Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Luh Sanjiwani

NIM : 118260020
Kelas : Farmasi A

TUGAS FARMAKOKINETIK

1) Apakah yang dimaskud dengan Therapeutic Drug Monitoring?

Therapeutic Drug Monitoring (TDM) sering juga disebut Drug Therapy


Monitoring merupakan suatu cara untuk mengukur konsentrasi obat dalam plasma
sekaligus mengetahui interpretasinya (Flores, 2004; Touw et al., 2007).

TDM merupakan salah satu upaya mengintegrasikan ilmu farmakinetika dan


farmakodinamika, dengan mengukur konsentrasi obat dalam plasma untuk
mengoptimalkan dan melakukan individualisasi dosis sehingga sesuai untuk
pasien (Neef, 2011) dengan cara mengukur kadar obat dalam darah dan bila perlu
melakukan penyesuaian dosis. Pemantauan kadar obat dalam darah ini bertujuan
untuk mem-bantu meningkatkan penggunaan obat yang lebih rasional baik
keamanan dan efektifitas dosis pada individu penderita (Usman, 2007).

2) Apa manfaat Therapeutic Drug Monitoring?

Menurut Abdelrahin (2008) hasil dari TDM ini dimanfaatkan untuk

 Mengevaluasi derajat respon terapi suatu obat


 Memberikan informasi yang bermanfaat mengenai kesesuaian terapi obat
 Evaluasi kepatuhan pasien terhadap dosis yang diberikan, mendeteksi
kemungkinan efek samping dan toksisitas suatu obat
 Mengkonfirmasi kemungkinan adanya interaksi obat, serta untuk
penyesuaian dosis obat.
3) Jelaskan karakteristik obat seperti apa yang perlu dilakukan Therapeutic
Drug Monitoring? Berikan contohnya

Tidak setiap obat memerlukan TDM. Suatu obat perlu dilakukan TDM apabila :

 Kadarnya dalam plasma sangat mempengaruhi efek yang ditimbulkan


(terutama pada obat dengan indeks terapi sempit)
 Obat yang memberikan profil farmakokinetika yang sangat bervariasi,
untuk menetapkan target konsentrasi obat tertentu dalam plasma
(Ghiculescu, 2008)
 Adanya keterkaitan erat antara konsentrasi dalam plasma dengan efek
klinik yang ditimbulkan, namun tidak tersedia parameter klinis yang
memadai (Neef, 2011).
 Penderita mempunyai gangguan pada salah satu organ ekskresi
 Terjadinya interaksi obat akibat polifar-masi
 Untuk menilai kepatuhan penderita makan obat secara teratur

Aspirin merupakan salah satu obat yang perlu dilakukan TDM, terutama dalam
fungsinya sebagai antirematik, dimana penggunaannya memerlukan dosis yang
cukup tinggi dan dalam jangka lama. Menurut Roberts & Morrow (2001) perlunya
dilakukan TDM pada penggunaan salisilat ini disebabkan oleh :

 Salisilat dalam plasma terikat dengan protein plasma (albumin), dimana


kapasitas pengikatan ini terbatas sehingga pada kadar tertentu maka lebih
banyak obat yang bebas, akibatnya efek obat lebih sulit dikontrol.
 Salisilat dimetabolisir hepar menjadi beberapa metabolit dengan
dikonjugasikan dengan beberapa zattertentu. Kapasitasmetabolisme ini
juga terbatassehingga juga mempengaruhi kadar salisilat dalam plasma
 Kadarsalisilat plasma dalam rentang terapi sebagai antirematik ternyata
tetap dapat memunculkan efek samping (sehingga mungkin perlu
penyesuaian dosis). Sebagai contoh adalah tinnitus dapat terjadi pada
kadarterapi 20mg/dL (padahal kadar terapi untuk antirematik adalah antara
10‐35 mg/dL).
Selain itu, contoh obat yang memerlukan TDM menurut Usman (2007) adalah
sebagai berikut

 Obat golongan Bronkodilator  Theophilin


 Obat golongan Analgesik Antipiretik  Asetosal, Parasetamol
 Obat golongan Antibiotik  Gentamisin
 Obat golongan Aminoglikosida  Tobramisin,Vonkomisin
 Obat golongan Antiepilepsi  Phenobarbital, Fenitoin
 Obat golongan Antineoplastik  Metoktreksat
 Obat golongan Antiarimia  Lidokain, Prokain, Kinidin, Propanolol
 Obat golongan Glikosida Jantung  Digoxsin, Digotoksin
 Obat golongan Psikoaktif  Amitriptilin, Nortriptilin, Desimipramin,
Litium

4) Jelaskan tahapan dalam melakukan Therapeutic Drug Monitoring suatu obat?


