Anda di halaman 1dari 7

Bunga Cengkeh (Caryophylli Flos)

Bagian yang digunakan : Bunga yang masih kuncup


Tanaman Asal : Eugenia caryophyllus Spreng.
I. CARA KERJA
A. Waktu panen :
Tanaman yang berumur 6 tahun dapat mulai dipetik kuncup bunganya. Kuncup-
kuncup ini mulai berwarna putih,kemudian hijau,dan akhirnya merah. Kuncup bunga
harus dipetik ketika warna berubah dari hijau menjadi merah. Selanjutnya, kuncup bunga
diasapi,dijemur dan dilepaskan dari tangkainya.
B. Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi
ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada
tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai
harga dan mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika
tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu.
C. Pemeraman
Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam
karung atau peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat
waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat
mengkilap.
D. Pengeringan
Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar
air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah
terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 %
cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.Pengeringan dapat dilakukan
secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara alami. Pengeringan dengan cara alami
dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik matahari dengan menggunakan
lantai beton atau anyaman bambu. Pengeringan secara alami umumnya tidak mengalami
banyak hambatan karena pada umumnya cengkeh dipanen pada musim kemarau. Apabila
tidak ada mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari. Tanda bahwa
cengkeh sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila
ditekan.

II. UJI KARAKTERISASI


Tabel 1. Karakteristik dan Penapisan Fitokimia Ekstrak
Kadar air (% v/b) 18
Kadar abu total (% b/b) 2,6
Kadar abu larut air (% b/b) 1,8
Kadar abu larut asam (% b/b) 0,7
Kadar sari larut etanol (% b/b) 12,0
Kadar sari larut air (% b/b) 10,4
Hasil pemeriksaan mikroskopik fragmen pengenal dari simplisia bunga cengkeh dalam
penelitian ini antara lain serbuk sari lepas kelenjar minyak skizolisigen, berkas pembuluh
dan serabut sklerenkim, epidermis dasar bunga, dan fragmen dasar bunga.
Dalam Materia Medika Indonesia Jilid VI disebutkan bahwa fragmen pengenal yang
dimiliki oleh kulit bunga cengkeh antara lain; fragmen dasar bunga (hipantium), sel
epidermis, stomata, kelenjar minyak skizolisigen, kepala sari dan serbuk sari berkelompok
atau lepas, fragmen berkas pembuluh, fragmen serabut sklerenkim(40).

Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia bunga cengkeh


(a) serbuk sari lepas
(b) kelenjar minyak skizolisigen
(c) berkas pembuluh dan serabut sklerenkim
(d) epidermis dasar bunga,
(e) sel batu dan sklereida
Dalam Materia Medika Indonesia Jilid VI disebutkan bahwa ciri-ciri
makroskopik bunga cengkeh adalah bunga panjangnya 10 mm sampai 17,5 mm;
dasar bunga berisi 4, agak pipih, bagian atas meliputi bakal buah yang tenggelam,
berongga 2 berisi banyak bakal buah melekat pada sumbu plasenta. Daun kelopak
4 helai tebal bentuk bundar telur atau segitiga, runcing, lepas. Daun mahkota 4
helai warna lebih muda dari warna kelopak, tidak mekar tipis seperti selaput
saling menutup seperti susunan genting. Benang sari banyak berbentuk
melengkung ke dalam; tangkai agak silinder segi empat panjangnya 2,5 mm
sampai 4 mm(40).
III. SKRINING FITOKIMIA
Kandungan Kimia :
Flavonoid +
Saponin +
Alkaloid +
Tanin +
Steroid/Triterpenoid +

Minyak Atsiri +

Keterangan :
+ = menunjukkan adanya golongan senyawa uji
- = menunjukkan tidak adanya golongan senyawa uji
IV. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Fase Diam : Silica gel F254 (Al – Sheet)
Fase Gerak : Toluen : Etil Asetat (93 : 7)
Senyawa Marker yaitu kaffein
penampak bercak reagen dragendorff
cara kerja
Karakterisasi Parameter Fisika Simplisia

1) Penetapan Susut Pengeringan (Moist balance)


a) Satu gram serbuk simplisia ditimbang seksama dan dimasukkan kedalam kruss
porselen bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105˚C selama 30
menit dan telah ditara.
b) Simplisia diratakan didalam kruss porselen dengan menggoyangkan kruss hingga
merata.
c) Kruss dimasukkan kedalam oven kemudian dibuka penutupnya dan dipanaskan
pada temperatur 100-105˚C.
d) Kruss ditimbang dan dilakukan pemanasan secara berulang hingga didapatkan
bobot yang konstan.
e) Dilakukan perhitungan susut pengeringan dengan rumus:

2) Penetapan Kadar air (Destilasi)


a) Ditimbang secara seksama 2 gram serbuk simplisia
b) Dimasukan ke dalam LAB dan dituang 200 mL toluen ( Beri batu didih)
c) Paaskan labu hati-hati selama 15 menit
d) Tampung fase air yang diperoleh dan hitung rendemen kadar air dengan rumus :
= Volume air x 100%

Berat simplisia awal

3) Penetapan kadar abu (Tanur)


a) Ditimbang secara seksama 2 gram serbuk simplisia.
b) Dimasukkan kedalam kruss porselen yang telah dipijarkan dan ditara.
c) Kruss dipijarkan secara perlahan hingga arang habis, kemudian didinginkan dan
ditimbang.
d) Kadar abu total dihitung terhadap berat ekstrak dan dinyatakan dalam % b/b.

