Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KONSELING DAN KOMUNIKASI OBAT

KELOMPOK 1 :- RIFQI PRAMUDIO S (01017146)

- MEGA TRI UTAMI (01017103)

- NAUFAL AZHAR (01017119)

- MUHAMAD GAZHY (01017098)

- TRI AYU DAMAYANTI (01017173)

- RAESTI YUNIAWATI (01017143)

- NATALIA RHOMADIATI (01017118)

- NURCAHYA ROSY (01017129)

- WINDI PEBRIANTI(01017182)

- SRI WAHYUNI (01017167)

- FAHMI MULYA (01017199)


KATEGORI MASALAH ADMINISTRATIF
KATEGORI MASALAH FARMASETIK

PENJELASAN TIAP OBAT :


GABAPENTIN

Gabapentin adalah obat untuk meredakan kejang pada penderita epilepsi. Obat ini tersedia dalam
bentuk kapsul dan hanya boleh dibeli dengan resep dokter. Gabapentin merupakan jenis obat
antikonvulsan atau antikejang. Obat ini bekerja dengan memengaruhi saraf dan senyawa kimia di dalam
tubuh yang menyebabkan kejang dan nyeri. Perlu diketahui, gabapentin tidak dapat menyembuhkan
epilepsi, melainkan hanya mengendalikan kejang selama dikonsumsi secara rutin. Selain untuk
meredakan kejang, gabapentin juga digunakan untuk meredakan nyeri saraf yang muncul setelah
mengalami herpes.

Merk dagang: Alpentin, Epiven, Gabapentin, Gabasant 300, Gabatin, Gabesco, Gabexal, Galepsi, Ganin,
Nepatic, Neurontin, Neurosantin, Opipentin, Repligen, Simtin, Sipentin, Tineuron

Golongan : Antikejang dan pereda nyeri neuropati

Kategori : Obat resep

Manfaat : Meredakan kejang dan nyeri neuropati, termasuk akibat herpes


Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak usia ≥ 6 tahun

Gabapentin untuk ibu hamil dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.

Gabapentin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat : Kapsul

Dosis dan Aturan Pakai Gabapentin

Penentuan dosis gabapentin tergantung pada kondisi yang diderita pasien.

- Kondisi: kejang akibat epilepsi

300 mg 1 kali sehari pada hari pertama, 300 mg 2 kali sehari pada hari kedua, dan 300 mg 3 kali sehari
pada hari ketiga. Dosis dapat ditingkatkan 300 mg tiap 2-3 hari, tergantung respons pasien terhadap
obat.

- Kondisi: nyeri saraf (neuropathic pain)

300 mg 1 kali sehari pada hari pertama, 300 mg 2 kali sehari pada hari kedua, dan 300 mg 3 kali sehari
pada hari ketiga. Dosis dapat ditingkatkan 300 mg tiap 2-3 hari, tergantung respons pasien. Dosis
maksimal 3600 mg per hari.

- Kondisi: nyeri saraf setelah herpes

Dosis awal 600 mg 1 kali sehari, diminum pada pagi hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 600 mg 2
kali sehari.

- Kondisi: sindrom kaki gelisah

600 mg 1 kali sehari, diminum pada jam 5 sore.

Untuk mengatasi kejang akibat epilepsi pada anak berusia lebih dari 6 tahun, dosis awal yang diberikan
adalah 10-15 mg/kgBB. Dosis maksimal 50 mg/kgBB.

Interaksi Gabapentin dengan Obat Lain

Penggunaan gabapentin bersama dengan obat lain dapat menimbulkan efek interaksi.

- Obat pereda nyeri jenis opioid, seperti morfin. Efeknya adalah peningkatan risiko terjadinya depresi
sistem saraf pusat, seperti mengantuk dan gangguan sistem pernapasan.
- Antasida yang mengandung aluminium atau magnesium. Efeknya adalah menurunkan penyerapan
gabapentin.

- Efeknya adalah menurunkan pembuangan gabapentin dari ginjal.

Cara Mengonsumsi Gabapentin dengan Benar

Pastikan Anda telah membaca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi Gabapentin. Gunakan
gabapentin sesuai yang disarankan dokter. Jangan menambah dosis dan durasi pengobatan, karena
dapat meningkatkan risiko efek samping.

