Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN ini dapat terselesaikan.
Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat Dr. Dr. Dr Hafizurrachman MPH, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon saran dan kritik dari para pembaca
yang sifatnya membangun.

Jakarta, Agustus 201


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
BAB 1 .. PENDAHULUAN............................................................................
1.1

Latar belakang..........................................................................

1.2

Rumusan masalah.....................................................................

1.3

Tujuan.......................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................

BAB 2
2.1

PEMBAHASAN...............................................................................
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERSALINAN.....................................................................
2.1.1 Power..........................................................................
2.1.2 Passage.......................................................................
2.1.3 Passanger....................................................................
2.1.4 Psikologis...................................................................
2.1.5 Penolong.....................................................................
BAB 3

PENUTUP.........................................................................................

3.1

Kesimpulan...................................................................................

3.2

Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks
yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang
terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil
keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan
dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan
potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus,
penanganan yang terbaik dapat berupa observasi yang cermat
Kematian ibu banyak disebabkan oleh infeksi Nifas yaitu infeksi luka
jalan lahir. Seperti Toxemia 19,2%, Hemorrhage 14,4%, infeksi 23,4%, Non
Abortus 12,8%, Abortion 10,6% dan yang lainnya 43,0%. Kebanyakan
kematian ibu dapat dicegah,misalnya kematian akibat perdarahan dengan
pertolongan tepat dan cepat dan dengan persediaan darah yang
cukup,Toxaemia dengan prenatal care (perawatan dan pengawasan sebelum
melahirkan), yang teliti,infeksi dengan kebersihan badan, pertolongan
aseptis dan dengan antibiotika,dapat menurunkan angka kematian ibu.
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut.

1.2

RUMUSAN MASALAH :
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?

2.

Apa saja kelainan-kelainan yang terjadi pada power,passage dan passenger?

1.3

TUJUAN :
1.3.1 Tujuan umum:

1.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi persalinan.

2.

Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada kehamilan.


1.3.2 Tujuan khusus:

1.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh power pada persalinan

2.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh passage pada persalinan.

3.

Untuk mengetahui bagaimana pangaruh passenger pada persalinan.

4.

Untuk mengetahui pengaruh psikologis pada persalinan.

5.

Untuk mengetahui peran penolong dalam persalinan.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


2.1.1

POWER (KEKUATAN HIS DAN MENGEJAN)

Seperti yang telah dikemukakan bahwa kekuatan yang mendorong janin


dalam persalinan ialah: his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan
aksi dari ligament. Keempat kekuatan tersebut bekerja sama dengan baik dan
sempurna.
A.

HIS (KONTRAKSI UTERUS)

1.

Pengertian His:

His adalah Kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna dengan sifat-sifat:
1.

Kontraksi simetris

2.

Fundus dominan

3.

Relaksasi
Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal
dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantung amnion kearah segmen bawah rahim dan serviks.

2.
a.

Macam-Macam His:
His pendahuluan
Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai,sudah ada

kontraksi rahim yang disebut His pendahuluan atau his palsu,yang sebetulnya
hanya merupakan peningkatan daripada interaksi dari Braxton Hicks.
His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri diperut bagian bawah
dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut
bagina bawah seperti his persalinan.
His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu pertentangan
dengan his persalinan yang makin lama makin kuat yang paling penting ialah
bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

b.

His Persalinan

Walaupun His itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis akan
tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya bersifat nyeri.
Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot waktu
kontraksi,tekanan pada ganglia dalam serviks karena kontraksi atau regangan dan
tarikan pada peritoneum waktu kontraksi.
Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam:
1.

His pembukaan (kala I):


His yang menimbulkan pembukaan dari serviks

2.

His pengeluaran (kala II):


His yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya disertai dengan
keinginan mengejan.

3.

His pelepasan uri (kala III) yang melepaskan uri

4.

His pengiring (kala IV):


Kontraksi lemah,masih sedikit nyeri,pengecilan rahim dalam beberapa jam atau
hari.
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar catatan tentang
his pada status wanita tersebut. Catatan tersebut memuat tentang:

1.

Frekuensi: adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per
10 menit

2.

Amplitudo (intensitas): adalah kekuatan his diukur dalam mmHg. Dalam


praktek,kekuatan his hanya dapat di raba secara palpasi apakah sudah kuat atau
masih lemah

3.

Aktifitas His: adalah frekuensi x Amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

4.

Durasi His: adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan


detik,misalnya selama 40 detik.

5.

Datangnya His: apakah datangnya sering,teratur, atau tidak

6.

