SPEKTROSKOPI-KROMATOGRAFI
PRAKTIKUM 2
Disusun oleh :
Obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Dalam proses pembuatan
obat dibutuhkan bahan atau campuran bahan zat aktif lain yang apabila digunakan
dapat menciptakan khasiat farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis,
penyembuhan, peredaan, pengobatan atau pencegahan penyakit, atau untuk
memengaruhi struktur dan fungsi tubuh
(Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2011).
Pipet sebanyak 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 ml larutan stok parasetamol baku 100
µg/ml.
diukur serapannya pada panjang gelornbang maksimum hasil dari poin 3) di atas
(yaitu sekitar 262 nm).
4) Penetapan kadar parasetamol
masukkan ke dalam labu takar 10 m1 lalu larutkan dengan alkohol sampai garis
tanda.
Ambil 0,5 ml, masukkan dalam labu ukur 10 m1 ditambahkan alkohol sampai garis
tanda,
0.8
y = 0,019x + 0,323
0.7 R² = 0,973
0.6
0.5
absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
standar paracetamol
a = 0,323
b = 0,019
R^2 = 0,973
Y =bx + a
Y = 0,019x + 0,3238
>Linearitas br = 0,973
Linearitas ditentukan dari koefisien korelatif atau nilai Rsquare, dari kurva baku
diketahui nilai R square adalah 0,9485 dimana nilai tersebut menunjukan bahwa
mwtode belum linear, kerana nilai linearitas yang baik menurut Farmakope Indonesia
Edisi V adalah R square lebih dari sama dengan0,98
y8 = 0,019(8) + 0,3238 =_0,483
y10 = 0,019(10) + 0,3238 = 0,522
y12 = 0,019(12) + 0,3238 = 0,562
y16 = 0,019(16) + 0,3238 = 0,642
y20 = 0,019(20) + 0,3238 = 0,721
*SB
SB = √Ʃ (Y-Y)² / N-2
SB = √ 0,037/ 5-2
SB = √ 0,0367/ 3
SB = √ 0,0122
SB = 0,1104
*LOD dan LOQ
>LOD
LOD=3.SB/b
LOD=3.0,1104/0,019
LOD=17,431
>LOQ
LOQ=10.SB/b
LOQ=10.0,104 /0,019
LOD=58,105
Maka konsentrasi terkecil dari analit yang masih bisa terdeteksi (LOD) 17,431 dan
batas teratas yang masih dapat memberikan kurva untuk analit(LOQ) 58,105
Presisi
Rep Abs X (X-X) (X-X)^2
1 0,514 10,052 0,237 0,056
2 0,532 11 1,185 1,403
3 0,528 10,789 0,974 0,948
4 0,487 8,631 -1,184 1,403
5 0,518 10,263 0,448 0,200
6 0,478 8,157 -1,658 2,750
Rata-
9,815 Jumlah 6,761
rata
𝑦−𝑎
x=
𝑏
𝑦−𝑎 0,514−0,323
x1= = = 10,052
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,532−0,323
x2= = = 11
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,528−0,323
x3= = =10,789
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,487−0,323
x4= = =8,631
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,518−0,323
x5= = =10,263
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,478−0,323
x6= = =8,157
𝑏 0,019
*SD
SD = √Ʃ (x-x)² / N-1
SD = √ 6,761/ 6-1
SD = √ 6,761/ 5
SD = √ 1,352
SD = 1,162
*RSD
%RSD = SD / X . 100%
%RSD = 1,162 / 9,815 . 100%
%RSD = 11,839%
Maka RSD yang diperoleh kurang teliti dikarenakan >2% yaitu 11,839% sedangkan
parameter RSD yang baik adalah <2%
Akurasi
Rep Sampel + baku Sampel - baku
1 0,568 0,502
2 0,573 0,476
3 0,689 0,505
Persamaan kurva baku
Y= b x +a
X= y – a / b
x= y - 0,3238 / 0,019
𝑦−𝑎 0,502−0,323
x1= = = 9,421 ppm
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,476−0,323
x2= = = 8,052 ppm
𝑏 0,019
𝑦−𝑎 0,505−0,323
x3= = = 9,578 ppm
𝑏 0,019
rata-rata (x) = 9,421 + 8,052 + 9,578 / 3
= 9,017 ppm
*kadar terukur = rata-rata kadar baku – rata-rata kadar non baku
= 15,104 ppm - 9,017 ppm
= 6,087 ppm
*kadar sebenarnya
= konsentrasi analit/fokus pengeceran
= (100mg/10ml) / (10 ml/0,5ml)=0,05 mg/ml=50 ppm
*% recovery = kadar terukur / kadar sebenarnya . 100%
= 6,087 ppm/50 .100%
= 12,174%
Jadi hasil % recovery yang didapat 12,174% adalah dan hasilnya tidak memenuhi
syarat karena syarat % recovery yang baik adalah 90-110%.