Telan kapsul gabapentin secara utuh dengan segelas air. Jangan membuka, menghancurkan, atau
mengunyah kapsul sebelum ditelan. Gabapentin bisa dikonsumsi bersama dengan makanan, atau
sebagaimana yang disarankan oleh dokter.

Konsumsi gabapentin pada jam yang sama setiap harinya untuk memaksimalkan manfaat obat. Bagi
pasien yang mengonsumsi gabapentin 3 kali sehari untuk mengendalikan kejang, pastikan jarak waktu
antar dosis tidak lebih dari 12 jam.

Bila lupa mengonsumsi obat gabapentin, segera gunakan begitu ingat jika jeda dengan jadwal berikutnya
belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Tetap konsumsi gabapentin meski kondisi sudah membaik. Jangan berhenti mengonsumsi gabapentin
secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter.

Efek Samping dan Bahaya Gabapentin

- Mengantuk

- Perubahan perilaku

- Sulit berkonsentrasi

- Sakit kepala

- Tubuh mudah lelah

- Gangguan pergerakan mata

- Penglihatan buram

- Tremor
VITAMIN C

Ascorbic acid atau vitamin C adalah nutrisi pembentuk kolagen, yaitu zat yang dibutuhkan untuk
memperbaiki kulit, tulang, dan gigi. Vitamin C bisa diperoleh secara alami dari buah dan sayur. Vitamin C
alami bisa diperoleh dari berbagai jenis buah dan sayur, seperti jeruk, yuzu, stroberi, cabai, brokoli, dan
kentang. Meski demikian, tubuh bisa kekurangan vitamin C. Kondisi ini berisiko terjadi pada orang yang
sering mengonsumsi minuman beralkohol, perokok, dan pengguna NAPZA. Kekurangan vitamin C atau
skorbut dapat mengakibatkan anemia, gusi berdarah, dan luka menjadi sulit untuk sembuh. Pada kondisi
demikian, tubuh membutuhkan asupan vitamin C tambahan, selain dari makanan.

Golongan : Vitamin

Kategori : Obat bebas

Manfaat : Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin C.

Digunakan oleh : Dewasa dan anak-anak.

Kategori kehamilan dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Vitamin C dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa memberi tahu dokter.

Bentuk obat : Tablet hisap & suntik.

Dosis dan Aturan Pakai Vitamin C (Asam Askorbat)

Dosis vitamin C tergantung kepada usia pasien. Berikut adalah takaran penggunaan vitamin C untuk
kekurangan vitamin C (skorbut):

Vitamin C tablet

- Dewasa: 250 mg per hari, dalam 4 dosis terbagi.

- Anak-anak: 100 mg per hari, dalam 3 dosis terbagi. Dilanjutkan 100 mg per hari sampai gejala reda (1-3
bulan)

Vitamin C suntik
- Dewasa: 200 mg per hari.

- Anak usia 5 bulan – 1 tahun: 50 mg per hari.

- Anak usia 1 tahun – 11 tahun: 100 mg per hari.

- Anak usia lebih dari 11 tahun: 200 mg per hari.

Cara Menggunakan Vitamin C (Asam Askorbat) dengan Benar

Suplemen vitamin dan mineral dikonsumsi untuk melengkapi kebutuhan tubuh akan vitamin dan
mineral, terutama ketika asupan vitamin dan mineral dari makanan tidak bisa memenuhi kebutuhan
tubuh. Namun, suplemen hanya digunakan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisi tubuh, bukan sebagai
pengganti nutrisi dari makanan.

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan tubuh membutuhkan asupan suplemen, seperti sedang
terserang suatu penyakit (misalnya flu), hamil, atau sedang mengonsumsi obat yang dapat mengganggu
metabolisme vitamin dan mineral.

Dosis vitamin C diberikan berdasarkan usia, kondisi, dan respons pasien terhadap obat. Vitamin C tablet
umumnya dikonsumsi 1-2 kali sehari, bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Kebutuhan seseorang terhadap vitamin C akan meningkat seiring pertambahan usia. Konsultasikan
dengan dokter spesialis gizi mengenai kebutuhan vitamin C harian yang sesuai dengan usia Anda. Guna
mencegah efek samping, jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Vitamin C suntik diberikan oleh dokter melalui suntikan ke pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.