Interval: adalah masa relaksasi

Pace Maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut
tuba dimana gelombang his berasal. Dari sini gelombang his bergerak ke dalam
dan kebawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik mencakup seluruh otot-otot uterus.
His yang sempurna mempunyai kekuatan paling tinggi di fundus uteri
disebut fundus dominan. Oleh karena serviks tidak mempunyai otot-otot yang
banyak,maka pada setiap his terjadi keluhan pada serviks:

Tertarik dan mendatar (effacement)

Membuka (dilatasi)

B.

TENAGA MENGEJAN
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang
mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot
dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga
ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita BAB tapi jauh lebih kuat lagi.
Rupanya waktu kepala sampai pada dasar panggul,timbul suatu reflex yang
mengakibatkan bahwa pasien menutup glottisnya,mengkontraksikan otot-otot
perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak
dapat lahir,misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan
harus dibantu dengan forceps
Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari
dinding lahir

2.1.2

PASSAGE

A.

Bagian-Bagian Panggul:

1.

Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi:

a.

Panggul besar (pelvis mayor)

1)

Menyangga isi abdomen

b.

Panggul keci (pelvis minor)

1)

Membentuk jalan lahir

2)

Tempat alat genitalia

2.

Bagian lunak panggul wanita berfungsi:

a.

Membentuk lapisan dalam jalan lahir

b.

Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil
maupun saat kala nifas

c.

Saat persalinan,berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.

B.

Tulang Panggul

Gambar 2.1 tulang panggul


(http://www.lusa.web.id)
1.

Tulang pangkal paha (os Coxae)


Terdiri dari tiga buah tulang yang berhubungan satu sama lainnya pada
asetabulum,yaitu mangkok tempat dari kepala tulang paha (kaput femoris),ketiga
tulang tersebut adalah tulang usus (os ilium),tulang duduk (os ischium),dan tulang
kemaluan (os pubis).

a.

Tulang usus (os ilium)

1)

Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan
belakang panggul.

2)

Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut Crista iliaka

3)

Ujung depan dan belakang Crista iliaka menonjol: spina iliaka anterior
superiordan spina iliaka posterior superior.

4)

Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus yang membagi pelvis
mayor dan minor disebut linea innominata atau linea terminalis

5)

Linea terminalis merupakan bagian dari PAP.

b.

Tulang duduk (os ischium)

1)

Terdapat disebelah bawah tulang usus

2)

Pinggir belakangnya menonjol spina ischiadika

3)

Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal,yang mendukung badan saat duduk
disebuttuber ischiadikum

c.

Tulang kemaluan (os pubis)

1)

Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus

2)

Dengan tulang duduk dibatasi foramen abturatorium

3)

Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus: ramus


superior os pubis

2.

Tulang kelangkang (os sacrum)


Berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil bagian bawah.
Tulang kelangkang terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari:

1)

5 ruas tulang yang berhubungan erat

2)

Permukaan depan licin dengan kelengkungan dari atas kebawah dan dari kanan
maupun kiri.

3)

Dikanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf foramina
sakralia anterior

4)

Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke 5

5)

Tulang kelangkang paling atas mempunyai tonjolan besar kedepan


disebutpromontorium

6)

Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha


melaluiartikulasio sacro iliaka

7)

Kebawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging

3.

Tulang tungging (os Coccygis)

1)

Bentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah dan bersatu

2)

Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong kebelakang sehingga


memperluas jalan lahir
(sumber: Ida Bagus Gde Manuaba;67-68)

C.

Bidang dan ukuran panggul

Gambar 2.2 bidang panggul


(www.wikipedia.org)
Di bagi menjadi 4 bidang:
1.

Pintu atas panggul

Batas-batasnya ialah promontorium,sayap sacrum,linea innominata, ramus


superior ossis pubis dan pinggir atas simpisis:
a.

Ukuran muka belakang :11 cm

b.

Ukuran melintang: Indonesia 12,5cm. eropa 13,5 cm

c.

Ukuran serong: 13 cm

2.

Bidang Luas Panggul


Batas-batasnya ialah antar pertengahan simpisis menuju pertemuan tulang
belakang ke dua dan ketiga.

a.

Ukuran muka belakang: 12,75 cm

b.

Ukuran melintang: 12,5 cm

3.

Bidang sempit panggul


Batas-batasnya ialah membentang setinggi tepi bawah simpisis menuju
kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang setinggi 1-2 cm diatas
ujungnya

a.

Ukuran muka belakang: 11,5cm

b.

Ukuran melintang: 10 cm

c.

Diameter: 5 cm

4.

Pintu bawah panggul


Batas-batasnya ialah segitiga depan tuber ischiadika dengan dibatasi arcus
pubis,segitiga belakang tuber ischiadika dibatasi oleh ligamentum
sacrotuberosum kanan dan kiri

a.