>Penentuan Kadar
Penimbanga sampel tablet paracetamol dan penggerusan sampel tablet
Kekuatan sediaan tablet paracetamol : 500 mg
Hasil Penimbangan:
Bobot
Tablet
(Mg)
1 0,609
2 0,509
3 0,667
4 0,567
5 0,609
6 0,546
7 0,678
8 0,587
9 0,621
10 0,556
11 0,512
12 0,670
13 0,509
14 0,677
15 0,654
16 0,509
17 0,667
18 0,678
19 0,699
20 0,655
rata-
0,609
rata
SD 0,067
RSD 11,011
(%)
mg/tab
Replikasi Generik x (x-x) (x-x)^2
generik
1 0,638 15,788 0,117 0,014 157,684
2 0,644 16,090 0,419 0,176 160,781
3 0,625 15,135 -0,536 0,287 151,188
rata-
rata-rata 15,671 jumlah 0,477 156,551
rata
SD 4,896
SD^2 23,968
Generik
0,638−0,3238
x1 = = 15,788
0,0,0199
0,644−0,3238
x2 = = 16,090
0,0199
0,625−0,3238
x3 = =15,135
0,0199
15,788+16,090+15,135
rata-rata x = = 15,671
3
𝑥 × 𝑣𝑝 ×𝑓𝑝
mg/tab = × bobot rata-rata tablet
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ×1000
Generic:
15,78 × 10 ×20
x1:mg/tab = × 609,4 = 157,633 mg/tab
12,197 ×1000
16,09 × 10 ×20
x2:mg/tab = × 609,4 = 160,781 mg/tab
12,197 ×1000
15,13 × 10 ×20
x3:mg/tab = × 609,4 = 151,188 mg/tab
12,197 ×1000
rata-rata= 156,551 mg/tab
% = mg/tab x 100%
Bobot dietiket
= 156,594 x 100%
500
= 31,318 %
Merk
Replikasi Merk X (x-x) (x-x)^2 mg/tab merk
1 0,615 14,633 -0,754 0,568 146,192
2 0,628 15,286 -0,101 0,010 152,687
3 0,647 16,241 0,854 0,730 162,680
rata-
rata-rata 15,387 1,308 153,720
rata
SD 8,094
SD^2 65,507
0,615−0,3238
x1 = =14,633
0,0199
0,628−0,3238
x2 = =15,286
0,0199
0,647−0,3238
x3 = =16,241
0,0199
14,633+15,286+16,241
rata-rata x = = 15, 386
3
14,63× 10 ×20
x1:mg/tab = × 609,4= 146,192 mg/tab
12,197 ×1000
15,28 × 10 ×20
x2:mg/tab = × 609,4 = 152,687 mg/tab
12,197 ×1000
16,24 × 10 ×20
x3:mg/tab = × 609,4 = 162,680 mg/tab
12,197 ×1000
rata-rata= 153,720 mg/tab
= 3.0767x 609,4
12.197
= 153,746
% = mg/tab x 100%
Bobot dietiket
= 153,746 x 100%
500
= 30,749 %
Jadi persen kadar antara paracetamol generik dan merk tidak memenuhi syarat, yakni
31,318 % (generik) 30,749 % (merk) karena parameter % kadar yang baik adalah 80-
120%
√44,7375 = 𝟔, 𝟔𝟖𝟖
5.T hitung
𝑥̅ 1− 𝑥̅ 2 156,551 − 153,719 2,832
T= = = = 𝟎, 𝟓𝟏𝟖
1
𝑠.√𝑛1+𝑛2
1 1 1
6,688√3+3 5,457
6.Derajat bebas
n1+n2-2 = 3+3-2
=4
7.α = 0,05 -> untuk taraf 95% -> Probabilitas
8.T tabel = 0,550
Kesimpulan, jika t hitung > t table artinya ada perbedaan signifikan antara
dua variasi obat paracetamol tersebut.