Vitamin C tidak dapat menyembuhkan flu dan batuk. Namun, mengonsumsi vitamin C secara rutin,
sebelum munculnya flu, diduga dapat mempersingkat waktu pemulihan flu yang ringan. Jika Anda
mengalami keluhan demam, batuk, dan sesak yang memberat jangan ragu untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter.

Simpan kemasan vitamin C dalam suhu kamar, jauh dari panas dan lembab. Jangan membuka kemasan
vitamin C bila tidak hendak dikonsumsi.

Interaksi Vitamin C (Asam Askorbat) dengan Obat Lain

Vitamin C yang digunakan bersamaan dengan obat-obat lain dapat menimbulkan reaksi tertentu, di
antaranya:

- Menurunkan efek obat kemoterapi, obat golongan statin, niacin (vitamin B3), serta warfarin.

- efektivitas pil KB dan fluphenazine.

- Menurunkan efektivitas vitamin C jika dikonsumsi dengan aspirin.

- Meningkatkan risiko keracunan zat besi terhadap jantung, jika dikonsumsi dengan obat deferoxamine.
Efek Samping dan Bahaya Vitamin C (Asam Askorbat)

Jika dikonsumsi dalam takaran yang direkomendasikan, vitamin C sangat jarang menyebabkan efek
samping. Sebaliknya, jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang, vitamin C dapat
menyebabkan sejumlah efek samping berikut:

- Perut kembung

- Sakit perut

- Diare

- Mual

- Muntah

- Nyeri ulu hati

- Batu ginjal

PARACETAMOL

Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu
prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda peradangan
seperti demam dan nyeri akan berkurang

Belum ada laporan mengenai terjadinya cacat janin ketika paracetamol digunakan oleh ibu
hamil. Untuk ibu menyusui, paracetamol dapat terserap ke dalam ASI, tetapi dalam jumlah
kecil. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan risiko konsumsi
paracetamol pada saat hamil atau menyusui.

Merk dagang paracetamol: Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK,
Sanmol, Tempra, Termorex, dan Poro.

1. Apa Itu Paracetamol?

Golongan Oban penurun panas dan pereda nyeri (analgesik dan antipiretik)

Kategori Obat bebas

Manfaat Meredakan rasa sakit dan demam

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Paracetamol untuk ibu hami dan menyusui Obat minum dan suppositoria
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Infus dan suntik

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap
janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Paracetamol dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, lebih baik berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.

Bentuk obat Tablet, kaplet, sirup, drop, infus, dan suppositoria.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Paracetamol (Acetaminophen)

Jangan mengonsumsi dan menggunakan paracetamol jika memiliki riwayat alergi dengan obat
ini.

Jangan memberikan paracetamol kepada anak berusia di bawah 2 tahun tanpa petunjuk dari

Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan paracetamol jika Anda menderita


gangguan hati atau ginjal.

Jangan mengonsumsi alkohol bersama dengan parasetamol karena dapat meningkatkan risiko
kerusakan hati.

Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, seperti obat untuk epilepsi, tuberkulosis
(TBC), obat pengencer darah, suplemen, atau obat herbal.

Segera ke rumah sakit jika demam tidak mereda, serta ketika muncul kemerahan pada kulit.

Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis.

Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol (Acetaminophen)

Dosis paracetamol disesuaikan dengan usia dan kondisi penderita. Berikut adalah penjelasan
paracetamol dalam bentuk obat minum dan suppositoria untuk meredakan demam dan nyeri:

 Dewasa

325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol biasanya tersedia dalam
bentuk tablet dengan kandungan 500 mg. Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam
sekali untuk meredakan demam.

 < 2 bulan
10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.

 Anak 2 bulan–12 tahun

10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis maksimal 5 kali
pemberian dalam 24 jam.

 Anak > 12 tahun

325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.

Khusus untuk paracetamol infus, dosis dan pemberiannya akan dilakukan langsung oleh dokter
atau oleh petugas medis di bawah pengawasan dokter sesuai kondisi pasien.

