ANALISIS FISIKOKIMIA
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2021
MODUL I
PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
I. JUDUL
tersebut menyebabkan perpindahan energi dari sinar radiasi ke gugus tersebut dan
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
Spektrofotometri digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
(Khopkar, 2010).
pemilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai pengabsorbsian energi
cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam
yang sangat populer. Parasetamol dapat tersedia dalam berbagai macam sediaan
tablet, kapsul, sirup, eliksir, suspensi dan supositoria. Parasetamol pada umumnya
diberikan dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg bahan aktif. Parasetamol
juga sering dikombinasikan dengan bahan obat lain dalam satu formulasi (Sudjadi,
2015).
atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Ilmu kimia
dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analisis secara kuantitatif
terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat dalam
radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang
diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan
membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap
jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang
mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat Spektrofotometer UV-
Visibel, timbangan, sendok tanduk, kaca arloji, labu ukur, corong gelas, botol
kedalam labu ukur sedikit demi sedikit hingga tanda batas. Dikocok hingga
larut.
dan 5 ppm.
menjadi “OK”.
angka 400-200.
5. Diklik icon “SPECTRUM” pada menubar kemudian klil icon “M” untuk
“OK”.
6. Dipilih salah satu konsentrasi larutan standar, kemudian masukan kedalam
kuvet kedua sebagai kuvet sampel. Kuvet pertama tetap dalam posisi awal.
klik NEXT.
spektrometer.
absorbansi.
standar.
spektrometer.
sampel.
3. Dimasukan kuvet yang telah beriisi sampel pada alat spektrometer, diklik
membaca absorbansi.
248,2 nm. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sampel
1) C1v1 = C2v2
299.0,1 = C2.10
C2 = 2,99 ppm
2) C1v1 = C2v2
299.0,15 = C2.10
C2 = 4,485 ppm
3) C1v1 = C2v2
299.0,2 = C2.10
C2 = 5,98 ppm
4) C1v1 = C2v2
299.0,25 = C2.10
C2 = 7,475 ppm
5) C1v1 = C2v2
299.0,3 = C2.10
C2 = 8,97 ppm
6) C1v1 = C2v2
299.0,35 = C2.10
C2 = 10,465 ppm
7) C1v1 = C2v2
299.0,4 = C2.10
C2 = 11,96 ppm
d. Tabel hasil pengukuran
N
Cstandar Absorban Standar
O
1 2,99 ppm 0,200
2 4,485 ppm 0,306
3 5,98 ppm 0,407
4 7,475 ppm 0,487
5 8,97 ppm 0,654
6 10,465 ppm 0,734
7 11,96 ppm 0,764
C1v1 = C2v2
750.1 = C2.100
C2 = 7,5 ppm
d. Hasil pengukuran
Dik:
y = 0,06377x + 0,02457 R2 = 0,96996
X = (Y-a) / b
0,025−0,02457
X =
0,06377
= 0,0067 ppm
Perhitungan kadar Paracetamol menggunakan metode One Point:
Au
Cu = x Cs
As
0,025
Cu = x 2,99 ppm
0,200
Cu = 0,34 ppm
VIII. PEMBAHASAN
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada
suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan
Salah satu instrumen analisis yang lebih kompleks adalah spektrometer UV-
Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang
dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200-400 nm) atau daerah sinar
tampak (400-800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan
tampak untuk ultraviolet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi
molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang lebih tinggi
(excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu
absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada dalam molekul.
Pada percobaan ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif bahan baku
paracetamol. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan panjang gelombang
auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah
paracetamol. Hasil yang diperoleh dari analisis kualitatif paracetamol adalah 248,2
244 nm, terjadi pergeseran karena pada paracetamol memiliki gugus auksokrom yang
terikat pada kromofor. Hasil perhitungan kadar paracetamol berdasarkan kurva
kalibrasi diperoleh hasil 0,0067 ppm dan untuk perhitungan kadar paracetamol
IX. KESIMPULAN
2. Semakin besar nilai absorbansi maka semakin besar pula konsentrasi sampel yang
diperoleh.
3. Hasil yang diperoleh dari analisis kualitatif paracetamol adalah 248,2 nm (serapan
maksimum). Secara teori serapan maksimum untuk paracetamol adalah 244 nm,
kalibrasi diperoleh hasil 0,0067 ppm dan untuk perhitungan kadar paracetamol
X. DAFTAR PUSTAKA
Analisis Kadar Kafein A dan B Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
/HPLC
Adapun tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami dan
komponen pada suatu analit (sampel) akan terpisah berdasarkan sifat kepolaran
maing-masing komponen dalam sampel, jika kepolarannya lebih mirip dengan fase
diam, maka sampel akan berinteraksi dengan fase diam atau bergerak lebih lambat
dan jika kepolarannya lebih mirirp dengan fase gerak, maka sampel akan bergerak
terdistribusi lebih jauh dan lebih cepat. Dengan bantuan pompa fase gerak cair
berguna untuk analisis kimia secara kualitatif dan kuantitatif senyawa organik atau
anorganik yang berkadar sangat kecil, dalam skala ng/L. Metode ini juga hanya
memerlukan jumlah cuplikan yang sangat kecil (mL). oleh karena itu HPLC dapat
atau area puncak analit dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area
standar. Pada prakteknya teknik perbandingan kurang menghasilkan data yang akurat
biila hanya melibatkan satu konsentrasi standar. Oleh karena itu, lebih akurat
antara dua fase yang disebabkan oleh perbedaan kepolaran. Prinsip kerja alat
instrumen HPLC adalah sebagai berikut: dengan bantuan pompa, fase gerak cair
dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fase gerak
diam. Solute-solute yang kurang interaksinya dengan fase diam akan keluar dari
kolom lebih dulu. Sebaliknya jika solute-solute yang kuat interaksinya dengan fase
diam maka solute-solute tersebut akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap komponen
campuran yang keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk
kromatogram. Terdapat perbedaan dalam HPLC berdasarkan polaritas dari pelarut dan
1. Fase normal HPLC dimana dengan fase diamnya bersifat lebih polar daripada
pelarutnya.
