Anda di halaman 1dari 16

1

BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangk teori
atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka
konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu
dengan yang lain, dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita
menganilisa hasil penitian. (Notoatmodjo, 2007)
Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi
dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah
kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur
melalui penilaian yang akan di lakukan. (Notoatmodjo, 2005).
Bagan 3.1
Variabel Independen

Variabel Dependen

- Status Gizi
- Umur
3.2 Definisi Operasional
- Paritas
- Penyakit Hipertensi
- Pekerjaan

BBLR

B. Definisi Operasional

Cara

Alat

Ukur

Ukur

Bayi baru lahir yang

Melihat

berat badannya saat

Register

No

Variabel

Definisi Operasional

BBLR

Hasil ukur

Skala

Data

1. Berat badan

Nominal

Register

lahir normal

lahir kurang dari

2. Berat badan

2500 gram (sampai

lahir dibawah

dengan 2499 gram)

normal (<2500)

(Saifuddin, 2009).
2

Status gizi

Ukuran keberhasilan

Melihat

Rekam

1. Baik (LILA

saat hamil

dalam pemenuhan

Rekam

medik

23,5 cm)

berdasarkan

zat gizi untuk ibu

medik

LILA

hamil, terutama
kecukupan energi
dan protein yang
diukur menggunakan
pita ukur

2. Kurang (LILA
< 23,5)

Nominal

Umur Ibu

Lamanya seseorang

Melihat

Data

1. Reproduksi

hidup mulai dari

Register

Register

Sehat (20-30)

lahir sampai dengan

Nominal

tahun

ulang terahir.

2. Reproduksi
tdk sehat
(<20 atau >35)
tahun.

Paritas

Jumlah anak yang

Melihat

Data

pernah dilahirkan

Register

Register

oleh seorang ibu

1. Rendah (3)

Nominal

2. Tinggi (4)

(Nursalam, 2003).
5

Penyakit

Peningkatan tekanan

Melihat

Rekam

Hipertensi

darah sistolik 140

Rekam

medik

mmHg dan tekanan

medik

1. Tidak hipetensi Nominal


- Sistolik 100-130
-Diastolik 60-90

darah diastolik lebih


dari 90 mmHg

2. Hipertensi
(140/90)

Pekerjaan

Semua upaya yang

Melihat

Data

dilakukan atau

Register

Register

dikerjakan untuk
mendapatkan upah

1. Tidak bekerja
2. Bekerja

Nominal

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesa adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Hipotesa
berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesis ini
merupakan pernyataan yang harus dibuktikan.
Berdasarkan

kerangka

pemikiran

di

atas

dan

untuk

menjawab

permasalahan penelitian ini, maka diajukan hipotesis alternatif ( Ha )


penelitian sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Ada hubungan antara status gizi ibu dengan kejadian BBLR.


Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR.
Ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR.
Ada hubungan antara hipertensi ibu dengan kejadian BBLR.
Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR.

D. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang
mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain
penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
untuk keperluan pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian dan
sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian
(Notoatmodjo, 2002).
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik dengan
desain cross sectional yaitu variable dependent dan variabel independent yang
diteliti dalam waktu yang bersamaan yang bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhungan dengan kejadian BBLR di Puskesmas
Rengasdengklok Kabupaten Karawang tahun 2013.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2014 bertempat di
Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten Karawang tahun 2014.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin aterm di Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten Karawang
Periode Tahun 2013. Jumlah populasi yaitu 139 pada ibu bersalin aterm di
Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten Karawang tahun 2013.

2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah bagian dari penelitian atau sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dianggap
mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2002). Sampel penelitian
sebagian ibu bersalin aterm di Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten
Karawang tahun 2013.
Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2006)

n=

N
N (d2) + 1

Keterangan :
n : sampel
N : Populasi
d : nilai presisi
Sampel :
n=

N
N (d2) + 1

n=

139
139 (0,0025) + 1

n=

139
139 (0,0025) + 1

n=

139
0,35 + 1

n=

139
1,35

n=

102,9 = 103 sampel

Jadi, sampel yang diteliti sebanyak 103 ibu bersalin.

