Anda di halaman 1dari 16

Jalur

Mevalonat
dan MEP
FITOKIMIA 1
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
1. Aprindo Saputra 118260112
2. Faqih Hilan Miladi 118260069
3. Farra Ginta Azzahra 118260101
4. Islamey Rahmasari 118260078
5. Jelika Maulida Anjani 118260076
6. Ni Luh Sanjiwani Putri 118260020
7. Ni Putu Cahyani Candra 118260100
CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
8. Yolanda Febriana
including icons by Flaticon,118260103
and infographics & images
by Freepik.

9. Rosa mexsi avila 118260057


Please keep this slide for attribution.
PENDAHULUAN
Biosintesis adalah bagian dari pemahaman lengkap tentang biologi
tumbuhan, ekologi, dan keanekaragaman hayati. Jalur biosintesis
adalah gambaran langkah- langkah reaksi kimia yang terjadi ketika
organisme hidup menciptakan molekul kompleks baru dari prekursor
yang lebih sederhana dan lebih kecil. Diketahui bahwa terpenoid
dibiosintesis melalui dua jalur pada tumbuhan: jalur Mevalonat
(MVA) di jalur sitosol dan jalur Metileritritol Fosfat (MEP) di dalam
plastid.
01.
JALUR BIOSINTESIS
ASAM MEVALONAT
Biosintesis senyawa terpena via
mevalonat
1. Biosintesis prekursor dasar untuk pembentukan isopentenil
pirofosfat (IPP)
2. Penambahan IPP secara repetitif membentuk prekursor
perantara untuk berbagai macam kelas terpenoid
3. Elaborasi alilik prenil difosfat oleh enzim terpenoid sintase
yang spesifik untuk menghasilkan kerangka karbon dari
terpenoid itu sendiri
4. Modifikasi kerangka karbon secara enzimatik untuk
menghasilkan diversitas struktur dan aktivitas biologinya
sebagai senyawa bahan alam
Reaksi kondensasi dua molekul
asetil-coenzim A (asetil-CoA)
Mekanisme biosintesis
senyawa terpenA
 asetoasetil-CoA Asetoasetil-CoA berkondensasi lagi
Dikatalisasi oleh enzim asetil- dengan satu unit asetil-CoA lainnya 
CoA asetiltransferase membentuk molekul p-hidroksi-P-
metilglutaril-CoA (HMG-CoA) yang
dikatalisasi oleh enzim HMG-CoA
sintase

Dengan bantuan enzim mevalonat


kinase dan enzim fosfomevalonat Reduksi HMG-CoA oleh
kinase, asam mevalonat dikonversi NADPH dengan katalisasi
menjadi asam-5-pirofosfo-3- oleh enzim HMG-CoA
fosfomevalonat reduktase menjadi asam
mevalonat

Enzim pirofosfo mevalonat


dekarboksilase akan bekerja
IPP dengan bantuan enzim IPP untuk merubah asam-5-
isomerase akan membentuk reaksi pirofosfo-3-fosfomevalonat
kesetimbangan menjadi menjadi isopentenilpirofosfat
dimetilalipirofosfat (DMAPP). (IPP).

Kondensasi IPP dan DMAPP yang Enzim pirofosfomevalonat


akan membentuk geranilpirofosfat dekarboksilase ini membutuhkan
(GPP, C-10) dan farnesilpirofosfat ATP dan ion metal divalent dalam
(FPP, C-15) yang dikatalisasi oleh reaksinya.
geranilpirofosfat sintase dan
fanesilpirofosfat sintase berturut-turut
02.
JALUR BIOSINTESIS
Methyl Erythritol 4-Phosphate (MEP)
Jalur MEP Biosintesis 1-deoksi-D-xylulose- 5phosphate (DXP) dari
piruvat dan D-gliseraldehida3- fosfat (GAP) yang dikatalisis
oleh enzim 1-deoksi- D- xylulose5-phosphate synthase (DXS).