2. Cara Menggunakan Paracetamol (Acetaminophen) dengan Benar

Pastikan Anda selalu menggunakan paracetamol sesuai aturan pakai yang tertera di kemasan
obat atau anjuran dokter. Hentikan penggunaan paracetamol jika keluhan tidak reda setelah 3
hari mengonsumsi paracetamol.

a. Paracetamol tablet dan sirup

Gunakan segelas air putih untuk menelan tablet paracetamol. Untuk paracetamol sirup,
gunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan agar dosis yang dikonsumsi tepat.
Sebelum itu, pastikan Anda mengocok sirup terlebih dahulu.

Simpanlah paracetamol dalam suhu ruangan, terhindar dari panas dan lembab, serta hindarkan
dari jangkauan anak-anak

b. Paracetamol suppositoria

Paracetamol bentuk suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus. Pastikan
Anda membuka plastik pembungkusnya terlebih dahulu kemudian masukkan obat bagian ujung
yang lancip ke dalam dubur. Setelah obat masuk, duduk atau berbaring terlebih dahulu hingga
obat terasa meleleh. Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan obat
suppositoria. Paracetamol suppositoria perlu disimpan di dalam kulkas.

c. Paracetamol infus

Paracetamol dalam bentuk infus hanya diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter. Sebelum menggunakan paracetamol dengan bentuk sediaan apa pun,
pastikan Anda membaca petunjuk yang tertera di kemasan obat atau ikuti petunjuk dokter.
Penggunaan paracetamol untuk infeksi virus Corona

 Paracetamol merupakan obat penurun demam yang dianjurkan untuk meredakan


demam akibat infeksi virus Corona (COVID-19). Dosis yang digunakan sama dengan dosis
yang sudah dijelaskan di atas.
 dapat menggunakan paracetamol sebagai pengobatan awal jika mengalami demam
ringan. Namun, jika demam yang dialami tidak kunjung reda atau justru memburuk dan
disertai sesak napas, segeralah periksakan diri ke dokter.

Interaksi Paracetamol (Acetaminophen) dengan Obat Lain

Paracetamol dapat berinteraksi jika digunakan dengan obat lainnya. Berikut ini beberapa
interaksi yang dapat terjadi:

 Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan bersamaan dengan warfarin.


 efek paracetamol, jika digunakan dengan carbamazepine, phenytoin, phenobarbital,
cholestyramine, dan imatinib.
 efek samping obat busulfan.
 kemungkinan munculnya efek samping paracetamol, jika digunakan dengan
metoclopramide, domperidone, atau probenecid.

Efek Samping dan Bahaya Paracetamol (Acetaminophen)

Paracetamol jarang menyebabkan efek samping. Namun, paracetamol bisa menimbulkan


beberapa efek samping berikut jika digunakan secara berlebihan:

 Demam
 Muncul ruam kulit yang terasa gatal
 Sakit tenggorokan
 Muncul sariawan
 Nyeri punggung
 Tubuh terasa lemah
 Kulit atau mata berwarna kekuningan
 Timbul memar pada kulit
 Urine berwarna keruh atau berdarah
 Tinja berwarna hitam atau BAB berdarah

Jika dikonsumsi secara berlebihan, paracetamol bisa menyebabkan overdosis, dengan gejala
berupa:
 Perut bagian atas terasa sakit
 Kehilangan nafsu makan
 Mual atau muntah
 Diare
 Keringat dingin

Myores

PENGERTIAN

Myores merupakan obat yang di produksi oleh Meprofarm. Obat ini mengandung Tizanidine
HCl yang diindikasikan untuk mengatasi kejang otot yang berkaitan dengan kelainan tulang
belakang statis dan fungsional (sindrom serviks dan lumbar), peradangan sendi pinggul, sebagai
terapi tambahan kejang otot karena gangguan neurologis.

 Golongan: Obat Keras


 Kelas Terapi: Relaksan Otot
 Kandungan: Tizanidine HCl 2 mg
 Bentuk: Tablet
 Satuan Penjualan: Strip
 Kemasan: Dus, 10 Strip @ 10 Tablet
 Farmasi: Meprofarm.