3. Teknik Sampling
Teknik Sampling yang digunakan adalah simple random sampling,
simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
semua unsur populasinya mempunyai peluang yang sama untuk terambil
sebagai sampel yang mewakili populasinya. Teknik pengambilan cara acak
sederhana ini yaitu dengan teknik undian (Notoatmodjo, 2010).
G. Sumber Data
Sumber data yang diunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data sekunder yaitu Rekam Medik.
H. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data adalah data register dan rekam medik.
2. Cara pengumpulan data
Data yang dikumpulkan melalui data rekam medik di Puskesmas
Rengasdengklok tahun 2013, dimana sebelumnya telah dijelaskan tentang
maksud, tujuan, jaminan kerahasiaan data dan manfaat partisipasinya
dalam penelitian.
I. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan langkah yang sangat


penting dan mutlak dilakukan, sehingga data tersebut dapat memberikan
makna dan memenuhi tujuan penelitian, serta dapat ditarik kesimpulan
adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut :
1. Editing
Editing berfungsi untuk meneliti kembali apakah isian dalam lembar
kuesioner sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat pengumpulan data,
sehingga jika ada kekurangan data dapat segera dilengkapi.
2. Coding
Pengkodean / coding adalah klarifikasi bentuk jawaban- jawaban yang
ada didasarkan dengan jenis- jenisnya, kemudian diberi kode sesuai dengan
karakter masing- masing yang berupa angka untuk memudahkan dalam
pengolahan data ( Arikunto, 2006 ).
3 Entrying
Pada langkah ini, datadata yang diperoleh dimasukan kedalam lembar
kerja komputer untu memudahkan pengolaham data.
4 Cleaning
Langkah ini digunakan untuk membersihkan data dengan cara
membuang data yang variabelnya tidak lengkap.

J. Analisa Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan bivariate.
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat yaitu dilakukan pada tiap variabel dari hasil
penelitian, pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi
dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2008). Analisa ini
dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian yaitu variabel independen
(status gizi ibu, umur ibu paritas ibu, hipertensi ibu dan pekerjaan ibu)
serta variabel dependen (kejadian BBLR) di analisis untuk mengetahui
distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis

bivariat

dilakukan

terhadap

yang

berhubungan

atau

berkolerasi,antara variabel independen (status gizi ibu, umur ibu paritas


ibu, hipertensi ibu dan pekerjaan ibu), dengan variabel dependen (kejadian
BBLR) dengan menggunakan uji statistik chi-square (X2) derajat
kemaknaan = 0,05 dan diolah melalui komputerisasi yaitu dengan
menggunakan Statistik Product Service Solution (SPSS) versi 18.
Kesimpulan dari uji statistik ini adalah sebagai berikut:
a. Jika p value (0.05) maka berarti ada hubungan yang bermakna
antara variabel independen (status gizi ibu, umur ibu paritas ibu,
hipertensi ibu dan pekerjaan ibu) dan variabel Dependen (kejadian
BBLR).
b. Jika p value > (0,05) maka berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen (status gizi ibu, umur ibu

10

paritas ibu, hipertensi ibu dan pekerjaan ibu) dan variabel dependen
(kejadian BBLR).
K. Etika Penelitian
Etika penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Meminta izin untuk melakukan penelitian dari tempat institusi
pendidikan program studi kebidanan yang di berikan untuk
kepentingan penelitian.
2. Melaporkan dan minta izin kepada Bidan Koordinator Puskesmas
Rengasdengklok melalui rekomendasi dari institusi pendidikan untuk
melihat buku laporan partus tahun 2013.
3. Memulai penelitian dengan langkah :
Mengambil data di peroleh dari buku laporan partus tahun 2013.

