Anda di halaman 1dari 3

NPM : 260220207504

Nama : Maria Andriyani Perkasa Dewi


Angkatan : 2020
Program : 20 - Magister
Program Studi : 260220 - Farmasi Klinik ( Fakultas Farmasi )
Konsentrasi/Peminatan Biokimia Klinik - Biokimia Klinik
Tugas II
Tanggal 02-03-2021

1. Jelaskan pengertian farmakokinetik klinik dan aplikasinya


Farmakokinetik klinik adalah disiplin ilmu yang menerapkan konsep dan prinsip
farmakokinetik(ADME) pada manusia, bertujuan untuk merancang aturan dosis secara individual
sehingga dapat mengoptimalkan respon terapeutik obat dan meminimalkan kemungkinan efek
sampingnya.
Aplikasi Farmakokinetk Klinik adalah salah satu kunci keberhasilan terapi obat dengan menentukan
ketepatan rancangan aturan dosis yang diberikan, beberapa aplikasinya adalah:
A. Individualization of Drug Dosage Regimen (I-DDR): untuk menghindari fluktuasi konsentrasi obat
dalam plasma yang disebabkan oleh variasi inter-subyek dalam proses ADME obat.
B. Terapeutic Drug Monitoring (TDM)/ Pemantauan Terapi Obat: proses penerapan prinsip
farmakokinetik dan pengetahuan tentang konsentrasi obat bersama dengan penilaian klinis untuk
memfasilitasi pemberian dosis obat yang tepat untuk memaksimalkan efikasi dan meminimalkan reaksi
obat yang merugikan.
Pelayanan TDM dalam konteks pelayanan kepada pasien yang meliputi :
 Pemilihan obat
 Penilaian respons pasien
 Penetapan kadar obat
 Rancangan aturan dosis
 Penyesuaian aturan dosis
C. Penyesuaian aturan dosis pada penderita dengan kerusakan ginjal
Bila terjadi kerusakan ataupun penurunan fungsi ginjal, baik terjadi secara akut maupun kronik, maka
berpengaruh pada farmakokinetika obat-obat tertentu terutama yang diekskresikan lewat ginjal.
Penyesuaian dapat dilakukan dengan penyesuaian dosis berdasarkan klirens obat dan penyesuaian dosis
berdasarkan konstanta kecepatan eliminasi
2. Kenapa hrs menghitung dosis secara individu dan apa yg dimaksud dg obat
spesifik
Alasannya ialah karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas subyek, sehingga
rancangan aturan dosis suatu obat tidak dapat dianggap berlaku universal untuk semua pasien,
khususnya obat-obat yang mempunyai indeks terapi sempit. Hal ini dikarenakan pada populasi tertentu
(misalnya penderita lanjut usia) ataupun pada penderita dengan penyakit tertentu (misalnya penyakit
ginjal) akan menunjukkan adanya perubahan parameter farmakokinetika tertentu. Akibatnya, aturan
dosis yang diberikan memerlukan penyesuaian untuk memberikan respons terapetik yang optimal
dengan meminimalisir efek samping yang merugikan yang mungkin muncul.
Suatu obat dikatakan spesifik bila kerjanya terbatas pada satu jenis reseptor. Target obat spesifik
adalah reseptor, enzim, molekul pembawa, kanal ion.
Sebagai contoh adalah Atropine yang merupakan bloker spesifik untuk reseptor muskarinik, sedangkan
klorpromazin adalah obat yang tidak spesifik karena bekerja pada reseptor kolinergik, adrenergic dan
histaminergik.

3. Pengertian Obat Jendela Terapi Sempit dan berikan contohnya (6)


Obat dengan Indeks Terapi Sempit merupakan obat-obat dengan batas keamanan yang sempit. Pada
obat dengan indeks terapi sempit, perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek
samping yang tidak diinginkan atau bahkan efek toksik. Oleh karena itu obat-obat ini perlu pengawasan
level obat dalam plasma dan penyesuaian dosis untuk mencegah timbulnya efek toksik.
Contoh:
- Phenytoin
- Warfarin sodium
- Theophylline
- Valproic Acid
- Vankomisin
- Digoxin
- Aminoglycoside (gentamicin, tobramycin)

4. Jelaskan peranan farmakokinetik klinik dalam pemantauan terapi obat (PTO)


Farmakokinetika klinik adalah dasar untuk melakukan PTO karena data yang tersedia dapat
dipertimbangkan untuk sasaran terapi yang tepat. Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses
yang mencakup semua fungsi, diperlukan untuk memastikan terapi obat secara tepat, aman,
efektif/rasional, dan ekonomis bagi pasien. Pemantauan terapi obat berperan untuk memfasilitasi
pemberian dosis obat yang tepat untuk memaksimalkan efikasi dan meminimalkan reaksi obat yang
merugikan. Kegiatan PTO mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons
terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi.
PTO harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar
keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui.

Anda mungkin juga menyukai