I. DASAR TEORI
a. 2 menit
A= 0.535
b. 4 menit
c. 6 menit (Tertera dalam
d. 8 menit lampiran gambar 3)
e. 10 menit
A= 0,500
f. 12 menit
g. 14 menit
h. 16 menit
A = 0,0074
3. i. 18 menit
A = 0,0124
j. 20 menit
A = 0.0358
Kurva Baku Kafein
A = 0,0492
a. Nilai absorbansi larutan 1 (1,750 ml) A = 0,0855
b. Nilai absorbansi larutan 2 (2,000 ml)
c. Nilai absorbansi larutan 3 (2,250 ml) (Tertera dalam
d. Nilai absorbansi larutan 4 (2,500 ml) lampiran gambar 4)
e. Nilai absorbansi larutan 5 (3,000 ml)
V. ANALISIS DATA
[9] http://scholar.unand.ac.id/25289/2/BAB%201.pdf
[10] Damayanti, S., Ibrahim, S., Firman, K., and Tjahjono, D. H.,
“Simultaneous Determination of Paracetamol and Ibuprofen Mixtures By
High-Performance Liquid Chromatography,” IJC, 3 (1), 9-13, 2003.
[11] Sari, Ade I.N, Kuntari, “Penentuan Kafein dan Parasetamol dalam
Sediaan Obat Sakit Kepala Secara Simultan Menggunakan
Spektrofotometer UVVis” Sari et al., Ind. J. Chem. Anal., Vol. 02, No 01,
2019, pp. 20-27, DOI : 10.20885/ijca.vol2.iss1.art3
https://ijca.uii.ac.id/media/282085-penentuan-kafein-dan-parasetamol-
dalam-s-9ec0000f.pdf
[12] Rodenas, V., Garcia MS., Sanchez- pedreno, C., and Albero MI.,
“Simultaneous Determination of Propacetamol and Paracetamol by
Derivative Spectrophotometry,” NCBI, 52, 517-523, 2000.
[14] Nawrot, P., Jordan, S., Eastwood, J., Rotstein, J., Hugenholtz, A., and
Feeley, M., “Effects of Caffeine
on Human Health,” Food Additivies and Contaminants, 20 (1): 1-30, 2002.
[15] Sudjadi dan Rahman, A., “Analisis Obat Makanan,” Pustaka Pelajar :
Yogyakarta, 1994
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
a. Perhitungan pembuatan larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000L
Diketahui:
BJ HCl= 1,19 g/ml
BM HCl = 36,5 g/mol
Konsentrasi HCl pekat = 37%
Volume yang diinginkan = 1000ml
Maka
N HCl 37% = 10x 37% x 1,19 : 36,5 = 12,06 N
N1 x V1 = N2 x V2
12,06N X = 0,1 N x 1000ml
12.06N X = 100N/mL
X = 8,3 mL
FLOWCHART
Mempipet Menghomogenkan
sejumlah 8,3 ml sesaat lalu kembali
HCl pekat 37% mnambahkan
Mengisi labu ukur kemudian aquadest hingga
tanda batas labu
1000ml dengan memasukannya ukur. (Simpan
250ml aquadest kedalam labu ukur selama 1-2 x 24 jam
1000ml yang telah aggar larutan
berisi 250ml terhomogenisasi
aquadest. dengan stabil)
Mengukur absorbansi
larutan pada panjeng
Memipet sbanyak gelombang
0,375 ml larutan induk maksimum
paracetamol 400 ppm paracetamol (247nm)
Mengojok larutan
untuk membuat [10] hingga
baku 6 ppm hingga
larutan baku dengan memperoleh
homogen
konsentrasi 6 ppm absorbansi yang
sebanyak 25 mL relatif konstan denga
dengan etanol 96% n rentang pembacaan
setiap 2 menit sekali
selama 20 menit.
Melarutkan 10 Menambahkan
Menimbang
mg standard Memasukan HCl 0,1 N
serbuk standard
kafein dengan larutan hingga tanda
kafein
HCl 0,1N tersebut batas labu ukur,
sebanayak 10
secukupnya kedalam labu dan mengocok
mg dengan
dalam gelas ukur 100mL labu hingga
neraca Scaltec
ukur 50mL homogen.
Membuat
pengenceran dari Mengukur serapan
masing masing
larutan induk kafein pengenceran kurva
dengan mempipet baku yang telah
sebanyak 1,750 ml ; Mencatat data
dibuat dengan hasil absorbsi yang
2,000 ml ; 2,250 ml ; metode peak to telah diperoleh
2,500ml ; 3,000ml peak dengan
kemudian panjang Menghitung
memasukannya gelombang persamaan kurva
maksimum 268 baku kafein
kedalam labu ukur
dan panjang sehingga
10 ml dan memperoleh
mengadkan dengan gelombang
minimum pada persamaan garis y
larutan HCl 0,1N, = a +bx
270 (Panjang
serta
gelombang
menghomogenkan maksimum kafein
larutan kurva baku = 272 nm) [11]
Kafein
GAMBAR
Gambar 1 Struktur kimia dari Paracetamol
0.04
0.02
0
0,00180 0,00206 0,00232 0,00258 0,00309
g/100ml g/100ml g/100ml g/100ml g/100ml
Konsentrasi
Absorbansi/Amplitudo standart Kafein
Linear (Absorbansi/Amplitudo standart Kafein)
Linear (Absorbansi/Amplitudo standart Kafein)
Linear (Absorbansi/Amplitudo standart Kafein)