengan usia, bentuk sediaan obat, dan kondisi pasien. Secara umum, dosis
metamizole tablet untuk meredakan nyeri adalah sebagai berikut:
- Dewasa: 0,5–1 gram, 3–4 kali sehari. Dosis maksimal adalah 4 gram per hari dengan
durasi pengobatan selama 3–5 hari.
- Anak usia ≥3 bulan: 8–16 mg/kgBB, 1–4 kali sehari.
- Untuk metamizole suntik, pemberiannya akan diberikan langsung oleh dokter atau
petugas medis di bawah pengawasan dokter. Suntikan metamizole bisa diberikan
melalui pembuluh darah vena (intravena/IV) atau melalui otot (intramuskular/IM).
 Efek Samping
Efek samping yang mungkin dapat timbul setelah menggunakan metamizole antara lain:
1) Pusing
2) Mual
3) Muntah
4) Nyeri dada
5) Detak jantung tidak teratur
6) Hipotensi (tekanan darah rendah)
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau semakin
memburuk. Walaupun jarang terjadi, ada beberapa efek penggunaan metamizole yang
dapat berakibat fatal, yaitu:

1) Syok anafilaktik
2) Anemia hemolitik atau anemia aplastik
3) Sindrom Stevens-Jhonson
4) Agranulositosis (rendahnya jumlah salah satu jenis sel darah putih) atau
trombositopenia (rendahnya jumlah keping darah)
 Mekanisme Kerja Obat
Cara kerja metamizole belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa penelitian
menunjukkan bahwa metamizole menghambat hormon prostaglandin yang dapat
menyebabkan rasa nyeri.
 Komposisi Obat
Metamizole Sodium Monohydrate 500 mg
9. Klasifikasi Obat: Goflex
 Indikasi
Osteoartritis, rematoid artritis dan keadaan yang memerlukan terapi dengan preparat
anti inflamasi
 Aturan Pakai
- Dewasa: 2 tablet (1 gram) sekali minum di malam hari. Untuk keadaan yang berat,
gejala-gejala yang menatap dan dalam keadaan akut: diberikan penambahan 1-2
tablet 500 mg, 1 gram dipagi hari.
- Orang tua: dosis jangan melebihi sehari 1 gram.
 Efek Samping
1) Diare
2) mual
3) kembung
4) sembelit
5) sakit kepala
6) pusing
7) gatal
8) kemerahan
9) mengantuk
 Mekanisme Kerja Obat
Goflex bekerja dengan menghambat produksi tubuh dari zat alami tertentu yang
menyebabkan peradangan, sehingga membantu untuk mengurangi pembengkakan,
nyeri, atau demam.
 Komposisi Obat
Nabumetone 500 mg
10. Klasifikasi Obat: Nimesulide
 Indikasi
Nimesulide digunakan untuk berbagai kondisi yang memerlukan aktivitas antiinflamasi,
analgesik dan antipiretik seperti osteoarthritis, rematik ekstra-artikular, rasa nyeri dan
peradangan setelah intervensi bedah dan setelah trauma akut dan dismenorea.
 Aturan Pakai
- Nyeri akut, Dismenore/ nyeri saat menstruasi, Osteoarthritis, Nyeri pasca operasi
Oral
Dewasa: 100 mg 2 kali sehari. Penggunaan obat ini di benua Eropa dibatasi maksimal
selama 15 hari.
- Nyeri akut, dismenore (nyeri saat menstruasi), dismenore primer Rektal
Dewasa: 200 mg 2 kali sehari
- Tendinitis akut akibat trauma, Sprains Topikal/Kutan
Dewasa: Gel atau krim 3% dioleskan tipis di daerah yang nyeri 2-3 kali sehari selama
7-15 hari
 Efek Samping
Terdapat beberapa efek samping yang dapat timbul yaitu:
1) Sistem pencernaan: Rasa tidak nyaman di ulu hati, kram perut atau rasa panas di
dada, mual, muntah, diare, pendarahan atau perforasi saluran cerna
2) Ruam kulit
3) Edema
4) Sistem saraf pusat: nyeri kepala, pusing, mengantuk
5) Stomatitis bulosa/erosive
6) Hematuria (darah pada urin)
7) Oliguria (penurunan jumlah dan frekuensi urin)
8) Gagal ginjal
 Mekanisme Kerja Obat
Nimesulide merupakan suatu obat anti-inflamasi non-steroid turunan sulfonanilida yang
mempunyai efek antiinflamasi, antipiretik dan analgesik dengan mekanisme kerjanya
adalah menghambat enzim cyclooxygenase-2 secara selektif
 Komposisi Obat
Tiap tablet mengandung nimesulide 100 mg

Anda mungkin juga menyukai