terdiri dari DXP diubah menjadi MEP oleh enzim 1-deoksi- D-

tujuh xylulose- 5phosphate reductoisomerase (DXR).

langkah MEP kemudian diubah menjadi


methylerythritol 2,4 cyclodiphosphate
(MEcDP) siklik melalui tiga langkah

enzimatik enzimatik berturut-turut yang melibatkan


a. Sitidilasi (Tergantung CTP)
b. Fosforilasi (ATP-tergantung)
c. Siklisasi

MEcDP diubah menjadi hidroksimetilbutenil difosfat


(HMBDP) yang dikatalisis oleh HMBDP sintase (HDS).

HMDBP direduksi menjadi IDP dan DMADP dengan


reduktase HMBDP (HDR). IDP dan DMADP juga
diisomerisasi oleh isopentenil difosfat isomerase (IDI).
04.
PENGGOLONGAN
SENYAWA
ASIKLIK monosiklik 1.
a.
Monoterpenoid yang tidak
berstruktur siklik.
Bentuk hidrokarbon a.
Monoterpenoid yang
berstruktur satu siklik.
Bentuk hidrokarbon
MONOTERPENOI
b.
contoh : mirsen dan osimen
Bentuk alcohol
contoh : sitronelol, geraniol,linalool b.
contoh : (-)-limonen, β-felandren dan
ρsimen
Bentuk alcohol
D
dan nerol contoh : α-terpineol, timol dan mentol
c. Bentuk keton c. Bentuk keton
contoh : tageton contoh : menton dan karvon

BISIKLIK TRISIKLIK DAN


Monoterpenoid yang berstruktur dua siklik. TETRASIKLIK
Monoterpenoid trisiklik merupakan
a. Bentuk hidrokarbon monoterpenoid yang berstruktur
contoh : α-pinen, β-pinen, 3α-karen, tiga siklik
kamfen, dan sabinen contoh : trisiklen
b. Bentuk alcohol
contoh : (+)-kamfor dan borneol Monoterpenoid tetrasiklik merupakan
c. Bentuk keton monoterpenoid yang berstruktur
contoh : fenkon dan tujon empat siklik
contoh : teresantalol
02. 03. 04.
Seskuiterpenoid Diterpenoid TRITERPENPOI
Seskuiterpenoid merupakan senyawa yang
mengandung atom C15,
Diterpenoid tidak ditemukan dalam minyak atsiri
tumbuhan, kebanyakan D metabolit sekunder
Triterpenoid adalah senyawa
turunan terpenoid yang
biasanya di anggap berasal dari tiga satuan isopren. penyebarannya sangat terbatas.
kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
a. Sebagai komponen minyak astiri, berperan Satu-satunya diterpen yang
isoprena (2-metilbuta-1,3-
penting dalam memberi aroma pada buah dan tersebar luas adalah senyawa induk asiklik yaitu
diene). Senyawa
bunga. fitol yang terdapat dalam
triterpenoid dapat dikelompokan menjadi :
b. berdaya racun dan merupakan kandungan bentuk ester dalam molekul klorofil.
a. Trisiklik
tumbuhan obat yang sudah banyak digunakan.
b. Tetrasiklik  lanosterol
c. penolak serangga, insektisida, membantu
c. Pentasiklik  α-amirin dan β-amirin senyawa
pertumbuhan tumbuhan dan fungisida
triterpenoid umumnya ditemukan pada tumbuhan
berbiji
Contoh senyawa : farnesol, γ-bisabolena, dan
santonin
5. 6.
Tetraterpenoid Polyterpenoid
Tetraterpenoid merupakan Polyterpenoid
kelompok terpenoid yang disusun Disintesis dalam tanaman dari
oleh delapan asetal melalui pyroposfat isopentil
unit isopren (C40). Tetraterpenoid (C5) dan
yang paling dikenal adalah dari konjugasi jumlah unit
karotenoid isoprene. Ditemukan dalam latek
contohnya adalah β-karoten. dari karet.
Karotenoid merupakan golongan Polyterpenoid merupakan senyawa
figmen yang penghasil karet
larut dalam lemak berwarna
05.
Sebaran Tumbuhan
Penghasil
KECAPI Kamfer Kayu Putih Thymus
Sandoricum koetjape Cinnamomum camphora Melaleuca leucadendron Thymus vulgaris
dengan Monoterpenoid  sineol

