DISUSUN OLEH:
KELAS C /KELOMPOK 20.1
ANGGOTA:
1. Muhammad Asrofi Faizin
19/444912/FA/12270
2. Muhammad Ridwan Faturohman
19/444913/FA/12271
3. Muhammad Surya Putranta
19/444914/FA/12272
4. Muhammad Zaky Mubarok
19/444915/FA/12273
5. Mutiara Syifa Rania
19/444916/FA/12274
6. Nabila Az-zahra Firdaus
19/444917/FA/12275
DAFTAR ISI
I. LUARAN PRAKTIKUM 3
II. KASUS 3
X. KESIMPULAN 28
I. LUARAN PRAKTIKUM
3. Mahasiswa mampu merencanakan monitoring dan evaluasi terapi obat pada pasien
4. Mahasiswa mampu merencanakan edukasi dan informasi obat pada pasien dengan
gangguan/penyakit onkologi.
II. KASUS
Tn S (55 tahun), TB = 165 cm, BB = 38 kg, dengan diagnosa ca colon metas peritoneum
dan mesenterium rencana kemoterapi dengan regimen Oxaliplatin + 5-FU siklus 1. Hasil
pemeriksaan lab:
Hb = 13,8 g/ dl
SGOT = 21 U/l
SGPT = 40 U/l
Pasien tersebut diresepkan Oxaliplatin 110 mg dan 5-FU 550 mg iv bolus dilanjutkan
Pertanyaan :
Handbook/Lexicom
pencampurannya.
Masalah
Terapi S, O A
Medik
Kanker 1. Oxaliplatin S:- Diketahui BSA pasien sebesar 1,32 m 2.
Kolorektal 110 mg i.v. O: Setelah dilakukan perhitungan dosis, terdapat permasalahan terkait obat
Peritoneum 2. 5-FU 550 mg Angka Leukosit = 6,7 x - Dosis obat terlalu kecil untuk oxaliplatin. Berdasarkan Pedoman
dan i.v. bolus 103/ mcL Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Kanker Kolorektal,
Mesenterium 3. 5-FU 3200 Trombosit = 405 x 103/ pengobatan untuk kanker kolorektal metastatik dibutuhkan oxaliplatin 85
mg infus mcL mg/m2 selama 2 jam pada hari ke-1. Berdasarkan perhitungan dosis
kontinyu NS Kreatinin = 0,71 mg/dL menggunakan BSA, dosis yang dibutuhkan untuk penggunaan
46 jam SGPT = 40 U/i - Dosis terlalu besar untuk penggunaan 5-Fluorouracil. Pada pengobatan
400mg/m2 i.v. bolus pada hari pertama, yang mana apabila dikalikan
2018).
- Selain itu, diberikan 5-FU 1200 mg/m2/hari x 2 hari (total 2400 mg/m2
selama 46-48 jam) secara infus kontinyu. Dosis 2 yang dibutuhkan untuk
Kolorektal, 2016).
Perhitungan BMI
38 𝑘𝑔
BMI = 1,65 𝑚 𝑥 1,65 𝑚
Perhitungan BSA
165 𝑥 38
BSA = 3600
BSA = 1,32 m2
1. Oxaliplatin
2. Leucovorin
Dosis: Leucovorin 400 mg/m2 x BSA pasien = 400 mg/m2 x 1,32 m2 = 528 mg
3. 5-FU
Dosis 1: 5-FU 400 mg/m2 x BSA pasien = 400 mg/m2 x 1,32 m2 = 528 mg
Dosis 2: 5-FU 1200 mg/m2/24 jam x BSA pasien = 1200 mg/m2/24 jam x 1,32
m2 = 1584 mg
A. Penyiapan
Penyiapan obat sitostatik sama seperti penyiapan obat suntik lainnya. Sebelum
berikut:
jelas/tidak lengkap.
10. Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan
B. Pencampuran
digunakan.
9. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas
meja BSC.
11. Memberi Iabel yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi
sediaan sitostatika
12. Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat
ungu.
14. Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke
15. Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi
Etiket
Kanker kolorektal adalah penyakit di mana sel-sel di usus besar atau rektum
tumbuh di luar kendali (CDC, 2022). Pasien Tn mengalami kanker kolorektal yang telah
bermetastasis ke peritoneum dan mesenterium. Pada kasus ini, kanker yang dialami
pasien telah menginvasi jaringan sekitar sehingga dapat dikategorikan sebagai kanker
stadium III (NCI, 2022). Kondisi tersebut memerlukan terapi adjuvan pasien kanker
Pasien diberikan rekomendasi oleh dokter yaitu Oxaliplatin 110 mg i.v. bolus,
5-FU 550 mg i.v. bolus, dan 5-FU 3200 mg infus kontinyu NS 500 cc dalam 46 jam.
Related Problem (DRP) pada regimen terapi yang diberikan untuk pasien. Pasien perlu
mendapatkan dosis Oxaliplatin sebesar 85 mg/m2 selama 2 jam dalam 1 hari. Sebelum
menentukan regimen dosisi, terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan Body Surface
Area (BSA) dari pasien. Obat-obatan kemoterapi memiliki indeks terapi yang sempit
sehingga perlu perhitungan BSA untuk meminimalisir variasi efek obat pada setiap
karena ada perbedaan volume distribusi obat dalam tubuh dan metabolismenya (Kaestner
& Sewell, 2007). Perhitungan BSA yang dilakukan pada pasien memperoleh hasil 1,32
m2 sehingga dosis oxaliplatin yang diharus diberikan pada pasien adalah 112,2 mg
diperoleh dengan mengalikan dosis Oxaliplatin mg/m2 dengan BSA pasien. DRP pada
diberikan terapi 5-FU. Pada pengobatan kanker kolorektal metastatis, penggunaan 5-FU
yang dibutuhkan adalah 400mg/m2 i.v. bolus pada hari pertama. Berdasarkan perhitungan
dengan BSA pasien, didapatkan dosis 5-FU yang harus diberikan pada pasien adalah 528
mg. Hal ini terjadi permasalahan terkait penggunaan obat yaitu dosis yang sedikit lebih
besar dari rekomendasi dosis 5-FU untuk kanker kolorektal metastasis, yaitu dosis untuk
rencana awal yang diberikan adalah 528 mg. Selain itu, berdasarkan rekomendasi terapi,
pasien juga diberikan 5-FU 1200 mg/m2/hari x 2 hari (total 2400 mg/m2 selama 46-48
jam) secara infus kontinyu (Menkes, 2018). Berdasarkan perhitungan dengan BSA
pasien, didapatkan dosis 5-FU yang harus diberikan pada pasien adalah 1524 mg.
leucovorin 400 mg/m2 i.v. selama 2 jam. Berkaitan dengan hal ini, terjadi adanya
regimen FOLFOX dapat menyebabkan efek emetik kuat bagi pasien. Hal ini
menyebabkan adanya permasalahan terkait obat yaitu munculnya reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD) bagi pasien. Oleh karena itu, perlu diperhatikan terkait efek emetik
yang muncul pada pasien untuk dicegah atau diredakan efek yang muncul.
Masalah
A P
Medik
Kanker Diketahui BSA pasien sebesar 1,32 m2. Setelah 1. Pemberian regimen dosis kombinasi mFOLFOX pada
Kolorektal dilakukan perhitungan dosis, terdapat tatalaksana terapi kanker kolorektal yaitu
Metastasis permasalahan terkait obat yaitu: - Oxaliplatin 85 mg/m2 IV selama 2 jam, hari ke-1
Peritoneum 1. Dosis obat terlalu kecil untuk oxaliplatin. - Leucovorin 400 mg/m2 IV selama 2 jam, hari ke-1
dan Berdasarkan Pedoman Nasional Pelayanan - 5-FU 400 mg/m2 IV bolus pada hari ke-1, kemudian 1200
Mesenterium Kedokteran Tatalaksana Kanker mg/m2/hari x 2 hari (total 2400 mg/m2 selama 46-48 jam)
Kolorektal, pengobatan untuk kanker secara IV infus kontinyu. Siklus diulangi setiap 2 minggu.