9.Thitung : Ttabel
0,518:0,550
VI. PEMBAHASAN
Pada Praktikum ke 2 ini yang berjudul “Penetapan Kadar Parasetamol Pada
Sediaan Tablet Generik Dan Merk Dengan Metode Spektropotomertri Ultraviolet
Visibel” yang mana bertujuan agar Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar
paracetamol pada sediaan tablet generik dan merk dengan metode spektrofotometer
ultraviolet visible.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat kurva kalibrasi dari beberapa
set larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Kurva kalibrasi merupakan
metode standar yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu analit
berdasarkan hukum Lambert-Beer. Penentuan kurva kalibrasi dilakukan dengan
menganalisis serangakaian konsentrasi larutan standar parasetamol diantaranya
adalah 8 ; 10 ; 12 ; 16 ; dan 10 ppm. Larutan dengan seri konsentrasi tersebut diukur
masing-masing serapannya pada panjang gelombang maksimum parasetamol yaitu
248 nm. Pengukuran absorbansi larutan standar parasetamol pada panjang
gelombang maksimum dikarenakan pada daerah tersebut akan diperoleh titik serapan
terbesar untuk setiap larutan standar parasetamolnya.
Lalu setelah itu Penentuan Ketelitian (presisi) Ketelitian atau presisi adalah
ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur
melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara
berulang pada sampelsampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau
reproducibility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan metode jika
dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval
waktu yang singkat. Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan
pada kondisi yang berbeda. Pada data yang ada terdapat 6 replikasi dengan masing-
masing absorbansi 0,514; 0,532; 0,528; 0,487; 0,518 dan 0,478 lalu setelah itu kita
mencari nilai x dimana rumusnya x=y-a/b hasilnya secara berurutan adalah kemudian
setelah niali x diperoleh 10,052; 11; 10,789; 8,631; 10,263; dan 8,157 yang mana
rata-rata yang diperoleh 9,815 lalu mencari nilai (x-xbar) untuk nantinya
mendapatkan (x-xbar)^2 untuk menentukan nilai SD dan RSD dimana nilai yang
didapat (x-xbar) 0,237; 1,185; 0,974; -1,184; 0,448 dan -1,658 secara berurutan
adalah 0,056; 1,403; 0,948; 1,403; 0,200; 2,750dan nilai (x-xbar)^2 secara berurutan
dan sigma atau jumalh dari hasil (x-xbar)^ 6,761.
Akurasi dari suatu metode analisis adalah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh
dengan prosedur tersebut dari nilai yang sebenarnya. Akurasi merupakan ukuran
ketepatan prosedur analisis. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (%Recovery) analit yang ditambahkan. Pada data terdapat 3 replikasi yaitu
dengan masing-masing ada sampel baku dan sampel non baku, sampel baku replikasi
1 ; 2 dan 3 yaitu 0,568; 0,573 dan 0,689 lalu mencari kadar sampel baku dengan rumus
(persamaan kurva baku) dan mencari x sebagai replikasi dan y untuk sampel bakunya
dengan rumus X= y - 0,323 / 0,019 lalu hasil dari x1;x2 dan x3 ialah 12,894 ppm ;
13,157 ppm dan 19,263 ppm rata-ratanya 15,104 ppm dan selanjutnya mencari kadar
pada non sampel dimana pada replikasi 1; 2 dan 3 ialah 0,502; 0,476 dan 0,505 hasil
dari x1’x2dan x3 adalah 9,421 ppm ; 8,052 ppm dan 9,578 ppm rata-ratanya 9,017
ppm. Setelah di temukan kadar sampel baku dan non sampel baku beserta rata -
ratanya dapat menentukan kadar terukur dimana dengan (rata-rata kadar baku) –
(rata-rata kadar non baku) diperoleh 6,087 ppm setelah itu dapat mencari kadar
sebenernya dengan konsentrasi analit/faktor pengenceran dan konsentrasi analitnya
(100mg/10ml) / (10 ml/0,5ml)=0,05 mg/ml=50 ppm dari faktor pengenceran
diperoleh dari cara kerja yang diencerkan menghasilkan (10ml/0,5ml) hasil kadar
sebenarnya 50 ppm.