Labu Faverfew Taxus Karet


cucurbita foetidissima, Tanacetum parthenium Taxus brevifolia Ficus elastic
Triterpenoid Diterpenoid  taxol politerpenoid  karet alama
KHASIAT

Manfaat bagi tumbuhan, menghambat


pertumbuhan pesaingnya dan sebagai
insektisida terhadap hewan.
Pada manusia, salah satu senyawa terpenoid
yaitu taksodon mempenyuai efek fisiologis
yaitu dapat menaham pembelahan sel
sehingga menghalangi
pertumbuhan tumor
DAFTAR PUSTAKA
● Cici Indriyani dkk .2017. Prospek Pemanfaatan Metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk pengendalian pathogen pada tanaman karet.
Warta Pertanian tahun 2017.
● Dewick,P.M.1999. Medicinal Natural Products: A biosynthetic Approach, 3rd Edition. West Sussex, UK: John Wiley & Sons,Ltd.
● Dewick,P.M.2009. Medicinal Natural Products: A biosynthetic Approach, 3rd Edition. West Sussex, UK: John Wiley & Sons,Ltd.
● Maistuti,R.2016. Modul Metabolit Sekunder dan Pertahanan Tumbuhan jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya.
● Saifudin A. 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik Pemurnian. Deepublish. Yogyakarta.
● Tatang Shabur.2018.Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia . Fitokimia Universitas Islam Indonesia.
● Hernawan, Udhi Eko dan Ahmad Dwi Setyawan. 2003. REVIEW: Ellagitanin; Biosintesis, Isolasi, dan Aktivitas Biologi. Biofarmasi (1) : 25-38.
● Setyorini, Sulistiyo Dwi dan Eriyanto Yusnawan. 2016. Peningkatan Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Aneka Kacang sebagai Respon Cekaman
Biotik. Iptek Tanaman Pangan Vol 11 No 2.
● Dewick, Paul M. Medicinal natural products : a biosynthetic approach 3rd ed.Agusta, A. (2006). Diversitas Jalur Biosintesis Senyawa Terpena pada Makhluk
Hidup Sebagai Target Obat Antiinfektif. Berita Biologi Volume 8 Nomor 2, 141-152.
● Anggraito, Y. U. (2018). Metabolit Sekunder dari Tanaman. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
● Aparajita, B. (2014). Methyl erythritol 4-phosphate (MEP) pathway metabolic regulation. Natural Product Reports, 1-13.
● Balafif, R. A. (2013). Analisis Senyawa Triterpenoid dari Hasil Fraksinasi Ekstrak Air Buah Buncis (Phaseolus vulgaris Linn). Chem Prog., 56-61.
● Heliawati, L. (2018). Kandungan Kimia dan Bioaktivtas Tanaman Kecapi. Bogor: Universitas Pakuan Bogor.
● Julianto, T. S. (2019). Fitokimia : Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrinning Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
● Lubis, R. T. (2011). Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Non Polar Spon Laut Axinella carteri Terhadap Bakteri Ralstonia solanacearum. Padang:
Universitas Andalas.
● Ramadani. (2016). Senyawa Kimia Bahan Alam Terpenoid. Ramadani. (2020, November 28). Senyawa Kimia Bahan Alam Terpenoid. Indonesia.
● Yang, D. (2012). Different Roles of the Mevalonate and Methylerythritol Phosphate Pathways in Cell Growth and Tanshinone Production of Salvia miltiorrhiza
Hairy Roots. Plos One Volume 7 Issue 11, 1-9.

Anda mungkin juga menyukai