oxaliplatin 85 mg/m2 selama 2 jam pada selama 2 jam, hari ke-1. Selain itu juga direkomendasikan
mg (Menkes, 2018)
(Menkes, 2018).
regimen mFOLFOX6 yang terdiri dari 3 obat yaitu Oxaliplatin, Leucovorin, dan
5-Florourasil dengan dosis Oxaliplatin 85 mg/m2 IV selama 2 jam pada hari ke-1,
Leucovorin 400 mg/m2 IV selama 2 jam pada hari ke-1, 5-FU 400 mg/m2 IV bolus pada
hari ke-1 kemudian 1200 mg/m2/hari x 2 hari (total 2400 mg/m2 selama 46-48 jam)
secara IV infus kontinyu. Siklus diulangi setiap 2 minggu (Kemenkes RI, 2018).
direkonstitusi dalam pelarut yang sesuai sebelum diberikan pada pasien. Dalam
klorida seperti NaCl, sehingga dianjurkan menggunakan D5W (dextrose 5% atau glucose
5%) sebanyak 250-500 mL (Lacy dkk., 2009 ; NHS, 2021 ; Trissel, 2009).
Dosis 5-Fluorouracil yang diberikan pada pasien terlalu besar. Pada pengobatan
kanker kolorektal metastasis, penggunaan 5-FU yang dibutuhkan adalah 400 mg/m2 i.v.
bolus pada hari pertama, yang mana apabila dikalikan dengan BSA pasien, dosis 1 yang
5-fluorouracil menjadi 5-FU 400 mg/m2 IV bolus pada hari ke-1, kemudian 1200
mg/m2/hari x 2 hari (total 2400 mg/m2 selama 46-48 jam) secara IV infus kontinyu.
Kemudian, untuk mual dan muntah yang dialami pasien setelah kemoterapi,
(iv) dan dilanjutkan 8 mg sekali sehari pada hari kedua dan ketiga. Hal ini dikarenakan
vitamin B12,
apusan
darah, kadar
retikulosit
(Lacy dkk.,
2009).
konstipasi (6% to
11%) (MIMS,
2022).
kadar kortisol
e mual dan penglihatan,
urin, kortisol
muntah, Cushing’s
saliva, tes
berkurangnya Syndrome, supresi
kadar ACTH
2022).
plasma, tes
supresi
dexamethasone
dosis tinggi,
rontgen
densitometry
dan
absorptiometry
untuk melihat
nilai T-score
dan Z-score
(BHOF, 2022).
1. 5-Fluorourasil (5-FU)
diberikan sebanyak:
- Hari ke-1: 400 mg/m2 IV Bolus (dosis yang diterima: 528 mg pada hari
- 1200 mg/m2/hari x 2 hari (total 2400 mg/m2 selama 46-48 jam) secara
IV infus kontinyu.
f. Parameter Monitoring
- Jumlah trombosit
kardiotoksisitas
hiperamonemia.
Penanganan: Simpan botol utuh pada suhu kamar dan lindungi dari
dalam spuit stabil selama 72 jam pada suhu kamar. Sebelum digunakan,
pastikan suhu sudah sesuai dengan suhu tubuh. Jika digunakan dalam
infus kontinyu maka gunakan plastik kontainer IV yang mana lebih stabil
diberikan sebanyak 400 mg/m2 (dosis yang diterima pasien adalah 528
mg) melalui IV selama 2 jam pada hari ke-1. Dosis tersebut diulang
setiap 2 minggu.
(NIH, 2017).
f. Parameter Monitoring
- Kadar kalsium Pantau kadar kalsium pada pasien yang menerima terapi
kombinasi 5-Fluorouracil/Leucovorin.
- Elektrolit
- Toksisitas obat
Penanganan: Bubuk untuk injeksi: Simpan pada suhu kamar 25°C (77°F).
untuk injeksi USP, harus digunakan dalam waktu 7 hari. Larutan yang
(25°C) dan selama 4 hari jika disimpan dalam lemari pendingin (4°C).
pendingin pada 2°C hingga 8°C (36°F hingga 46°F). Lindungi dari
3. Oxaliplatin
mg) secara intravena kontinu selama 2 jam pada hari ke-1. Dosis tersebut
f. Parameter Monitoring
- Status neurologis
- Hipersensitivitas
- Efek pernapasan
500 mL).