1. Identifikasi senyawa kimia


a. Sari dalam n-heksana
Cara penyarian : Sejumlah 25 gram sampai 50 gram serbuk simplisia disari dengan n-heksana (1:10)
dengan cara pengocokan berkali-kali, sehingga hasil pengocokan terakhir bila
diuapkan tidak meninggalkan sisa. selanjutnya dilakukkan penyaringan dengan
kain flanel. Sari dalam petroleum eter yang diperoleh dipekatkan sampai menjadi
25 ml.

1.) Minyak Atsiri


Filtrat + sudan III 2-3 tetes = (+) merah jingga
2.) Steroid
Filtrat diuapkan hingga kering + asam asetat anhidrat/eter 1 tetes + H 2SO4 P 3 tetes = (+)
biru hijau / merah unggu

b. Sari dalam eter


Cara Penyarian : Serbuk sisa penyarian dengan n-heksana disari kembali dengan eter dengan
cara pengocokan berkali-kali, sehingga hasil pengocokan terakhir bila diuapkan
tidak meninggalkan sisa. selanjutnya dilakukkan penyaringan dengan kain flanel.
Sari dalam eter yang diperoleh dipekatkan sampai menjadi 25 ml.

1.) Alkaloid
Filtrat + Bouchard = (+) endapan coklat
Filtrat + Dragendroff = (+) jingga
Filtrat + Wagner = (+) coklat
2.) Flavonoid
Filtrat + HCL P + FeCl3 = (+) kuning / jingga kehijauan

c. Sari dalam etanol-air


Cara Penyarian : Serbuk hasil penyarian dengan eter disari dengan campuran etanol-air (70:30)
atau lebih lazim disebut etanol 70% dengan pengocokan berkali-kali. Sehingga
hasil pengocokan terakhir bila diuapkan tidak meninggalkan sisa. selanjutnya
dilakukkan penyaringan dengan kain flanel. Sari dalam etanol dipekatkan hingga
menjadi 25 ml.

1.) Tanin
Filtrat + FeCl3 = (+) biru kehijauan
Filtrat + gelatin 1-2 tetes + NaCl 10% 5ml = (+) endapan putih
2.) Saponin
5ml filtrat di kocok hingga berbuih + HCl 2N 1 tetes = (+) buih tidak hilang

1. Analisis kandunyan senyawa kimia dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)


a. Penyediaan larutan zat yang diperiksa
i. Alkaloid
Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian dibasahi dengan 1 ml amonia
encer. Bahan disari dengan 5ml methanol dilakukan dengan pengadukan pada
suhu 60OC selama 15 menit. Filtrat selanjutnya diuapkan dan digunakan untuk
pemeriksaan KLT.
i. Antraglikosida, Arbutin, zat pahit dan Flavonoid
Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian disari dengan 5 ml methanol.
Penyarian dilakukan dengan cara dipanaskan diatas tangas air selama 15
menit. Filtrat selanjutnya diuapkan dan digunakan untuk pemeriksaan KLT.
ii. Saponin
Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian disari dengan 5 ml methanol.
Penyarian dilakukan dengan cara dipanaskan diatas penangas air selama 15
menit. Sari duapkan sampai diperoleh 1ml, kemudian ditambahkan dengan 0,5
ml air dan 3 ml butanol, sambil dikocok. Filtrat digunakan untuk pemeriksaan
KLT.
iii. Glikosida jantung
Ditimbang 1 g serbuk simplisia,kemudian ditambahkan 5 ml larutan
methanol. 50% dan 10 ml larutan timbale (II) asetat Lp. Campuran dipanaskan
diatas tangas air slama 10 menit. Filtrat setelah dingin disari 2 kali, masing-
masing dengan 10 ml diklormetana. sari dikumpulkan, kemudian diuapkan.
Sisa dilarutkan dalam campuran diklormetana. dan methanol (1:1). Filtrat
digunakan untuk pemeriksaan KLT.
iv. Minyak atsiri, Kumarin, asam fenolkarbosilat dan Valepotriat
Ditimbang 1 g serbuk simplisia, kemudian disari dengan 10 ml
diklormetana. penyarian dilakukan dengan cara direfluks selama 15 menit.
Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan ampai kering. Sisa dilarutkan dalam
1 ml toulena. Filtrat digunakan untuk pemeriksaan KLT.
b. Sistem KLT yang digunakan berdasarkan literatur untuk masing-masing senyawa
yang diidentifikasi.

Anda mungkin juga menyukai