11

BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada karya tulis ini menggunakan data sekunder.
Dalam penulisan karya tulis ini tentu tidak terlepas dari keterbatasan yang
tidak dapat dihindarkan, karena pilihan variabel-variabel yang telah ada.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Keterbatasan pengetahuan dan sumber yang terbatas sehingga banyak
kekurangan yang membutuhkan masukan yang berarti.
2. Jumlah sampel yang terbatas sehingga kurang mewakili dan hasil yang
tidak dapat digenerelisasikan.
3. Tempat penelitian hanya satu tempat, sehingga tidak dapat mengetahui
berapa banyak kejadian anemia di puskesmas lainnya.
B. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang telah
diuraikan sebelumnya didalam pengolahan data, maka telah diperoleh
sejumlah data yang telah diolah dengan menggunakan metoda analisa
univariat dan analisa bivariat dan hasil penelitian disajikan dengan
menggunakan tabel-tabel sebagai berikut:

1. Analisa univariat
Tabel 5.1.1
Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR
pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013

12

Variabel
BBLR

Kategori
Tidak

Jumlah
Responden (orang)
64

Persentase (%)
62,1

ya

39

37,9

Total

103

100,0

Berdasarkan tabel 5.1.1 di atas dapat di interpretasikan bahwa bayi


baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013 yang mengalami BBLR
yaitu sebanyak 64 responden (62,1%), lebih tinggi dari pada yang tidak
anemia berjumlah 39 responden (37,9%).
Tabel 5.1.2
Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Status
gizi ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013
Jumlah
Persentase
Variabel
Kategori
Responden
(%)
(orang)
Baik (LILA >23,5 cm)
50
48,5
Status gizi
Kurang (LILA < 23,5)
53
51,5
Total

103

100,0

Berdasarkan tabel 5.1.2 dari tabel di atas dapat di interpretasikan


bahwa status gizi ibu pada kategori baik yang mengalami BBLR pada
bayi baru lahir sebanyak 50 responden (48,5%), lebih rendah dari pada
kategori kurang yaitu berjumlah 53 responden (51,5%).
Tabel 5.1.3
Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Umur
ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013
Jumlah
Persentase
Variabel
Kategori
Responden
(%)
(orang)
Reproduksi Sehat (20-35
48
46,6
th)
Umur
ibu
Reproduksi tdk sehat
55
53,4
(<20 atau >35 th)
100,0
Total
103

Berdasarkan tabel 5.1.3 dari tabel di atas dapat di interpretasikan


bahwa umur ibu pada kategori reproduksi sehat yang mengalami BBLR
pada bayi baru lahir sebanyak 48 responden (46,6%), lebih rendah dari
pada kategori kurang yaitu berjumlah 55 responden (53,4%).
Tabel 5.1.4
Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan Paritas
ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013
Variabel
Kategori
Jumlah
Persentase
Responden
(%)

13

(orang)
Paritas
ibu

Rendah (3)

47

45,6

Tinggi (>4)

56

54,4

103

100,0

Total

Berdasarkan tabel 5.1.4 dari tabel di atas dapat di interpretasikan


bahwa paritas ibu pada kategori rendah yang mengalami BBLR pada
bayi baru lahir sebanyak 47 responden (45,6%), lebih rendah dari pada
kategori kurang yaitu berjumlah 56 responden (54,4%).
Tabel 5.1.5
Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan
Hipertensi ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013
Jumlah
Persentase
Variabel
Kategori
Responden
(%)
(orang)
49
47,6
Tidak hipertensi (Sistolik
Hipertensi 100-130) (Diastolik 60ibu
90)
54
52,4
Hipertensi (140/100)

100,0
Total
103
Berdasarkan tabel 5.1.5 dari tabel di atas dapat di interpretasikan
bahwa hipertensi ibu pada kategori tidak hipertensi yang mengalami
BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 49 responden (47,6%), lebih
rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 54 responden
(52,4%).
Tabel 5.1.6
Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada bayi baru lahir Berdasarkan
Pekerjaan ibu di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013
Jumlah
Persentase
Variabel
Kategori
Responden
(%)
(orang)
47
45,6
Pekerjaan Tidak bekerja
ibu