KEGUNAAN

Myores digunakan untuk mengatasi kejang otot yang berkaitan dengan kelainan tulang
belakang statis dan fungsional.

DOSIS & CARA PENGGUNAAN

 Obat Keras. Harus dengan Resep Dokter.


 Kejang Otot yang Menyakitkan
 Di berikan dosis 2-4 mg, di minum 3 kali sehari. Dalam kasus yang parah, dosis
tambahan 2-4 mg dapat diberikan pada malam hari.
 Pengobatan Tambahan untuk Kelenturan karena Gangguan Neurologis
 Dosis awal: tidak boleh > 6 mg setiap hari dalam 3 dosis terbagi. Dapat ditingkatkan
bertahap 2-4 mg pada 1-2 kali interval minggu. Maksimal: 36 mg setiap hari.

EFEK SAMPING

Dosis rendah: Mulut kering, kantuk, pusing, kelelahan.


Dosis tinggi: Kelemahan otot, insomnia, hipotensi (tekanan darah rendah), bradikardia (denyut
jantung lambat).

Kontraindikasi

Tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif.

Tidak boleh di berikan pada penderita fungsi hati terganggu.

Interaksi Obat

 Efek samping depresan meningkat dengan penggunaan bersamaan dengan alkohol.


 Tmax acetaminophen tertunda.
 Efek antihipertensi yang ditingkatkan (termasuk diuretik).
 Agonis α2-adrenergik lainnya.
 Kategori Kehamilan
 Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Myores ke
dalam Kategori C:
 Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang
diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Flunarizin

Flunarizin adalah obat yang digunakan untuk mencegah migrain, yaitu nyeri kepala berdenyut
dengan tingkatan sedang hingga berat yang mengenai satu sisi kepala saja. Belum diketahui
secara pasti mengenai cara kerja flunarizin dalam pencegahan migrain. Namun demikian, obat
ini cukup efektif dalam mengurangi frekuensi terjadinya serangan migrain dan menurunkan
tingkat keparahan penyakit. Perlu diingat, walau terbukti cukup efektif, flunarizin tidak efektif
untuk meredakan gejala migrain yang menyerang secara tiba-tiba. Selain itu, flunarizin juga
digunakan untuk mencegah vertigo dan gangguan sistem saraf yang mengatur keseimbangan,
koordinasi, serta gerakan tubuh (sistem vestibular).

Dosis Flunarizin
Dosis flunarizin untuk tiap pasien berbeda-beda berdasarkan respons tubuh tiap pasien. Dosis
flunarizin yang akan diberikan adalah 5-10 mg per hari dan dikonsumsi saat malam hari.

Mengonsumsi Flunarizin dengan Benar

 Bacalah petunjuk pada kemasan obat dan ikutilah anjuran dokter dalam mengonsumsi
flunarizin. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
 Tablet flunarizin boleh dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Usahakan untuk
mengonsumsi flunarizin pada jam yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal.
 Apabila lupa mengonsumsi flunarizin, disarankan untuk segera melakukannya begitu
ingat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah
dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Interaksi Obat

Kadar flunarizin dalam darah bisa berkurang jika obat ini dikonsumsi bersama dengan asam
valproat, carbamazepine, atau phenytoin.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Flunarizin

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi obat ini adalah:

 Mengantuk
 Mual
 Nyeri ulu hati
 Mulut kering
 Depresi
 Kelelahan
 Gangguan sistem gerak
 Kenaikan berat badan.

Efek samping di atas dapat mereda dengan sendirinya jika tubuh sudah beradaptasi terhadap
flunarizin. Namun, jika efek samping tidak mereda dan kondisi tidak kunjung membaik, segera
kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

CODEIN

Codeine adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang. Codein tersedia
dalam bentuk tablet 10, 15, dan 20 mg, atau dalam bentuk kapsul dan sirop. Codeine merupakan obat
pereda nyeri golongan opioid yang dibuat dari ekstrak tumbuhan opium. Codeine meredakan nyeri
dengan cara mengurangi respons nyeri yang diterima oleh otak. Selain untuk meredakan nyeri, codeine
juga dapat diresepkan untuk menekan respon batuk pada orang dewasa.

