FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH:
BAB 1 PENDAHULUAN
Farmakope Indonesia (FI) Edisi VI tahun 2020 yaitu tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 120%. Besarnya kadar zat aktif kloramfenikol
dalam sediaan obat kapsul yaitu 250 mg.
Kadar yang tidak sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan
pada suatu senyawa obat akan mempengaruhi efek terapi yang
diharapkan dan dapat menimbulkan hal-hal buruk, baik ditunjukan
dengan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan ataupun
timbulnya efek toksisitas yang dapat membahayakan bagi konsumen
obat tersebut. Oleh karena itu, penetapan kadar kloramfenikol sangat
penting dilakukan untuk mengetahui ketepatan kadar parasetamol
dalam sediaan tablet tersebut. Metode yang digunakan untuk
penetapan kadar parasetamol dalam. penelitian ini yaitu metode
spektrofotometri UV-Visible. Spektrofotometri UV-Visible merupakan
suatu metode yang tidak baku. Oleh karena itu, sebelum metode yang
digunakan untuk penetapan suatu kadar diterapkan dalam suatu
pengujian
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dilakukannya percobaan ini yaitu: .
1. Mahasiswa mampu melakukan pemisahan zat aktif dari sampel
obat sediaan kapsul kloramfenikol
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitatif untuk identifikasi
zat aktif dari hasil pemisahan pada sediaan kapsul kloramfenikol
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis kuantitatif zat aktif
kloramfenikol pada sediaan kapsul.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk
menentukan kadar kloramfenikol pada sediaan kapsul dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
Absorpsi secara per oral obat ini cukup baik, dengan distirbusi
yang cukup luas, termasuk melewati swar otak. Obat ini kemudian
diinaktivasi di hepar dengan cara berkonjugasi dengan glukoroid.
Metabolit dari obat ini kemudian dieksresikan melalui ginjal, dengan
sedikit diantaranya dikeluarkan via saluran empedu dan feses. Dosis
standar kloramfenikol adalah 50-100 mg/kg/hari, diberikan 4mpat kali
dalam sehari (Katzung,2021:78)
Obat ini merupakan pilihan pertama pada demam tifoid atau
paratifoid. Walaupun kloramfenikol dapat digunakan untuk infeksi
gonnorhoeae dan meningitis, namun kloramfenikol bukanlah pilihan
pertama bagi infeksi ini. Kloramfenikol juga dapat digunakan pada
infeksi infeksi mikoplasma, riketsia, dan klamidia. Kloramfenikol dapat
diberikan sebagai antibiotik topikal [ada infeksi mata dan telinga.
Sayangnya, karena efek samping yang mungkin ditimbulkan cukup
berat, resistansi yang cukup banyak dilaporkan, serta banyaknya
antibiotik lain yang lebih efektif, membuat kloramfenikol mulai jarang
digunakan (Annette d’Arqom.,2023:92)
Spektrofotometer UV-VIS adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200-350 nm) dan sinar tampak (350-800 nm) oleh
suatu senyawa. Serapan cahaya UV atau VIS (cahaya tampak)
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari
orbital keadan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan
tereksitasi berenergi lebih rendah (Nurfika Ramdani., et all,2023:94)
Keuntungan dari metode spektrofotometri adalah hasil yang
diperoleh cukup akurat, angka yang terbaca langsung dicatat oleh
detektor dan tercetak dalam bentuk angka digital. Spektrofotometer
memiliki 2 tipe, yaitu spektrofotometer sinar tunggal dan
spektrofotometer sinar ganda. Spektrofotometer sinar tunggal
biasanya dipakai untuk kawasan spektrum ultra ungu dan cahaya yang
A.RAHMA RESKI WIJAYA DIAN PRATIWI HANDAYANI,S.Farm
15020220094
ANALISIS KADAR KLORAMFENIKOL PADA SEDIAAN KAPSUL
MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis
Rumus Struktur :
Berat Molekul : 36,46 g/mol Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap,
bau merangsang. Jika diencerkan
dengan 2 bagian volume air, asap
hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18
Kelarutan : Mudah larut dalam air
3. Eter (Ditjen POM, 2020 : 539)
Nama Resmi : Ether
Nama Lain : Eter
Rumus Molekul : C4H10O
Berat Molekul : 74,12 g/mol
Pemerian : Cairan mudah bergerak, mudah
menguap, tidak berwarna, berbau khas.