Bekerja
Total

56

54,4

103

100,0

Berdasarkan tabel 5.1.6 dari tabel di atas dapat di interpretasikan


bahwa pekerjaan ibu pada kategori tidak bekerja yang mengalami
BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 47 responden (45,6%), lebih
rendah dari pada kategori kurang yaitu berjumlah 56 responden
(54,4%).
2. Analisa Bivariat

14

a. Status gizi ibu


Tabel 5.2.1
Hubungan Status Gizi ibu dengan kejadian BBLR
pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013

Kejadian BBLR

p-value

Tidak
BBLR
F %
47 90,0

F
3

%
6,0

F
50

%
100

Kurang (LILA <23,5 cm) 17 32,1

36

67,9

53

100

Status gizi

Baik (LILA 23,5 cm)

BBLR

Total

0,000

Daritabel 5.2.1 di atas dapat diketahui bahwa proporsi status gizi baik
cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 47 responden
(90,0%) lebih tinggi dibandingkan status gizi kurang sebanyak 17 responden
(32,1%).
Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,000 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu dengan BBLR
(=0,05).
b. Umur ibu
Tabel 5.2.2
Hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR
pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013

Kejadian BBLR
Umur ibu

Tidak
BBLR
F %

p-value
BBLR
F

Reproduksi Sehat (20-35


39 81,3 9 18,8
th)
Reproduksi tdk sehat
25 45,5 30 54,5
(<20 atau >35 th)

Total
F

48

100
0,000

55

100

Daritabel 5.2.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi umur ibu


reproduksi sehat cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak
39 responden (81,3%) lebih tinggi dibandingkan umur ibu reproduksi tdk
sehat sebanyak 25 responden (45,5%).
Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,000 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan BBLR
(=0,05).

c. Paritas
Tabel 5.2.3

15

Hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR


pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013

Kejadian BBLR
p-value

Rendah (3)

Tidak
BBLR
F %
38 80,9

F
9

%
19,1

F
47

%
100

Tinggi (>4)

26 46,4

30

53,6

56

100

Paritas

BBLR

Total

0,001

Daritabel 5.2.3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi paritas rendah


cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 38 responden
(80,9%) lebih tinggi dibandingkan paritas tinggi sebanyak 9 responden
(19,1%).
Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,001 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan BBLR (=0,05).
d. Hipertensi
Tabel 5.2.4
Hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR
pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013

Kejadian BBLR
p-value

Tdk hipertensi

Tidak
BBLR
F %
41 83,7

F
8

%
16,3

F
49

%
100

Hipertensi

23 42,6

31

57,4

54

100

Hipertensi

BBLR

Total

0,000

Daritabel 5.2.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden yang


tidak hipertensi cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak
41 responden (83,7%) lebih tinggi dibandingkan responden yang hipertensi
sebanyak 23 responden (42,6%).
Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,000 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit hipertensi ibu dengan
BBLR (=0,05).

e. Pekerjaan
Tabel 5.2.5
Hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR
pada bayi baru lahir di Puskesmas Rengasdenglok tahun 2013

16

Kejadian BBLR
p-value

Tdk bekerja

Tidak
BBLR
F %
37 78,7

F
10

%
21,3

F
47

%
100

Bekerja

27 48,2

29

51,8

56

100

Pekerjaan

BBLR

Total

0,003

Daritabel 5.2.5 di atas dapat diketahui bahwa proporsi responden yang


tidak bekerja cenderung mengalami BBLR pada bayi baru lahir sebanyak 37
responden (78,7%) lebih tinggi dibandingkan responden yang bekerja
sebanyak 10 responden (21,3%).
Hasil uji statistic menunjukan bahwa p-value sebesar 0,003 artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan BBLR
(=0,05).

Anda mungkin juga menyukai