Anda di halaman 1dari 23

PEMANTAUAN OBAT TERAPETIK

(THERAPEUTIC DRUG MONITORING)

BAB II.

Apt., Luky Septiansyah A., M.Farm


PEMANTAUAN OBAT TERAPETIK
(THERAPEUTIC DRUG MONITORING
“untuk mendapatkan terapi yang efektif
diperlukan aturan dosis yang menjamin
tercapainya kadar obat yang cukup di tempat
aksi/reseptor”
KURVA
FARMAKOKINETI
K

KTM
C
Max Therapeutic
Intensitas
Range
KADAR DALAM PLASMA

KEM

Lama kerja

Mula AREA UNDER CURVE (AUC)


Kerja

Onset T Max WAKTU


Time
PEMANTAUAN OBAT
TERAPETIK Pemantauan terapetik dilakukan
pertama kali melalui pemantauan
efek farmakologi yang muncul
Kapan
setelah pemberian dosis tertentu
?

Observasi efek klinik diikuti


dengan pemantauan kadar obat di
dalam plasma. Jika ada
ketidakcocokan antara efek yang
diharapkan dengan kenyataan yang
ditemukan, maka penetapan kadar
obat di dalam plasma perlu
dipertimbangkan.
Komponen utama dalam pemantauan
kadar obat di dalam plasma

Interpretasi dan
aplikasi hasil
analisis
farmakokinetika
Analisa kadar obat
yang dihasilkan
di dalam plasma

“untuk melakukan
penyesuaian dosis agar
tercapai terapi yang efektif
dan aman”
Respon
Terapetik

Farmakokinetik

Farmakodinamik
Faktor-faktor farmakokinetik vs kadar obat
1. Perbedaan kemampuan organ
setiap individu untuk
memetabolisme dan
mengeliminasi obat (faktor
genetis, faktor fisiologis pasien
seperti usia, berat badan, jenis
kelamin
2. Adanya varasi dalam absorpsi
3. Adanya penyakit lain yang
diderita oleh pasien ketika
menjalani terapi obat (terutama
usia lanjut), yang mempengaruhi
absorpsi distribusi, maupun
eliminasi.
4. Adanya interaksi, baik antara
obat dengan obat, atau obat
dengan makanan.
Contoh pemberian obat dengan rentang
terapetik sempit (teofilin) pada sekelompok
pasien
Kadar Forced Expiratory volume/fev (%)

60

40

20
KTM

5 10 15 20
Kadar Teofilin (mg/liter)

Mintenko PA., and Oglive RI., 1973)


CONTOH OBAT-OBATAN DENGAN
RENTANG TERAPETIK SEMPIT

OBAT RENTANG KADAR

Digoksin 0.5-2.0 mg/mL

Gentamisin 2-10 mg/mL

Lidokain 1.5-5 mg/mL

Litium 0.6-1.4 mEq/L

Fenobarbital 15-40 mg/mL

Fenitoin 10-20 mg/L

Kunidin 2-5 mg/L

Teofilin 10-20 mg/L


Penetapan Diagnostik

Proses pemantauan Pemilihan


obat terapetik obat

Jadwal
pemberian

Obat diberikan
Penyesuaian dosis
(jika diperlukan) Pengamatan Pemantauan
pada pasien kadar obat

Penetapan
parameter
farmakokinetik
Pemantauan obat terapetik menjadi bermakna jika:

1. Ada hubungan yang nyata antara respon farmakologi dan kadar obat dalam
plasma, sehingga memungkinkan dilakukannya prediksi perubahan efek
farmakologi Berdasarkan perubahan kadar obat dalam plasma.
2. Ada variasi subjek yang sangat besar terhadap kadar obat dalam plasma setelah
pemberian dosis tertentu.
3. Obat memiliki rentang terapeutik yang sempit (Narrow Therapeutic Range)
4. Efek farmakologi yang diharapkan tidak dapat diakses atau dipantau secara
sederhana

Pemantauan obat terapetik menjadi kurang bermakna jika:

1. Tidak ada informasi yang jelas mengenai rentang


terapetik obat yang dimaksud.
2. Terbentuknya metabolit aktif yang mengganggu
aktivitas obat induknya.
3. Efek toksik yang tidak diinginkan terjadi baik pada
kadar rendah maupun kadar tinggi.
Pelaksanaan pemantauan obat terapeutik dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:

 Pemilihan obat yang digunakan


 Perancangan aturan dosis
 Penilaian respon penderita
 Penentuan perlunya pengukuran kadar obat di
dalam plasma
 Penetapan kadar obat
 Penilaian secara farmakokinetika
 Penyesuaian aturan dosis
 Pemantauan ulang kadar obat di dalam plasma
 Pemberian rekomendasi khusus pada terapi
selanjutnya
T Tahapan pelaksanaan
pemantauan obat terapeti k
1. PEMILIHAN OBAT Riwayat
pengobatan
sebelumnya
Alergi atau
Adanya adanya
terapi
perubahan
polifarmasi
kepekaan