Ukuran muka belakang: 11,5 cm

b.

Ukuran melintang: 10,5 cm

c.

Diameter:7,5 cm
(sumber: unversitas pandjajaran Bandung;19-22)

D.

Bentuk panggul

Gambar 2.3 bentuk panggul


(www.wikipedia.org)
1.

Panggul Gynecoid

a.

Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita

b.

Diameter sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagitalis
anterior.

c.

Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat
dan luas.

d.

Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter anterior


superior hingga bentuk P.A.P mendekati bentuk lingkaran (bulat)

2.

Panggul android

a.

Diameter sagitalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagitalis anterior.

b.

Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang
runcing dengan pinggir samping segmen anterior.

c.

Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga.

d.

Dinding samping panggul convergen,spina ischiadika menonjol,arcus pubis


sempit.

3.

Panggul anthropoid

a.

Diameter antero posterior darr P.A.P lebih besar dari diameter tranversa hingga
bentuk P.A.P lonjong kedepan.

b.

Bentuk segmen anterior sempit dan runcing.

c.

Incisura ischiadika major luas.

d.

Dinding samping covergen,sacrum letaknya agak ke belakang,hingga ukuran

e.

antero posterior besar pada semua bidang panggul

4.

Panggul platypelloid

a.

Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak;diameter antero posterior


kecil,diameter tranversa biasa.

b.

Segmen anterior lebar

c.

Sacrum melengkung

d.

Incisura ischiadika lebar.


(sumber:universitas pandjajaran Bandung:41-42)
2.1.3

PASSENGER

A.

JANIN

1.

Kepala Janin dan Ukurannya


Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Biasanya apabila kepala janin sudah lahir,maka bagian-bagian lain dengan mudah
menyusul kemudian.

Gambar 2.4 tulang tengkorak


(www.wikipedia.org)
a.

Tulang tengkorak

1)

Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.

a)

Os nasalis (tulang hidung)

b)

Os maksilaris (tulang rahang atas)

c)

Os mandibularis (tulang rahang bawah)

d)

Os Zygomaticum (tulang pipi)

2)

Bagian tengkorak

a)

Os frontalis (tulang dahi)

b)

Os parietalis (tulang ubun-ubun)

c)

Os temporalis (tulang pelipis)

d)

Os occipitalis (tulang belakang kepala)

3)

Sutura

a)

Sutura sagitalis (sela panah)

b)

Sutura coronaria (sela mahkota)

c)

Sutura Lambdoidea (sela lambda)

d)

Sutura frontalis (sela dahi)

4)

Ubun-Ubun (fontanel)

a)

Ubun-ubun besar (fontanel mayor)=bregma

b)

Ubun-ubun kecil (fontanel minor)

5)

Daerah-daerah

a)

Sinciput (depan kepala)

b)

Vertex (puncak kepala)

c)

Occiput (belakang kepala)

b.

Ukuran kepala

1)

Ukuran Diameter

a)

Diameter Suboccipito-Bregmatika: 9,5 cm

b)

Diameter Suboccipito-Frontalis :11 cm

c)

Diameter Occipito-Frontalis : 12cm (letak puncak kepala)

d)

Diameter Mento-occipitalis : 13,5 cm (letak dahi)

e)

Diameter submento-Bregmatika: 9,5 cm

f)

Diameter Biparietalis : 9 cm

g)

Diameter bitemporalis : 8 cm

2)

Ukuran Lingkaran

a)

Circumferensia Fronto-Occipitalis : 34 cm

b)

Circumferensia Mento-occipitalis : 35 cm

c)

Circumferensia SubOccipito-bregmatika: 32 cm

2.

Postur Janin Dalam Lahir

a.

Sikap (Habitus)
Sikap menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi diman
kepala,tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi,serta lengan bersilang di
dada

b.

Letak janin (situs)


Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,
misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak
membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu: ini bisa letak
kepala,atau letak sungsang

c.

Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah


rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala,presentasi bokong,presentasi bahu,dll.
d.

Bagian terbawah janin


Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.

e.

Posisi
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan,kiri,depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal
pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri
depan,UUK kanan belakang.
(sumber: universitas pandjajaran Bandung;185-192)

B.

PLASENTA

1.

Pengertian plasenta
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada
plasenata,baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal plasenta.
Pada penampang sebuah plasenta, yang masih melekat pada dinding rahim
Nampak bahwa plasenta terdiri dari 2 bagian,yaitu:

a.

Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup atau membrane
chorii,yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin,chorion dan
villi.

b.

Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring deciduas atau piring
basal yang terdiri dari decidua compacta dan sebagian dari deciduas
spongiosa,yang kelak ikut lepas dengan plasenta.