2. Fase balik HPLC, dimana dengan fase diamnya bersifat non-polar dibandingkan
dengan pelarutnya.
1. Fase gerak
2. Pompa
3. Injektor
4. Kolom
5. Detektor
6. Rekorder
(Al-Ansori, 2007)
kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan siuretik
ringan. Adapun struktur kimia dari kafein adalah sebagai berikut: (Sudjadi, 1994)
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu: gelas kimia, spoit, alat
HPLC, botol larutan, timbangan, labu ukur, stabilizer, komputer, jarum syringe.
2. Dinyalakan alat KCKT dengan urutan tombol bawah kemudian tombol atas.
pada alat. Diklik PUMP A FLOW pada layar dan masukan angka ex 5.
5. Diklik download kemudian OK, lalu klik icon pump on/off pada menu bar
kanan atas. Setelah gelembung hilang klik pump a flow kemudian masukan
flow pada layar, masukan angka 1 kemudian klik download dan OK.
7. Dibilas kolom selama 30 menit, kemudian klik pump a flow, lalu masukan
pada alat mencapai nilai 0. Dipindahkan selang ke fase gerak. Klik pump a
flow pada layar, kemudian masukan angka 1. Klik download lalu OK.
1. Dibuka LC SOLUTION kemudian klik icon kertas No. 1 akan muncul nama
flow= 1; klik advance kemudian preasure limit max 20 kemudian klik save.
3. Diisi batch tabel kemudian isi sesuai urutan injeksi kemudian klik save.
4. Dibuka metode pada LC REAL TIME, kemudian klik start pada batch tabel.
5. Diposisikan larutan sesuai urutan, siapkan syringe untuk injeksi samel ke alat
HPLC.
dalam syringe.
8. Diganti waktu di menu bar (change analysis time) jika sudah munsul peak.
D. Pengolahan Data
1. Diklik LC SOLUTION, kemudian klik post run lalu ambil file project in
2. Diklik compound tabel wizard. Klik program lalu klik comand kemudian klik
3. Diklik next kemudian klik area yang diinginkan kemudian klik next.
4. Pada level kalibrasi masukan sesuai jumlah larutan standar. Pada unit diganti
Metanol 60 : Aquadest 40
Fase gerak 600 mL
60
Metanol = x600 = 360 mL
100
40
Aquadest = x600 = 240 mL
100
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 10
100
V1 = = 0,1 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 15
150
V1 = = 0,15 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 20
200
V1 = = 0,20 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 25
150
V1 = = 0,25 mL
1000
Dik:
y = 104186x – 474919 R2 = 0,9792
y = luar area
y = bx + a
36667,6 = 104186x - 474919
36667,6+474919 = 104186x
511586,6 = 104186x
511586,6
X = = 4,910320004 ppm
104186
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 10
100
V1 = = 0,1 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 15
150
V1 = = 0,15 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 20
200
V1 = = 0,20 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 25
150
V1 = = 0,25 mL
1000
V1N1 = V2N2
V1 x 1000 = 10 x 30
150
V1 = = 0,30 mL
1000
2. Perhitungan perbandingan
Metanol 60 : Aquadest 40
Fase gerak 600 mL
60
Metanol = x600 = 360 mL
100
40
Aquadest = x600 = 240 mL
100
3. Hasil
4. Perhitungan konsentrasi
Dik:
y = 104186x – 474919 R2 = 0,9792
y = luar area
y = bx + a
6,579 = 104186x - 474919
6,579 + 474919 = 104186x
474,925,579
X = = 4,559 ppm
104186
VIII. PEMBAHASAN
Kromatografi cair tenaga tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan
destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. HPLC
kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah pengaruh
gravitasi, HPLC didukung oleh pompa yang dapat memberikan tekanan tinggi
sampai dengan 400 atm. Hal ini membuat HPLC merupakan teknik pemisahan
yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam
dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, 30 ppm. Kadar analit dapat ditentukan
diperoleh dari kurva kalibrasi deret standar. Namun apabila luas area puncak analit
tidak masuk dalam area sederet makan digunakan peradningan kosnentrasi dan luas
keadaan optimal agar hasil pemisahan yang didaptakan baik. Kemudian baik
ppm dan kafein B 4,559 ppm. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama
analisis pada percobaan ini di antaranya, masih terdapat sisa sampel yang
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh kadar
X. DAFTAR PUSTAKA
MODUL III
PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
I. JUDUL
Analisis Kadar Logam CuA dan CuB dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui
Adanya absorbsi sinar UV atau VIS oleh atom-atom logam dalam keadaan
didasarkan pada proses penyerapan energi radiaso oleh atom-atom yang berada pada
tingkat energi dasar. Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam
kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan
kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi.