Pemilihan Status fisik


DIAGNOSA
obat penderita

Faktor
Farmako- fisiologi
dinamika obat penderita
2. Rancangan aturan dosis

1 2 3 4 5

FARMAKOKINETIKA FISIK PENDERITA PATOFISIOLOGI POLIFARMASI KEPEKAAN


PENDERITA RESEPTOR

Sifat Keadaan fisik Kondisi Pertimbangan Pertimbangan yang


farmakokinetika penderita meliputi patofisiologi terhadap didasarkan pada
obat terpilih, baik berat badan, penderita misalnya pemakaian obat adanya perubahan
absorpsi, umur, jenis gangguan fungsi yang lain oleh kepekaan pada
distribusi, maupun kelamin, dan ginjal, penyakit penderita reseptor terhadap
eliminasinya pada status nutrisi hati, atau adanya (polifarmasi) atau obat.
penderita. kegagalan jantung faktor lain
kongestif. misalnya kondisi
penderita

INSERT LOGO
3 Penilaian respon penderita

Intervensi

Perlukah
- Jenis obat pengukuran
- dosis Penilaian kadar obat di
(jumlah, dalam
frekwensi) plasma ???

Efek
farmakologis

optimal optimal Toksik

Kurang Lanjutkan HENTIKAN


Muncul permasalahan:
• Efek farmakologis tidak muncul 4
• Munculnya efek yang tidak
diinginkan
Pengukuran kadar obat
di dalam plasma

Kenapa
?

Cuplikan

3X

Pertimbangkan juga: biaya, kenyamanan dan resiko


penderita, dan kegunaan informasi yang didapatkan
5. Penetapan
kadar obat
Pemilihan metode analisis

Spesifitas: Tidak adaTidak ada gangguan


gangguan obat lain,obat lain, misalnya
misalnya metabolit in-aktif atau
metabolit
zat endogen tubuh in-aktif atau zat endogen
tubuh

Ada hubungan yang linier antara signal dengan kadar yang


Linearitas: diukur

Kadar terkecil yang dapat ditetapkan


Kepekaan:

Ketepatan Variasi pengukuran yang kecil, baik di dalam percobaan maupun


/presisi: antar percobaan.

Ketelitian Tidak
Perbedaan adakadar
antara gangguan obat lain,
yang diukur misalnya
dengan kadar
metabolit
sesungguhnya in-aktif atau zat endogen
/akurasi:
tubuh

Kadar yang terukur dipertahankan dalam keadaan stabil ketika


Stabilitas: diukur secara periodik, setelah dalam kondisi penyimpanan
tertentu.
6. Penilaian secara farmakokinetika

Kadar obat di dalam Kemungkinan penyebab lain


darah
Lebih rendah daripada  Kepatuhan minum obat oleh penderita
yang diharapkan:  Kesalahan dalam pengaturan dosis yang diberikan
 Terjadi kesalahan produk obat (contohnya lepas cepat
diberikan lepas lambat)
 Bioaviabilitas yang di bawah standar
 Peningkatan kecepatan eliminasi
 Peningkatan volume distribusi
 Tidak tercapainya keadaan tunak (steady state)
 Waktu pengambilan cuplikan darah tidak tepat

Lebih tinggi daripada  Kepatuhan minum obat oleh penderita


yang diharapkan:  Kesalahan dalam pengaturan dosis yang diberikan
 Terjadi kesalahan produk obat (contohnya obat lepas
lambat diberikan lepas cepat)
 Bioaviabilitas yang cepat
 Volume distribusi yang lebih kecil dari harga yang
diprediksi
 Penurunan kecepatan eliminasi

Sama dengan yang  Perubahan kepekaan reseptor


diharapkan, tetapi tidak  Kemungkinan terjadi interaksi obat pada reseptor
memberikan efek
farmakologi:
Data Data
kadar kepustakaan
obat

7. Penyesuaian dosis
8. Pemantauan ulang kadar
obat di dalam darah

Setelah dilakukan penyesuaian dosis, perlu dilakukan


pemantauan kadar obat dalam darah secara berkesinambungan,
karena pada beberapa kasus, patofisiologi penderita tidak
stabil.
9. Rekomendasi khusus
“Hasil dari pemantauan
terapetik obat akan menjadi
acuan atau rekomendasi
pada terapi-terapi
selanjutnya.”
THANK YOU
THANK YOU FOR WATCHING

Anda mungkin juga menyukai