APD lengkap, yaitu baju APD, masker, sepasang sarung tangan rangkap
lateks steril.
4. Ondansetron
(MIMS, 2022).
5. Dexamethasone
Non Farmakologi
a. Menjaga gaya hidup dan diet pasien seperti melakukan aktivitas fisik rutin
menjaga status cairan tubuh agar selalu tercukupi (minum minimal 8-10
gelas/hari) dan selalu membawa botol minum tiap beraktivitas, juga penting
untuk menjaga higienitas baik dari makanan maupun lingkungan guna mencegah
c. Pasien sangat dihimbau untuk melaporkan setiap efek samping yang dialami
1. Evaluasi
Evaluasi (frekuensi/periode evaluasi dan target terapi sesuai indikasi dari tiap obat.)
● Ekstravasasi
○ leukopenia (leukosit<3500/µL)
○ toksisitas gastrointestinal
Pemberian Leucovorin perlu pada kasus ini perlu dilakukan monitoring karena
monitoring terapi akan tetapi tidak perlu penyesuaian dosis pada ondansetron
2. Follow up
terapi kemoterapi dilanjutkan hingga siklus selesai (4-8 siklus) dan dilakukan
Apabila setelah rentang dua minggu setelah pasien diberikan obat tidak
baik, maka perlu dilakukan perubahan terapi dengan penyesuaian dosis atau
X. KESIMPULAN
1. Pasien mengalami Drug Related Problem yaitu dosis yang tidak tepat karena ada
dosis yang terlalu besar, dosis terlalu kecil, dan membutuhkan tambahan terapi
obat
sitostatistika agar tidak menimbulkan bahaya pada pasien, tenaga kesehatan dan
orang lain.
Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009, Drug
2022.
Baxter K., Davis M., Driver S., Lee R., Marshall A., Mc.Larney R., Hharp J.M. and Elen
R Shute B., 2008, Stockley's Drug Interaction, eight edit., Pharmaceutical Press,
London.
bonehealthandosteoporosis.org/patients/diagnosis-information/bone-density-exa
DiPiro J.T., Chisholm-Burns M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M.,
Elvina R., Musyarofah R., Putri R.A., 2017, Evaluasi Penggunaan Obat Anti Muntah
pada Pasien Anak Penderita Kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea
Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M. P., Lance, L.L., 2009, Drug Information
MIMS, 2022, Ca-Folinate, Calcium folinate: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution |
National Health Service (NHS), 2021, CAPOX (XELOX) Capecitabine & Oxaliplatin).
Trissel L.A., 2009, Handbook On Injectable Drugs, 15th Ed., American Society of
Wattwil, M., Thörn, S. E., Lövqvist, A., Wattwil, L., Gupta, A., & Liljegren, G., 2003,
***
Jawab:
MRI dapat melihat gambaran jaringan tumor secara kuantitatif dan dapat
mempunyai berat badan yang tidak ideal yaitu di bawah BMI dikarenakan efek
terdapat rekomendasi terapi non farmakologi agar pasien dapat kembali memiliki
Jawab:
menyebabkan efek samping anorexia. Biasanya anorexia ini terjadi karena pasien
kehilangan indera pengecapnya dan sensitif dengan bau makanan yang terlalu
mual/muntah. Oleh karena itu, pasien harus menghindari makanan yang berbau
makan pasien seperti buah2an, sayur, yogurt, es krim, atau susu. Pasien juga
direkomendasikan untuk selalu membawa snack agar ketika pasien merasa lapar,
Jawab:
Sebagai langkah preventif untuk mengatasi efek mual dan muntah dari regimen
usus besar yang berarti berhubungan dengan sistem pencernaan ya. apakah ada
kanker kolorektal, konsumsi makanan seperti apa yang perlu dibatasi yang
Jawab:
meningkatkan risiko kanker kolorektal. Maka makanan yang perlu dibatasi adalah
makan buah dan sayur untuk meningkatkan asupan serat dan asam folat yang