 Memilih obat
Pemilihan obat biasanya dibuat berdasarkan diagnosis fisik penderita,
adanya berbagai masalah patologistik pada penderita, riwayat pengobatan
sebelumnya, terapi obat yang bersamaan. Alergi dan aksi farmakodinamik
obat.
 Merancang aturan dosis
Ada sejumlah factor yang harus dipertimbangkan pada saat merancang
aturan dosis terapetik :
1. Pertimbangan farmakokinetika yang umum dari obat meliputi
profil ADME pada penderita
2. Pertimbangan fisiologi seperti umur, jenis kelamin dan status
nutrisi
3. Kondisi patofisiolofis seperti tidak berfungsinya ginjal, penyakit
hati dan lainnya. Pertimbangan karena dapat mempengaruhi profil
farmakokinetik normal obat
4. Pertimbangan kebiasaan pendertita terhadap pengobatan lain atau
factor-faktor lingkungan seperti riwayat merokok
5. Konsentrasi obat pada reseptor penderita yang meliputi berbagai
perubahan kepekaan reseptor terhadap obat
 Menilai respons penderita
Jika penderita tidak memberikan reaksi terhadap terapi obat seperti yang
diharapkan, maka obat dan aturan dosis seharusnya ditinjau kembali
mencakup kecukupan, ketelitian dan kepatuhan penderita terhadap terapo
obat.
 Menentukan perlunya pengukuran konsentrasi obat dalam serum
 Menetapkan kadar obat
 Melakukan penilaian secara farmakokinetik kadar obat
 Menyesuaikan kembali aturan dosis
 Memantau konsentrasi obat dalam serum
 Rekomendasi khusus

(Rusdiana, 2018)

5) Jelaskan parameter farmakokinetik apa saja yang perlu diperhatikan ketika


akan melakukan Therapeutic Drug Monitoring?

Faktor – faktor penentu dalam proses farmakokinetik adalah :

 Sistem kompartemen dalam cairan tubuh, seperti : cairan intrasel, ekstrasel


(plasma darah, cairan interstitial, cairan cerebrospinal) dan berbagai fasa
lipofil dalam tubuh.
 Protein plasma, protein jaringan dan berbagai senyawa biologis yang
mungkin dapat mengikat obat.
 Distribusi obat dalam berbagai sistem kompartemen biologis, terutama
hubungan waktu dan kadar obat dalam berbagai sistem tersebut, yang
sangat menentukan kinetika obat.
 Dosis sediaan obat, transport antar kompartemen seperti proses absorpsi,
bioaktivasi, biodegradasi dan ekskresi yang menentukan lama obat dalam
tubuh (Siswandono, 1998).

DAFTAR PUSTAKA

Abdelrahim H.E.A.. (2008). Therapeutic Drug Monitoring Service in


Malaysia: Current Practice and Cost Evaluation. Thesis. University Sains
Malaysia.

Flores, J.O. (2004). Drug Therapy Monitoring


.www.healthatoz.com/healthatoz/Atoz/ency/drug_therapy_monitoring_pr.jsp.
diakses pada 12 Februari 2021.

Ghiculescu R.A. (2008). Therapeutic drug monitoring: Which drugs, why,


when, and how to do it. Austr Presc 31: 42‐44.

Rusdiana, Taofik. (2018). Aplikasi Klinis Farmakokinetika. Fakultas


Farmasi Unpad .Bandung.

Siswandono. (1998) . Prinsip-prinsip Rancangan Obat. Airlangga


University Press. Surabaya.

Touw D.J,Neef C., Thomson A.H., Vinks A.A. (2007). Cost‐effectiveness


of therapeutic drug monitoring: an update. EJHP Sci 13: 83‐91.

Usman, E. (2007). Pemakaian obat dengan margin of safety yang sempit


seharusnya memerlukan Therapy Drug Monitoring (TDM). Majalah Kedokteran
Andalas, 31(2), 1-6.

Anda mungkin juga menyukai