Merek dagang codeine: Codikaf, Codipront, Coditam

Golongan : Analgesik opioid

Kategori : Obat resep

Manfaat : Meredakan rasa nyeri ringan hingga berat, meringankan gejala batuk.

Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun.

Codeine untuk ibu hamil dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.Codeine dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, bagi ibu menyusui yang ingin
mengonsumsi codeine harus berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat : Tablet, kapsul, dan sirop

Dosis dan Aturan Pakai Codeine

Dokter akan menyesuaikan dosis codeine dengan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan ini.

Tujuan: meredakan nyeri ringan dan sedang

- Dewasa: 15-60 mg tiap 4 jam. Dosis maksimal per hari 360 mg.

- Anak-anak di atas 12 tahun: 0,5-1 mg/kgBB, diberikan tiap 6 jam. Dosis maksimal per hari 240 mg.

Tujuan: meredakan batuk

- Dewasa: 15-30 mg 3-4 kali sehari.

- Anak-anak: 3 mg untuk anak usia 2-5 tahun, dan 7,5-15 mg untuk anak usia 6-12 tahun, 3-4 kali sehari.

Tujuan: meredakan diare akut.

- Dewasa: 15-30 mg 3-4 kali sehari.

Cara Menggunakan Codeine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi codeine. Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan.
Telan obat secara langsung dengan menggunakan air putih. Jika Anda merasa mual, obat dapat
dikonsumsi dengan bantuan susu atau pada saat makan.
Konsumsilah codeine sesuai dengan dosis yang diberikan dokter. Jangan menambah atau mengurangi
dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu karena berpotensi memicu efek samping berbahaya, seperti
gejala putus obat hingga overdosis.

Jika Anda lupa mengonsumsi codeine, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal
konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Simpan codeine di tempat sejuk dan kering serta terhindar dari sinar matahari. Jauhkan codeine dari
jangkauan anak-anak.

Interaksi Codeine dengan Obat Lainnya

Berikut ini adalah beberapa interaksi yang mungkin terjadi jika menggunakan codeine bersamaan
dengan obat-obatan tertentu:

- Menimbulkan efek samping yang berpotensi fatal jika dikonsumsi bersama dengan obat penghambat
enzim monoamine oxidase inhibitor (MAOI).

- Meningkatkan efek samping depresi sistem pernapasan jika digunakan dengan obat-obatan anestesi
dan antihistamin.

- Meningkatkan kadar codein dalam darah jika dikonsumsi bersama cimetidine.

- Meningkatkan risiko terjadinya konstipasi, jika dikonsumsi bersama obat golongan antikolinergik dan
antidiare.

- Memiliki efek berlawanan jika codein dikonsumsi bersama domperidone, dan metoclopramide.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Codeine

Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat dirasakan setelah mengonsumsi codeine:

- Pusing dan limbung.

- Mulut kering.

- Mual dan muntah.

- Kehilangan nafsu makan.

- Mudah merasa lelah.

- Sembelit.

- Sakit perut.

- Ruam.
Segera ke IGD atau periksakan ke dokter jika Anda mengalami efek samping sebagai berikut setelah
menggunakan codein:

- Demam.

- Meriang atau gemetar.

- Sulit tidur.

- Denyut jantung tidak beraturan.

- Napas pendek dan tidak beraturan.

- Berkeringat secara berlebihan.

- Kulit atau mata menguning.

- Gangguan penglihatan.

- Perubahan pada perilaku.

-Kejang-kejang.

- Pingsan.