Teroksidasi perlahan-lahan oleh udara
dan cahaya dengan membentuk
peroksida. Mendidih pada suhu lebih
kurang 35oC
Kelarutan : Larut dalam air, dapat bercampur
dengan etanol, dengan benzen, dengan
kloroform, dengan heksana, dan minyak
lemak dan dengan minyak menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Berat etiket
C. Analisis kualitatif
1) Pada 20 mg tambahkan 5 mL larutan natrium hidroksida dan 2
mL piridin. Kosok baik-baik, panaskan diatas tangas air,
Panjang gelombang
5 224 nm
maksmum
Data Percobaaan
1. Data Persiapan Sampel
Berat Tablet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,72 0,70 0,68 0,72 0,68 0,71 0,71 0,70 0,68 0,71
mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
63,0 61,1 63,0 63,7 63,9 64,3 63,1 61,1 62,5 62,4
mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg
= 276,19 mg
b) Berat sampel yang ditimbang untuk analisis
Bobot analisis kualitatif = 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒆𝒕𝒊𝒌𝒆𝒕
= 1250 𝑚𝑔 × 276,19 𝑚𝑔
250 𝑚𝑔
= 1.380,9 mg
= 1,380 gram
• Perhitungan pengenceran
LARUTAN BAKU
• 100 ppm
M1.V1 = M2.V2
1000. V1 = 100.10
1000
V1 =
1000
V1 = 1mL
• 200 ppm
M1.V1 = M2.V2
1000. V1 = 200.10
V1 = 2mL
• 300 ppm
M1.V1 = M2.V2
1000. V1 = 300.10
3000
V1 =
1000
V1 = 3mL
• 400 ppm
M1.V1 = M2.V2
1000. V1 = 400.10
4000
V1 =
1000
V1 = 4mL
LARUTAN UJI
M1.V1 = M2.V2
200 . 5mL = M2 . 50 mL
100
V1 =
5
V1 = 20 ppm
• Data analisis kualitatif
Hasil Pengujian Dengan Pereaksi
Berat sampel = 10 mg
Fp = 200 𝑝𝑝𝑚 = 10 𝑝𝑝𝑚
20 𝑝𝑝𝑚
Dit % kadar. .. ?
Penyelesaian
𝑚𝑔
0,06 𝑥 50 𝑚𝐿 𝑥 10 𝑝𝑝𝑚
%Kadar sediaan = 𝑚𝑙 𝑥 100% = 300%
10 𝑚𝑔
4.2 Pembahasan
Analisis kadar kloramfenikol pada sediaan kapsul menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis adalah proses pengukuran
konsentrasi parasetamol dalam sampel dengan menggunakan cahaya
ultraviolet-visible (UV-Vis). Metode ini memanfaatkan sifat absorbsi
cahaya oleh senyawa parasetamol pada panjang gelombang tertentu
dalam rentang UV-Vis.
Spektrofotometri UV-Vis merupakan metode analisis yang
menggunakan panjang gelombang UV dan Visible sebagai area
serapan untuk mendeteksi senyawa. Pada umumnya senyawa yang
dapat diidentivikasi menggunakan Spektrofotometri UV-Vis adalah
senyawa yang memilki gugus gugus kromofor dan gugus auksokrom .
Pengujian dengan Spektrofotometri UV-Vis tergolong dan cepat jika
dibandingkan dengan metode lain. Kromofor pada paracetamol berupa
cincin benzen, sedangkan auksokromnya berupa gugus hidroksil dan
amida. Struktur paracetamol dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada preparasi sampel ditimbang kapsul novaclor atau
kloramfenikol 250 mg sebanyak 10 kapsul dan didapatkan hasil
penimbangan 257 mg; 268,9 mg; 267 mg; 246,3 mg; 276,1 mg; 295,7
mg;276,9 mg; 318,9 mg; 307,5 mg; dan 247,6 mg. Selanjutnya
dihitung berat rata-rata sampel dan didapatkan beratnya sebanyak
276,9 mg, sehingga didapatkan berat sampel yang akan dianalisis
adalah 220,95 mg atau 0,220 gram.
Pada percobaan analisis kadar kloramfenikol dalam sediaan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan reaksi uji kualitatif dengan
penambahan uji kapsul kloramfenikol tidak mengalami perubahan
warna yang sesuai atau menjadi warna coklat (hasilnya negatif).
Kemudian didapatkan hasil kadar dari kloramfenikol dalam seiaaan
kapsul sebesar 300% yang mana hal itu tidak memenuhi persyaratan
kriteria penerimaan menurut Farmakope Indonesia bahwa kapsul
kloramfenikol mengandung C11H12 Cl2N2O5 tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yangtertera pada etiket.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum reaksi analisis kadar parasetamol pada
sediaan tablet menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis yaitu
dalam melakukan sebuah percobaan, praktikan harus mengetahui
prosedur kerja dan persyaratan sediaan tablet parasetamol menurut
Farmakope sehingga praktikan dapat melakukan identifikasi secara
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Depkes RI: Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
LAMPIRAN
Lembar Kerja
SKEMA KERJA
1) Analisis Kualitatif
➢ Pengujian Pertama
2) Analisis Kuantitatif
➢ Pembuatan Larutan Baku Parasetamol BPFI
Dokumentasi