2.

Faal plasenta

a.

Plasenta sebagai tempat pertukaran zat:


Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan penghancuran dan absorpsi dari
decidua,dan kemudian dari darah ibu.

Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang,zat lemak, zat
protein,vitamin dan mineral diambil dari darah ibu. Ada juga bukti bahwa zat-zat
immune ibu dapat masuk ke dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti
CO2 dan ureum dibuang kedalam darah ibu
b.

Plasenta dapat menghasilkan hormone:

1)

Steroid hormone: estrogen dan progesterone

2)

Protein hormone: Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG), Human


Plasental Lactogen Hormone (HPL), Human Chorionic Thyrotropin Hormon
(HCT), Human Chorionic Corticotropin Hormon (HCCT)

3)

Releasing Hormon: TSH releasing hormone dan LH/FSH releasing hormone.

c.

Plasenta sebagai Barrier

1)

Barrier mekanis physis terhadap erythrocyte,kuman dan molekul besar.


Plasenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu kedalam
janin,tapi virus sedemikian kecilnya hingga tidak dapat terhalang oleh plasenta.

2)

Barrier kimiawi
Beberapa zat yang masuk kedalam syncitium dirubah,seperti insulin yang berasal
dari ibu.
(sumber:Obstetri Fisiologi;109-119)

C.

AIR KETUBAN

1.

Pengertian air ketuban


Air ketuban berada dalam ruangan amnion. banyaknya kadang-kadang sangat
berbeda. Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban,kalau banyaknya lebih dari 2
liter dinamakanPolyhydramnion atau Hydramnion. kalau terlalu sedikit,kurang
dari 500cc disebutoligohidramnion.
Air ketuban untuk sebagaian besar terdiri dari air tapi mengandung juga sedikit
ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzim-enzim. Sifatsifat air ketuban seperti jernih atau keruhnya,banyaknya dan susunannya dapat
dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi.

2.

Faal air ketuban adalah:

a.

Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas


kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini
sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka
pertumbuhan tentu terganggu.

b.

Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap
gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang,pergerakan anak dirasakan
nyeri oleh ibu.

c.

Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.

d.

Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput janinke dalam


ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu
his disebut ketuban, dan ketuban inilah yang membuka serviks.
(sumber:Obstetri Fisiologi;120-121)

2.1.4

PSIKIS (PSIKOLOGIS)

Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan


disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini
berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas
kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya
mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian
bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum
pasti sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

Pengalaman bayi sebelumnya

Kebiasaan adat

Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

2.1.5

PENOLONG
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.
2.2

KELAINAN-KELAINAN PADA POWER,PASSENGER DAN

PASSAGE
2.2.1

Kelainan His

1. Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang
terbagi menjadi :
a.

Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah

b.

Inertia uteri sekunder: His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin
sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit,
puskesmas atau ke dokter spesialis.
2. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
Persalinan Presipitatus yaitu Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam.
Akibat mungkin fatal :

a.

Terjadi persalinan tidak pada tempatnya

b.

Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan

c.

Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri

d.

Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam
rahim
3. Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin
dari dalam rahim.
2.2.2

Kelainan pada jalan lahir

1. Serviks
a. Serviks yang kaku
Terdapat pada primi tua primer atau sekunder. Serviks yang mengalami banyak
cacat perlukaan atau (sikatrik)
b. Serviks gantung
Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka.
Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka
c. Edema serviks
Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir
sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema
serviks
2. Vagina
Kelainan vagina yang dapat menggangu perjalanan persalinan yaitu:
Vagina septum: trans vaginal septum vagina,longitudinal septum vagina tumor pada vagina
3. Himen dan Perineum
Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi
kekakuan sehingga memerlukan episiotomi yang luas.

2.2.3

Kelainan genetik

a.

Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomia

b.

Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi
dan kelainan oksiput

c.

Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengolak, presentasi
rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat )

BAB 3
PENUTUP
3.1

SIMPULAN
5 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat

diprediksi akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama
adalah : power, passage, passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu
hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan.

3.2

SARAN
Bagi Penolong persalinan lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil

dengan mengutamakan 4 P (power,passenger,passage,psykis) , terutama pada


persalinan, dan dapat melakukan pendekatan dengan baik agar dapat menjaga
hubungan baik antara ibu dan petugas kesehatan, selain itu bidan harus memantau
dan mengantisipasi kejadian atau kelainan yang bisa terjadi pada ibu dan bayi
pada saat persalinan
Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan tiada
gading yang tak retak. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Daftar pustaka
Prawiroharjo Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
Padjajaran Universitas,Obstetric Fisiologi,Bandung

Anda mungkin juga menyukai