CONPOUNDING DAN DISPENSING


Etiket (Maksimal 5) Tuliskan etiket sesuai resep
1. Gabapentin 100 60
Catatan Pengobatan Pasien

Data Pasien
Nama Kunaeni Riwayat Alergi -
Jenis Kelamin Perempuan Riwayat Penyakit Penyakit jiwa dan
saraf
Usia 51 tahun Kebiasaan
BB/TB 60/153 cm
Alamat Jl. Merdeka Nama Dokter dr. Anggarini,
Sp.S
no.53, Bandung
No telp/Hp 081312531252 Hasil -
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Laboratorium
Peserta Asuransi BPJS
Nb :Bagian yang diblok tidak perlu diisi

Riwayat Pengobatan
Tanggal Dokter Nama Obat Aturan Pakai Indikasi
Mulai Berakhir
19 20 Maret dr. Anggarini, Gabapentin Sehari 2x1 Antispasmodic,
Februari 2020 Sp.S Kapsul analgetika
2020 neuropati
19 20 Maret dr. Anggarini, Vit C Sehari 1x1 Pencegahan dan
Februari 2020 Sp.S Tablet pengobatan
2020 scurvy
19 25 dr. Anggarini, Paracetamol Sehari 3x1 Analgetika
Februari Februari Sp.S Tablet ringan
2020 2020
19 25 dr. Anggarini, Myorez Sehari 3x1 Analgetika
Februari Februari Sp.S Tablet kejang otot
2020 2020
19 25 dr. Anggarini, Flunarizin Sehari 3x1 Antimigrain
Februari Februari Sp.S Tablet
2020 2020
19 25 dr. Anggarini, Codein Sehari 3x1 Analgetika
Februari Februari Sp.S Tablet opioid ringan
2020 2020 sampai sedang

KONSELING KASUS PENYAKIT JIWA DAN SARAF


Kasus :
Ibu Kunaeni dan Suaminya pergi mendatangi rumah sakit Malaya di
Jl.Palendeyan Bandung, Ibu Kunaeni dan suami mendatangi salah satu dokter
spesialis kedokteran Syaraf yaitu dr. Anggraini Sp.S. Sang suami bercerita
kepada Dokter bahwa istrinya nya mengalami kejang-kejang dan terkadang
seperti gelisah dan berperilaku agresif, beliau pun mengalami sakit kepala
yang hebat, nyeri dan migrain bahkan tubuhnya lemas. lalu terkadang beliau
mengalami otot-ototnya terasa kaku. Menurut gejala yang dikeluhkan, Dokter
langsung mendiagnosa Ibu Kunaeni mengalami gangguan pada syarafnya.
Dokter pun langsung memberikan resep obat berupa Gabapentin 100 60, Vit
C30, Paracetamol 250, Myorez 1/3, Flunarizin 5⅟4, Codein 20. Setelah
mendapatkan resepnya, Ibu Kunaeni dan suaminya pun bergegas untuk pergi
ke apotek untuk menebus obatnya.

(DI SEBUAH APOTEK )