Dalam AAS atom bebasa berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi
panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini
menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorbsi dan emisi
(pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena
mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom (Basset, 1994).
prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb),
dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisa
sangat cepat dan mudah dilakukan. Analisis SSA pada umumnya digunakan untuk
analisa unsur, teknik SSA menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan
ditentukan karena kemungkinan penentuan satu logam unsur dengan kehadiran unsur
cahaya pada SSA adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen
yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang
monokromator. Choper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari nyala
api. Detektor akan menolak arah searah arus dari emisis nyala dan hanya mengukur
arus bolak balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur pada keadaan
dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan
mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau
tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan
oleh sumber cahaya. Penyerapan energi cahaya terjadi pada panjang gelombang
tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut (Basset, 1994).
Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain sebagai berikut: pipet
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu: larutan standar Cu 100
2. Dibuat pengenceran larutan standar 100 ppm kemudian dibuat variasi konsentrasi
AA” lalu klik gambar instrumen SSA, masukan login id “admin”, kemudian klik
ok.
4. Pada box “Wizard Selection” dipilih “Element Selection” dan pilih jenis logam
5. Diklik next pada box “Calibration Selection” diisi sesuai dengan jumlah larutan
membilas selang gas asetilen, kemudian klik “PURGE AIR” untuk membilas
9. Dilakukan pemeriksaan “Suport Gas Preasure Monitor Check (Air)” pada box
12. Dimasukan sampel ID untuk larutan standar, dimasukan True Value sesuai
13. Dinyalakan api dengan menekan tombol “purge” dan “ignite” secara bersamaan
15. Dimasukan larutan sesuai urutan pada layar. Diamkan beberapa detik hingga nilai
selama 30-60 menit setelah selesai mengukur seluruh larutan standar. Dimatikan
18. Dimatikan alas SSA, matikan kompresor dan tutup gas asetilen.
1. Perhitungan larutan standar dari 1000 ppm menjadi 100 ppm divariasi
pengenceran:
V1N1 = V2N2
100 x 25
a) 1000 ppm =
1000
= 2,5 mL → 2500 U
1 x 25
b) 100 ppm =
100
= 0,25 mL → 250 U
2 x 25
c) 100 ppm =
100
= 0,5 mL → 500 U
3 x 25
d) 100 ppm =
100
= 0,75 mL → 750 U
4 x 25
e) 100 ppm =
100
= 1 mL → 1000 U
5 x 25
f) 100 ppm =
100
= 1,25 mL → 1250 U
2. Perhitungan
Abs = 0,0058800 Conc + 0,42128
0,0386 = 0,0058800 Conc + 0,42128
0,42716
Conc =
0,0386
= 11,066
B. Data pengamatan analisis kadar logam CuB
1. Calibrasi curve
Sampel Absorbsi
1 ppm 0,2009
2 ppm 0,3584
3 ppm 0,5530
4 ppm 1,2337
5 ppm 1,3460
sampel 0,5350
2. Perhitungan konsentrasi
konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada proses
penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state). Proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang yang
spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut menyebabkan
atom penyerap tereksitasi: elektron dari kulit atom meloncat ketingkat energi yang
lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap sebanding dengan jumlah atom
yang berada pada tingkat energi dasar yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan
Logam yang digunakan pada praktikum ini yaitu logam Cu. Pada percobaan
ini digunakan 2 logam Cu yaitu CuA dan CuB. Sebelum dilakukan pengukuran,
terlebih dahulu dilakukan pengenceran larutan standar 100 ppm kemudian dibuat
variasi konsentrasi 1,2,3,4 dan 5 ppm dalam labu ukur 25 mL. Pada logam CuA
diperoleh nilai absorbansi yang semakin menurun jika konsentrasi sampel yang
semakin tinggi. Sedangkan pada logam CuB diperoleh nilai absorbansi yang semakin
tinggi seiring dengan kenaikan konsentrasi sampel. Hal ini dikarenakan pada
konsentrasi yang tinggi, daya serap larutan terhadap cahaya semakin tinggi pula.
yang kurang tepat, sehingga mempengaruhi nilai absorbansi. Pemipetan yang tidak
IX. KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada logam CuA
diperoleh nilai absorbansi yang semakin menurun jika konsentrasi sampel yang
semakin tinggi. Sedangkan pada logam CuB diperoleh nilai absorbansi yang semakin
tinggi seiring dengan kenaikan konsentrasi sampel. Hal ini dikarenakan pada
konsentrasi yang tinggi, daya serap larutan terhadap cahaya semakin tinggi pula.
X. DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC: Jakarta