Lalu setelah itu kami masuk pada tahap selanjutnya yaitu uji T sampel test
dimana akan ada 9 point yang pertama ialah rata-rata generik yaitu 156,551 dan merk
153,719, selanjutnya nilai SD pada masing-masing sampel Generik = 4,896 dan
Merk = 8,094 kemudian masuk ke yang ketiga yaitu menentukan nilaiSD^2 yaitu
Generik = 23,968 dan Merk = 65,507, yang keempat yaitu mencari simpangan baku
gabungan dimana uji untuk mengukur seberapa statistik ukuran sebaran yang paling
lazim disini ialah kadar paracetamol hasil yang diperoleh 6,688, kemudian Thitung
mencari nilai hasilnya 0,518 yang mana akan dibandingkan dengan T tabel yang
dihitung secara sistem , kemudian mencari derajat bebas dengan rumus n1+n2 -2
hasilnya 4 dan nilai α = 0,05 -> untuk taraf 95% -> Probabilitas, T tabel yang
dihasilkan 0,550 Kesimpulan, jika t hitung > t table artinya ada perbedaan signifikan
antara dua variasi obat paracetamol tersebut. Terkahir perbandingan Thitung:Ttabel
0,518:0,550.
VII. KESIMPULAN
Pada Praktikum ke 2 ini yang berjudul “Penetapan Kadar Parasetamol Pada
Sediaan Tablet Generik Dan Merk Dengan Metode Spektropotomertri Ultraviolet
Visibel” yang mana bertujuan agar Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar
paracetamol pada sediaan tablet generik dan merk dengan metode spektrofotometer
ultraviolet visible. Kesimpulannya:
1. Panjang gelombang :
Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum parasetamol
yang diperoleh adalah 248 nm. Panjang gelombang maksimum
tersebut menunjukkan bahwa serapan parasetamol berada pada
daerah UV karena masuk rentang panjang gelombang 200–400
nm. Secara teoritis serapan maksimum untuk parasetamol adalah
244 nm . Ketidaksesuaian ini dikarenakan adanya pergeseran pita
penyerapan pada parasetamol
2. Kurva baku :
nilai y pada konsentrasi 8 ; 10 ; 12 ; 16 ; dan 10 ppm (0,483; 0,5228;
0,5626; 0,6422; 0,7218) ratanya 0,586
Persamaan kurva bakunya Y=bx + a /Y=0,019x + 0,3238
Jumlah nilai (y-ybar^2) adalah 0,037
Nilai SB adalah 0,1104
Nilai LOD 17,431 yaitu LOQ 58,105 yaitu konsentrasi terkecil
dari analit yang masih bisa terdeteksi (LOD) 17,431 dan batas
teratas yang masih dapat memberikan kurva untuk analit(LOQ)
58,105
3. Presisi:
Nila x pada 6 replikasi yaitu (10,052; 11; 10,789; 8,631; 10,263 dan
8,157.rata-rata 9,815
Jumlah dari (x-xbar)^2 yaitu 6,761
Nilai SD nya yaitu 1,162
Nilai RSD nya 11,839%
Maka RSD yang diperoleh kurang teliti dikarenakan >2% yaitu
11,839% sedangkan parameter RSD yang baik adalah <2%
4. Akurasi
Pada 3 replikasi kadar sampel baku dihasilkan dari perhitungan x
(12,894 ppm; 13,157 ppm dan 19,263 ppm) rata-ratanya 15,104 ppm
ppm.lalu kadar non sampelnya (9,421 ppm ; 8,052 ppm dan 9,578
ppm ) rata-ratanya 9,017ppm.