Pasien : Selamat siang bu. Saya mau menebus resep milik saya.
Assisten poteker : Iya, selamat siang, saya check dulu ya bu resepnya (membaca dan
menganalisa resep dan menyerahkan resep kepada assisten apoteker untuk
menyiapkan obatnya)
Assisten Apoteker : Ibu, sambil menunggu obatnya disiapkan, bisa ikut saya ke ruangan
konseling ? Ada yang ingin saya diskusikan.
Pasien : Iya boleh bu.
(RUANGAN KONSELING)
Apoteker : Silahkan duduk dahulu bu. Perkenalkan saya Ambar, saya selaku
apoteker di apotek ini. Saya ingin mendiskusikan tentang obat ibu
Pasien : Silahkan bu.
Apoteker : Apa yang dokter sampaikan kepada ibu mengenai pengobatan ibu ?
Pasien : Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter mengatakan kalau saya terkena
penyakit epilepsy dan ada kemungkinan bisa terjadi migrain.
Apoteker : Betul sekali bu, lalu obat apa yang dokter berikan ?
Pasien : Dokter memberikan 5 macam obat dan 1 macam vitamin
Apoteker : Apa ibu tau mengenai kegunaan obat-obat yang diberikan ?
Pasien : Sempat dijelaskan tapi saya tidak paham
Apoteker :Baik saya jelaskan kembali ya bu ,obat Gabapentin untuk meredakan
kejang jika terjadi ibu mengalami epilepsi Kembali, lalu obat Paracetamol
dan codeine untuk meredakan nyeri , setelah itu Tinazidine untuk
melemaskan otot-otot saya setelah kejang, setekah itu Flunarizin untuk
mencegah agar tidak terjai migrain,dan Vitamin C untuk nutrisi otak ibu.
Pasien : Makasih atas penjelasan nya bu , saya jadi mengerti .
Apoteker : Iya sama-sama .Lalu apa yang dokter katakan tentang cara menggunakan
obat-obat tersebut?
Pasien : Iya disampaikan bu tapi saya agak lupa , bisa ibu jelaskan Kembali ?
Apoteker : Iya bisa bu , baik saya jelaskan , obat gabapentin diminum sehari 2 kali ,
lalu paracetamol diminum 3 kali sehari , lalu myorez 1 tablet dibagi 3
diminum 3 kali sehari , lalu flunarizine 1 tablet dibagi 4 diminum 3 kali
sehari , lalu codein diminum 3 kali sehari dan yang terakhir vitamin c
diminum 1 kali sehari .
Pasien : Terima kasih bu sudah dijelaskan Kembali .Apa obatnya ada kesahalan ?
Apoteker : Iya sama-sama, Untuk obatnya tidak ada yang salah tetapi ada efek
samping nya ,mungkin ibu akan merasakan gejala seperti mengantuk,
demam, lemas, muntah, konstipasi, nyeri ulu hati, dan mulit kering
Pasien : Apakah efek samping tersebut bisa dicegah atau diatasi?
Apoteker : Untuk mencegah atau mengatasi nya tidak bisa ibu
Pasien : Oh begitu bu.
Apoteker : Iya, benar sekali bu. Apa ibu keseharian nya sangat sibuk ?
Pasien : Iya saya sangat sibuk , banyak sekali pekerjaan dirumah
Apoteker : Saya menanyakan hal itu untuk membantu ibu membuat jadwal
meminum obat. Kartunya nanti bisa ditempel di tempat yang mudah
dilihat, misalnya dipintu kulkas. Karena kepatuhan pasien dalam
meminum obat sangat dibutuhkan dalam pengobatan pasien epilepsy.
Pasien : Iya, benar bu saya sering lupa , terima kasih atas saran nya bu
Pasien : Bu, bagaimana jika saya dirumah hanya sendirian ?,saya takut jika terjadi
epilepsy Kembali ?
Apoteker : Agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, saya menyarankan ibu harus
ditemani seseorang sampai keadaan ibu fit Kembali
Pasien : Baiklah bu jika begitu , seberapa besar saya bisa sembuh ?
Apoteker : Jika mendapat penanganan dan pengobatan rutin, biasanya setelah 2-3
tahun penyakit ini akan sembuh hingga 50-60 persen. Artinya, risiko
serangan kejang pun akan ikut menurun. Tapi tentu saja, kesembuhannya
tergantung pada jenis, penyebab, dan pengobatan yang dilakukan.

Pasien : Kalau begitu saya harus rutin pengobatan ya bu


Apoteker :Ibu benar bu , supaya saya yakin tidak ada informasi yang terlewatkan,
boleh diulangi apa yang sudah saya sampaikan tadi?
Pasien : Iya bu,saya harus minum semua obat yang diresepkan , obat gabapentin
diminum sehari 2 kali , lalu paracetamol diminum 3 kali sehari , lalu
myorez 1 tablet dibagi 3 diminum 3 kali sehari , lalu flunarizine 1 tablet
dibagi 4 diminum 3 kali sehari , lalu codein diminum 3 kali sehari dan
yang terakhir vitamin c diminum 1 kali sehari .
Apoteker : Iya benar, yang paling penting ibu harus patuh selalu tepat minum
obatnya agar pengobatan berhasil. Apakah ada yang ingin ditanyakan
kembali ?
Pasien : Iya, bu. Terima kasih atas informasi yang diberikan. Ini sangat membantu
saya untuk menjalani pengobatan.
Apoteker : Itu sudah menjadi tanggungjawab saya sebagai apoteker untuk membantu
anda dalam menjalani pengobatan. Jika ada hal-hal yang nantinya ingin
ditanyakan, ini kartu nama saya, ada nomor kontak yang bisa dihubungi.
Pasien : Iya bu, ini akan sangat membantu. Terima kasih.
Apoteker : Iya, sama-sama. Semoga cepat sembuh.

Anda mungkin juga menyukai