Kadar terukur nya diperoleh 6,087 ppm
Kadar sebenernya yaitu diperoleh 50 ppm
%recovery diperoleh 12,174%
Jadi hasil % recovery yang didapat 12,174% adalah dan hasilnya tidak
memenuhi syarat karena syarat % recovery yang baik adalah 90-
110%.
5. Penentuan kadar:
Kekuatan sediaan tablet paracetamol : 500 mg
Bobot Rata-Rata Tablet : 609,4 mg
Bobot Penimbangan :12,917mg
Bobot Dietiket : 500 mg
Nilai SD nya 0,067
Nilai RSD nya 11,011
hasil x seperti biasa yang mana di cari melalui rumus x=y-a/b dari
x1;x2 dan x3 adalah 15,788; 16,090 dan 15,135 rata-ratanya
15,671.
Nilai (x-xbar)^2 dengan jumlah 0,477
Hasil mg/tab x1; x2 dan x3 nya adalah 157,633 mg/tab; 160,781
mg/tab dan 151,188 mg/tab dengan rata-rata 156,551 mg/tab lalu
% dari mg/tab : bobot dietiket .100% adalah 31,318% kemudian
dapat mencari nilai SD yaitu 4,896 dan SD^2 nya 23,968.
Hasil x x1;x2 dan x3 adalah 14,633; 15,286; dan 16,241 rata-
ratanya 15, 386, (x-xbar)^2 dengan jumlah 1,308. setelah itu kita
menjadi mg/tab hasil x1; x2 dan x3 nya adalah146,192 mg/tab;
152,687 mg/tab dan 162,680 mg/tab dengan rata-rata 156,594
mg/tab lalu % dari mg/tab adalah 30,749 % kemudian nilai SD
yaitu 8,094 dan SD^2 nya 65,507.
Jadi persen kadar antara paracetamol generik dan merk tidak
memenuhi syarat, yakni 31,318 % (generik) 30,749 % (merk)
karena parameter % kadar yang baik adalah 90-110%.
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini menunjukkan
ketidaksesuaian antara hasil pengujian dengan standar yang telah
ditetapkan. Faktor yang mempengaruhi ketidaksesuain hasil
pengujian yaitu bisa saja terdapat pada pelarut yang digunakan
dalam pengujian.
6. Uji T:
rata-rata
Generik = 156,551
Merk = 153,719
SD
Generik = 4,896
Merk = 8,094
s²=sd²
Generik = 23,968
Merk = 65,507
simpangan baku gabungan hasilnya 6,688
T hitung hasilnya diperoleh 0,518
Derajat bebas hasilnya 4
α = 0,05 -> untuk taraf 95% -> Probabilitas
.T tabel = 0,550
Kesimpulan, jika t hitung > t table artinya ada perbedaan
signifikan antara dua variasi obat paracetamol tersebut.
Thitung : Ttabel (0,518:0,550)
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), 2011, Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor
HK.04.1.33.12.11.09937 tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), Jakarta: BPOM
Sutopo.2006.Kimia Analisis.Exakta:Solo.
Tetrasari dan Hermini., 2003, Validasi Metode Analisis. Pusat Pengkajian Obat dan
Makanan BPPOM. Tulandi, G. P., Sudewi, S., Lolo, W. S., 2015, Validasi
Metode Analisis untuk Penetapan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Tablet
Secara Spektrofotometri Ultraviolet, PHARMACON, Vol. 4, hal. 169-17.
Werner, D., Thuman, C., Maxwell, J., 2010, Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak
Ada Dokter (Where There Is No Doctor). Yogyakarta: C.V Andi Offset
(Penerbit Andi).